Anda di halaman 1dari 4

TATA TERTIB DAN PERATURAN TURNAMEN TENIS MEJA 2017

GRIA JAKARTA PAMULANG

1. Umum
a. Peserta harap menggunakan kaos/kostum olah raga yang pantas.
b. Peserta harap menggunakan sepatu olah raga/sport/kets.

2. Peserta
a. Peserta adalah warga Gria Jakarta Pamulang, RT 05/08.
b. Nama peserta sudah harus terdaftar di panitia turnamen/online.
c. Peserta pertandingan hanya berlaku untuk partai single putra.

3. Penentuan Lawan Tanding


a. Penjelasan tentang peraturan pertandingan akan ditempel di balai serbaguna Gria
Jakarta (ITTF 2017), dan penentuan lawan tanding akan diundi oleh panitia. Pemain yang
sudah mahir akan disebar merata di seluruh grup.
b. Hasil undian lawan pertandingan bersifat mutlak dan tidak dapat ditukar.

4. Lapangan dan Waktu Pertandingan


a. Pertandingan dilaksanakan di balai serbaguna Gria Jakarta, sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan oleh panitia, yaitu setiap hari Sabtu dan Minggu dibagi dalam 3
gelombang, yaitu:
Gelombang 1: pukul 09.00-12.00 WIB,
Gelombang 2: pukul 15.00-18.00 WIB,
Gelombang 3: pukul 19.00-22.00 WIB .
Pertandingan dimulai tanggal 15 Juli 2017 sd 6 Agust 2017.
Jadwal Pertandingan akan ditempel di balai serbaguna Gria Jakarta.
b. Peserta pertandingan harus sudah siap di lapangan pertandingan 15 menit sebelum
pertandingan.
c. Apabila telah tiba waktu pertandingan dan ditunggu sampai 1 gelombang berakhir, salah
satu dari lawan tidak hadir, maka pemain yang bersangkutan dianggap kalah atau gugur.
Keputusan kalah atau gugur karena ketidakhadiran peserta ini, berada di tangan panitia
atau wasit utama yang memimpin pertandingan .
d. Waktu pertandingan tidak dapat diundur atau dimajukan dengan alasan apapun
(termasuk alasan menunggu pemain), kecuali terjadi perubahan waktu karena lama
pertandingan sebelumnya yang melebihi atau kurang dari waktu yang telah ditentukan.

5. Sistem Pertandingan
a. Sistem pertandingan pada babak penyisihan akan dibagi menjadi 8 grup dg sistem
setengah kompetisi.
b. Pemenang juara 1 dan 2 pada babak penyisihan di setiap grup akan masuk babak kedua,
sehingga didapatkan ada 16 orang yg masuk babak kedua.
c. Pertandingan pd babak kedua ini akan tetap menggunakan sistem setengah kompetisi,
yaitu dari 16 peserta yg masuk babak kedua akan dibagi menjadi 4 grup, dg masing-
masing 4 peserta. Pada babak kedua ini peserta grup akan diatur sedemikian rupa agar
tidak ketemu lagi dengan peserta grup pada babak penyisihan pertama.
d. Pemenang juara 1 dan 2 pd babak kedua di setiap grup akan masuk ke babak ketiga,
sehingga didapatkan 8 orang peserta di babak ketiga.
e. Sistem yg digunakan pd babak ketiga adalah sistem gugur, dg pertemuan silang misal
juara 1 grup A akan bertemu dg juara 2 grup B, begitu juga sebaliknya. Demikian jg juara
1 grup C bertemu juara 2 grup D, dan sebaliknya. Sehingga didapatkan 4 orang yg masuk
ke babak semifinal dan final hingga didapatkan juara 1,2,3 dan 4.
f. Pemain yg sudah mahir akan disebar merata di setiap grup, sedangkan pemain yg laen
akan diundi pembagian grupnya.
g. Dalam sistem setengah kompetisi, utk pemenang akan mendapat 2 poin, yg kalah
mendapat 1 poin dan yg WO/gugur mendapat 0 poin.
h. Untuk babak penyisihan pertama menggunakan perhitungan 11 angka (perpindahan
servis 2 angka), best of three (two winning set). Sedangkan babak kedua dan seterusnya
menggunakan perhitungan 11 angka (perpindahan servis 2 angka), best of five (three
winning set).

Contoh perhitungan sistem setengah kompetisi:


Contoh pertama:
Untuk menentukan peringkat pemain dilakukan dengan metode pemberian poin. Pemenang
mendapatkan poin 2 baik dari hasil kemenangan yang didapat dari bermain ataupun musuhnya
WO, dan pemain yang kalah mendapatkan poin 1 untuk setiap pertandingan yang dilangsungkan
hingga selesai namun jika pemain yang kalah untuk pertandingan yang tidak selesai dengan
sempurna atau kalah WO hanya mendapatkan poin 0. Contoh: Dari hasil pertandingan, A
mendapat 6 poin, B mendapat 4, C mendapat 3 dan D mendapatkan 5, sehingga penentuan
peringkat pemain dapat dilakukan dengan cepat sesuai poin yang didapat masing-masing
pemain dengan hasil final ranking menunjukkan A di peringkat tertinggi, kemudian diikuti D, B,
dan C.

Contoh kedua:
Pada sebuah pertandingan yang sebenarnya, jarang terjadi hasil peringkat yang langsung dapat
dibedakan dengan jelas seperti kasus di contoh pertama. Pada kasus di contoh kedua ini, misal B
dan D memiliki nilai yang sama yaitu 5 sedangkan A dan C memiliki poin yang sama juga yaitu 4.
Jika dilihat dari poin yang didapat maka B dan D adalah kandidat yg merebutkan peringkat 1 dan
2 sedangkan A dan C merebutkan posisi 3 dan 4. Nah untuk mencari pemain yang berhak
menduduki peringkat pertama maka yang dilihat pertama kali adalah posisi relatif atau hasil
pertandingan antara B dengan D yang sama-sama memperebutkan peringkat pertama, bukan
dihitung dari rasio kemenangannya. Dan karena D mengalahkan B di kasus contoh kedua ini
maka otomatis D-lah juara di Grup ini. Begitu juga dengan penentuan peringkat ketiga di mana A
mengalahkan C yang memiliki poin yang sama sehingga A berhak menempati peringkat ketiga
dan C harus puas di posisi ke-4.

Contoh ketiga:
Pada kasus di contoh ketiga, ada sedikit komplikasi atau kerumitan yang timbul. Misal C
mendapatkan poin 3, sedangkan A, B dan D masing-masing memiliki nilai yang sama yaitu 5.
Maka langkah-langkah berikut ini diperlukan untuk menentukan siapa sebenarnya yang berhak
menduduki peringkat ke-1 sampai ke-3 nya. Langkah pertama, hilangkan dulu semua hasil
pertandingan yang didapat dari C yang poinnya tidak sama. Dengan menghilangkan hasil yang
didapat dari C di maka sekarang poin yang diperoleh A, B dan D sama-sama 3 dan karena A, B
dan D saling mengalahkan satu sama lain kita tidak dapat menggunakan hasil head to head
untuk menentukan peringkat melainkan dengan menghitung rasio menang/kalah set di dalam
hasil game yang tertera dan membuat kolom baru yang berisi nilai rasio menang/kalah set
tersebut. A memiliki rasio menang/kalah set 4/5, sedangkan B memiliki rasio 5/3 dan rasio yang
didapat D adalah 3/4, sehingga jika diurutkan dari besar ke kecil akan didapatkan peringkat ke-1
sampai ke-3 nya yaitu B, A, D. Sedangkan C sudah jelas dari awal berada di posisi terakhir.

Contoh keempat:
Pada kasus di contoh keempat ini, merupakan modifikasi kasus ketiga dimana setelah kita
menghilangkan C dari bagan karena poinnya tidak sama, kemudian kita menghitung rasio
menang/kalah set dari A, B dan D namun hasilnya ternyata masih sama juga ketiganya memiliki
rasio menang/kalah set 5/5. Jika terjadi hal seperti ini, maka kita harus menghitung rasio poin
kemenangan/rasio poin kekalahan di kolom baru seperti pada bagan berikut ini:
Dari perhitungan rasio poin menang / rasio poin kalah, didapatkan hasil untuk A 89/95, B 100/98
dan D 101/97, sehingga jika diurutkan dari yang terbesar maka akhirnya dapat ditentukan
peringkatnya yaitu D, B, A dan C. Di dalam bagan A vs B didapatkan poin = 11-9, 7-11, 11-8, 7-11,
11-6. Begitu juga di dalam bagan A vs D didapatkan = 11-9, 4-11, 6-11, 11-7, 10-12. Nah setelah
poinnya lengkap tinggal anda jumlah saja semua poin yang dimenangkan A = 89 dan semua poin
kalah A = 95 maka didapat rasio poin menang / kalahnya = 89/95. Yang lain mengikuti. Apabila
hasil perhitungan pada contoh ke-4 masih sama juga, maka untuk menentukan pemenang
dilakukan pengundian.

6. Peraturan Pertandingan
a. Penjelasan lengkap tentang peraturan pertandingan akan ditempel di balai serbaguna
Gria Jakarta (ITTF 2017).
b. Saat melakukan servis, bola harus dilambungkan.
c. Saat servis, jika bola menyentuh net (netting) dan kemudian masuk, maka servis diulang
(tidak ada batas maksimal netting), namun jika bola keluar, maka pertambahan nilai
untuk lawan.
d. Apabila dalam pertandingan bola keluar dari lapangan dan sengaja ditangkap atau
terkena bet pemain, maka menjadi tambahan poin untuk lawan.
e. Apabila dalam pertandingan tangan bebas pemain menyentuh meja, maka menjadi
tambahan poin untuk lawan. Sedangkan apabila bet menyentuh meja, pertandingan
tetap diteruskan (tidak ada poin untuk lawan).
f. Peraturan yang tidak tertera dalam peraturan ini akan disampaikan pada saat
pertandingan.

7. Perlengkapan Pertandingan
a. Meja, Net, Bola dan Bet Standard, disediakan oleh panitia.
b. Pemain diperbolehkan menggunakan bet sendiri dengan ketentuan bet yang digunakan
adalah bet standard, sesuai dengan aturan ITTF 2017.

8. Wasit
a. Wasit pada kejuaraan ini adalah wasit yang berasal dari PTM Gria Jakarta, yang sudah
biasa bermain sesuai dengan aturan ITTF.
b. Keputusan wasit adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

9. Protes
a. Protes yang bersifat teknis diajukan langsung pada saat pertandingan berlangsung.
b. Apabila satu sengketa tidak dapat diselesaikan oleh wasit anggota, maka keputusan
terakhir ditentukan oleh wasit ketua.

10. Juara Dan Hadiah


a. Juara 1: Uang pembinaan Rp. 1.500.000,- + Trophy
b. Juara 2: Uang pembinaan Rp. 1.000.000,- + Trophy
c. Juara 3: Uang pembinaan Rp. 750.000,- + Trophy
d. Juara 4: Uang pembinaan Rp. 500.000,- + Trophy

Anda mungkin juga menyukai