Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan di Kota Batu

Perkembangan dan Prestasi Pendidikan di Kota Batu

P
endidikan dalam pandangan umum dianggap sebagai salah satu metode yang
paling efektif guna meningkatkan pembangunan, karena itulah negara-negara
berkembang mencurahkan perhatian yang cukup besar terhadap kemajuan
bidang pendidikan. Demikian juga pada beberapa kesempatan kerja sebagai kebutuhan hidup,
mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu sebagai salah satu prasyaratnya. Dengan taraf
pendidikan tertentu status atau derajat seseorang dapat terangkat.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar manusia untuk mengembangkan
kepribadian dan meningkatkan kemampuannya. Oleh karenanya dewasa ini masyarakat sudah
menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan primer (utama) dan pendidikan sudah
menjadi simbol dari “status sosial (title minded)” dan merupakan sarana yang diharapkan
mampu menyelesaikan banyak permasalahan dalam kehidupan.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, maka peningkatan kualitas pendidikan harus
terus dibenahi dan ditingkatkan guna menjawab berbagai tantangan hidup serta tantangan
zaman. Dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melalui “Dinas Pendidikan Kota
Batu” telah berupaya untuk membuat kualitas pendidikan di Kota Batu menjadi lebih baik.
Program pengembangan dan perbaikan pendidikan intensif dilakukan untuk menjadikan Kota
Batu lebih baik. Karena dengan peningkatan mutu tersebut maka akan banyak Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas yang akan tercipta. Hal itu tentu akan turut serta dalam
menyumbangkan prestasi dan kontribusi SDM dalam pembangunan Kota Batu supaya lebih
baik.

1. Perkembangan Pendidikan di Kota Batu

Kota Batu terkenal dengan sektor agraris dan pariwisatanya. Hal ini dikarenakan Kota
Batu memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah dan juga ditambah dengan adanya
keindahan panorama alam dengan didukung oleh kesuburan tanahnya. Tak heran jika kedua
sektor tersebut menjadi tumpuan utama Kota Batu hingga maju sampai seperti sekarang ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu pun telah bekerja dengan sangat baik memajukan kedua
sektor tersebut. Tetapi tak hanya kedua sektor utama tersebut yang hanya di majukan, tetapi
sektor pendukung untuk pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pun juga
ikut dimajukan. Peningkatan kualitas SDM tersebut tentunya melalui bidang ‘pendidikan’.
Pembangunan instansi pendidikan untuk mewadahi kebutuhan pengembangan SDM
warga Kota Batu telah diusahakan dari berbagai pihak mulai dari pihak Pemerintah Kota

1
Pendidikan di Kota Batu

(Pemkot) Batu sampai pihak swasta. Kini telah tercatat banyak jenjang instansi pendidikan
mulai dari dasar hingga atas sudah berdiri di Kota Batu. Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan Kota Batu, Kota Batu memiliki cukup banyak jumlah sekolah yang memadai.
Sekolah tersebut mulai dari jenjang jenjang terkecil yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) atau
Raudhatul Athfal (RA) sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Atas atau sederajat
(SMA/MA/SMK), baik itu dari swasta maupun negeri. Ada pun data-data jumlah sekolah
yang tercatat di Dinas Pendidikan Kota Batu adalah sebagai berikut:
Pertama, jenjang paling dasar yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudhatul
Athfal (RA) baik negeri ataupun swasta, TK/RA Negeri tercatat sebanyak 5 buah sekolah,
sedangkan untuk TK/RA Swasta tercatat sebanyak 90 buah sekolah. Kedua, untuk jenjang
berikutnya yaitu Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), untuk SD/MI Negeri
tercatat sebanyak 66 buah sekolah, dan untuk SD/MI Swasta tercatat sebanyak 30 buah
sekolah. Ketiga, jenjang sekolah berikutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
Madrasah Tsanawiyah (MTs), untuk SMP/MTs Negeri tercatat sebanyak 10 buah sekolah,
sedangkan untuk SMP/MTs Swasta tercatat sebanyak 22 buah sekolah. Keempat, jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA), untuk SMA/MA Negeri
tercatat sebanyak 4 buah sekolah, dan untuk SMA/MA Swasta tercatat sebanyak 13 buah
sekolah. Kelima, jenjang terakhir setingkat SMA/MA yaitu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), untuk SMK Negeri tercatat sebanyak 3 buah sekolah, sedangkan SMK Swasta
tercatat sebanyak 12 buah sekolah.
Untuk data rasio sebaran perbandingan antara jumlah murid dan guru akan dipaparkan
berikut ini berdasarkan data statistik pada tiap kecamatan di Kota Batu. Di “Kecamatan
Batu” di tahun 2014 dan 2015 pada tingkatan pendidikan TK, total keseluruhan jumlah guru
TK adalah sebanyak 267 orang sedangkan jumlah muridnya sebanyak 3.198 orang.
Sehingga rasio guru terhadap murid sebesar 11,98%. Untuk pendidikan tingkat pada SD
ketersediaan guru tercatat sebanyak 623 orang, dengan perbandingan total jumlah murid
sebanyak 9.743 orang. Maka, rasio jumlah guru terhadap jumlah murid sebesar 15,64%.
Kemudian pada tataran pendidikan tingkat SLTP (SMP) dan sederajat, jumlah total
keseluruhan guru berjumlah 452 orang. Sedangkan jumlah total keseluruhan dari murid
adalah sebesar 6.189 orang. Maka, prosentase rasio guru terhadap murid sebesar 13,69%.
Kemudian untuk jenjang SLTA dan Aliyah, total jumlah guru keseluruhan adalah 351
orang. Sedangkan untuk jumlah muridnya sendiri adalah sebesar 2.814 orang. Sehingga jika
ditotal maka prosentase rasionya sebesar 8,02%. Terakhir untuk jenjang pendidikan SMK,
total jumlah keseluruhan guru sebesar 373 orang. Sedangkan untuk total jumlah keseluruhan

2
Pendidikan di Kota Batu

murid adalah sebesar 3.452 orang. Jika di total maka rasio jumlah guru dan murid sebesar
9,25%.
Berdasarkan dari data sebaran rasio antara murid dan guru di Kecamatan Batu
tersebut, secara umum dapat dikatakan terjadi peningkatan jumlah guru. Dari data yang telah
dipaparkan diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk tingkat SD rasio guru terhadap murid
mencapai 15,64% artinya rata-rata seorang guru mengajar sebanyak 16 murid. Pada jenjang
pendidikan SLTA dan Madrasah Aliyah, rasionya hanya 8,02%, artinya rata-rata seorang
guru mengajar hanya 8 orang murid, namun demikian perlu dipahami bahwa pada jenjang
SLTA, umumnya setiap mata pelajaran dipegang oleh satu orang guru.
Pemaparan data berikutnya ini, yaitu pada “Kecamatan Bumiaji”. Pada kecamatan
Bumiaji terdapat beberapa instansi pendidikan dari tingkat paling dasar sampai tingkat atas
baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data statistik kecamatan pada tahun 2013 dan 2014
jumlah TK pada Kecamatan Bumiaji adalah sebanyak 28 buah, kemudian untuk jumlah
SD/MI adalah sebanyak 27 buah. Untuk tingkat SLTP (SMP)/MTs jumlah sekolah yang
tersedia sebanyak 7 buah. Dan terakhir untuk sekolah tingkat SLTA (SMA)/MAN adalah
sebanyak 2 buah. Menariknya Kecamatan Bumiaji adalah ‘satu-satunya’ kecamatan di
Kota Batu yang tidak memiliki SLTA (SMA/SMU) Negeri dan juga SMK.
Masih berdasarkan data statistik dari Kecamatan Bumiaji pada tahun 2013 dan 2014,
terdapat data jumlah keseluruhan rasio perbandingan antara jumlah guru dan murid. Berikut
pemaparannya: Untuk pendidikan tingkat TK pada tahun 2013, jumlah total murid pada 28
sekolahan TK di Bumiaji sebanyak 1.391 orang dan jumlah gurunya sebanyak 121 orang.
Sehingga rasio antara murid dan guru terhitung sebesar 11,50% sedangkan perbandingan
antara murid dan sekolah adalah 49,68%. Kemudian berdasarkan data tahun 2014 terjadi
peningkatan jumlah murid pada total 28 sekolah yang ada di Kecamatan Bumiaji. Total
murid SD tersebut sebanyak 1.559 orang sedangkan jumlah total keseluruhan guru tetap
sebanyak 121 orang. Sehingga rasio murid dan guru sebanyak 12,88% dan rasio murid
dengan sekolah menjadi 55,68%.
Untuk jenjang pendidikan tingkat SD/MI di Kecamatan Bumiaji tahun 2013 dan 2014
tercatat terdapat total 27 buah sekolah dari swasta maupun negeri. Pada tahun 2013 dan 2014
terdapat perbedaan jumlah rasio guru dan murid, dimana terdapat penurunan guru dan murid
di tahun 2014. Di tahun 2013 total jumlah murid sebanyak 4.923 orang, sedangkan jumlah
gurunya adalah sebanyak 388 orang. Jadi, prosentase rasio perbandingan guru dan murid
adalah sebanyak 12,69% sedangkan total prosentasi jumlah murid dengan sekolah adalah
182,33%. Kemudian di tahun 2014 ketika ada penurunan rasio guru dan murid, total jumlah

3
Pendidikan di Kota Batu

muridnya sebanyak 4.537 orang dan untuk guru sebanyak 299 orang. Sehingga prosentase
perbandingan murid dan guru menjadi 15,17% dan prosentasi antara jumlah murid dengan
sekolah menjadi 168,02%.
Pada jenjang pendidikan tingkat SLTP (SMP)/MTs yaitu pada tahun 2013 dan 2014,
tercatat bahwa Kecamatan Bumiaji memiliki 7 buah sekolah baik negeri ataupun swasta.
Berbeda dengan permasalahan yang terdapat di tingkat SD/MI, di Kecamatan Bumiaji pada
tahun 2014 terdapat peningkatan jumlah guru sedikit lebih banyak dibandingkan tahun 2013.
Pada tahun 2013 jumlah total keseluruhan murid sebanyak 1.535 orang dan jumlah guru
sebanyak 150 orang. Sehingga prosentase perbandingan antara jumlah murid dan guru adalah
10,81% dan prosentase perbandingan rasio antara murid dan sekolah sebesar 219,29%. Pada
tahun 2014 jumlah murid menurun menjadi 1.171 orang, sedangkan jumlah guru bertambah
8 orang sehingga menjadi 150 orang. Maka prosentase perbandingan antara murid dan guru
menjadi 7,81% dan prosentase antara murid dan sekolah menjadi 167,29%.
Lalu pada jenjang pendidikan tingkat SLTA (SMA)/MAN pada tahun 2013 dan 2014
tercatat di Kecamatan Bumiaji terdapat 2 buah sekolah swasta. Dan pada tahun 2014
terdapat progres kenaikan jumlah guru yang cukup signifikan, sedangkan untuk jumlah murid
mengalami sedikit penurunan. Pada tahun 2013 tercatat jumlah keseluruhan murid adalah
sebanyak 461 orang dan jumlah guru sebanyak 64 orang. Sehingga perbandingan prosentase
antara murid dan guru adalah 7,20% dan prosentase perbandingan antara murid dan sekolah
adalah sebesar 230,50%. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014, jumlah murid mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya sebanyak 457 orang. Tetapi untuk jumlah guru
meningkat secara drastis dari tahun sebelumnya, totalnya yaitu 90 orang. Sehingga total
prosentase murid dan guru adalah sebesar 5,08% dan prosentase perbandingan murid dan
sekolah sebesar 228,50%.
Dari pemaparan data diatas dapat dikatakan, selama tahun 2014 rasio murid terhadap
guru di Kecamatan Bumiaji untuk tingkat SD/MI sebesar 15,17%. Ini berarti seorang guru
mempunyai tanggungjawab untuk membimbing murid sebanyak 15 orang. Untuk tingkat
SLTP (SMP)/MTs dan SLTA (SMA)/MAN masing-masing rasionya sebesar 7,81% dan
5,08%. Dari angka tersebut dapat diartikan bahwa beban guru yang mengajar di SD/MI lebih
berat dibandingkan dengan guru SLTP (SMP)/MTs dan SLTA (SMA)/MAN. Tetapi secara
keseluruhan, penambahan jumlah guru di tingkat SLTP dan SLTA merupakan prestasi yang
bagus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Di kecamatan terakhir yaitu Kecamatan Junrejo, data yang tercatat di data statistik
Kecamatab Junrejo adalah data tahun 2015. Pada tahun tersebut tidak ada perbedaan yang

4
Pendidikan di Kota Batu

signifikan antara tahun 2014 dan tahun 2015 terhadap jumlah sekolah. Untuk jumlah murid
terjadi peningkatan akan tetapi jumlah guru tidak mengalami penurunan yang berarti. Untuk
murid SD total jumlah murid di tahun 2015 adalah sebanyak 4.723 orang. Dan jumlah total
keseluruhan guru SD adalah sebesar 116 orang. Sehingga prosentase rasio sekolah terhadap
murid adalah sebesar 189,58%. Untuk murid SMP, jumlah keseluruhan muridnya adalah
sebanyak 2.053 orang. Untuk jumlah total gurunya, sebanyak 148 orang. Sedangkan total
prosentase sekolah terhadap murid adalah sebesar 591,16%. Kemudian pada jenjang SMA,
jumlah keseluruhan murid adalah sebesar 1.064 orang. Sedang untuk jumlah gurunya adalah
sebanyak 109 orang. Prosentase sekolah terhadap murid sebesar 532%. Terakhir, yaitu
jenjang SMK, jumlah muridnya adalah sebesar 182 orang. Dan jumlah gurunya sebanyak 87
orang. Untuk prosentase perbandingan antara sekolah dengan murid yaitu 182%.
Berdasarkan Data Statsitik Kota Batu tahun 2016 rata-rata lama sekolah juga
merupakan indikator untuk mengetahui tingkat pendidikan yang telah dicapai. Rata-rata
lamanya sekolah untuk Kota Batu selalu mengalami kenaikan dari tahun 2013 sampai dengan
2015. Pada tahun 2013 rata-rata lama sekolah 8,34 tahun, kemudian meningkat menjadi 8,44
tahun pada tahun 2015. Hal ini mengandung arti bahwa pada tahun 2015 penduduk Kota Batu
yang berusia 15 tahun keatas rata-rata menempuh pendidikan formal selama 8,44 tahun atau
setara SMP. Penduduk Kota Batu yang tamat SLTA atau yang sederajat pada tahun 2015
sebesar 26,38% sedangkan yang menamatkan sekolah sampai jenjang perguruan tinggi
mencapai 10,04%. Selain itu penduduk Kota Batu yang tidak pernah sekolah/tidak tamat SD
sebesar 15,44% pada tahun 2015. Prosentase penduduk Kota Batu yang terbesar hanya
menamatkan sekolah sampai tingkat sekolah dasar yaitu sebesar 24,78% pada tahun 2015.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Batu untuk kelompok umur 7-12 tahun pada
tahun 2015 sebesar 100,00% yang berarti untuk semua anak usia sekolah dasar sudah
mengenyam pendidikan. Selanjutnya APS untuk usia SMP (13-15 tahun) sebesar 98,11%.
Dan APS untuk usia SMA (16-18 tahun) sebesar 76,67%. Hanya APS untuk usia SD (07-12)
dan SMA (16-18) yang mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 yaitu mencapai
100,00% dan 76,67%. Apabila diperhatikan semua usia sekolah, semakin tinggi usia sekolah
Angka Partisipasi Sekolahnya semakin kecil. Meningkatnya nilai APS di Kota Batu
merupakan salah satu pengaruh digulirkannya program BOS (Bantuan Operasional
Sekolah). Karena peningkatan yang signifikan di bidang pendidikan tersebut maka ‘buta
huruf’ sebagai masalah pendidikan yang paling dasar dapat ditekan sehingga saat ini di Kota
Batu penduduk yang tidak bisa baca tulis hanya sekitar 2,46%.

5
Pendidikan di Kota Batu

2. Prestasi dan Progres Pengembangan Pendidikan di Kota Batu


2.1. Prestasi Berbagai Elemen Pendidikan di Kota

Pendidikan Kota Batu tampak mulai menunjukkan geliatnya, berbagai perkembangan


yang signifikan telah diberikan berbagai instansi pendidikan di Kota Batu kepada masyarakat
Kota Batu. Selain itu cukup banyak prestasi yang telah diraih instansi-instansi pendidikan di
Kota Batu. Misalnya, tanggal 31 Mei sampai dengan 1 Juni tahun 2015 kemarin, perwakilan
kontingen Kota Batu (dengan total 120 orang siswa SD) berhasil mengumpulkan tiga buah
piala dari ajang “Pekan Seni Pelajar (PSP)” tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten
Banyuwangi. Hasil prestasi yang diraih yaitu Juara I melukis, Juara III patung, dan Juara
Harapan II musik tradisional.
Untuk tingkat instansi pendidikan banyak sekolah di Kota Batu yang mampu meraih
banyak prestasi. Misalnya, SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) banyak menyumbangkan
prestasi membanggakan bagi Kota Batu baik dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Prestasi-prestasi tersebut antara lain tahun 2010-2011 berhasil Juara I karate putri olimpiada
olahraga nasional Kota Batu; Juara II komik 4 kotak peringatan bulan bahasa se-Malang
Raya; dan Juara I Spech Contest peringatan bulan bahasa se-Malang Raya. Pada tahun 2011-
2012 terpilih sebagai undangan terhormat sebagai pengisi acara negara di Hari Pendidikan
Nasional 2012.
Kemudian pada tahun yang sama (2011-2012), di tingkat Jawa Timur (Provinsi) untuk
kompetisi “Dhammadesana”, SMA SPI berhasil meraih Juara I kuis cerdas cermat; Juara
III ceramah Bahasa Inggris Agama Buddha; dan Juara III menyanyi solo Agama Buddha.
Pada tahun 2011-2012 juga, SMA SPI berhasil mempersembahkan gelar Juara I Speech
Contest se-Malang Raya dan juga Juara I Olimpiade Sains Geografi tingkat provinsi. Tahun
2012-2013 SMA SPI kembali mempersembahkan gelar di Lomba “Dhammadesana” tingkat
Jawa Timur sebagai Juara II cerdas cermat dan Juara II lomba cerpen. Dan tahun 2014
berhasil meraih gelar Juara Tinju Tingkat Proveinsi Jawa Timur.
Selain SMA Selamat Pagi Indonesia, juga terdapat SMAN 2 Batu yang terkenal
sebagai penghasil atlet-atlet olahragawan muda dan berkualitas di Kota Batu. Banyak alumni
sekolah ini yang menjadi atlet-atlet profesional di cabang olahraga masing-masing. Misalnya
Agung Fambudi, seorang atlet BMX Downhill yang pernah mengikuti kejuaraan Downhill
Tingkat Asia Tenggara di Malaysia, Thailand dan Singapura. Bahkan Agung Fambudi juga
pernah meraih gelar Runner-Up (Juara II) dalam sebuah Kejuaran Dunia Downhill yang
berlangsung di Gunung Banyak pertangahan 2010 lalu setelah kalah dari atlet asal Austalia.

6
Pendidikan di Kota Batu

Selain itu Agung Fambudi juga pernah mewakili Kota Batu dalam Pekan Olah Raga
Provinsi (Porprov) Jatim III di Kediri tahun 2011.
Atlet berbakat selain Agung Fambudi, yang pernah dihasilkan oleh SMAN 2 Batu
juga banyak tak salah jika sekolah ini disebut sebagai “gudangnya atlet olah raga”.
Sejumlah nama atlit dari SMAN 2 Batu antara lain Joni Effendy (atlet paralayang, sempat
mengikuti kejuaraan paralayang tingkat dunia di Russia), Ella Pertiwi (Bridge), Catur
Pamungkas (tim sepak bola Persekam Metro FC), Amirudin (Arema Junior), Syaifudin
(Bontang FC Junior), dan Anza (Deltras Sidoarjo Junior).
Selain atlet-atlet tersebut, tim SMAN 2 Batu selalu menjuarai kejuaraan futsal yang
ada di Kota Batu, juga beberapa kali menjadi pemenang dalam kejuaraan pelajar tingkat
Malang Raya (misalnya, Juara Grup Piala Pocari Sweet di Batu dan melaju ke tingkat
provinsi) maupun tingkat Jawa Timur. Banyaknya atlet yang dihasilkan oleh SMAN 2 batu
ini tak lepas dari perhatian yang diberikan kepada bidang mata pelajaran dan ekstrakulikuler
olahraga yang menjadi ciri khas SMAN 2 Batu.
Tak berhenti dalam mencetak prestasi di tingkat instansi pendidikan di Kota Batu, di
tingkat individu, Kota Batu juga memiliki banyak siswa-siswi berbakat yang mengharumkan
nama Kota Batu baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional. Salah satu contohnya
“Novia Permatasari” seorang siswi dari SMAN 1 Batu ini, merupakan salah seorang
perwakilan dari Kota Batu dan Jawa Timur dalam ajang Olimpiade Siswa Nasional (OSN)
Matematika ditingkat provinsi yang digelar di Yogyakarta pada 18 Mei 2015 hingga 23 Mei
2015 tahun kemarin.
Novia adalah salah satu dari sekian banyak siswa-siswi berbakat yang berasal dari
Kota Batu yang sudah berprestasi sejak dini dan sering mewakili Kota Batu dalam tingkat
kabupaten dan provinsi. Hal ini terbukti dari banyaknya prestasi yang sudah dia raih mulai
kelas V SD. Di kelas V SD, Novia menjadi Juara Harapan I OSN tingkat Kota Batu tahun
2008. Lalu Juara I Putri lomba siswa teladan SD/MI tahun 2009. Dalam lomba ini Novia
maju ketingkat provinsi dan mendapatkan Juara Harapan I Putri. Lalu OSN tingkat Kota
Batu tahun 2011 mendapatkan Juara II.
Pada tahun 2012 dia mengikuti Olimpiade matematika Vektor Nasional di Universitas
Negeri Malang dan menyabet juara SMP perorangan rayon Malang. Termasuk semifinalis
SMP perorangan dan menjadi finalis. Dalam OSN SMP tingkat Kota Batu 2012, dia
mendapatkan Juara I. Lalu Olimpiade Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional (RSBI)
se-Jawa Timur tahun 2012 mata pelajaran matematika, dia berhasil mendapatkan medali
emas. Setelah itu, dia mengikuti lomba matematika nasional tahun 2014 menjadi peserta

7
Pendidikan di Kota Batu

babak 50 besar tingkat SMA. Dan OSN Institut Teknologi Sepuluh November tahun 2015
menjadi semifinalis dan finalis.
Perlahan tapi pasti kini Kota Batu telah banyak berkembang dan melahirkan bibit-
bibit siswa-siswi baru yang berbakat di bidang akademik serta mampu mengharumkan nama
Kota Batu. Kemudian, selain mampu mencetak siswa-siswi di bidang akademik, Kota Batu
juga berhasil mencetak siswa-siswi di bidang non-akademik. Misalnya, berhasil mencetak
atlet-atlet muda berbakat yang mampu bersaing di kancah regional dan internasional. Para
siswa-siswi berbakat baik di bidang akademik dan non-akademik ini, berhasil menyumbang
banyak prestasi baik di tingkat individu dan instansi yang membuat nama Kota Batu menjadi
harum. Kini pihak Dinas Pendidikan Kota Batu tinggal mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pendidikan yang sudah ada untuk lebih baik lagi kedepannya.

2.2. Progres Pengembangan Pendidikan di Kota Batu

Dinas Pendidikan Kota Batu sendiri juga sedang melakukan banyak pengembangan
program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Batu salah satunya dalah program
sekolah gratis yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Kota Batu. Program ini dicanangkan
untuk mengejar target sesuai dengan motto visi-misi Kota Batu yaitu wajib belajar 12 tahun.
Dalam program sekolah gratis ini tidak hanya sekolah-sekolah negeri saja akan tetapi sekolah
swasta juga ikut digratiskan.
Tidak tanggung-tanggung jenjang yang ditargetkan pemerintah adalah mulai dari
jenjang pendidikan TK sampai SMA/SMK, pemerintah pun menyiapkan menyiapkan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memadai untuk mendukung berjalannya
program ini. Program sekolah gratis ini langsung dipuji oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy karena dianggap sebagai bentuk
kepedulian pemerintah kepada masyarakat dan sangat layak untuk dicontoh daerah lain.
Program tersebut mulai aktif dilakukan semenjak beberapa tahun kemarin. Pada tahun
2016 ini, Dinas Pendidikan Kota Batu berusaha intensif memutus mata rantai siswa putus
sekolah. Dinas Pendidikan Kota Batu mulai dengan cara melakukan pendataan jumlah kursi
kosong di sekolah-sekolah di semua jenjang. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kekurangan
siswa di setiap sekolah. Setelah data ketersediaan kursi kosong tersebut terkumpul semua
maka langkah selanjutnya tim survey Diknas akan berkeliling ke seluruh wilayah Kota Batu
untuk mendata anak usia sekolah namun tidak melanjutkan sekolah.
Mereka nantinya akan dimasukkan ke sekolah-sekolah yang masih memiliki jumlah
kursi kosong tersebut. Program ini pun dapat dilakukan karena mendapat dukungan dengan

8
Pendidikan di Kota Batu

disediakannya dana anggaran pendidikan di Kota Batu yang mencapai sekitar 20% dari dana
APBD dirasa sudah mencukupi untuk membiayai pendidikan untuk mencerdaskan rakyat
Batu. Di mana dengan anggaran pendidikan yang cukup besar dari dana APBD telah bisa
menggratiskan biaya sekolah. Bahkan, siswa sekolah masih diberikan sejumlah bantuan
mulai dari seragam sekolah, sepatu, makanan dan minuman sehat, serta lainnya.
Dari segi ‘kualitas’ Dinas Pendidikan Kota Batu sendiri juga semakin berbenah diri
dan meningkatkannya dari hari ke hari. Dinas Pendidikan Kota Batu berusaha mewujudkan
pendidikan berkelas di Kota Batu. Maka dari itu Dinas Pendidikan menggandeng “USAID
Prioritas” (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s
Teachers, Administrator and Students) sejak tahun 2015 kemarin. Program ini berjangka
waktu lima tahun ini menggunakan dana bantuan dari USAID sebesar 83,7 juta dollar
Amerika. Bentuk programnya adalah bantuan teknis untuk mendukung dan mengawal
kebijakan kurikulum yang dijalankan pemerintah.
Kegiatannya antara lain berupa pelatihan (ToT), di tingkat provinsi bagi fasilitator
daerah terpilih, pelatihan di tingkat kabupaten/kota bagi sekolah-sekolah mitra, serta
pendampingan implementasi kurikulum dan manajemen kepala sekolah sesuai program dan
tujuan USAID Prioritas. Tahap awal USAID Prioritas telah menyusun kerangka acuan
kerjasama (KAK) dengan Pemkot Batu. Kota wisata ini sudah memilih beberapa sekolah
yang akan dijadikan sekolah mitra yakni 2 gugus sekolah dari Kecamatan Batu dan Bumiaji
sejumlah 16 SD/MI. Untuk SMP, Dinas Pendidikan juga sudah menyiapkan 6 sekolah mitra
baik negeri, swasta maupuan MTsN.
Sebenarnya selain Kota Batu, juga ada 3 kabupaten yang juga terpilih untuk bermitra
dengan USAID Prioritas yaitu Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Lamongan. Terpilihnya 4 kabupaten/kota tersebut didasarkan pada komitmen pemerintah
daerah untuk memajukan pendidikan di wilayahnya, indeks mutu pendidikan, dan Indeks
Prestasi Manusia (IPM) dalam bidang pendidikan. Selain itu, ke-4 kabupaten/kota tersebut
juga telah menyediakan dana deseminasi khusus untuk mengembangkan program. Sedangkan
kabupaten yang sudah melaksanakan program ini terlebih dahulu, yaitu Kabupaten Madiun,
Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Blitar.
Usaha peningkatan kualitas dan mutu pendidikan ini perlahan membuat Kota batu
sekarang ini tidak hanya sebagai tempat untuk berwisata, tetapi berkat beliau-lah Kota Batu
sekarang menjadi barometer di bidang pendidikan nasional. Hal ini tegambar dengan
ditunjuknya Kota Batu sebagai salah satu tempat utnuk dilaksanakannya Program Paket
Direktorat P2TK Dikmen dari 10 kota di seluruh Indonesia. Tujuan dari program ini

9
Pendidikan di Kota Batu

sendiri adalah untuk menggali program-program unggulan sekolah yang baik yang nantinya
bisa diaplikasikan di daerah masing-masing peserta yang terhitung masih kurang.
Program ini di ikuti sebanyak 165 peserta dari 54 kabupaten dan kota dari sebagian
provinsi mulai dari Aceh hingga Papua dengan kriteria tertentu pastinya. Para peserta terdiri
dari pengawas, kepala sekolah dan kepala tata usaha sekolahan tingkat menengah atas.Peserta
yang berada di Batu sendiri berasal dari Papua, Gorontalo, Lampung, Bengkulu dan Riau.
Dalam program ini pihak Dinas Pendidikan kota Batu menunjuk SMAN 01 dan SMAN 02
serta SMA Selamat Pagi Indonesia sebagai salah satu tempat percontohan bagi delegasi
dari luar pulau Jawa ini.
Di Jawa Timur sendiri, yang ditunjuk Kementrian Pendidikan sebagai percontohan
dalam program ini adalah SMK di Surabaya dan SMA di Batu ini. Dari Dinas Pendidikan
Kota Batu sendiri, Kementrian Pendidikan menunjuk tenaga pengawas yang handal dan
berkompeten untuk membimbing para peserta dari luar pulau ini. Tenaga pengawas dari
Dinas Pendidikan Kota Batu diwakili oleh Titis Setiowati selaku pengawas SMA di Dinas
Pendidikan kota Batu dan sudah 4 kali melakukan kegiatan seperti ini. Dalam program ini
sendiri yang ditekankan adalah tentang tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) para pengawas
sekolah yang selama ini hanya sebatas itu-itu saja menjadi lebih benar sesuia fungsingnya
seperti menyusun program, melaksanakan, menilai, memonitoring, supervisi, serta pelaporan
program yang ada di sekolahan.
Selain itu, pihak Dinas Pendidikan Kota Batu juga menjadi contoh dalam pengenalan
karakter masyarakat yang lebih baik dalam lingkungan sekolah hingga bisa tercipta proses
belajar-mengajar yang baik dan mencapai program sasaran sekolahan. Beberapa peserta
kegiatan juaga mememuji bahwa dunia pendidikan di Batu khususnya di tingkat menengah
atas, kedepannya akan menjadi percontohan dan barometer pendidikan di kawasan Jawa
Timur. Bahkan salah satu peserta dari Papua sudah melirik kota Batu sebagai tempat belajar
dengan mengirim anak-anak firmasi dengan belajar di beberapa sekolah unggulan Kota Batu
ini.
Progres yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Batu telah membuahkan hasil, kini
tinggal upaya yang sudah disusun tersebut tetap konsisten dilaksanakan dan ditingkatkan. Hal
ini tentunya agar kedepannya Kota Batu tidak kekurangan dalam hal Sumber Daya Manusia
(SDM) yang terdidik dan terampil untuk membangun Kota Batu menjadi lebih baik lagi. Dan
tentunya harapan untuk menjadikan Kota Batu sebagai tolak ukur baromoeter pendidikan di
kawasan jawa Timur bahkan nasional dapat terealisasi dengan cepat.

10

Anda mungkin juga menyukai