PENDAHULUAN
1
yang bermutu baik dan aman diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan
individu dan kemakmuran masyarakat. Sayuran merupakan sumber pangan yang
mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan
kesehatan. Oleh karena itu, hygienitas dan keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi
sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banya jenis sayuran
yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga telah terkontaminasi
logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau merkuri (Hg).
1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah chemical hazard, dan memberikan pemahaman bagi penulis tentang
bahaya yang ditimbulkan timbal terhadap manusia dan lingkungan sekitar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal
(TEL/timbal tetraetil dan TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar
bensin. Fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran
juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar yaitu untuk mengurangi
hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat menurunkan kebisingan suara ketika terjadi
pembakaran pada mesin-mesin kendaraan bermotor. Sumber inilah yang saat ini paling
banyak memberi kontribusi kadar timbal dalam udara.Bahan aditif yang biasa dimasukkan
ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62% timbal tetra etil,
dan bahan scavenger yaitu 18% etilendikhlorida (C2H4C12), 18% etilendibromida
(C2H4Br2) dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain. Senyawa
scavenger dapat mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di
dalam gas buangan terdapat senyawa timbal dengan halogen. Jumlah senyawa timbal yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya
timbal dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah timbal yang dibuang ke
udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan pada analisis yang
pernah dilakukan dapat diketahui kandungan brmacam-macam senyawa timbal yang ada
dalam asap kendaraan bermotor
Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang
mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal digunakan untuk berbagai
kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan
amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.
Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab
kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang
menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead,
yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar
berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.
4
Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air
sungai adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air
tawar. Laut bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07
μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 μg/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 – 0,001
μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb,
penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 μg/kg berat kering.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3
(cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang
berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan
Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri
dari campuran seng dan tembaga.
5
3. Sumber dari Transportasi
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat
aditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi dan
merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil
berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 ºC dan 200 ºC. Karena daya
penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam
bensin, maka penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pb-
tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar
matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogen asam atau oksidator.
Tabel 1.
Kandungan Senyawa Timbal dalam Gas Buangan Kendaraan Bermotor
6
Kandungan PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan kandungan senyawa timbal yang
utama. Ke dua senyawa tersebut telah dihasilkan pada saat pembakaran pada mesin
kendaraan dimulai, yaitu saat waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari ke dua senyawa tersebut
akan berkurang setelah waktu pembakaran berjalan 18 jam dimana jumlah buangan atas ke
dua senyawa tersebut menjadi berkurang jauh (50% untuk PbBrCl) dan menjadi sangat
sedikit untuk PbBrCl2PbO. Sedangkan kandungan oksida-oksida timbal (PbOx ) dan
PbCO32PbO mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan menggantikan posisi dua
kandungan pertama setelah masa pembakaran sampai 18 jam.
Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan
partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari
buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang
terjadi dalam mesin-mesin kendaraan, yang berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetril-Pb
yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai
antiknock pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran
pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan
kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi skitar 80–90% Pb di udara ambien
berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena
tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi
kandungan Pb pada bensin.
Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan
bermotor menghasilkan emisi Pb organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan
bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam
berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.
Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam
pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh
manusia. Mobil berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang
mencemari udara di negara berkembang.
7
bantuan air hujan. Selain itu, proses korosifikasi dari batuan mineral akibat hempasan
gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk dalam
badan perairan. Pb yang masuk ke badan perairan sebagai dampak dari aktiviatas kehidupan
manusia. Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk ion-ion
divalen atau ion-ion tetravalen (Pb2+, Pb4+). Badan perairan yang telah kemasukan senyawa
atau ion-ion Pb, sehingga jumlah Pb yang ada dalam badan perairan melebihi kosentrasi yang
semestinya, dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan.
Kosentrasi logam toksik salah satunya Pb dalam lingkungan perairan secara alamiah
biasanya sangat kecil sekali. Kosentrasi logam Pb secara alamiah dalam air laut 0,03 µg/L
dan air sungai 3 µg/L. Standar kosentrasi logam Pb dalam air yang direkomendasikan yaitu
0,10 mg/L. Timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air. Kandungan
timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi.
8
3. Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai
coating
4. Titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C
5. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
6. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa,
kecuali emas dan mercuri
7. tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan
8. tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel
1. Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak sengaja
yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit
setelah meminum racun. Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya.
Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau
9
inhalasi uap timbal. Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan muntahan
yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan rasa sakit perut yang hebat. Lidah
berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang
merupakan hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja
penderita berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa
kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot sehingga
menyebabkan pergelangan tangan terkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki terkulai (foot
drop).
2. Keracunan subakut
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun dalam dosis
kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih
menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan
ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi
penampilan yang gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal : 20 – 30
gram. Periode fatal : 1-3 hari.
3. Keracunan kronis
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan keracunan
akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam
bentuk garam pada berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit
industri. seperti penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat
huruf mesin cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya
dan resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3, atau 0,007 mikrogram/m3
bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat terjadi pada orang yang minum air yang
dialirkan melalui pipa timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee
(sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan kronis dapat mempengaruhi
system syaraf dan ginjal, sehingga menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas,
menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul
kemudian.
10
2.6 Masuknya Timbal (pb) dalam Tubuh Manusia
Dalam menentukan jenis zat toksik yang menyebabkan keracunan, seringkali menjadi
rumit karena adanya proses yang secara alamiah terjadi dalam tubuh manusia. Jarang sekali
suatu bahan kimia bertahan dalam bentuk asalnya didalam tubuh. Bahan kimia, ketika
memasuki tubuh akan mengalami proses ADME, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan
ekskresi. Misalnya, setelah memasuki tubuh, heroin dengan segera termetabolisme menjadi
senyawa lain dan akhirnya menjadi morfin, menjadikan investigasi yang lebih detil perlu
dilakukan seperti jenis biomarker (petanda biologik) zat racun tersebut, jalur paparan zat,
letak jejak injeksi zat pada kulit dan kemurnian zat tersebut untuk mengkonfirmasi hasil
diagnosa. Zat toksik juga kemungkinan dapat mengalami pengenceran dengan adanya proses
penyebaran ke seluruh tubuh sehingga sulit untuk terdeteksi. Walaupun zat racun yang masuk
dalam ukuran gram atau miligram, sampel yang diinvestigasi dapat mengandung zat racun
atau biomarkernya dalam ukuran mikrogram atau nanogram, bahkan hingga pikogram.
Pada dasarnya disposisi senyawa toksik meliputi beberapa fase di antaranya absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Jalur masuknya timbal (Pb) ke tubuh manusia melalui
saluran pernapasan (respirasi), juga melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), kemudian
di distribusikan ke dalam darah, dan terikat pada sel darah. Sebagian Pb disimpan dalam
jaringan lunak dan tulang, sebagian diekskresikan lewat kulit, ginjal dan usus besar. Timbal
(Pb) bersirkulasi dalam darah setelah diabsorbsi dari usus, terutama berhubungan dengan sel
darah merah (eritrosit). Pertama didistribusikan kedalam jaringan lunak dan berinkorporasi
dalam tulang, gigi, rambut untuk dideposit (storage).17,20 Timbal (Pb) 90 % dideposit dalam
tulang dan sebagian kecil tersimpan dalam otak, pada tulang timbal (Pb) dalam bentuk Pb
fosfat / Pb3(PO4)2. Secara teori selama timbal (Pb) terikat dalam tulang tidak akan
menyebabkan gejala sakit pada penderita. Tetapi yang berbahaya ialah toksisitas Pb yang
diakibatkan gangguan absorbsi Ca karena terjadi desorpsi Ca dari tulang yang menyebabkan
penarikan deposit timbal (Pb) dari tulang tersebut.
Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah
35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30.
11
2.7 Risiko Timbal Pada Organ (Pb) Tubuh
Timbal (Pb) adalah logam toksik yang bersifat komulatif sehingga mekanisme
toksisitasnya dibedakan menurut organ yang dipengaruhi yaitu :
12
terlarut dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria (ginjal) sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada ginjal. Kerusakan terjadi karena terbentuknya intranuclear
inclusion bodies disertai dengan gejala aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan asam amino
dalam urine. Nefropatis (kerusakan nefron pada ginjal) dapat di deteksi dari ketidak
seimbangnya fungsi renal dan sering diikuti hipertensi.
4. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Gastrointestinal
Gejala awal muncul pada konsentrasi timbal (Pb) dalam darah sekitar 80 μg / 100 ml,
gejala-gejala tersebut meliputi kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaaan,
gangguan epigastrik setelah makan, sembelit dan diare. Jika kadar timbal (Pb) dalam darah
melebihi 100 μg / 100 ml, maka kecenderungan untuk munculnya gejala lebih parah lagi,
yaitu bagian perut kolik terus menerus dan sembelit yang lebih parah. Jika gejala ini tidak
segera ditangani, maka akan muncul kolik yang lebih spesifik. Konsentrasi timbal (Pb) dalam
darah diatas 150 μg / 100 ml penderita menderita nyeri dan melakukan reaksi kaki ditarik-
tarik kearah perut secara terus menerus dan menggeretakkan gigi, diikuti keluarnya keringat
pada kening. Jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut, maka kolik dapat terjadi selama
beberapa hari, bahkan hingga satu minggu.
5. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Kardiovaskuler.
Tahap akut keracuan timbal (Pb) khususnya pada pasien yang menderita kolik,
tekanan darah akan naik. Jika terjadi hal demikian, maka pasien tersebut akan mengalami
hipotonia. Kemungkinan kerusakan miokardial harus diperhatikan. Dalam penelitian
ditemukan jenis kelainan perubahan elektrokardiografis pada 70 % dari total pasien yang
ditangani. Temuan utama dari penelitian adalah takhikardia, atrial disritmia, gelombang T
dan atau sudut QRS-T yang melebar secara tidak normal.
6. Risiko Timbal (Pb) pada Sistem Reproduksi dan Endokrin.
Efek reproduktif meliputi berkurangnya tingkat kesuburan bagi wanita maupun pria
yang terkontaminasi Timbal (Pb), logam tersebut juga dapat melewati placenta sehingga
dapat menyebabkan kelainan pada janin. Dapat menimbulkan berat badan lahir rendah dan
prematur. Timbal (Pb) juga dapat menyebabkan kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah
masuknya iodine.
7. Risiko Karsinogenik.
International Agency for Research on Center (IARC) menyatakan bahwa timbal (Pb)
inorganic dan senyawanya termasuk dalam grup 2B, kemungkinan menyebabkan kanker pada
manusia. Tahap awal proses terjadinya kanker adanya kerusakan DNA yang menyebabkan
peningkatan lesi genetik herediter yang menetap atau disebut mutasi. Timbal (Pb)
13
diperkirakan mempunyai sifat toksik pada gen sehingga dapat mempengaruhi terjadinya
kerusakan DNA / mutasi gen dalam kultur sel mamalia. Patogenesis kanker otak akibat
terpapar timbal (Pb) adalah sebagai berikut : timbal (Pb) masuk kedalam darah melalui
makanan dan akan tersimpan dalam organ tubuh yang mengakibatkan gangguan sintesis
DNA, proliferensi sel yang membentuk nodul selanjutnya berkembang menjadi tumor ganas.
14
besi, diet rendah protein dan diet tinggi lemak akan meningkatkan absorpsi timbal,
sedangkan pemberian zinc dan vitamin C secara terus menerus akan menurunkan kadar
timbal dalam darah, walaupun pajanan timbal terus berlangsung.
Tabel 2.
Kadar Timbal dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Terpapar oleh Timbal.
Jantung 0,04
3. Jenis kelamin, Efek toksik pada laki-laki dan perempuan mempunyai pengaruh yang
berbeda. Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor ukuran
tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme (Joko S, 1995).
4. Jenis jaringan, Kadar timbal dalam jaringan otak tidak sama dengan kadar timbal
dalam jaringan paru ataupun dalam jaringan lain.
15
Tabel 3.
Pertambahan penyerapan
Penyerapan mencapai
tanda-tanda keracunan
16
mencapai kondisi steady state tersebut diperlukan waktu pemaparan selama 2 bulan secara
terus menerus. Setelah pemaparan berhenti, kadar timbal akan turun secara perlahan-lahan.
17
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagi tenaga penggerak melainkan motor listrik sehingga
emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi
secara massal dan dijual pada pasar mobil. Batterey yang digunakan sebagai sumber energi
listrik sesuai dengan standard EPA (Enviromental Protection Agency), kemampuan batterey
mobil General EVI akan turun 85 % setelah melaju.
18
Persyaratan yang ditetapkan pemerintah melalui ketentuan di atas dimaksud sebagai
upaya untuk pencegahan pencemaran udara yang bersifat preventif. Namun jika persyaratan
itu tidak dipatuhi atau dilanggar akan menimbulkan sangsi pidana, seperti ditetapkan dalam
pasal 67 UU No.14 tahun 192 yang berbunyi sebagai berikut : ”Barang siapa yang
mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak memenuhi syarat ambang batas emisi gas
buang, dipidana dengan pidana paling lama 2 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.
2.000.000. Selanjutnya pasal 64 menetapkan, jika seseorang melakukan lagi pelanggaran
pertama, maka pidana yang dijatuhkan terhadap pelanggaran yang kedua ditambah dengan
sepertiga dari pidana kurungan pokoknya atau bila dikenakan denda dapat ditambah dengan
setengah dari denda yang diancam untuk pelanggaran pertama.
3. Pendekatan Edukatif
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan
tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan informasi secara intensif tentang dampak Pb pada kesehatan dan
lingkungan serta cara bagaimana mengatasinya. Dengan mengetahui dampak tersebut
diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
2. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi penyebab
meningkatnya pencemaran Pb seperti pengemudi, pemilik kendaraan bermotor,
mekanik/teknisi yang melakukan perawatan kendaraan.
Cara mengemudi kendaraan mempengaruhi efisiensi kerja mesin dan pemakaian bahan
bakar. Cara mengemudi yang menyebabkan pemakaian bahan bakar menjadi boros sehingga
polusi tinggi antara lain : pengemudi memainkan pedal gas saat kendaraan berhenti di lampu
pengatur lalu lintas, kaki selalu menempel pada pedal kopling sehingga kopling menjadi
sedikit slip, pemilihan tingkat transmisi yang tidak tepat.
Untuk megurangi penyebab pencemaran Pb dari cara mengemudi yang salah yaitu
dengan cara :
1. Produsen harus memberi petunjuk bagaimana cara mengemudi kendaraan dengan
baik dan benar pada setiap kendaraan yang diproduksinya, sehingga pengemudi dapat
mempelajarinya sebelum mengemudinya.
2. Melalui media secara intensif, pemerintah (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya)
memberi himbauan kepada pengemudi pentingnya cara mengemudi yang benar.
3. Menyelenggarakan pendidikan singkat tentang pengetahuan dan ketrampilan dasar
merawat dan mengemudikan kendaraan dengan baik dan benar pada pengemudi.
19
Kedisiplinan pemilik kendaraan merawat secara berkala masih rendah, terutama
pada kendaraan umum. Untuk meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan pemilik kendaraan
melakukan perawatan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat tentang
keuntungan bila pemilik melakukan perawatan kendaraan dengan benar, serta kerugian
bila tidak melakukan perawatan dengan benar.
Kemampuan mekanik dalam melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan
mempengaruhi hasil kerjanya. Hasil penyetelan yang kurang baik menyebabkan kerja mesin
kurang sempurna sehingga bahan bakar boros dan polusi gas buangnya tinggi. Untuk
meningkatkan kemampuan mekanik dapat dilakukan melalui pendidikan lanjut, pelatihan,
studi banding, diskusi kasus yang muncul dalam kelompok kerja dan lain sebagainya.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://artikelkesker.wordpress.com/2014/12/07/makalah-timbal/
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Timbal merupakan suatu logam berat yang lunak berwarna kelabu kebiruan dengan
titik leleh 327 ºC dan titik didih 1.620 ºC. Bersifat lentur, timbal sangat rapuh dan mengkerut
pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam.
21
Senyawa-senyawa timbal organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui
selaput lendir atau melalui lapisan kulit bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa timbal
anorganik. Namun hal itu bukan berarti semua senyawa timbal dapat diserap oleh tubuh,
melainkan hanya sekitar 5 – 10% dari jumlah timbal yang masuk melalui makanan dan
atau sebesar 30% dari jumlah timbal yang terhirup yang akan diserap oleh tubuh. Dari
jumlah yang terserap itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh, dan sisanya
akan turut terbuang bersama bahan sisa metabolisme seperti urin dan fese.
Konsentrasi normal timbal dalam darah 10 – 25 µg/ pada orang dewasa terdapat
perbedaan kandungan timbal dalam darah, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan
geografis dimana orang-orang itu berada.Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat
dilakukan melalui pendekatan teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan
mencari bahan bakar alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk
melakukan pendekatan planatologi, administrasi dan hukum.
3.2 Saran
1. Sebaiknya menggunakan masker untuk meminimalkan Timbal masuk kedalam tubuh
melalui pernapasan, serta meggunakan baju tertutup khusus bagi Polantas dan petugas SPBU
yang setiap hari kontak dengan gas-gas asap kendaraan bermotor serta aroma bensin bagi
petugas SPBU, karena timbal dapat pula diabsorpsi melalui kulit.
2. Menjaga kebersihan diri sebelum makan dan mengganti pakaian yang telah dipakai
bertugas. Serta memiliki makanan yang tidak pernah terkontaminasi oleh timbal.
3. Tidak menggunakan kosmetik, bensin yang mengandung timbal
22