PENDAHULUAN
Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin
kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur
dan perilaku organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan
individu.
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau hukum
antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan
hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau
hukum antarnegara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan
antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.
1. Negara
Negara merupakan subjek Hukum Intemasional yang terdahulu. Negara sebagai subjek
hukum intemasional harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
penduduk tetap
wilayah tertentu
pemerintahan
merdeka dan berdaulat penuh (kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan
negara lain).
Negara sebagai subjek hukum internasional mempunyai kewajiban sebagai berikut:
Tidak menjaiankan kedauiatan dalam wilayah negara lain.
Tidak mengijinkan warga negaranya melakukan perbuatan yang melanggar kebebasan
atau supremasi teritotial negara lain.
Setiap negara wajib menghalangi aktivitas teroris yang dilakukan di dalam wilayahnya
terhadap negara lain.
Tidak campur tangan urusan dalam negeri negara lain.
4. Organisasi Internasional
PBB, ILO, WHO, dan FAO ditetapkan sebagai subjek Hukum Internasional berdasarkan
Konvensi Internasional.
5. Individu
Perjanjian Perdamaian Versailles Tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I antara
Jerman dengan Inggris dan Perancis telah menetapkan individu dapat mengajukan perkara atau
dituntut ke Mahkamah Internasional.
Perbuatan individu yang dapat dituntut ke Mahkamah Internasional, antara lain :
1. Kejahatan terhadap perdamaian (mengobarkan perang).
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (pelanggaran HAM beraf).
3. Kejahatan terhadap perang (melanggar Hukum Perang).
4. Kesepakatan jahat bertaraf internasional.
a. Mahkamah Internasional
Berkedudukan di Den Haag, Belanda dan sebagai organ utama PBB untuk mengadili dan
mengahakimi setiap Negara yang bersengketa, oleh karena itu setiap Negara yang bersengketa
harus tunduk pada yuridiksi pengadilan sebelum kasus mereka didengar. Mahkamah
internasional ini telah didirikan tahun 1945 dan mulai berfungsi pada tahun 1946 . Fungsi dari
Pengadilan Pengadilan memiliki peran ganda: untuk menetap sesuai dengan hukum internasional
sengketa hukum itu diserahkan kepada oleh Negara, dan memberikan pendapat konsultasi
mengenai pertanyaan hukum dimaksud dengan internasional organ dan lembaga yang berwenang
sebagaimana mestinya.
b. Yurisdiksi MPI
Kewenangan yang dimiliki MPI untuk menegakan aturan hokum internasional adalh
memutus perkara terbatas terhadap pelaku kejahatan berat oleh warga Negara dari Negara yang
telah meratifikasi statute MI.
1. Kejahatan genosida ( the crime of genoside), yaitu tindakan kejahatan yang berupaya
untuk memusnahkan keaseluruhan atau sebagian dari suatu bangsa, etnik, ras ataupun
kelompok keagamaan tertentu.
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan( the crimes against humanity), yaitu tindakan
penyerangan yang luas atau sistematis terhadap populasi pensusuk sipil tertentu.
3. Kejahatn perang ( warcrimes), yaitu tindakan yang berkenaan dengan kejahatan perang,
semua tindakan terhadap manusia atau hak miliknya yang bertentangan dengan konvensi
jenewa (misalnya pembunuhan berencana, penyikasaan, dll) dan kejahatan yang
melanggar hokum konflik bersenjata internasional ( menyerang objek-objek sipil bukan
militer)
4. Kejahatan agresi ( the crime of aggression), yaitu tindakan kejahatan yang mengancam
terhadap perdamaian.
1. Masalah Regional.
Contoh masalah-masalah regional adalah berikut ini :
a. Aksi militer Belanda 1 dan II di Indonesia tahun 1947
b. Penyanderaan sebelas orang penyidik (Indonesia, Belanda, Inggris) di pedalaman Irian
Jaya (sekarang Papua) yang dilakukan oleh GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan)
pada awal 1996 karena keinginan untuk memisahkan diri dari pemerintah yang berdaulat
c. Persoalan dan penyelesaian pembentukan negara federasi Malaysia. Indonesia dan
Filipina menentang maksud pembentukan negara tersebut
d. Perebutan kekuasaan di Pakistan oleh jenderal Zia haq terhadap presiden Ali Bhutto
e. Perebutan penguasaan atas pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia
2. Masalah Internasional
Contoh masalah-masalah internasional adalah sebagai berikut :
a. Sengketa antara Amerika Serikat dengan Irak dan Iran tahun 1987 , di kawasan Teluk
Persia sampai Harmus terjadi insiden dan kekerasan senjata. Amerika Serikat terlibat
langsung di kawasan Teluk Persia.
b. Sengketa Amerika Serikat dan Irak mengenai Kuwait tahun 1991. Hal tsb diawali
tembakan meriam Irak ke Kuwait City pada tanggal 2 Agustus 1990.
c. Politik perbedaan warna kulit di Afrika selatan. Diawali kedudukan bangsa barat yang
berkulit putih di kawasan Afrika selatan selama 340tahun. Usaha untuk menghapuskan
politik apartheid adalah Nelson Mandela
d. Runtuhnya komunis di Uni Soviet pada tahun 1991. Diawali pembuangan jutaan rakyat
Soviet ke Serbia oleh Joseph Stalin yang menimbulkan perlawanan oleh Mikhail
Gorbacev.
e. Berakhirnya negara federasi Yugoslavia. Wafatnya Tito 1991 mengakibatkan pecahnya
negara federasi dan timbul perang saudara antara Serbia dan Kroasia.
Peyelesaian Yudisial
Penyelsaian Yudisial adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui
suatu pengadilan internasional.
Retorsi
Retorsi adalah tindakan tidak bersahabat yang dilakukan oleh suatu negara
terhadap negara lain yang terlebih dahulu melakukan tindakan tidak bersahabat.
Reprisal
Reprisal adalah upaya paksa untuk memperoleh jaminan ganti rugi, akan tetapi
terbatas pada penahanan orang dan benda. Reprisal merupakan upaya paksa yang
dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain dengan maksud untuk menyelesaikan
sengketa yang timbul oleh karena negara yang dikenai reprisal telah melakukan tindakan
yang tidak dibenarkan.
Blokade Damai
Blokade dilakukan pada waktu damai dengan maksud agar negara yang dikenai
blokade mau memenuhi permintaan negara yang memblokade.
Embargo
Embargo merupakan suatu prosedur lain untuk memperoleh ganti rugi. Biasanya
embargo dilakukan dengan melarang ekspor ke negara yang dikenai embargo. Embargo
biasanya dipergunakan sebagai salah satu bentuk sanksi terhadap negara yang senantiasa
melanggar hukum internasional.
Intervensi
Intervensi adalah suatu cara penyelesaian sengketa di mana terdapat campur
tangan pihak ketiga yang berupaya agar para pihak yang bersengketa mau menyelesaikan
sengketa mereka secara damai.
1. Runtuhnya Federasi Yugoslavia (1992) melahirkan perang saudara di antara bekas negara
anggotanya (Kroasia, Slovenia, Serbia, dan Bosnia Herzegovina). Namun pemerintahan
Yugoslavia yang dulu dikuasai oleh Serbia, tidak membiarkan begitu saja sehingga terjadi
pembersihan etnik (ethnic cleansing) terutama kepada etnik Kroasia dan Bosnia. Campur
tangan PBB menghasilkan keputusan Mahkamah Internasional yang didukung oleh
pasukan NATO, memaksa Serbia menghentikan langkah-langkah pembersihan etnik yang
kemudian mengadili para penjahat perang. Mahkamah Internasional sangat aktif mengadili
perkara kejahatan perang. Hingga sekarang proses tersebut masih terus berlangsung.
2. Masalah perbatasan territorial di Pulau Sipadan dan Ligitan (Kalimantan) antara Indonesia
dan Malaysia yang tidak kunjung ada titik temu, disepakati untuk dibawa ke Mahkamah
Internasional. Setelah melalui perdebatan dan perjuangan panjang, pada awal tahun 2003
Mahkamah internasional memutuskan untuk memenangkan Malaysia sebagai pemilik sah
pulau tersebut.
Penyelesaian
Permasalahan Ambalat ini tidak hanya menyangkut persoalan kedaulatan, namun juga
persoalan bisnis dan ekonomi, apabila dari pihak yang bersengketa, Malaysia dan Indonesia tidak
berinisiatif untuk mengajak MNC seperti Shell, Unocal, dan ENI dalam perundingan, maka
perundingan politik ditingkat elit tidak akan menyelesaikan masalah. Tidak ada salahnya
Indonesia memulai inisiatif untuk mengundang Shell ke meja perundingan, karena sepanjang
pemberitaan sengketa Ambalat ini, upaya diplomasi dan perundingan hanya melibatkan
pemerintah. Sudah saatnya Shell dilibatkan dalam perundingan tersebut, bersama MNC lain yang
berkepentingan disitu yakni Unocal dan ENI. Indonesia memiliki bukti-bukti kuat kehadiran
Shell di blok Ambalat di tahun 1999 yang bisa dijadikan bukti klaim bahwa Indonesia telah lama
mengelola perairan ini jauh sebelum Petronas Malaysia mengadakan kontrak kerjasama dengan
Shel.
4. Nelayan Malaysia Melanggar Perbatasan Negara Indonesia
Pada tahun 2011, Polisi Indonesia menangkap beberapa nelayan Malaysia yang
melanggar perbatasan negara. Pada tanggal 18 Mei 2011, Indonesia dan Malaysia melakukan
rapat yang membahas tentang penyelesaian pelanggaran perbatasan ini dan untuk mencari solusi
terhadap masalah konflik perbatasan yang terjadi antara kedua negara ini
Penyelesaian
Indonesia melakukan diplomasi dalam rangka menyelesaikan delimitasi terhadap
segmen-segmen yang masih belum disepakati. Berdasarkan perjanjian perbatasan darat 2012,
kedua negara telah menyepakati 907 koordinat titik-titik batas darat atau sekitar 96% dari
panjang total garis batas. Serta juga juga pengenalan pengaturan di kawasan perbatasan yang
memungkinkan warga Timor Leste dan warga Indonesia yang berada di sisi perbatasan masing-
masing untuk bisa melanjutkan hubungan sosial dan kekeluargaannya yang selama ini telah
terjalin di antara mereka
Penyelesaian
Kementerian Luar Negeri RI telah memanggil Wakil Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia, Roseli Abdul, guna meminta keterangan terkait pelanggaran batas wilayah yang
dilakukan helikopter sipil Malaysia. Perusahaan penerbangan Sabah Aerospace yang merupakan
pemilik heli tersebut telah meminta maaf ke Pemerintah Indonesia melalui TNI AU di KJRI Kota
Kinabalu.“Mereka juga menjelaskan bahwa kejadian tersebut sebenarnya merupakan sebuah
kesalahan dari pilot dalam melihat helipad untuk mendarat”.
Manfaat yang di dapatkan oleh suatu negara dari adanya hukum internasional adalah dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan eksistensi keberadaan suatu negara tersebut
dalam tata pergaulan internasional, selain itu karena adanya hukum internasional maka dapat
menciptakan perdamaian dan kesejahteraan hidup dalam rangka mengembangkan pembangunan
disegala bidang bagi negara yang melakukan perjanjian internasional melalui hubungan dan
kerjasama internasional itu karena mereka dapat menutupi kekurangan-kekurangan dari
negaranya serta melakukan timbal balik dengan negara lainnya, karena setiap negara memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Dapat memperkuat lagi keyakinan hak-hak dasar manusia
kemuliaan dan derajat manusia, hak-hak yang sama dari pria dan wanita segala bangsa baik yang
besar maupun yang kecil dan menciptakan kesabaran dan hidup bersama sebagai tetangga yang
baik dalam keadaan damai dan terjamin.
Manfaat hukum internasional bagi Indonesia adalah memperkenalkan konsep baru demi
kepentingan nasional (juwana, 2011). Contohnya konsep negara kepulauan harus mengikuti
ketentuan hukum internasional. Selain itu manfaat hukum internasionak bagi Indonesia adalah
dapat digunakan dalam menyelesaikan kasus Sipadan-Ligitan walaupun kalah. Menyelesaikan
kasus GAM dengan bantuan negara Swedia, Timor Leste dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Seharusnya kita sebagai warga negara yang baik dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah
sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban perjanjian internasional.
MAKALAH PKN
“SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL”
OLEH :
KELOMPOK3
KELAS:XI.IPS 5
1.ANISA HERISKIA
2.DONA SUSANTI
3.SRI LARA SONIA
SMAN 1 PARIANGAN