Anda di halaman 1dari 63

Energi, Konversi Energi dan

Pemanfaatan Energi

Oleh : Ignatius Suwardjaka


Berbagai Jenis Energi
• Energi itu apa ?
• Jenis Energi fisika : Kimia, Panas, mekanis, listrik dan
nuklir
• Komersial yaitu minyak, gas,batubara dan listrik serta
Non Komersial seperti, angin, matahari, air, sampah

• Primer seperti : minyak, gas, batubara, kayu, panas


bumi, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya
Sekunder listrik, steam, compress air.
Konversi Energi
• Konversi energi adalah perubahan dari satu jenis energi
ke energi yang lain
• Kimia ke panas, panas ke mekanik, mekanik ke listrik,
listrik ke mekanik, listrik ke panas, panas ke listrik dan
listrik ke dingin.
• Setiap konversi selalu terjadi rugi rugi energi

Rugi Rugi energi


Setiap pemanfaatan
energi selalu terjadi
konversi energi Sumber Energi
Energi termanfaatkan
Bahan Bakar

•Bahan bakar adalah energi kimia yang bila direaksikan


dengan oksigen (dibakar) akan menghasilkan
energi/panas.

•Bahan bakar dapat berbentuk gas ( gas bumi, gas


kilang, hidrogen), cair (bahan bakar minyak, alkohol)
dan padat ( batubara, kayu )

• Pada pembahasan ini hanya akan dibahas bahan


bakar fosil Gas bumi, minyak bumi (BBM) dan batubara
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
Apa itu pembakaran ?

Proses/reaksi kimia antara bahan bakar dengan Oksigen (O2) dari udara.

Hasil pembakaran

Utama : Karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan disertai energi panas
Lainnya : Karbonmonoksida (CO), abu (ash), NOx, atau SO2
bergantung pada jenis bahan bakar

C + O2 CO2 + panas
dari bahan bakar dari udara

2H2 + O2 2H2O + panas


dari bahan bakar dari udara
CONTOH REAKSI
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
• 1. Pembakaran Methane (CH4)
CH4 + 2O2 ----------> CO2 + 2H2O + Energi/panas

• 2. Pembakaran Buthane (C4H10 )


C4H10 + 6,5 O2 ---------> 4CO2 + 5H2O + Energi

• )

• 4. Pembakaran parafin (CnH2n+2)


CnH2n+2 + ((3n + 1)/2 )O2 -----> n CO2 + (n + 1 ) H20 + Energi

Reaksi akan berlangsung pada temperatur tinggi dan oksigen yang


diperlukan untuk pembakaran diambil dari udara, karena udara
mengandung oksigen 20,9 % volume atau 23 % massa.
1 kg H perlu 34.48 kg udara dan 1 kg C perlu 11.49 kg udara
RUANG UNTUK PEMBAKARAN

• Pembakaran dapat berlangsung pada temperatur tinggi


( T tergantung temperatur nyala bahan bakar)
• Pembakaran diruang tertutup (furnace) untuk menjaga
temperatur tetap tinggi dan pembakaran lebih efisien dan
heat trasfer lebih baik (furnace dan boiler)
• Pembakaran pada motor bakar berlangsung diruang yang
kecil dan waktu yang singkat disebut internal
combustion.
• Jumlah udara pembakaran teoritis disebut stochiometri
• Dalam praktek agar bahan bakar terbakar sempurna perlu
udara berlebih atau exess air
HUBUNGAN ANTARA EXESS AIR
DAN HASIL REAKSI PEMBAKRAN

Komposisi

CO O2

CO2

Deficient Air Excess Air

B C D E
A
III. PROFIL PEMBAKARAN PADA FIRED HEATER
N2
Uap Air Uap Air
Gambar-3
CO2 N2 CO2 N2<O2

Panas hilang Panas hilang


A ideal D minimum

Perpindahan panas Bahan Perpindahan panas


Bahan maksimum
bakar C ideal/ teoritis bakar

Rasio
Rasio optimum
ideal
Udara Udara lebih
Uap Air
Uap Air CO2
Bahanbakar
CO2 O2 tak terbakar CO
Panas hilang N2 N2
bersama udara Panas hilang
berlebih bersama bahan
B bakar tak terbakar
E
Perpindahan panas Perpindahan panas
Bahan tidak merata Bahan
bakar berkurang
bakar

Udara berlebih Udara kurang

Fired Heater & Studi Kasus 9


Excess Air
Excess Air = actual air – stochiometri
Hubungan excess air dengan prosentse O2 di flue gas
Excess air = O2(%)/(21 – O2 (% ) )
Contoh : O2 di flue gas 8 %, excesair = 8/(21 – 8 ) = 61,5 %

Contoh :
1. actual air 130 %, Stochiometri 100 % , Excess air 30 %
2. 1 m3 BBG perlu 10 m3 udara (stochiometri), aktual air 12 m3 ,
excess air = 100% x (12/10 ) – 100 % = 20 %
HEATING VALUE (PANAS PEMBAKARAN)
• Jika bahan bakar dibakar maka akan menghasilkan energi panas
yang besarnya tergantung terutama pada kandungan C, H, O, N, S
dan moister (H2O)
• Panas pembakaran diukur dengan menggunakan bom calori (di
laboratorium)
• Panas pembakaran yang diukur dengan bom calori disebut Gross
Heating Value (GHV) atau High Heating Value (HHV)
• Satuan energi panas pembakaran digunakan kJoule, kCal atau BTU
(british thermal unit).
• Panas pembakaran GHV, sebagian digunakan untuk menguapkan air
yang berasal dari reaksi pembakaran dan air yang terkandung dalam
bahan bakar.
LHV dan Transaksi Energi
• Panas pembakaran dikurangi dengan panas yang
digunakan untuk menguapkan air tersebut dinamai Net
Heating Value(NHV) atau Low Heating Value (LHV)
• Net Heating Value (NHV) = GHV – panas latent air pada
temperatur 25 deg C.
• Di masyarakat terjadi transaksi ( jual dan beli energi) dan
dalam traksaksi tersebut digunakan berbagai satuan.
• Transaksi gas digunakan satuan BTU, MBTU dan MMBTU
(GHV)
• Transaksi LPG digunakan satuan kg
• Transaksi BBM digunakan liter atau kLiter
• Transaksi batubara digunakan berat dan GHV(kCal/kg)
• Transaksi energi listrik digunakan kWh(3600 kJ )
EFISIENSI PEMBAKARAN

• Efisiensi pembakaran adalah panas yang dihasilkan


dari suatu pembakaran dibandingkan dengan energi
yang terkandung (heating value ) dalam bahan bakar
tesebut.
• Jika bahan bakar terbakar sempurna (tanpa sisa bahan
bakar yang belum terbakar) maka efisiensinya 100 %.
• Sisa bahan bakar yang belum terbakar antara lain
hydrocarbon, carbon dan CO.
• Timbulnya sisa bahan bakar disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain atomisasi (BBM) pulverised(coal),
exess air dan dimensi ruang bakar.
• Sisa pembakaran bahan bakar padat disebut abu(ash)
desbabkan bahan bakar mengandung berbagi jenis
logam yang tidak dapat terbakar.
Bahan Bakar Gas (BBG )
Gas Bumi (gas alam)

• Gas bumi adalah bahan bakar fosil berupa gas, berasal dari
sumur gas (non ass. gas) dan sumur minyak ( ass. Gas)

• Gas bumi yang berasal dari sumur minyak atau sumur gas
sebelum dikirim ke konsumen dibersihkan dahulu dari
berbagai impurity (H2O, CO2, SO2 dan fraksi berat)
• Gasa bumi merupakan campuran dari berbagai molekul dan
komposisinya tergantung kepada masing-masing sumur,
tetapi komponen mayoritas adalah methan

• Komponen gas bumi terdiri atas:


CH4 (Methane), C2H6 (Ethane), C3H8 (Propane), C4H10 (n &I so Butane),
C5H12 ( n & iso pentane) serta C6 +
Komponen Gas Bumi
Methane CH4 Ethane C2H6 Propane C3H8
H H H H H H

H C H H C C H H C C C H

H H H H H H

Iso Butane C4H10


H H H
Normal Butane C4H10
H H H H H C C C H

H C C C C H H H
H C H
H H H H
H
SPESIFIKASI GAS BUMI

• Spesifikasi gas bumi merupakan prosen mol dari masing-


masing komponen yaitu methane, ethane, propane, butane
( i dan n) , Pentane ( i dan n), C6+, CO2 dan N2.
• Komponen terbesar adalah methane( diatas 50%). Ada
beberapa sumur yang mempunyai kandungan CO2 tinggi
(lebih dari 10 %).
• Untuk memenuhi persyaratan konsumen gas dari sumur
perlu ditreating ( menurunkan prosesentase kondensate,
CO2,SO2 dan H2O) sebelum dikirim ke konsumen.
• Kandungan energi gas bumi tergantung kepada
spesifikasinya biasanya sekitar 1100 BTU/Scf ( GHV ).
Spesifikasi BBG PGN
No. Jenis Berat Spec. Prosent. SG
Komp. Mol. gravity Mol per bagian
1 CH4 16.00 0.5523 93.3828 0.51577
2 C2H6 30.00 1.0445 3.7381 0.03904
3 C3H8 44.00 1.5359 1.1427 0.01755
4 C4H10 58.00 2.0635 0.2342 0.00483
5 C4H10(i) 58.00 2.0755 0.1080 0.00224
6 C5H12 72.00 2.8571 0.2654 0.00758
7 C5H12(i) 72.00 2.6923 0.0017 0.00005
8 C6+ 85.00 3.1579 0.1766 0.00558
9 CO2 44 1.5217 0.3866 0.00588
10 N2 14 1.1111 0.5638 0.00626
TOTAL 100.00 0.59853

GHV 1070 BTU/SCF atau 39.800 kJ/m3


CARA PENGIRIMAN GAS BUMI
• Gas bumi mempunyai volume yang sangat besar
dibandingkan dengan kondisi cair, dengan masa yang
sama volumenya gas 500 kali volume cair.
• Untuk pengiriman gas bumi dengan jumlah yang besar
dan jarak sd 2000 km dilakukan dengan pipa pada
tekanan tinggi.
• Jika jarak jauh dan jumlahnya cukup besar dilakukan
dengan mencairkan komponen methane , ethane dan
propane pada temperatur -162 der C (cryogenic).
CARA PENGIRIMAN GAS BUMI

Methane dan ethane cair tersebut dinamai LNG(


liquified natural gas) yang dikirim dari kilang
pencairan gas ke konsumen dengan
menggunakan Tanker LNG.

Jika jumlahnya tidak banyak dan jaraknya tidak


terlalu jauh gas bumi dimampatkan sd. 200 barg
kemudian dikirim dengan tanki bertekanan,
disebut CNG (compress natural gas ).
CARA PENGIRIMAN GAS BUMI
• Propane ( C3H8) jika dimampatkan sampai 12 barg pada
temperatur kamar sudah mencair dan disebut LPG
(liquified petroleum gas )propane, kemudian
dimasukkan dalam tanki dikirim ke konsumen.
• Butane (C4H10) jika dimampatkan sampai 4 bar G pada
temperatur kamar sudah mencair disebut LPG butan,
kemudian dimasukkan dalam tanki atau botol
bertekanan dikirim ke konsumen.
• LPG untuk keperluan domestik merupakan campuran
antara butane dan propan, yang merupakan hasil dari
lapangan gas atau produk samping kilang minyak.
TRANSAKSI GAS BUMI
• Ukuran produksi dan pengiriman gas bumi digunakan cubic feet (
CF), tetapi karena volume gas terpengaruh temperatur maka
digunakan standar cubic feet (SCF).
• Karena jumlah transaksi biasanya cukup besar maka digunakan
MSCF ( ribu) atau MMSCF (juta).
• Untuk kontrak gas digunakan satuan MMCFD yaitu juta cubik feet
per day.
• Karena produksi sumur kandungan energi (heating value ) tidak
konstan maka transaksi digunakan MMBTU (juta british thermal
unit)
• Kadang-kadang untuk penggunaan digunakan satuan Ncf atau
Nm3. 1 Nm3 = 1.0989 x Sm3
SIFAT FISIK GAS BUMI

• Gas bumi tidak tampak dan tidak berbau dan


mudah terbakar karena itu pengelolaanya harus
sangat hati-hati.
• Masa jenis gas bumi lebih ringan dari udara
sehingga jika terjadi kebocoran mudah menyebar.
• Meskipun mudah terbakar tetapi titik nyala gas
cukup tinggi (500 deg.C ).
• Agar jika terjadi kebocoran dapat diketahui untuk
LPG sengaja diberi odor.
CARA MENGHITUNG GROSS HEATING VALUE

• GH V
Menjumlahkan heating value masing-masing komponen, contoh :
Methane 80 % Vol GHV = 0,8 x 1.007,42 = 805,94 BTU/scf
Ethane 5 % Vol Ghv = 0,05 x 1.775.51 = 88,78 BTU/scf
Propane 3 % Vol GHV = 0,03 x 2.550,65 = 76,52 BTU/scf
Butane(n) 2 % Vol GHV = 0,02 x 3.384.12 = 66,08 BTU/scf
Carbon Dioksida. 5 %
Nitrogen 2 %

Totak Gross Heating Value = 1.037,32 BTU/scf


= 36.633,68 BTU/m3
MENGHITUNG NET HEATING VALUE BBG
• NHV atau LHV
• e = jumlah % vol HC
• y = jumlah atom H x % Vol

• NHV = GHV - 18.257 ( e x y /2 ) kJ/m3


• Contoh gas di atas:
• e = 80 + 5 + 3 + 2 = 90
• y = 0,8 x 4 + 0,05 x 6 + 0,03 x 8 + 0,02 x 10 = 3,94
• NHV = 36.633, 68 – 18,257 x (90x3,94/2) = 33.396,71 kJ/m3
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
• Bahan bakar minyak (BBM) adalah bahan bakar hidro carbon
(fosil) cair, berasal dari minyak mentah (crude oil) yang
merupakan produsi sumur minyak.
• Minyak mentah mengandung berbagai macam molekul
hydrocarbon ( rantai lurus, rantai cabang, siklis dan benzen )
mempunyai spesifikasi yang beragam tergantung kondisi
cadangan , sementara BBM mempunyai spesifikasi yang
sudah ditentukan.
• Untuk memperoleh BBM dengan spesifikasi yang sudah
ditentukan, crude oil perlu diproses di kilang minyak
(refinery).
Refinery (kilang Minyak)
Refinery ( kilang minyak )

Proses Fisik Upgrading dan cracking Blending

CDU – Crude Distilling Unit HVU - High Vacuum Unit NHT – Naptha Hydro Treating
HCU – Hydrocracking unit FCU - Plat Forming Unit H2P – Hydrogen Plant
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

• Setiap jenis BBM terdiri atas berbagai macam


melekul hydrocarbon (multi molecul )
• Yang dimaksud BBM adalah: Avgas, Avtur,
Premium, Minyak Tanah, Solar, Minyak diesel dan
Minyak Bakar.
• Selain ketujuh macam di atas disebut non BBM
• Karena menyangkut kebutuhan masyarakat
umum maka spesifikasi BBM diatur oleh
Pemerintah.
Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Indonesia
Jenis : Bensin Premium/Premium
Batasan Metoda Test
Sifat
Min Max ASTM Lain
Knock Rating D-2699
Research Octane Number ON 88
T.E.L. Content ml/AG 2.5 D-526 IP-116
Distillation D-86
10% vol. evap. to °C 74
50% vol. evap. to °C 88 125 ¹⁾
90% vol. evap. to °C 180
End Point °C 205
20% - 10% evap. °C 8 ¹⁾
Residue % vol. 2.0
R.V.P. at 100°F psi. 9.0 ¹⁾ D-323
Existent Gum mg/100 ml. 4 D-381
Induction Period min. 240 D-525
Sulphur Content % wt. 0.20 D-1266
Copperstrip Corrosion 3 hrs/122°F. No. 1 D-130
Doctor Test or Negative D-484
alternatively Mercaptan Sulphur % wt 0.0015 D-1219
Colour Yellow
Dye Content: Yellow gr/100 AG 0.5
Odour marketable
1. Penyesuaian dibenarkan dengan menggunakan Volatility Adjustment Table
Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Indonesia
Jenis : Minyak Solar
Batasan Metoda Test
Sifat
Min Max ASTM Lain
Spesific Gravity at 60/60°F 0.820 0.870 D-1298
Colour ASTM 3.0 D-1500
Cetane Number or 45.000 D-613
alternatively Calculated Cetane Index 48.000 D-976
Viscosity Kinematic at 100°F cS 1.6 5.8 D-445 IP-70
or Viscosity SSU at 100 °F secs 35 45 D-88
Pourpoint °F 65 D-97
Sulphur Content % wt 0.5 D-1551/1552
Copperstrip (3 hrs/100°C) No. 1 D-130
Conradson Carbon Residue % wt D-189
(on 10% vol. bottom) 0.1
Water Content % vol 0.05 D-95
Sediment % wt 0.01 D-473
Ash Content % wt 0.01 D-482
Neutralization Value D-974
Strong Acid Number mg KOH/gr Nil
Total Acid Number mg KOH/gr 0.6
Flashpoint P.M. c.c °F 150 D-93
Distillation D-86
Recovery at 300°C % vol 40
Bahan Bakar Minyak Untuk Industri

• Bahan bakar minyak untuk Industri ada tiga macam yaitu


Solar(ADO), Minyak Diesel (IDO) dan Minyak Bakar( Fuel
OIL)
• Spesifikasi solar yang terpenting adalah: Spesific grafity,
viscocity, flash point dan cetan number
• Spesifikasi fuel oil yang penting: spesific grafity, viscocity,
sulphur content dan poor point
• Heating value BBM tergantung pada kadar C ( antara 80 sd
86 % W) dan kadar H ( antara 12 sd 14 % W)
Spesifikasi Solar dan Minyak Bakar
Solar( gasoil /ADO)
•Specific gravity 60 oF max 870 min 820
•Cetane number min 45
•Viscosity kinematik min 1,6 max 5,8 cst
•Pour point Max 65 oF
•Sulphur content max 0,5 % Wt
•Copper strip (3H/100oF) Nol
•Water content 0,05 % Wt
•Flash point min 150 oF

Minyak Bakar(FO)
•Specific gravity max 0,99
•Viscosity redwood 100 oF min 400 max 1250
•Pour point max 80 oF
•Sulphur content max 3,5 % Wt
•Water content max 0,75 % Wt
•Sediment max 0,15 % Wt
Heating Value

• Heating value semua jenis BBM per kg (kCal/kg) hampir


sama, tetapi heating value per liter berbeda beda
tergantung pada Spesifik Grafity (SG)
• GHV atau HHV BBM diukur dengan menggunakan bom
kalorimeter, sedangkan untuk perhitungan LHV atau
NHV digunakan formula di bawah ini
• NHV = GHV - (21,21 x % H + 24,42 x % Moister )
• Contoh Perhitungan
Heating Value BBM (GHV) berdasarkan bomb calorimeter
42.342 kcal/kg.

Bedasarkan hasil ultimate analysis :


C = 85 %, H = 12 % , S = 1 % , H2O = 1,5 %, ash 0,5 %

GHV= 42.342 kJ/kg

NHV = 42.342 - ( 212,1 x 12 + 24,4 x1,5 ) =

39.760 kJ/kg atau 9,496 kcal/kg


Batubara

• Batubara itu apa ?


• Bahan bakar HC padat yang
berasal dari tumbuh
tumbuhan (hutan ) yang
tertimbun lapisan tanah,
dalam kondisi bebas O2
kena tekanan dan
temperatur tinggi serta
berlangsung lama (jutaan
tahun ).
Batubara
Komposisi kimia batubara (sub bituminos)
–Carbon 40-60 %
–Hidrogen 2- 10 %
–Oksigen 20-25 %
–Nitrogen 1-2 %
–Sulfur 0,1 - 2 %
Parameter Kwalitas
Spesifikasi Sederhana
• Kandungan air total (AR)
• Gross Calorific Value ( adb )
Proximate Analysis
• Moister in at dried (adb)
• Ash Content (adb)
• Volatile matter (adb)
• Fix carbon(Adb)

Ultimate Analysis
• Kandungan C, H, O, N, S ( % W ) (adb)
• Ash analysis ( kandungan logam )
• Ash fusion temperatur
• Hard grove index (HGI )
Size distribution (tergantung perjanjian )
Panas Pembakaran batubara

• Secara teoritis (Dulong) panas yang dihasilkan :


HHV = 33.820 C + 143.050 (H – O/8) + 9.304 S kJ/kg.
Panas pembakaran batubara tergantung kepada
kadar C, H, O, S dan Moister
Dalam praktek HHV adalah hasil dari tes bom kalori
(High Hetaing Value pada volume tetap ( HHVv ).
Dalam praktek pembakaran berlangsung pada
tekanan tetap ( HHVp)
Satuan energi panas umumnya digunakan kJoule,
kCal atau BTU (british thermal unit).
Penggolongan Batubara
Penggolongan Batubara
Jenis Batubara Golongan Keterangan
1. Antrasit - Meta Antrasit -C tetap kering > 98 % dan V.M ,2 %
- Antrasit - C tetap kering 92 – 98 % dan V.M 2 – 8 %
- Semi Antrasit - C tetap kering 80 – 92 % dan V.M 8 - 14 %

2. Bituminous - Bituminous V.M rendah - C tetap kering 78 -86 % dan VM 14 – 22 %


- Bituminous V.M sedang - C tetap kering 69 – 78 % dan V.M 14 – 22 %
- Bituminous V.M. tinggi - C tetap < 69 % , V.M > 31 %, GHV > 7000
kCal/kg adb

3. Sub Bituminous - Sub Bituminous A - Lembab GHV 6000 - 7000 kCal/kg adb
- Sub Bituminous B - Lembab GHV 5300 - 6000 kCal/kg adb
- Sub Bituminous C - lembab GHV 4600 - 5300 kCal/kg adb

4. Lignite - Lignite (Brown coal) - Basah GHV < 4600 kCal/kg adb
- Peat
BEBERAPA KONDISI YANG PENTING

• As Received basis ( AR ) basis pembayaran


Data analisa sampel batubara sesuai dengan kondisi moister saat
sampel diterima di laboratorium (sebelum dikondisikan )
• As Determined basis ( Adb )
Data analisa sampel batubara dari sampel yang telah dikondisikan
( air permukaan dikeringkan )
• Dry Basis
Data analisa dari sampel yang sudah dikeringkan sehingga tidak
mengandung air.
• Dry Ash Free Basis
Data analisa dari sampel yang dihitung tanpa air dan abu.
KANDUNGAN AIR DI BATUBARA
• Kandungan air(moister) di batu bara ada 2 macam
yaitu air permukaan( free moister) dan inherent
moister.
• Free moister adalah air yang berada dipermukaan
butiran/bongkahan batubara termasuk yang ada
didalam retakaan.Pada analisa adb air ini sudah
dikeringkan.
• Inherent moister adalah air yang merupakan bagian
dari batubara ( yang bersenyawa secara kimia dan
yang berada dalam pori-pori).
Total moister = Free moister + residual moister

Free moister

Residual moister
Free Moisture (Air Dry Loss)

• Air yang menempel di permukaan batubara


(hujan, embun, air cucian, dsb)

• Yang diukur berupa sampel besar-besar yang


basah

• Dikeringkan 35oC , 18 jam


Residual moisture (RM)
• Air yang tertinggal dalam sampel setelah
pengeringan di udara (air drying).

• Bukan properti asli batubara

• Air drying hanya melepaskan air yang dapat


menguap pada kondisi lab di temperatur tertentu
(104 – 110 oC) , 6 jam.

• Yang diukur sampel kecil-kecil halus 4,75 mm


Inherent moisture
• Air yang ada merupakan bagian dari batu bara.
- Yang bersenyawa secara kimia
- Yang berada dalam pori-pori.

• Bukan yang ada dalam retakan.

• Hadir saat proses pengendapan batubara

• Umumnya diasosiasikan dengan Moisture in the


Analysis Sample.
RUMUS KONVERSI adb ke AR

GIVEN WANTED
As-Determined As-Received Dry Dry Ash-Free
(adb) (ar) (db) (dafb)
As-Determined - 100 - Mar 100 100
(adb) 100 - Mad 100-Mad 100-Mad-Aad
As-Received 100-Mad - 100 100
(ar) 100-Mar 100 - Mar 100-Mar-Aar
Dry 100-Mad 100-Mar - 100
(db) 100 100 100 - Ad
Dry As-Free 100-Mad-Aad 100-Mar-Aar 100-Ad -
(dafb) 100 100 100
KOKAS atau COKE

• Carbon padat yang diproduksi daribatubara,


minyak bumi, atau material lain oleh dekomposisi
panas (heating 600 oC) shingga komposis :
• Carbon 80 – 90 %
• Volatile matter < 15 %
• • Sebagai pereduksi dalam peleburan baja
• Fe2O3 + kokas ----à Fe3O4
KONVERSI ENERGI
• Dalam perubahan bentuk ini selalu ada rugi rugi
energi ( heat loss) atau efisiensi kurang dari 100 %.
• Perlu diperhatikan dalam menghitung efisiensi
konversi, satuan energi harus disamakan
• Konversi energi primer ke listrik berlangsung 3
tingkat (kimia-panas-mekanis-listrik) sehingga
efisiensi relatif rendah.
Energy Thermal Steam
• Steam merupakan perubahan bentuk dari air
menjadi gas
• Perubahan dapat terjadi pada semua temperatur
air tergantung pada tekanan
• Untuk merubah bentuk dari air menjadi uap
diperlukan energi yang disebut energi laten
• Besarnya energi laten tergantung kepada
temperatur dan tekanannya
Energy Thermal Steam
• Untuk menaikkan temperatur steam dari
temperatur penguapan ke temperatur tertentu
diperlukan energi yang disebut energi sensibel , yang
besarnya tergantung kepada temperatur dan
tekanan
• Energi yang terkandung dalam steam disebut
enthalphy steam
• Enthalphy steam ( H steam) merupakan
penjumlahan antara panas laten dan panas sesibel
air dan panas sensibel uap.
Diagram Mulier
Steam Turbine (konversi dari thermal ke
mekanik)

BHP = Flow steam (kg/jam) x (Hin - Hot) x Eff.


Konversi dari Energi Primer (kimia) ke Thermal
Genset
Konversi Energi Primer ke Listrik

Energi kimia diubah menjadi energi panas pada pembakran fuel didalam silider
Emergi panas diubah menjadi energi mekanik di shaft genset
Energi mekanik memutar generator dan dikonversi menjadi listrik

Efisiensi Genset (GHV) = 100 x 210 x 860 : (65 x 8950 ) = 31 %


Energi Sekunder Listrik
• Listrik adalah energi sekunder yang harus
dibangkitkan dari energi primer di pembangkit
listrik.
• Listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit adalah
listrik bolak balik(AC) yang harus dimanfaatkan pada
saat yang bersamaan.
• Listrik harus ditransmisikan dan didistribusikan dari
pembangkit ke konsumen sehingga harus dibangun
sistem tranmisi dan distribusi.
• Kehidupan moderen tidak dapat berlangsung tanpa
listrik
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI LISTRIK

primary secondary primary secondary


transmission transmission distribution distribution

various
load

23 kV, 3 ph.
generator 23/500 kV 500/150 kV 150/20 kV 20 kV/380 V
Simbol simbol kelistrikan
• Tegangan (Volt) disingkat V, ada beda tegangan antar
fasa dan beda tegangan antara fasa dan netral
• Unbalance V, bila tegangan antar fasa tidak sama
• Arus listrik (A) masing-masing fasa dan netral
• Unbalance A jika arus masing masing fasa tidak sama
• VA perkalian antara tegangan dan arus untuk satu fasa
untuk 3 fasa 1, 732 x VA dalam praktek dgunakan 1000
VA atau kVA
• kWatt atau kW = kVA x power faktor (Cos Q )
• THD V (total harmonic distortion V ) perbahan bentuk
gelombang listrik kerena pengarung gelombang kejut.
Contoh Sistem Distribusi di Industri
Mutu Daya Listrik
Pengaruh luar
• Tegangan
• Stabilitas suplai
• Harmonisa
Pengaruh dari internal
• Stabilitas suplai
• Unbalance
• Voltage drop
• Power faktor
• Harmoinisa tegangan dan arus
Konversi Satuan Energi
• Perubahan penggunaan satuan energi disebut konversi satuan.

• Contoh : 1 kWh = 860 kCal = 3143 BTU


1 BTU = 0,252 kCal
1 HP = 0,746 kW
1 kCal = 4,187 kJ

Jika melakukan penyusunan neraca eneregi atau perhitungan


efisiensi pemanfaatan energi satuan energi harus disamakan.
Substitusi Energi
• Yang dimaksud substitusi energi adalah penggantian
dari satu jenis energi ke yang lain
• Contoh penggantian BBM ke BBG, BBM ke batubara
• Contoh lain penggantian dari steam ke listrik atau
sebaliknya
• Dalam perhitungan substitusi bahan bakar yang
harus diperhatikan adalah heating value
menggunakan LHV dan perlu dikoreksi dengan
efisiensi pembakaran masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai