Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.
RINGKASAN
Latar Belakang: Kanker merupakan beban yang sangat besar di seluruh dunia, terutama bagi
masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang, dimana sekitar 82% populasi dunia
berada. Salah satunya adalah di Indonesia kanker merupakan penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan utama.

Data yang dikeluarkan International Agency for research on cancer (IARC) menyebutkan pada
tahun 2018 terdapat 18, 1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian. Dan angka kejadian penyakit
kanker di Indonesia yaitu 136.2 per 100.000 penduduk berada pada urutan ke 8 di Asia
Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 2.
Salah satu terapi modalitas kanker yang paling sering digunakan adalah kemoterapi. Namun
kemoterapi bisa menimbulkan dampak psikologis. Adapun dampak negatif psikologis seperti
gangguan harga diri, seksualitas, dan kesejahteraan pasien seperti kecemasan (Smeltzer & Bare,
2008).

Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa lebih dari 30% pasien yang menjalani
kemoterapi merasakan kecemasan. Apabila kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat
menimbulkan adanya perubahan baik secara fisik maupun psikologis. Terapi non-farmakologis
yang dapat dilakukan untuk penanganan kecemasan ini adalah terapi spiritual emotional freedom
technique (SEFT).

Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap
kecemasan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin.

Metode: Metode penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan rancangan pretest-posttest control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin, dengan teknik sampling yang digunakan adalah
Probability sampling dengan metode simple random sampling. Pengukuran tingkat kecemasan
menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Metode analisis bivariat
menggunakan SPSS For Window dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney.

Luaran: Luaran hasil penelitian ini berupa publikasi di dalam jurnal ilmiah nasional
terakreditasi 1-6

TKT: Penelitian dasar, pengumpulan dan analisis data, serta pngujian hipotesis sebagai temuan
penlitian.

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata_kunci_1; Kanker, SEFT, Kecemasan, Kemoterapi

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG

Terjadinya kanker semakin meningkat karena meningkatnya prevalensi faktor risiko seperti
merokok, pola makan buruk, ketidakaktifan fisik (Torre et al., 2015). Data Riskesdas tahun
2018, prevalensi tumor /kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000
penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk di tahun 2018 (KemKes RI, 2019).

Terapi modalitas kanker yang paling sering digunakan dan menjadi metode terapi yang efektif
adalah kemoterapi. Namun kemoterapi bisa menimbulkan dampak fisiologis maupun psikologis.
Dampak negatif psikologis seperti kecemasan (Smeltzer & Bare, 2008).Pertimbangan
keperawatan yang harus diperhatikan pada pasien yang menjalani kemoterapi adalah kecemasan.
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh respon autonom,
perasaan cemas tersebut timbul akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya. (Nanda, 2012).

Hasil penelitian Bintang (2012) menunjukkan bahwa lebih dari 30% pasien kanker yang
menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengalami cemas sedang dan
sisanya mengalami cemas berat hingga depresi. Penanganan kecemasan dapat dilakukan dengan
cara farmakologi dan non-farmakologi.

Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan adalah terapi spiritual emotional
freedom technique (SEFT). Hasil penelitian Inggriane dan Fauziah (2017) mengatakan ada
pengaruh terapi SEFT pada penurunan tingkat kecemasan. SEFT merupakan perpaduan antara
ilmu akupuntur dan psikologi yang disempurnakan dengan sentuhan. SEFT merupakan metode
yang membuat diri klien dapat menerima persoalan yang mengganggu stabilitas emosinya, maka
penyakit-penyakit fisik akan hilang dengan sendirinya dan sebagai solusi tercepat (Aziz, 2012).

Data sekunder diperoleh dari RSUD Ulin Banjarmasin, didapatkan pasien kemoterapi selama 1
tahun terakhir sebanyak 3.779 orang. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui
wawancara dan kuesioner menggunakan HARS pada 10 orang pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin, didapatkan 3 orang mengalami cemas berat, 5 orang
cemas sedang dan 2 orang cemas ringan.

Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan sebelum perlakuan terapi SEFT pada
kelompok intervensi.
2. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi SEFT pada kelompok
intervensi.
3. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan sebelum kelompok intervensi mendapatkan
perlakuan terapi SEFT yang diukur pada kelompok kontrol.
4. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan setelah kelompok intervensi mendapatkan
perlakuan terapi SEFT yang diukur pada kelompok kontrol.
5. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi SEFT pada kelompok
intervensi yang diukur antara kelompok intervensi dan kontrol.
6. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi SEFT pada kelompok
intervensi yang diukur antara kelompok intervensi dan kontrol.
7. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi SEFT pada
kelompok intervensi, yang diukur pada kelompok kontrol.
8. Menganalisis perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi SEFT pada
kelompok intervensi, yang diukur pada kelompok intervensi.

Urgensi Penelitian
Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah bahwa pasien kanker yang menjalani
kemoterapi rata-rata merasakan kecemasan, dari cemas ringan sampai cemas berat. Apabila
kecemasan itu tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak pada fisik dan psikologis, dan
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi bisa sampai menghentikan kemoterapinya Dari
pernyataan tersebut diatas maka dari itu penelitian ini sangat penting diteliti supaya memiliki
alternatif lain untuk penangaan rasa cemas yang dihadapi oleh pasien kanker yang menjalani
kemoterapi.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.

TINJAUAN PUSTAKA
State Of The Art
Nama
No Judul Metode Hasil
Peneliti/Tahun
1 Hendri Fajri Pengaruh Terapi Penelitian ini Hasil analisis menggunakan
Rofacky, Spiritual Emotional menggunakan t-test independen
Faridah Aini / Freedom Tehnique pendekatan kuantitatif menemukan bahwa nilai p
2015 (SEFT) Terhadap dengan metode kuasi- 0,000 (sistole) dan nilai p
Tekanan Darah eksperimen dan desain dari 0,019 (diastole), maka
Penderita Hipertensi kelompok kontrol non- dapat disimpulkan bahwa
eqiuvalent. terdapat perbedaan bermakna
sebelum dan setelah terapi
SEFT.
2 Inggriane Pengaruh Terapi Penelitian ini Hasil penelitian ini
Puspita dewi, SEFT Terhadap menggunakan menunjukkan adanya
Diana Fauziah / Penurunan Tingkat rancangan kualitatif pengaruh terapi SEFT
2017 Kecemasan Pada dan berjenis pra- terhadap penurunan tingkat
Pengguna Napza eksperimental. kecemasan pada pengguna
Pendekatan yang NAPZA di Yayasan Grafiks
digunakan adalah one Kecamatan Cileunyi
gruppre-post test Kabupaten Bandung, dengan
design. nilai p < 0,001.
1. SEFT
1.1 Definisi SEFT
Spritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT) adalah teknik penyembuhan yang
memadukan keampuhan energy pschology dengan doa dan spritual. Energi psikologi
adalah ilmu yang menerapkan berbagai prinsip dan teknik berdasarkan konsep sistem
energi tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan perilaku seseorang
(Zainuddin, 2012).

1.2 Cara Melakukan SEFT


Ada dua versi dalam melakukan SEFT, yang pertama adalah versi lengkap dan yang
kedua versi ringkas (short cut). Keduanya terdiri dari 3 langkah sederhana, perbedaannya
hanya pada langkah ketiga (tapping). Pada versi singkat tapping hanya dilakukan pada 9
titik, sedangkan pada versi lengkap tapping dilakukan pada 18 titik.

Versi lengkap maupun versi ringkas SEFT menurut Zainuddin (2012) terdiri dari tiga
tahap yaitu the set-up, the tune-in, dan the tapping.
1.2.1 The Set-Up
The Set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh terarahkan
dengan tepat. Langkah ini dilakukan unuk menetralisir psychological reversal
atau perlawanan psikologis (biasanya berupa pikiran negatif spontan atau
keyakinan bawah sadar negatif). Contoh psychological reverse ini diantaranya :
a. Saya tidak bisa mencapai keinginan saya.
b. Saya tidak bisa menghindari rasa bersalah yang terus menghantui hidup saya.
c. Saya marah dan kecewa pada istri/suami saya karena dia tidak seperti yang
saya harapkan.
d. Saya kesal dengan anak-anak karena mereka susah diatur.
e. Saya menyerah, saya tidak mampu melakukannya
f. Saya …. Saya….saya….

Jika keyakinan atau pikiran negatif seperti contoh tersebut terjadi, maka berdoa
dengan khusyu, ikhlas dan pasrah: “Yaa Allah… meskipun saya.. (keluhan anda),
saya ikhlas menerima sakit/masalah saya ini, saya pasrahkan pada-Mu
kesembuhan saya”. Kata-kata tersebut disebut dengan The Set-up words yaitu
beberapa kata yang anda ucapkan dengan penuh perasaan untuk menetralisir
psychological reserve (keyakinan dan pikiran negatif). Dalam bahasa religious,
the set-up words adalah “doa kepastian” kita pada Allah SWT bahwa apapun
masalah dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas menerimanya dan kita
pasrahkan kesembuhannya pada Allah SWT.

The set-up sebenarnya terdiri dari 2 aktivitas, pertama adalah mengucapkan


kalimat seperti di atas dengan penuh rasa khusyu’, ikhlas dan pasrah sebanyak 3
kali. Kedua adalah sambil mengucapkan dengan penuh perasaan, kita menekan
dada kita tepatnya di bagian score spot (titik nyeri = daerah sekitar dada atas yang
jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jadi di bagian
karate chop. Setelah menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil
mengucapkn kalimat set-up seperti di atas, maka melanjutkan dengan langkah
kedua The Tune-in.
1.2.2 The Tune-In
Masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan merasakan rasa sakit yang kita
alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit dan sambil terus
melakukan 2 hal yaitu hati dan mulut mengatakan, “saya ikhlas, saya pasrah” atau
“Ya Allah saya ikhlas menerima sakit ini dan saya pasrahkan pada-Mu
kesembuhan saya”.

Masalah emosi, kita melakukan tune-in dengan cara memikirkan sesuatu atau
peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang ingin
kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut, dsb) hati dan
mulut kita mengatakan, Ya Allah… Saya ikhlas… saya pasrah. Berdasarkan
dengan tune-in kita melakukan langkah ketiga (tapping). Pada proses inilah (tune-
in dilakukan bersamaan dengan tapping) kita menetralisir emosi negatif atau rasa
sakit fisik.
1.2.3 The Tapping
The Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
tertentu di tubuh sambil terus melakukan tune-in. Titik-titik kunci dari “the major
energy meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada
ternetretralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran
energi tubuh berjalan dengan normal dan sakit seimbang kembali. Berikut adalah
gambar 18 titik the tapping :

Titik Tapping Versi Pendek


Titik Tapping Tambahan Versi Lengkap

2. Kecemasan
2.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh respon
autonom, perasaan cemas tersebut timbul akibat dari antisipasi diri terhadap bahaya
(Nanda, 2012).
2.2 Tingkat Kecemasan
Manifestasi cemas dapat meliputi aspek fisik, emosi, kognitif dan tingkah laku. Respon
terhadap ancaman dapat berkisar dari kecemasan ringan, sedang, berat dan panik (Stuart,
2016).
2.3 Penatalaksanaan Kecemasan
2.3.1 Terapi Farmakologi
Merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat - obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neorotransmiter di susunan saraf pusat
otak. Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas, yaitu
diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCI, meprobamate dan
alprazolam (Hawari , 2013).
2.3.2 Terapi Nor-Farmakologi
a. Relaksasi
b. Relaksasi Progresif
c. Sentuhan Teraupetik
d. Terapi Spiritual
2.4 Pengukuran Kecemasan
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max
Hamilton. HARS adalah satu dari skala penelitian utama yang dikembangkan untuk
mengukur tingkat keseriusan dan keparahan pengukuran kecemasan dengan
menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable. Dalam skala
HARS terdapat 14 simptom yang tampak pada individu yang mengalami kecemasan

3. Kemoterapi
3.1 Definisi Kemoterapi
Kemoterapi merupakan bentuk pengobatakn kanker dengan menggunakan obat sitostati
yaitu suatu zat – zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
3.2 Tujuan Kemoterapi
Tujuan pemberian kemoterapi yang di ungkapkan oleh Smeltzer & Bare (2010) adalah
sebagai berikut :
3.2.1 Mencapai kesembuhan
3.2.2 Memperpanjang masa bebas penyakit
3.2.3 Memperpanjang lama masa hidup
3.2.4 Memperbaiki kualitas hidup
3.3 Manfaat dan Efek Kemoterapi
3.3.1 Manfaat dari kemoterapi diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengobatan
b. Kontrol
c. Mengurangi gejala
3.3.2 Efek Samping Kemoterapi
a. Muntah
b. Sariawan
c. Rambut rontok
d. Hiperpigmentasi kulit

Kerangka Teori
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.

METODE
Design Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen dan
rancangan pretest-posttest control group design. Dalam desain ini, Sugiyono menyatakan
“bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian sebelumnya diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono,
2012).

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian yang dipilih peneliti yaitu di ruang Edelwis (khusus kemoterapi) RSUD Ulin
Banjarmasin, dan lama waktu penelitian yaitu pada bulan Januari 2020 sampai dengan
September 2020.
Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang
Edelwis RSUD Ulin Banjarmasin dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebanyak 942 orang (data
RS per 1 Mei – Juli 2019)

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling yang digunakan adalah Probability sampling dengan metode simple random
sampling yaitu dengan memilih langsung dari populasi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah
30 yang terbagi 2 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 15 orang. Cara pengambilan
sampel dengan menggunakan 30 kertas undian, dengan 15 kode kelompok kontrol dan 15 kode
kelompok intervensi yang diambil secara acak oleh responden.

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil


1 Variabel Spritual Emotional Terapi SEFT Observasi Ordinal 1. Tidak
independen Freedom Tehnique dengan tiga tahap, diberikan
(Terapi (SEFT) adalah teknik yaitu set up, tune intervensi
SEFT) penyembuhan yang in, dan tapping.
memadukan 2. Diberikan
keampuhan energy intervensi
pschology dengan doa
dan spritualitas.
2 Variabel Kecemasan adalah Hamilton Anxiety Lembar Ordinal Terjadi
dependen kekhawatiran yang Rating Scale kuisioner penurunan
(Tingkat tidak jelas dan (HARS) dengan : dan lembar tingkat
Kecemasan) menyebar yang 1. Perasaan cemas obervasi kecemasan
berkaitan dengan 2. Ketegangan dengan skor :
perasaan tidak pasti 3. Ketakutan 1. >27 :
dan tidak berdaya 4. Gangguan tidur kecemasan
5. Gangguan berat
kecerdasan 2. 15-27 :
6. Perasaan kecemasan
depresi sedang
7. Gejala somatik 3. 6-14 :
(otot) kecemasan
8. Gejala somatik ringan
(motorik) 4. < 6 :
9. Gejala tidak ada
kardiovaskuler. kecemasan
10.Grespiratori
11.Gastrointestinal
12.Gejala
urogenital
13.Gejala otonom
14. Perilaku selama
wawancara

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien kanker yang
menjalani kemoterapi adalah kuesioner HARS. Kuesioner terdiri dari 14 kelompok kecemasan
yang dijabarkan secara lebih spesifik. Kuesioner ini menggunakan skor dengan rentang skala
likert 0-4, yang terdiri dari : 0= tidak ada, 1= ringan, 2= sedang , 3=berat, 4= sangat berat. Hasil
pengukuran adalah skor <6 tidak ada kecemasan, 6-14 kecemasan ringan, 15-27 kecemasan
sedang, >27 kecemasan berat.

Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner HARS

No Kelompok Butir Pertanyaan


1 Perasaan cemas 1
2 Ketegangan 2
3 Ketakutan 3
4 Gangguan tidur 4
5 Gangguan kecerdasan 5
6 Gangguan depresi 6
7 Gangguan somatik (otot-otot) 7
8 Gangguan somatik (sensori) 8
9 Gejala kardiovaskuler 9
10 Gejala pernapasan 10
11 Gejala gastrointestinal 11
12 Gejala urugenetalia 12
13 Gejala otonom 13
14 Apa yang anda rasakan 14
Jumlah total soal 14
Teknik Analisa Data
Analisa Univariat
Analisa univariate yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi beserta presentasinya di
tiap vaiabel yang diteliti. Analisa ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik variabel terikat
yaitu tingkat kecemasan pada menit awal dan menit ke 30 yang tertuang dalam bentuk distribusi
nilai frekuensi.
Anlisa Bivariat
Analisa bivariat dilaksanakan untuk menguji pengaruh spiritual emotional freedom technique
(SEFT) terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi. Analisis
bivariate yang digunakan adalah Wilcoxon dan Mann Whitney.

Alur Penelitian

Capaian Status
Luaran Kegiatan Alamat/URL
TS 1
1. Artikel Ilmiah Dunia Keperawatan (Jurnal Keperawatan dan Kesehatan) accepted
Nasional Terakreditasi https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/index
1-6
Jenis Luaran Indikator Capaian
No Tamb TS+ TS+
Kategori Sub Kategori Wajib
ahan TS 1) 1 2
1 Artikel Ilmiah dimuat di Internasional draf
V
jurnal 2) bereputasi
Nasional terakreditasi V accepted
Nasional tidak accepted
V
terakreditasi
2 Artikel ilmiah di muat di Internasional terindeks V draf
proseding3) Nasional V
3 Invited speaker dalam Internasional V Tidak ada
temu ilmiah4) Nasional V Tidak ada
4 Visitting Lecturer5) Internasional V Tidak ada
5 Hak Kekayaan Paten V Tidak ada
Intelektual (HKI)6) Paten Sederhana V Tidak ada
Hak cipta V Tidak ada
Merek Dagang V Tidak ada
Rahasia Dagang V Tidak ada
Desain Produk Industri V Tidak ada
Indikasi Geografis V Tidak ada
Perlindungan Varietas Tidak ada
V
Tanaman
Perlindungan Tidak ada
Topografi Sirkuit V
Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7) V Tidak ada
7 Model/Purwarupa/Des Tidak ada
ain/Karya V
Seni/Rekayasa sosial8)
8 Buku Ajar (ISBN)9) V Tidak ada
9 Tingkat Kesiapan 3
V
Teknologi (TKT)10

Alokasi Waktu
No Nama Peran Uraian Tugas
(jam/Minggu)
1 Adisurya Saputra, Peneliti Utama 1. Melakukan penelitian. 20
S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Melakukan studi pendahuluan Jam/Minggu
3. Membuat koordinasi antar sektor
4. Koordinasi & Konsultasi Ahli
2 Muhammad Saputra, Anggota Peneliti 1. Melakukan Penelitian. 20
S.Kep.,MM 2. Berkoordinasi dalam izin etik penelitian Jam/Minggu
3. Melakukan Uji Validitas dan reliabilitas
4. Menganalisis Data
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengajuan Proposal
2. Persiapan Penelitian
3. Pengumpulan Data
4. Pengolahan Data
5. Tabulasi dan Analisis Data
6. Pelaporan Akhir/Hasil

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

1. Aziz, A. (2012). 19 keys Happy - Healty - Wealthy. 19 kunci hidup bahagia, sehat dan
sejahtera. Jakarta: Erlangga.
2. Bintang, Y. A. (2012). Gambaran Tongkat Kecemasan, Stress, dan Depresi Pada Pasien
Kanker yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP De. Hasan Sadikin Bandung. Students e-
Journal Unpad.
3. Hawari, D. (2013). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. . Jakarta: FKUI.
4. Inggriane, P. D., & Fauziah, D. (2017). Pengaruh Terapi SEFT Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Para Pengguna Napza. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2).
5. Kementrian Kesehatan Republik Indoensia. (2019, January 31). Depkes.go.id. Dipetik May
19, 2019, dari Hari Kanker Sedunia:
http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html
6. Nanda. (2012). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014 Buku
Kedokteran. EGC.
7. Nursalam. (2013). Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
8. Smeltzer, S., & Bare. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing.
Philadelpia: Lippin Cott.
9. Stuart, G. (2016). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10 th Ed ). Elsevier:
Mosby.
10. Torre, L., Bray, F., Siegel, R., Ferlay, J., Lortet, J., & Jemal, A. (2015). Global Cancer
Statistics, 2012 CA. A Cancer Journal for Clinicans.
11. Zainuddin, A. F. (2012). Spriritual Emotional Freedom Tehnique (SEFT). Jakarta: Afzan
Publishin

Anda mungkin juga menyukai