Dyspepsia
Definition
One or more of post-prandial fullness, early satiety and/or epigastric or
retrosternal pain/ burning.
Indigestion : nausea, vomiting, bloating and dyspepsia
Merupakan suatu gejala yang harus diketahui penyebabnya
Dapat dibedakan sebagai :
Dyspepsia Organik : Setelah diendoskopi ditemukan kelainan struktural.
Dyspepsia Fungsional : Setelah diendoskopi tidak ditemukan kelainan
struktural, sebagian kasus adalah jenis ini.
Dyspepsia uninvestigated : Belum melakukan endoskopi.
Tes Helicobacter
Diagnosis Algorithm
Therapy
Terapi Empiris : PPI/ H2RA selama 4-8 minggu. 4 untuk duodenum, 8
untuk gaster.
Eradikasi H. pylori selama 7-10 hari utk triple therapy, 14 hari utk
quadruple therapy.
Classification
Berdasarkan waktu
Acute : 2-7 days
Prolonged : 8-14 days
Chronic/ persistent : >14 days
Patophysiology
Inflammatory : Disruption of the epithelium of intestine due to pathogen,
biasanya berdarah, berlendir, berlemak karena menyerang
o Infeksius : Salmonella, EHEC, EIEC, Shigella, Giardia,
Cryptosporidium.
o Non Infeksius : Crohn, Ulcerative Colitis
o Apabila terjadi dysentery yang disebabkan oleh shigella atau
amoeba maka bisa disertai dengan tenesmus.
Secretoric : Toxin bakteri V. cholera mengaktivasi cAMP sehingga
mengganggu transport elektrolit sehingga mengurangi absorpsi usus dan
meningkatkan sekresi cairan. Bisa juga disebabkan oleh VIP, obat laxative,
kafein, reseksi usus. Diare encer yang massive sehingga menyebabkan
dehidrasi. Tidak berhenti dengan puasa.
Osmotic : Jika terdapat makanan yang tidak dapat diserap oleh usus,
maka akan terjadi peningkatan tekanan osmotic intraluminal sehingga
menarik air ke dalam lumen. Biasa berhenti dengan puasa. Penyebabnya
lactose intolerance, konsumsi antasida magnesium, celiac disease,
Rotavirus dapat menyebabkan osmotic dan sekretorik. Disertai tanda
perianal erythema dan distensi abdomen.
Deranged motility : Terjadi pemendekan transit time sehingga absorpsi
usus berkurang, atau terjadi stasis sehingga terjadi pertumbuhan bakteri
pada lumen usus. Biasanya disebabkan oleh penyakit saraf, hipertiroid,
obat prokinetik.
Di negara berkembang paling banyak virus, di negara maju lebih banyak bakteri.
Namun baik Negara berkembang/ maju Rotavirus adalah penyebab tersering.
Dehydration
Vomiting
Therapy
Acute Chronic
Viral Viral
Non viral infection Alcohol
Alcohol Drugs
Drugs NASH
Ischemic hepatitis Lupoid hepatitis
Lupoid hepatitis Hereditary
Metabolic disease Disertai malaise, weakness,
Disertai malaise, muscle and joint weight loss, peripheral oedema,
ache, nausea vomiting, abdominal ascites
pain, dark urine, jaundice
Hepatitis A : Gejala non specific + gejala GI yang khas. Complete recovery
in several weeks.
Hepatitis B : Biasanya asimtomatik tapi kalau kronis bahaya, tinggi resiko
untuk ke Hepatocell carcinoma dan cirrhosis. Terapinya paling baik saat
ALT sedang tinggi.
Hepatitis C : Tinggi resikonya menjadi cirrhosis.
Hepatitis D : Muncul biasanya bersamaan pada pasien dengan riwayat
Hepatitis B.
Hepatitis E : Seperti Hep A, tapi sering muncul di pasien
immunocompromised. Pada wanita hamil biasa jadi severe dengan
menyebabkan fulminant hepatic failure.
Hepatitis G : Disebabkan oleh Pegivirus. Ditemukan pada pasien hepatitis
akut, chronic, fulminant, hemofili, pasien dialysis, transfuse dan IVDU.
Autoimmune hepatitis : Continuing hepatocellular inflammation and
necrosis of unknown etiology. Presence of autoimmune antibody,
presence of hepatitis. Elevation of serum globulins
Drug induce hepatitis : Acetaminophen, MTX, Cotrimoxazole. Bisa
menimbulkan peningkatan liver enzyme hingga fulminant hepatitis.
NAFLD : Muncul pada orang obesitas. Ada 2 manifestasi yaitu Steatosis
(hanya fatty liver) dan Steatohepatitis (dengan inflamasi dan fibrosis).
Meningkatan resiko cirrhosis