Anda di halaman 1dari 23

Week 3

Dyspepsia
Definition
One or more of post-prandial fullness, early satiety and/or epigastric or
retrosternal pain/ burning.
Indigestion : nausea, vomiting, bloating and dyspepsia
Merupakan suatu gejala yang harus diketahui penyebabnya
Dapat dibedakan sebagai :
 Dyspepsia Organik : Setelah diendoskopi ditemukan kelainan struktural.
 Dyspepsia Fungsional : Setelah diendoskopi tidak ditemukan kelainan
struktural, sebagian kasus adalah jenis ini.
 Dyspepsia uninvestigated : Belum melakukan endoskopi.

Common Causes of Abdominal Pain


Acute abdomen

Appendicitis : Nyeri bermula dari periumbilical kemudian ke kanan bawah.


Pemeriksaan McBurney 1/3 lateral dari SIAS kanan ke umbilicus, Rovsing kayak
Mcburney tapi di kiri, Dunphy pas batuk sakit, Psoas dan Obturator sign gerakin
hipnya.
Cholelithiasis : Female, Fat, Forty, Fertile. Pale feces, dark urine
Cholecystitis : Murphy sign, pain di RUQ yang radiasi ke right scapula
Choledocholithiasis : RUQ pain, jaundice, pale feces, dark urine
Cholangitis : sakit terus-terusan disertai jaundice, demam, sakit di RUQ
Diverticulits : Diverticulum Meckel congenital di RUQ, diverticulitis orang tua di
LUQ
Peritonitis : Nyeri tekan, rebound tenderness, muscle guarding
Peritonitis TB : Chest board phenomenon
Pancreatitis : Cullen’s sign di umbilical, Grey Turner’s sign di pinggang, nyeri
epigastric menjalar ke punggung, hypocalcemia, demam, bisa muscle guarding.
Jika dibagi berdasarkan region, berikut DD nyeri abdomen berdasarkan lokasi
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan dyspepsia
 Peptic Ulcer
o Hilangnya lapisan epitel mukosa hingga submukosa dengan
kedalaman >5 mm
o Paling sering karena infeksi H. pylori atau NSAID
 GERD :
o Cairan lambung refluks ke esophagus.
o Faktor resikonya adalah obesitas, merokok, alcohol, asma dan
PPOK, hernia hiatus, obat estrogen.
o Terjadi akibat kelemahan lower esophageal sphincter,
gravitasi, posisi tidur, distensi lambung, pengosongan lambung
yang terlambat dan peningkatan tekanan intraabdomen.
o Gejala khas adalah heartburn sensation, dyspepsia, bisa
dysphagia dan odynophagia, OSA
 Functional Dyspepsia
Alarm symptoms intinya mengarah ke keganasan dan perdarahan
 Anemia
 Loss of weight
 Anorexia
 Recent/ progressive onset
 Melena/ hematemesis
 Swallowing difficulties

Tes Helicobacter
Diagnosis Algorithm

Therapy
 Terapi Empiris : PPI/ H2RA selama 4-8 minggu. 4 untuk duodenum, 8
untuk gaster.
 Eradikasi H. pylori selama 7-10 hari utk triple therapy, 14 hari utk
quadruple therapy.

Bedah dipertimbangkan apabila tidak toleran terhadap pengobatan dan resiko


tinggi kompikasi. Pilihannya adalah vagotomi, gastrektomi.
Mencegah kekambuhan dengan terapi adekuat dan merubah gaya hidup.
Functional Dyspepsia

Mekanisme kerja obat


Diarrhea
Definition
 Perubahan konsistensi tinja dikarenakan air dalam tinja melebihi normal
 Peningkatan frekuensi defekasi >3x dalam 24 jam (neonatus hingga usia
4-6 bulan masih normal kalau BAB >3x)

Classification
Berdasarkan waktu
 Acute : 2-7 days
 Prolonged : 8-14 days
 Chronic/ persistent : >14 days

Patophysiology
 Inflammatory : Disruption of the epithelium of intestine due to pathogen,
biasanya berdarah, berlendir, berlemak karena menyerang
o Infeksius : Salmonella, EHEC, EIEC, Shigella, Giardia,
Cryptosporidium.
o Non Infeksius : Crohn, Ulcerative Colitis
o Apabila terjadi dysentery yang disebabkan oleh shigella atau
amoeba maka bisa disertai dengan tenesmus.
 Secretoric : Toxin bakteri V. cholera mengaktivasi cAMP sehingga
mengganggu transport elektrolit sehingga mengurangi absorpsi usus dan
meningkatkan sekresi cairan. Bisa juga disebabkan oleh VIP, obat laxative,
kafein, reseksi usus. Diare encer yang massive sehingga menyebabkan
dehidrasi. Tidak berhenti dengan puasa.
 Osmotic : Jika terdapat makanan yang tidak dapat diserap oleh usus,
maka akan terjadi peningkatan tekanan osmotic intraluminal sehingga
menarik air ke dalam lumen. Biasa berhenti dengan puasa. Penyebabnya
lactose intolerance, konsumsi antasida magnesium, celiac disease,
Rotavirus dapat menyebabkan osmotic dan sekretorik. Disertai tanda
perianal erythema dan distensi abdomen.
 Deranged motility : Terjadi pemendekan transit time sehingga absorpsi
usus berkurang, atau terjadi stasis sehingga terjadi pertumbuhan bakteri
pada lumen usus. Biasanya disebabkan oleh penyakit saraf, hipertiroid,
obat prokinetik.
Di negara berkembang paling banyak virus, di negara maju lebih banyak bakteri.
Namun baik Negara berkembang/ maju Rotavirus adalah penyebab tersering.
Dehydration

Kalau mau bikin oralit di


rumah, perlu
 Air hangat
 Garam
 Gula
Perbandingan garam : gula
adalah 1 : 4
Dehidrasi Berat
Dehidrasi Ringan/ Sedang
Tanpa Dehidrasi
Therapy
 Management of dehydration
 Feeding counseling
 No antidiarrheal
 Zinc : Untuk reepitelisasi mukosa usus.
 Abx only if indicated. Cholera : Tetracyclin or Cotrimoxazole. Dysentery :
Cotrimoxazole or Nalidixic Acid or Metronidazole
 Probiotic

Vomiting

Forceful expulsion of gastric contents associated with the contraction of the


abdominal and chest wall musculature
Vomiting center
letaknya di brainstem.
Memiliki reseptor M1,
H1, Neuro kinin, 5HTr

Kalau CTZ ada reseptor


D2
Etiology
Yang paling sering di anak
 GERD
 Pyloric Stenosis : Pada usia 3-6 minggu kelahiran, muntah proyektil.
Diagnosis dengan US abdomen.
 Intestinal atresia : Billous vomiting, failure pass meconium, abdominal
distention. Xray abdomen show double bubble sign.
 Acute Gastroenteritis : Vomiting followed by diarrhea.
 Intestinal obstruction : Billous vomiting, abdominal distention and signs
of peritonitis

Therapy

Management of bowel obstruction


 Bowel rest
 Gastric decompression
 Manage dehydration and electrolyte
 Control nausea, vomiting and pain
 Imaging
Hepatitis

Acute Chronic
 Viral  Viral
 Non viral infection  Alcohol
 Alcohol  Drugs
 Drugs  NASH
 Ischemic hepatitis  Lupoid hepatitis
 Lupoid hepatitis  Hereditary
 Metabolic disease Disertai malaise, weakness,
Disertai malaise, muscle and joint weight loss, peripheral oedema,
ache, nausea vomiting, abdominal ascites
pain, dark urine, jaundice
 Hepatitis A : Gejala non specific + gejala GI yang khas. Complete recovery
in several weeks.
 Hepatitis B : Biasanya asimtomatik tapi kalau kronis bahaya, tinggi resiko
untuk ke Hepatocell carcinoma dan cirrhosis. Terapinya paling baik saat
ALT sedang tinggi.
 Hepatitis C : Tinggi resikonya menjadi cirrhosis.
 Hepatitis D : Muncul biasanya bersamaan pada pasien dengan riwayat
Hepatitis B.
 Hepatitis E : Seperti Hep A, tapi sering muncul di pasien
immunocompromised. Pada wanita hamil biasa jadi severe dengan
menyebabkan fulminant hepatic failure.
 Hepatitis G : Disebabkan oleh Pegivirus. Ditemukan pada pasien hepatitis
akut, chronic, fulminant, hemofili, pasien dialysis, transfuse dan IVDU.
 Autoimmune hepatitis : Continuing hepatocellular inflammation and
necrosis of unknown etiology. Presence of autoimmune antibody,
presence of hepatitis. Elevation of serum globulins
 Drug induce hepatitis : Acetaminophen, MTX, Cotrimoxazole. Bisa
menimbulkan peningkatan liver enzyme hingga fulminant hepatitis.
 NAFLD : Muncul pada orang obesitas. Ada 2 manifestasi yaitu Steatosis
(hanya fatty liver) dan Steatohepatitis (dengan inflamasi dan fibrosis).
Meningkatan resiko cirrhosis

Anda mungkin juga menyukai