Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FINAL INDIVIDU

FISIOLOGI II

OLEH :

ARIFUDDIN
21606160
NON REG. C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MAKASSAR
TUGAS FINAL INDIVIDU

1. Jelaskan secara lengkap dengan menggunakan skema proses pembentukan


urine dimulai ketika seseorang selesai meminum air sebanyak 1000 ml?
Jawab :

SKEMA PROSES PEMBENTUKAN URINE

Urine adalah cairan sisa metabolisme yang dihasilkan ginjal dan dikeluarkan
dari tubuh melalui kencing. Urine terdiri atas air dan bahan-bahan yang terlarut di
dalamnya. Bahan-bahan terlarut tersebut berupa sisa metabolisme tubuh seperti urea,
garam terlarut, serta materi organik lainnya. Terbentuknya urine sendiri ternyata
melalui suatu rangkaian proses panjang yang terus terjadi setiap hari secara berulang-
ulang. Proses pembentukan urine inilah yang akan kita bahas pada kesempatan kali
ini.

Proses Pembentukan Urin


Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses augmentasi
(pengeluaran zat). Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Skema Proses Pembentukan Urine

Kapiler Glomerulus Tub. Proximal Henle Tub. Distal Ductus


Colectical

Filtrasi
Calix Minor

Reabsorpsi Sekresi
Calix Mayor

Augmentasi
Renal Pelvis

Vesica Urinaria Ureter

1. Proses Filtrasi (Penyaringan)


Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah.
Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta
melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2 zat.
Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah
sedangkan zat sisanya akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine
primer (filtrat glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam
serta urea. Zat-zat tersebut akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai
Bowman.

2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)


Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka
kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran
pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang
masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap
lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari urine
primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat tubulus).
Urine sekunder memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.

3. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)


Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan
mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui
pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi
tubuh. Selanjutnya,terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir
dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara
ke rongga ginjal.
Tahapan Pembentukan Urine dan Zat yang Dihasilkan

Dari rongga ginjal, proses pembentukan urine diakhiri dengan mengalirnya urine
sesungguhnya melalui ureter untuk menuju kandung kemih (vesika urinaria). Apabila
kandung kemih telah penuh dan cukup mengandung urine, ia akan tertekan sehingga akan
menghasilkan rasa ingin buang air kecil pada tubuh. Urine kemudian dialirkan melalui
saluran pembuangan yang disebut uretra.
2. Jelaskan secara lengkap dengan menggunakan skema proses defekasi dimulai
ketika seseorang selesai makan pagi?
Jawab :

SKEMA PROSES DEFEKASI

A. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN


1. Usus Halus :
a. Duodenum
b. Jejunum
c. Ileum

2. Usus Besar :
a. Sekum
b. Kolon (Asenden,transversal,desenden sigmoid ) dan
c. Rektum

B. PROSES DEFEKASI
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan
melalui anus.
Dalam proses defekasi terjadi tiga macam refleks :
1. Refleks defekasi intrinsik
2. Refleks defekasi parasimpatis
3. Reflek Defekasi Volunter

1. Refleks Defekasi intrinsik

Didahului dengan transpor feces ke dalam rektum

Rektum yang penuh mengakibatkan ketegangan (Distensi rektum)

Terjadi rangsangan refleks defekasi pada pleksus mesentrikus

Impuls di transmisikan ke medula spinalis pars sakralis

Otot usus lain berkontraksi, terjadi peristaltik di kolon asendens, sigmoid, dan rektum Feses
akan terdorong ke anus

Sfingter internal melemas, tetapi sfingter eksternal (m. levator) relaksasi secara volunter, dan
tekanan dihasilkan oleh otot-otot abdomen
2. Refleks Defekasi parasimpatis

Feses masuk ke rektum

Terjadi rangsangan pada saraf rektum

Selanjutnya rangsangan ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis aferen menuju pars


sakralis medula spinalis

Pesan aferen ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis eferen untuk mencapai kerja otot

Menghasilkan kombinasi refleks dan usaha volunter :


 Terjadi relaksasi sfingter anus
Kontraksi otot kolon
Kontraksi otot perut dan diafragma
 Dasar panggul naik
 Terjadi defekasi
Sfingter berkontraksi, mengeluarkan feses

3. Reflek Defekasi Volunter

Kontraksi otot abdomen dan diafragma

Tekanan intraabdomen meningkat

Oto levator anus kontraksi Menggerakan feses melalui saluran anus

Terjadi defekasi

Dipermudah dengan Fleksi otot femur Posisi saat defekasi

Anda mungkin juga menyukai