Anda di halaman 1dari 10

UJI STATISTIK

UJI CHI SQUARE, UJI FISHER, UJI WILCOXON, UJI SPEARMAN, UJI T
BERPASANGAN

Oleh :

ASMANIAR BASRI
21606162
Reguler E

PROGRAM STUDI S1 NON REGULER KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MAKASSAR
2017
1. DISMENOREA DAN OLAHRAGA PADA REMAJA DI SMK
MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

ABSTRAK

Dismenorea adalah menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian
bawah dan bagian punggung serta biasanya terasa seperti kram. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan tanggal 21 Juni 2015 di Dusun Urangagung, Desa Sumberejo,
Sidoarjo sebagian besar remaja putri mengalami dismenorea yaitu sebanyak 70%. Tujuan
penelitian mengetahui hubungan olahraga dengan kejadian dismenorea. Metode penelitian
Survey Analitic dengan Pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas X SMK Muhammadiyah I Taman sebanyak 37 responden dari 40 populasi.
Sampling menggunakan Probability dengan Simple Random Sampling dengan cara lotre.
Data dikumpulkan dengan kuisioner tertutup dan kemudian dilakukan uji statistik Exact
Fisher dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh remaja putri di SMK
Muhammadiyah 1 Taman melakukan olahraga secara tidak teratur dan hampir seluruhnya
mengalami dismenorea. Uji Exact Fisher didapat P = 0,028, maka Ho ditolak artinya ada
hubungan antara olahraga dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMK
Muhammadiyah 1 Taman. Simpulan penelitian ini menunjukkan ada hubungan olahraga
dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Taman. Saran bagi
para remaja putri agar teratur berolahraga untuk mengurangi nyeri pada saat dismenorea.
Kata kunci: Olahraga, Remaja Putri, Dismenorea.

a. Uji statistik yang digunakan adalah uji Fisher


b. Rumus
Skor dibuat dalam bentuk tabel kontigensi 2x2
Variabel Kelompok Jumlah
1 2
Diatas median (+) A B A+B
Dibawah median (-) C D C+D
Jumlah A+C B+D N
c. Penerapan
Tabel 1.1
Hubungan Keteraturan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri di
SMK Muhammadiyah 1 Taman

Keteraturan Dismenore Tidak Dismenore Jumlah


olahraga
n % n % N %
Teratur 3 37.5% 5 62.5% 8 100%
Tidak Teratur 23 79.3% 6 20.7% 29 100%
Jumlah 26 70.3%% 11 29.7% 37 100%
P=0.028

Berdasarkan Tabel 4 di peroleh bahwa remaja putri yang mengalami dismenorea hampir
seluruhnya melakukan olahraga secara tidak teratur remaja putri yang melakukan olahraga
secara teratur sebanyak 3 siswi (37,5%). Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan
uji Exact Fisher tentang hubungan olahraga dengan kejadian dismenorea didapat P < 0,05
dimana P = 0,028, maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara olahraga dengan kejadian
dismenorea.
d. Syarat penggunaannya

Uji fisher digunakan untuk melakukan analisis pada dua sampel independen yang
jumlah sampelnya relatif kecil (biasanya kurang dari 20) dengan skala data nominal atau
ordinal. Kemudian data diklasifikasikan kedalam tabel kontingensi 2x2.

2. HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN


DISMENOREA PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA

ABSTRAK
Dismenorea merupakan keluhan ginekologis yang paling sering dialami oleh remaja dan
perempuan yang menginjak usia dewasa muda. Prevalensi dismenorea dikatakan cukup
tinggi. Keluhan ini mempengaruhi kualitas hidup perempuan selama masa reproduktif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan dismenorea pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional dengan mengikutkan 279 responden. Responden
mengisi kuesioner yang berhubungan dengan menstruasi dan nyeri saat menstruasi yang
dialami. Pengukuran IMT melalui perhitungan berat badan dan tinggi badan. Setelah
didapatkan responden yang mengalami dismenorea lalu dikategorikan berdasarkan derajat
nyeri dismenorea. Dismenorea dan derajat nyeri tersebut kemudian dianalisis dengan IMT
menggunakan uji statistik Chi-square. Rerata usia menarche adalah 12,5 tahun dan
didapatkan kejadian dismenorea cukup tinggi (74,9%). Mayoritas responden yang mengalami
dismenorea memiliki IMT dalam batas normal. Responden yang mengalami derajat nyeri
ringan memiliki jumlah paling banyak pada IMT kategori underweight dan overweight.
Diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara IMT dan dismenorea primer dan tidak ada
hubungan antara IMT kategori underweight dan overweight dengan derajat nyeri dismenorea
primer.
Kata kunci: Dismenorea, IMT, derajat nyeri dismenorea

a. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square


b. Rumus

c. Penerapan
Tabel 1.1
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Dismenore
Dismenore Primer
Indeks Massa Tubuh Ya Tidak Jumlah
n % n % n %
Underweight (<18,5) 38 18.2% 7 10.0% 45 16.1%
Normal range (18,5-22,9) 133 63.6% 46 65.7% 179 64.2%
Overweight (≥ 23) 38 18.2% 17 24.3% 55 19.7%
P=0,202

Diperoleh hasil dari 209 responden yang mengalami dismenorea, responden yang memiliki
kategori IMT underweight dan overweight yang mengalami dismenorea menunjukkan hasil
yang sama banyak yaitu 38 orang (18,2%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square, didapatkan
bahwa tidak ada hubungan antara IMT dan dismenorea primer yaitu hasil nilai p sebesar
0,202 (nilai p >0,05).

d. Syarat penggunaannya
- Semua pengamatan dilakukan dengan independen
- Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel dengan
frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel.
- Besar sampel sebaiknya >40
- Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)
- Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)

3. PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP TINGKAT NYERI


HAID PADA MENARCHE REMAJA PUTRI DI MTS TARBIYATUL
MUBTADIIN WILALUNG KECAMATAN GAJAH KABUPATEN
DEMAK

ABSTRAK
Dismenore adalah rasa nyeri perut yang disebabkan oleh kejangnya otot uterus yang
diakibatkan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah, bersamaan nyeri timbul
dapat dijumpai adanya rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa terjadi diare. Mengatasi
dismenore (nyeri haid) dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non farmakologi.
Latihan olahraga yang teratur dapat menurunkan stress dan kelelahan sehingga secara tidak
langsung juga mengurangi nyeri. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengaruh Senam Dismenore terhadap Tingkat Nyeri Haid pada Menarche Remaja Putri Di
MTS Tarbiyatul Mubtadiin Wilalung Kecamatan Gajah Kabupaten Demak. Metode
Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pre - test
Post – test. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013, Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan cara total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36
orang dibagi menjadi 2 kelompok. 18orang kelompok kontrol dan 18 orang kelompok
intervensi.Analisa hasil penelitian menggunakan uji paired simple T – test karena
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji paited t tes (p-value 0,000), dimana nilai tersebut
(p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diputuskan bahwa ada pengaruh
senam dismenore terhadap tingkat nyeri haid pada menarche remaja putri. Penelitian
selanjutnya disarankan, untuk menambah jumlah responden dan menambah untuk tempat
penelitian akan lebih baiknya jika dilakukan diseluruh MTS atau SMP dikota Demak.
Kata kunci :Dismenore, menarche, senam dismenore, remaja
a. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon
b. Rumus

Keterangan:
N = jumlah data
T = jumlah rangking dari nilai selisish yang negative atau positif
c. Penerapan
Tabel 1.1
Hasil uji wilcoxon tingkat nyeri pada kelompok kontrol (pre dan post)
Variabel Z p- value
Tingkat nyeri pre dan -3.590 0.000
post kontrol

Hasil uji wilcoxon pada kelompok kontrol adalah nilai signifikan p-value sebesar
0,000 (< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha ditrima. Jadi kesimpulannya ada perbedaan antara
tingkat nyeri pre dan post pada kelompok kontrol.
Tabel 1.2
Rata – rata perbedaan tingkat nyeri pre dan post test pada kelompok intervensi
variabel kelompok Rata-rata Standar N P-Value
deviasi
perbedaan Pre 5,03 0,8275 18
tingkat 0,000
nyeri Post 5,444 1,1158 18
kelompok
intervensi

Hasil perhitungan berdasarkan frekuensi pada kelompok intervensi pada pengukuran


awal menunjukkan bahwa frekuensi tingkat nyeri terendah 3.7, tertinggi 6.7, rata – rata 5.033
dan standar deviasi 0.8275. sedangkan berdasarkan frekuensi pada kelompok intervensi pada
pengukuran akhir menunjukkan bahwa frekuensi tingkat nyeri menunjukkan bahwa frekuensi
terendah 2.0, tertinggi 4.7, rata – rata 3.206 dan standar deviasi 0.7440. Tingkat nyeri
sebelum melakukan senam dismenore terbanyak adalah siswa dengan skala nyeri sedang
sejumlah 16 siswa (88.9%) dan skala nyeri berat sejumlah 2 siswa (11.1%). Tingkat nyeri
setelah melakukan senam dismenore terbanyak adalah siswa dengan skala nyeri ringan
sejumlah 12 siswa (66.7%) dan skala nyeri sedang sejumlah 6 siswa (33.3%). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan senam ada 2 siswa karena pada sebelum
intervensi belum diberikan senam disminore dan tingkat emosionalnya tidak stabil karena
rasa nyeri yang dirasakan oleh responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna dan adanya pengaruh senam dismenore terhadap tingkat nyeri haid pada
menarche remaja putri.
d. Syarat penggunaannya

Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil pengamatan yang berpasangan dari dua
data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon digunakan hanya untuk data bertipe interval atau
ratio namun datanya tidak mengikuti distribusi normal.

4. HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE


PADA SISWI SMP NEGERI 1 PADANG HUBUNGAN INDEKS MASSA
TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 1
PADANG

ABSTRAK
Beberapa dekade terakhir ini, telah terjadi kecenderungan onset menarche dini yang dikaitkan
dengan nutrisi yang lebih baik. Penelitian yang telah ada menemukan penurunan usia
menarche yang diiringi oleh peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang terjadi dalam 25
tahun terakhir. Onset menarche yang lebih cepat juga ditemukan pada anak yang gemuk
dibandingkan yang kurus. IMT rendah menunjukkan tidak terpenuhinya nutrisi yang dapat
mempengaruhi kecepatan tumbuh–kembang anak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan
hubungan IMT dengan usia menarche. Penelitian cross-sectional study ini dilakukan terhadap
77 siswi yang dipilih melalui teknik proportional random sampling dan wawancara
menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul lalu dianalisis dengan uji korelasi
spearman. Hasil studi ini adalah rata-rata IMT 19,93 (±3,162) kg/m2 dan rata-rata usia
menarche adalah 11,75 tahun dengan usia termuda 9 tahun dan tertua 14 tahun. Ditemukan
adanya hubungan antara IMT dengan usia menarche dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan r=-
0,429. Kesimpulan studi ini ialah semakin tinggi IMT, maka semakin cepat terjadi menarche.
Kata kunci: IMT, usia menarche, menarche
a. Uji statistik yang digunakan adalah uji spearman
b. Rumus

ρ = 1 – ( 6Σbi 2 : N ( N2 – 1 )

keterangan :

ρ : koefisien korelasi Spearman Rank

di : beda antara dua pengamatan berpasangan

N : total pengamatan

c. Penerapan
Tabel 1.1
Hubungan IMT dengan usia menarche

Indeks Massa Tubuh


p r Arah korelasi
Usia Menarche
0.000 -0.429 (-)

Tabel 4 memperlihatkan hasil uji korelasi Spearman kedua variabel , yakni nilai p=0,000 dan
nilai r =-0,429. Nilai r = ( - ) 0,429 menunjukkan kekuatan korelasi sedang dengan arah
korelasi negatif, artinya semakin besar IMT maka semakin tinggi kemungkinan mengalami
menarche lebih cepat.

d. Syarat penggunaannya

Uji Spearman hanya diperuntukkan bagi uji dengan 2 subjek yang berbeda atau disebut
juga sampel bebas.

5. PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN


KOMPRES HANGAT DALAM MENURUNKAN DISMENORE PADA REMAJA
SMA NEGERI 3 PADANG

ABSTRAK
Sebagian wanita merasakan dismenore pada setiap siklus menstruasi, intensitas nyeri yang
dirasakan bahkan sampai berat dan mengganggu aktivitas. Salah satu terapi non farmakologis
yang bisa dilakukan untuk mengurangi dismenore teknik relaksasi nafas dalam dan kompres
hangat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik relaksasi
nafas dalam dan kompres hangat dalam menurunkan dismenore pada remaja putri di SMA
Negeri 3 Padang. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment. Sampel sebanyak
32 orang remaja yang dibagi dua pada masing-masing perlakuan dengan waktu pelaksanaan
20 menit. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-tes sampel berpasangan dan uji t-test
sampel bebas. Hasil menunjukkan terdapat penurunan yang bermakna pada skala dismenore
pada masing-masing kelompok (p=0,000). Analisa bivariat menunjukkan tidak terdapat
perbedaan bermakna penurunan skala dismenore pada remaja yang diberi teknik relaksasi
nafas dalam dan kompres hangat. Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada remaja
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat sebagai salah satu alternatif
penurunan nyeri dismenore.
Kata kunci: Dismenore, relaksasi nafas dalam, kompres hangat
a. Uji statistik yang digunakan adalah Uji T berpasangan
b. Rumus

Keterangan :
δ = rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
SDδ = Standar deviasi dari δ (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah)
n = banyaknya sampel
DF = n-1

c. Penerapannya
Hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Beda Dua mean Berpasangan (Paired
Sampel) didapatkan rata-rata skala dismenore pretest kelompok teknik relaksasi nafas dalam
adalah 6,19 dengan skala dismenore minimum 3 dan maksimum 9 dan rata-rata skala
dismenore postest adalah 3,56, dengan skala dismenore minimum 1 dan maksimum 6. Hasil
uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
penurunan bermakna skala dismenore pretest – postest pada kelompok teknik relaksasi nafas
dalam.
d. Syarat penggunaannya :
- Ini digunakan apabila uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan,
misalnya: sebelum dan sesudah
- Hanya digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
a) satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
b) merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
c) berasal dari populasi dgn distribusi normal (di populasi terdapat distribusi
difference = d yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)

Anda mungkin juga menyukai