BAB 1
PENDAHULUAN
kumpulan gejala seperti sensasi nyeri atau tak nyaman di perut bagian atas,
terbakar, mual, muntah, rasa penuh, dan kembung. Berbagai mekanisme yang
spontan dalam satu tahun serta prevalensi yang stabil dari waktu ke waktu.
yaitu di Cina sebanyak 69% dari 782 pasien dispepsia, di Hongkong 43% dari
1.353 pasien, di Korea 70% dari 476 pasien, dan Malaysia 62% dari 210
1,5% dalam katagori 10 jenis penyakit terbesar untuk pasien rawat jalan di
pada urutan ke-15 katagori pasien rawat inap terbanyak di Indonesia pada
tahun 2004 dengan proporsi 1,3% serta menempati posisi ke-35 dari 50 daftar
2016).
Berdasarkan data yang di dapat dari Rumah Sakit Umum Derah H. Hanafie
dispepsia semakin meningkat pada tiga tahun terakhir. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum Derah H. Hanafie (RSUD) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Pasien Dispepsia Di Instalasi Rawat Inap RSUD H.Hanafie
Muaro Bungo
Pasien Keluar Pasien Keluar
Total
Hidup Meninggal Dunia
No. Tahun Jumlah
TotalPersentas Total Persentase Pasien
e
1. 2016 437 98,86 5 1,14 442
2. 2017 675 99,42 4 0,58 679
3. 2018 353 100 0 0 353
Sumber : Rekam Medik RSUD H.Hanafie Muaro Bungo, 2019
pada tahun 2016-2017 sebesar 237 pasien. Sedangkan pada tahun 2017-2018
terjadi penurunan sebesar 326 pasien. Pada tahun 2016 pasien penderita
dispepsia yang keluar meninggal dunia sebesar 1,14% dan di tahun 2017
sebesar 0,58%. Berdasarkan fenomena diatas dapat kita lihat bahwa penderita
atau kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak
sendawa, regurgitas, dan rasa panas yang menjalar di dada (Sudoyo, 2014).
Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap penderita. Setiap penderita
keluhannya dapat berganti atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan
satunya penyakit pada saluran cerna yaitu gastritis (Sudoyo, 2009). Gejala
ketidakteraturan pada pola makan dan jeda antara jadwal makan yang lama.
gejala yang sering timbul seperti nyeri perut dan gangguan pencernaan
ditangani secara dini akan memicu komplikasi yang tidak ringan, salah
satunya adalah luka di dinding lambung yang dalam atau melebar tergantung
berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung. Bila kedaan dispepsia ini
terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi
4
Dispepsia dapat diawali dengan kebiasaan yang tidak baik yaitu pola
makan yang tidak teratur dan tidak sarapan pagi. Kebiasaan mengkonsumsi
makanan dan minuman, seperti makan pedas, asam, minum kopi, dan
jadwal makan yang lama dan ketidakteraturan makan berkaitan dengan gejala
makan yang tidak teratur, jumlah makan yang tidak sesuai, dan jeda makan
yang terlalu lama dapat mencetuskan sindrom dispepsia. Jika proses ini
terlalu lama, maka produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat
sebagian besar pasien sindrom dispepsia memiliki pola makan yang teratur,
yaitu 9 orang responden (17,3%), sedangkan pola makan yang tidak teratur
sedangkan jenis makan dan minuman iritatif kelompok tidak iritatif, yaitu 12
kurang dari tiga kali sehari, dan telat makan. Menurut 6 pasien mengatakan
setelah makan makanan pedas, asam dan sayur yang mengandung gas seperti
kol. Mereka mengalami rasa sakit perut, mual dan bersendawa dalam satu
bulan terakhir.
Sebagai bahan informasi dan masukan untuk Instalasi rawat Inap RSUD
berbeda.
2019. Penelitian ini akan dilakukan di RSUD H. Hanafie Muara Bungo Tahun
7
2019 pada bulan Agustus Tahun 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah
Hanafie Muaro Bungo pada tahun 2018 diketahui jumlah pasien dispepsia
rawat inap sebanyak 353 pasien. Pengambilan sample dengan cara total