SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh:
Andari Novianti
1110051000064
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Andari Novianti
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
berkat, kekuatan, dan atas izin yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat
Kecamatan kota Bekasi. Penulisan skripsi ini merupakan prrasyarat guna meraih
Hidayatullah, Jakarta.
dukungan, serta bimbingan baik secara moril maupun secara akademis dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis ingin
1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Suparto, M. Ed, M.A, selaku Wakil Dekan I, Drs. Jumroni,
M.Si, selaku Wakil Dekan II, Drs. Sunandar, selaku Wakil Dekan III.
Islam (KPI) serta Fita Fathurrokmah, SS., M.Si selaku Sekretaris Jurusan
v
4. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) atas
ilmu pengetahuan dan pencerahan yang telah diberikan dan segenap staf TU
Kecamatan Jatiasih selaku tempat yang dijadikan subjek penelitian skripsi ini.
7. Kedua orangtua tercinta. Bapak Sumardi Tugiyo yang tidak pernah lelah
memberi nasihat, semangat dan doa. Ibu Rasmi, sebagai ibu sekaligus sahabat
yang sedia mendengar keluh kesah dan tidak pernah lelah mengajarkan
8. Teman-teman sekaligus sahabat “KECE” Alfia, Ais, Ishma, Aida, Diana, Pipit
penelitian ini.
vi
10. Sahabatku Astrini dan Evni. Terima kasih atas masukan dan pemikirannya
pengetahuan baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 60
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu institusi seperti kantor Kecamatan Kota Bekasi, terdapat adanya
komunikasi lisan maupun tulis yang dilaksanakan oleh atasan kepada bawahan,
ataupun sebaliknya. Proses komunikasi yang ada pada organisasi tersebut dapat
terjadi pada setiap tingkatan struktur, baik yang ada pada level pimpinan, maupun
karyawan.
Hal itu semata-mata untuk menyatukan persepsi dan makna pesan dari proses
komunikasi yang dilakukan oleh individu karyawan maupun kelompok dalam tiap
level organisasi. Selain itu juga dapat dilaksanakan oleh karyawan, baik dalam
bidang pekerjaan yang hendak dicapai atau diselesaikan bersama. Di sisi lain
sehingga dalam diri karyawan akan terjadi perubahan sikap maupun perilaku yang
relevan dengan keinginan pimpinan atau atasannya. Komunikasi semacam itu juga
1
2
serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota
yang bermutu tinggi dan memberi tantangan (Pace dan Faules).1 Hubungan
komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan,
dan antara bawahan dengan bawahan dalam suatu organisasi sangat berpengaruh
komunikasi. Iklim komunikasi organisasi ada yang bersifat positif dan negatif.
tujuan organisasi. Kinerja yang positif juga diterangkan juga diterangkan dalam
1
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2010), Cetakan ke-2, hlm. 44
3
mukmin akan melihat pekerjaannmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)
dengan ketentuan yang ada, maka semua pihak yang terlibat dalam organisasi
itulah pihak manajemen yang berada di berbagai level perlu mengadakan langkah
konkrit melalui evaluasi atau audit sistem informasi kerja yang berlaku di bidang
yang dihadapi bersama sesuai dengan aturan, etika atau norma yang berlaku.2
Koordinasi dapat berupa brifing, diskusi, atau meeting antar karyawan dengan
unsur pimpinan, sehingga akan terjadi pertukaran arus informasi yang begitu
selektif sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi bersama. Hal ini dapat
2
http://jurnal.komunikasi.stikomsemarang.ac.id/index.php/semaikomunikasi/article/downl
oad/28/26 Di akses pada tanggal 2 Maret 2014, pukul 11.30 WIB
4
kota memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu masyarakat. Banyak
sekali tugas yang harus di lakukan oleh seluruh karyawan Kecamatan di Kota
Melalui tugas tersebut, maka Kecamatan Kota Bekasi, akan terdapat arus
terwujud kegiatan komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan dalam satu level
antara pimpinan dengan bawahan dalam satu wadah sub sistem organisasi.
Salah satu dari fungsi komunikasi adalah fungsi pengaruh dan persuasi atau
kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana kinerja karyawan dinilai,
dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja tersebut. Informasi
dan dengan hasil yang maksimal. Pengarahan-pengarahan yang jelas dari atasan
Motivasi seseorang ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri.
tujuan-tujuan, baik sadar ataupun tidak sadar. Dorongan ini pula yang
ditempuh oleh seseorang tersebut. Motivasi kerja juga diterangkan dalam surat
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-
Ra’d: 11)
Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa setiap manusia harus merubah
keadaan dengan usahanya sendiri. Motivasi kerja wajib dimiliki oleh seluruh
pegawai, termasuk kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT, tidak terkecuali
pegawai Kecamatan yang ada di Kota Bekasi. Kota Bekasi yang terdiri dari 12
Kecamatan tidak sedikit memiliki pegawai, tugas kerja yang tidak merata karena
berbedanya divisi seharusnya tidak mengendurkan motivasi kerja yang ada pada
diri pegawainya.
6
Melihat latar belakang di atas dan untuk melengkapi hasil kajian tentang
hubungan iklim terhadap kinerja karyawan, hal inilah yang membuat penulis
1. Pembatasan Masalah
Kota Bekasi. Pada penelitian ini juga penulis hanya membatasi kepada
pegawai Kecamatan yang masa kerjanya di atas satu tahun agar lebih terarah
dengan baik.
2. Perumusan Masalah
Bekasi?
1. Tujuan Penelitian
untuk:
Bekasi.
Bekasi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
informasi untuk orang yang ingin melihat hubungan atau menguji iklim
Kota Bekasi.
b. Manfaat Praktis
kajian bidang ini, bagi mereka yang ingin memahami iklim komunikasi di
D. Kerangka Berpikir
IKLIM KOMUNIKASI
Kepercayaan
Keterbukaan dan
keterusterangan
Tujuan kinerja
yang tinggi
Pegawai Kecamatan
MOTIVASI KERJA
Kebutuhan setiap
individu
Kemampuan
pengetahuan
E. Tinjauan Pustaka
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ada beberapa skripsi
Cinere” yang disusun oleh Reza Wahyu Irawan pada tahun 2013.
Islam (FPI) Dalam Membentuk Militasi Kader” yang disusun oleh Yuli
penelitian yang dilakukan tetap jauh berbeda. Hal ini karena peneliti membahas
tentang hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja pegawai
H. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini lebih sistematis dan terarah,
maka penulis membagi pembahasannya ke dalam lima bab, yaitu tiap-tiap bab
terbagi ke dalam sub-sub bab sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang
hubungan iklim komunikasi organisasi dengan motivasi kerja. Bab III merupakan
penelitian ini. Bab IV merupakan temuan dan analisis data yang menjelaskan
kerja pegawai Kecamatan Kota Bekasi. Kemudian terakhir Bab V yang berisi
penutup, dalam bab akhir ini penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang
telah diteliti oleh penulis dalam karya ilmiah ini, serta memberikan saran-saran
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Organisasi
antara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada suatu
menyajikan beberapa persepsi para ahli tentang apa yang dimaksudkan dengan
komunikasi organisasi:5
yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,
3
Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm. 157
4
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 83
5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cetakan
ke-12, hlm. 65-67
11
12
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn
organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari
lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari
satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi
13
d. Persepsi Thayer
lain hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan.
e. Persepsi Greenbaunm
organisasi ini, tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat
disimpulkan yaitu:
14
eksternal.
media.
dengan pengirim dan penerima di dalam sebuah fungsi sosial organisasi, yang
dan umpan balik sub ordinat dengan superior (yang lebih tinggi dalam tugas
6
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150
15
masalah, adaptasi atau perubahan strategis dan proses implementasi ide baru.
terhadap diri sendiri, gabungan (solidaritas) dan kerja yang secara langsung
perpindahan aliran informasi secara formal. Ada empat jenis arah aliran
Menurut Katz & Khan ada lima jenis informasi yang biasanya
7
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 185
16
mission).
informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan mampu menerima dan
memiliki jabatan yang sama dalam unit kerja yang sama pula. Komunikasi
8
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 190
17
dalam suatu organisasi, yang memiliki atasan yang sama. Tujuan dari
orang yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan lainnya dan
sebagai berikut:11
9
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 195
10
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 197
11
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html?m=1 Di akses
pada tanggal 13 April 2014, Pukul 21.16 WIB
18
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan
sebagainya.
dilaksanakan.
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu:
organisasi.
Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi.
Lebih lanjut Redding menyatakan bahwa “iklim komunikasi organisasi jauh lebih
lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi
sebuah organisasi memengaruhi cara hidup meliputi: kepada siapa kita berbicara,
12
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 147
13
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cetakan
ke-12, hlm. 85
21
siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita,
bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai dan bagaimana cara kita
Dilihat dari definisi yang ada, maka jelas terlihat bahwa iklim komunikasi
organisasi merupakan hal yang harus dipikirkan dan tidak boleh dianggap remeh.
Dan seperti yang dikatakan Pace dan Faules bahwa iklim komunikasi memainkan
konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja dalam organisasi. Iklim
pada organisasi.15
Pace dan Faules menemukan bahwa sedikitnya ada enam faktor yang
berikut:16
1. Kepercayaan
14
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 148
15
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 156
16
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.159
22
3. Kejujuran
dan rencana-rencananya.
23
C. Motivasi Kerja
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang
usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi kerja merupakan salah
satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar dan kecilnya pengaruh
24
motivasi yang diberikan. Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri dan dasar
diri seseorang untuk melakukan untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari
dimensi internal dan eksternal. Kemauan kerja karyawan yang timbulnya karena
adanya dorongan dari dalam diri pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh
1. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo” yang dalam
bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada
untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan
17
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Penerbit: Rineka Cipta, 2003), Hlm. 40
25
kerja.
secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah „AIDDAS” yaitu
suatu lingkungan kerja yang dihadapi.19 Termasuk dalam hal ini respons terhadap
18
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: Refika Aditama,
2005), hlm. 93
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cetakan
ke-12, hlm. 90
26
jawab pimpinan, berarti pimpinan secara tidak langsung ikut membantu karyawan
untuk mengerjakan pekerjaan mereka jika ingin menampilkan peranan yang tepat.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei adalah
20
Marsi Singarimbun dan Sofia Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,
1995), Cetakan ke-2, hlm. 5
21
Muhamad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), Cetakan ke-4,
hlm. 64
22
Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi Teknis Praktis, (Jakarta: Kencana, 2007),
Cetakan ke-2, hlm. 60
27
28
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai Kecamatan yang
memungkinkan setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sampel.23 Peneliti memilih secara acak empat Kecamatan yang
berada di Kota Bekasi, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Rawa Lumbu,
Kecamatan Jati Asih, dan Kecamatan Mustika Jaya. Hal ini dilakukan karena dari
12 Kecamatan yang ada semuanya memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel, dan populasi dari keempat Kecamatan tersebut sebanyak 290 pegawai
sudah cukup mewakili populasi pegawai Kecamatan yang ada di Kota Bekasi.
D. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent
1. Variabel bebas (X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh
peneliti. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi
organisasi.
2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
23
http://fajri-fafa.blogspot.com/2013/11/teknik-sampling-probabilitas-dan-non.html?m=1
Diakses pada tanggal 27 April 2014, Pukul 15.05 WIB
29
a. Kuesioner
harus diisi oleh responden. Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau peneliti
b. Dokumentasi
F. Skala Pengukuran
supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah
Tabel 1
Nilai Skor
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
yaitu:
benar-benar sempurna.
interpretasi data.
31
H. Uji Validitas
Menurut Kuncoro bahwa suatu skala disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.24 Uji validitas
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity)
yaitu memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukan sejumlah item yang
dengan jumlah tersebut, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal.
dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment dengan
24
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Erlangga, 2003), hlm.
151
25
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002),
Cetakan Ke-2, hlm. 103
32
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
Lalu membandingkan dengan angka kritik tabel (r tabel), jika r hitung > r
valid artinya bahwa pernyataan tersebut tidak konsisten dengan pernyataan yang
lain, dan tidak mengukur aspek yang sama dengan pernyataan lainnya.
I. Uji Reliabilitas
waktu atau berbagai pertanyaan. Bila suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan, maka alat pengukur tersebut dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, dan alat
konsisten suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Rumus
rtot=
Keterangan:
J. Analisis Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur kuat atau tidaknya
hubungan antara iklim komunikasi dan motivasi kerja pegawai Kecamatan Kota
Dalam penelitian ini data untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel
tidak bebas dinilai dengan menggunakan skala ordinal. Analisis yang digunakan
∑
rho =
sebagai berikut:26
Tabel 2
1 Korelasi sempurna
K. Pedoman Penulisan
26
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2005), hlm. 56
35
L. Definisi Operasional
suatu lingkungan kerja yang dihadapi. Termasuk dalam hal ini respons
M. Operasional Variabel
Tabel 3
Operasional Variabel
keharmonisan
dengan karyawan.
Melibatkan
karyawan dalam
27
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 147
28
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cetakan
ke-12, hlm. 90
36
membuat keputusan
akhir.
Memberikan
kesempatan untuk
menyampaikan kritik
dan saran.
yang disampaikan
oleh karyawan.
Menyerahkan
beberapa tanggung
jawab pekerjaan.
Mengikuti perintah
atasan dengan
sukarela.
Percaya akan
kredibilitas atasan.
Bersikap ramah
kepada karyawan.
hubungan
komunikasi.
37
mengakui kesalahan
ketika bertindak
keliru.
sesuatu yang
disembunyikan oleh
atasan.
Menyampaikan
prosedur pekerjaan
kepada karyawan.
dapat saling
berkomunikasi
mengenai pekerjaan.
tinggi bawahan.
Memberikan
kenaikan gaji.
Kemauan
melaksanakan
mecapai tujuan
38
perusahaan.
Mendapatkan ruang
dan layak.
dan bersih.
Kemampuan Memiliki
kantor pemerintahan.
seputar kantor
pemerintahan.
Keterampilan
penunjang pekerjaan.
Aktif dalam
melayani
39
masyarakat.
Aktif dalam
mengatasi kesulitan
masyarakat.
Mengikuti pelatihan
yang diadakan
kantor pemerintahan.
40
BAB IV
dengan analisis deskriptif dari iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja
untuk menjawab pertanyaan penelitian nomor 1 dan 2, lalu akan dilakukan analisa
korelasi antara iklim komunikasi organisasi dan motivasi kerja untuk menjawab
pertanyaan penelitian nomor 3. Hasil pengolahan ini akan menjadi dasar dalam
dan masa kerja responden. Selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk tambel
beserta uraiannya.
40
41
Tabel 4
pegawai Kecamatan yang ada di Kota Bekasi berdasarkan jenis kelamin yaitu
Tabel 5
mayoritas pegawai pada usia produktif yang mana usia produktif adalah usia
ketika seseorang mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu yaitu usia 20-50
tahun.
usia adalah sebanyak 26,9% untuk usia 20-25 tahun, kemudian sebanyak 27,8%
untuk usia 26-30 tahun, kemudian sebanyak 31,5% untuk usia 31-40 tahun, dan
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas yang bekerja tersebut
Tabel 6
1. S2 3 Responden 2,8%
2. S1 40 Responden 37%
3. D3 15 Responden 13,9%
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden berlatar belakang
Tabel 7
58,3% dengan jumlah 63 responden, dan Magang sebanyak 11,1 dengan jumlah
12 responden.
pegawai lebih banyak pegawai yang masih TKK atau tenaga kontrak
Tabel 8
pegawai yang telah bekerja 1-5 tahun sebanyak 56 responden atau 51,9%,
sisanyya adalah pegawai yang telah bekerja antara 6-10 tahun sebanyak 32
responden atau 28,6%, kemudian pegawai yang telah bekerja antara 11-15 tahun
sebanyak 11 responden atau 10,2%, dan pegawai yang telah bekerja di atas 15
2. Uji Validitas
Uji Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas ini
Tabel 9
r tabel
Bekasi Timur yang dijadikan sebagai pilot test (uji coba). Berdasarkan tabel di
moment pearson didapat bahwa setiap pernyataan dari variabel x yaitu iklim
signifikan sebesar 5%. Hal ini berarti bahwa pernyataan-pernyataan dari kuesioner
yang telah disebarkan dinyatakan valid dan dapat dimengerti oleh respondennya
Tabel 10
r tabel
yaitu motivasi kerja. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa r hitung dari
setiap pernyataan memiliki angka yang lebih besar dibandingkan dengan r tabel
yang berarti bahwa seluruh pernyataan dinyatakan valid dan dapat dimengerti
3. Uji Reliabilitas
Sebelum data yang terkumpul diolah lebih lanjut, maka perlu dilakukan uji
reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah alat ukur yang
digunakan akan selalu menghasilkan ukuran yang sama jika digunakan pada
waktu yang berlainan. Menurut Nunally, yang dikutip Suhartanto, Februardi, dan
Sanjaya (2000) suatu variabel dianggap reliabel, jika hasil uji reliabilitas dengan
kuesioner sebanyak 30 set, tabel berikut ini merupakan hasil dari uji validitas
Tabel 11
Variabel Alpha
Angka tersebut menunjukkan bahwa data yang didapat cukup reliabel karena
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu iklim komunikasi
dan motivasi kerja. Hasil analisis deskriptif dari data yang terkumpul berdasarkan
Jatiasih yang diolah dengan menggunakan bantuan program IMB SPSS Statistics
Tabel 12
4. Bawahan diikutsertakan
dalam rapat atau 21 79 6 2 443 5
pertemuan.
5. Atasan percaya dengan
informasi yang 14 69 24 1 414 7
disampaikan oleh
bawahan.
6. Saya dipercaya oleh
atasan untuk melakukan 28 74 6 454 3
tugas saya.
7. Bawahan mengikuti
perintah atasan dengan 17 57 31 3 412 8
sukarela.
8. Menurut saya atasan
memiliki kredibilitas 25 73 8 2 445 4
dalam bekerja.
9. Atasan tidak bersikap
ramah pada pegawai. 1 6 37 35 29 409 9
JUMLAH 3944
butir pertanyaan no. 1 yaitu atasan menjaga keharmonisan dengan karyawan. Hal
ini diduga karena hubungan antara atasan dengan bawahan sangat terjalin dengan
baik dan tidak ada kesenjangan antara bawahan dengan atasan. Hal ini juga
didukung dari pernyataan dengan skor tertinggi kedua yaitu atasan memberikan
kepada bawahan untuk menyampaikan kritik dan saran. Ini adalah salah satu hal
yang sangat membantu dalam terciptanya suasana yang baik di dalam lingkungan
Selain itu pegawai juga merasa bahwa atasan bersikap ramah kepada bawahan,
hal ini dapat dibuktikan bahwa para pegawai kurang setuju dengan pernyataan
Tabel 13
Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa jawaban sangat setuju paling banyak
terdapat pada butir pernyataan no. 4 yaitu “antar sesama rekan kerja saling
atasan, juga menjaga hubungan baik dengan sesama rekan kerja, saling bertukar
informasi untuk mendukung pekerjaan satu sama lain. Hubungan semakin baik
dengan didukung sikap atasan yang berani bersikap jujur ketika atasan berbuat
Tabel 14
Pada tabel 14 dapat diketahui bahwa dari ketiga pernyataan tentang tujuan
kinerja yang tinggi dapat dilihat bahwa pada skor tertinggi pertama mengenai
yang memiliki skor tertinggi kedua dan terakhir pernyataan “atasan memberikan
Sesuai dengan urutan ranking di atas peneliti menduga bahwa atasan sangat
menghargai prestasi bawahan sehingga para pegawai dengan senang hati tanpa
52
perusahaan. Pada saat tujuan perusahaan telah tercapai atasan akan memberikan
kenaikan gaji kepada pegawai sebagai hadiah atas prestasi yang diraih dan sebagai
Hasil analisis deskriptif dari data yang terkumpul mengenai motivasi kerja
Tabel 15
menerima bonus atas prestasi yang mereka raih. Hal ini membuktikan bahwa
53
Pegawai Kantor Kecamatan pun bisa menghasilkan prestasi yang baik sehingga
kantor pun tidak segan-segan memberikan mereka bonus. Pada skor tertinggi
kedua dapat disimpulkan bahwa tata ruang kerja pegawai terlihat bersih dan rapi,
hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pegawai yang merasa tidak setuju dan
sangat tidak setuju jika dikatakan tata ruang kerja mereka kotor dan berantakan.
Selain itu dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa mereka cukup
mendapatkan ruang kerja yang baik dan bersih, serta ruang kerja yang memiliki
cahaya yang baik dan sejuk. Selanjutnya, pegawai juga tidak mendapatkan ruang
kerja yang layak dan ruang kerja yang sejuk. Hal ini mungkin disebabkan karena
menduga tidak semua kantor Kecamatan sudah memiliki tata ruang yang baik,
pencahayaan yang baik dan ruangan yang sejuk seperti pada kantor pemerintah
Kota Bekasi. Masih banyak ruangan di Kecamatan yang ada di kota Bekasi tidak
Namun dapat dilihat juga pada poin tertinggi keempat pegawai menerima gaji
secara teratur, hanya sedikit pegawai yang menyatakan bahwa mereka tidak
menerima bonus secara teratur. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa pegawai
negeri juga mendapatkan gaji secara teratur dan tepat waktu seperti halnya
pegawai swasta.
54
Tabel 16
kemampuan pengetahuan. Terbukti dengan tingginya skor sangat setuju (ss) dan
setuju (s) di setiap butir pertanyaan dan hanya 3-5% saja yang menyatakan sangat
tidak setuju (sts). Artinya setiap pegawai memiliki kemampuan dan juga
pengetahuan untuk menunjang pekerjaan mereka. Hal ini terbukti dengan skor
tertinggi pertama, kedua, dan ketiga yang menyatakan bahwa responden memiliki
55
office.
Pada tabel di atas pun dapat dilihat bahwa pegawai secara aktif melayani
masyarakat yang memiliki kepentingan dengan kantor Kecamatan dan juga aktif
mereka. Salah satu tugas pegawai Kecamatan adalah melayani masyarakat dalam
menyelesaikan semua keperluan masyarakat dan hal ini bisa dibuktikan dengan
mengetahui setiap hal tentang kantor mereka itu disebabkan karena pegawai tidak
terlalu memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Tugas pegawai Kecamatan yang
Analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis korelasi yang
menggunakan Spearman correlation test karena data yang digunakan adalah data
ordinal. Analisa korelasi ini digunakan untuk mengetahui kuat atau lemahnya
hubungan antara variabel iklim komunikasi dengan motivasi kerja. Dari tabel di
56
bawah ini terlihat bahwa hubungan antara iklim komunikasi dan motivasi kerja
Tabel 17
Correlations
X Y
**
Correlation Coefficient 1,000 ,494
N 108 108
Spearman's rho **
Correlation Coefficient ,494 1,000
N 108 108
kerja pegawai sebesar +0,494. Menurut Jonathan Sarwono dalam pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi seperti yang tertera pada BAB III
bahwa angka +0,494 berada di antara 0,25-0,50 yang berarti bahwa hubungan
antara iklim komunikasi dan motivasi kerja pegawai Kecamatan Kota Bekasi
adalah cukup.
komunikasi dan motivasi kerja. Ini berarti semakin tinggi iklim komunikasi yang
ada di dalam kantor Kecamatan, semakin tinggi pula tingkat motivasi kerja
komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan
Hal lain yang menyebabkan hubungan iklim komunikasi dan motivasi kerja
tinggi adalah andil atasan kepada keberlangsungan kinerja karyawannya. Pace dan
dan masa kerja dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung
dengan motivasi para pegawainya. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa di
dalam bekerja pegawai tidak hanya mengharapkan gaji dan jabatan saja dalam
29
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Cetakan
ke-12, hlm. 85
30
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 156
58
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, maka peneliti
1. Iklim Komunikasi yang ada pada kantor Kecamatan yang berada di Bekasi
sudah cukup memuaskan. Hal ini dikarenakan hubungan antara atasan dan
bawahan sudah cukup berjalan dengan baik. Mulai dari skor tertinggi 481
dan mau mengakui kesalahan jika berbuat keliru sampai sesama rekan kerja
Bekasi secara rata-rata menunjukkan tingkat motivasi yang tinggi. Hanya saja
terendah dengan skor 298, sehingga masih banyak karyawan yang tidak tahu
Kota Bekasi berada pada level +0,494 yang mempunyai hubungan yang
58
59
para pegawainya.
B. Saran
1. Menjaga keharmonisan dan hubungan baik di dalam suatu organisasi itu tidak
mudah. Tidak selamanya seluruh pegawai memiliki persepsi yang sama dalam
pegawai satu sama lain agar keharmonisan yang sudah terjalin dan
keberhasilan yang sudah dibentuk selalu bisa bertahan untuk waktu yang
lama.
pada level sedang. Oleh karena itu pihak manajemen harus lebih
Ruang kerja yang nyaman, pencahayaan tata ruang yang bagus akan membuat
para pegawai merasa nyaman dan produktivitas pekerjaan pun akan semakin
meningkat.
60
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aditama. Bandung.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga.
Malang.
Aksara. Jakarta.
Rosdakarya. Bandung.
60
61
Indonesia. Jakarta.
Singarimbun, Marsi dan Sofa Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Cetakan
Kedua. LP3ES.
Ilmu. Yogyakarta.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
ONLINE
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html?m=1
http://fajri-fafa.blogspot.com/2013/11/teknik-sampling-probabilitas-dan-
non.html?m=1
http://jurnal.komunikasi.stikomsemarang.ac.id/index.php/semaikomunikasi/article
/download/28/26