Anda di halaman 1dari 14

INTEGRASI INTELLECTUAL CAPITAL DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SERTA

DAMPAKNYA PADA KINERJA BISNIS PERUSAHAAN FARMASI

Sigit Hermawan
Wiwit Hariyanto
Sumartik

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA)


Jl. Raya Gelam No. 250 Candi Sidoarjo, Jawa Timur
Surel: sigithermawan@umsida.ac.id

http://dx.doi.org/DOI: 10.18202/jamal.2015.12.6031

Abstrak: Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management


serta Dampaknya pada Kinerja Bisnis Perusahaan Farmasi. Tujuan
penelitian ini adalah menguji pengaruh integrasi Intellectual Capital (IC)
dan Knowledge Management (KM) terhadap kinerja bisnis perusahaan
farmasi di Jawa Timur. Penelitian ini termasuk explanatory research
dengan menggunakan 44 manajer keuangan dan akuntansi perusahaan
farmasi di Jawa Timur sebagai responden. Variabel-variabel yang digu-
nakan dalam penelitian ini adalah human capital (HC), structural capital
(SC), relational capital (RC), knowledge management (KM) enablers, know­
ledge management (KM) process, dan business performance (BP). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa integrasi IC dan KM dapat dilakukan
Jurnal Akuntansi Multiparadigma baik secara parsial maupun simultan dan terbukti berpengaruh pada
JAMAL kinerja bisnis perusahaan farmasi di Jawa Timur.
Volume 6
Nomor 3
Halaman 341-511 Abstract: Integration of Intellectual Capital and Knowledge Man-
Malang, Desember 2015 agement and its Impact on Business Performance Pharmaceutical.
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
The purpose of this study was to examine the effect of the integration of
Intellectual Capital (IC) and Knowledge Management (KM) on the perfor-
Tanggal Masuk: mance of the pharmaceutical company’s business in East Java. This study
22 September 2015 included an explanatory research using finance and accounting manager
Tanggal Revisi: 44 pharmaceutical companies in East Java as the respondent. The vari-
29 Oktober 2015 ables used in this study is human capital (HC), structural capital (SC), re-
Tanggal Diterima: lational capital (RC), knowledge management (KM) enablers, knowledge
18 Desember 2015 management (KM) process and business performance (BP). The results
stated that integration of IC and KM can be done either partially or simulta-
neously and proven effect on the business performance of pharmaceutical
companies in East Java .

Kata kunci: Intellectual capital, Knowledge management, Kinerja bisnis,


Intangible assets.

Hasil penelitian Hermawan (2013) me- dengan pengaruh knowledge management


nyebutkan para ahli mendefinisikan intel- (KM) terhadap kinerja bisnis dan efektifitas
lectual capital (IC) sebagai aset tidak ber- organisasi (Choi 2002; Kasim 2008). Artinya
wujud yang bemanfaat bagi perusahaan memang keduanya (IC dan KM) memiliki
untuk meningkatkan kinerja, daya saing, peran penting dalam berbagai aktivitas di
dan kesejahteraan. Beberapa hasil peneli- perusahaan baik aktivitas strategis maupun
tian menyatakan bahwa IC merupakan hal operasional. Namun peran penting IC dan
krusial dan berpengaruh terhadap kinerja KM ini belum banyak diketahui, diidentifika-
bisnis, nilai tambah perusahaan, efektifitas sikan, bahkan belum dimanfaatkan dengan
organisasi, daya saing, dan menciptakan baik oleh perusahaan-perusahaan farmasi
kesejahteraan (IFAC 1998; Bontis 1998; di Indonesia (lihat Sampoerno 2007; 2008;
Belkaoui 2003; Mageza 2004; Chen et al. Hermawan et al. 2012). Terbukti bahwa
2004; Cabrita et al. 2007; Sharabati et al. hanya 17% perusahaan farmasi di Indonesia
2010; Khalique et al. 2011). Demikian juga yang mempunyai potensi untuk bersaing di

385
386 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

pasar ekspor ASEAN. Padahal pasar tunggal Penelitian dengan tema IC dan KM
farmasi ASEAN sudah berjalan dan semakin dapat dilakukan pada semua sektor indus-
memberikan peta persaingan yang lebih be- tri. Namun demikian Sharabati et al. (2010),
rat lagi. Kondisi ini harusnya memaksa pe- dan Chen et al. (2004) merekomendasikan
rusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia penelitian IC untuk dilakukan di perusahaan
untuk memanfaatkan peran IC dan KM seb- manufaktur yang padat pengetahuan den-
agai strategi baru di era knowledge economy. gan tingkat penelitian yang tinggi dan ino-
IC dan KM perlu diintegrasikan karena vatif dibandingkan dengan perusahaan lain-
keduanya terbukti mampu untuk mening- nya atau tipe perusahaan highly intensive IC.
katkan nilai tambah bagi perusahaan (Zhou Salah satu perusahaan tersebut adalah pe-
dan Fink 2003) dan meningkatkan efektifi- rusahaan farmasi. Hal ini juga sejalan den-
tas organisasi (Hsu 2006). Ada dua konsep gan rekomendasi Daum (2005), Boekestein
integrasi IC dan KM terhadap kinerja bisnis (2006), dan Kamath (2008) yang menyatakan
(Hermawan 2014). Konsep pertama, me- perusahaan farmasi adalah perusahaan
nyatakan bahwa HC memiliki peran sentral yang memiliki seluruh karakteristik sebagai
ke semua variabel yang ada. HC berperan perusahaan berbasis pengetahuan karena
terhadap SC, RC, business performance, dan banyak menggunakan riset. Selain itu, pe-
KM enablers. IC terdiri dari HC, SC, dan RC.
rusahaan farmasi juga banyak melakukan
KM terdiri dari KM enablers dan KM process.
inovasi, banyak menggunakan pengeta-
IC baik secara individual ataupun kelompok
huan, dan banyak melakukan interaksi an-
berperan pada peningkatan business perfor-
tara manusia dan teknologi, serta bergan-
mance perusahaan farmasi. Demikian juga
tung pada IC sebagai sumber pembaruan.
dengan KM baik secara individual ataupun
Alasan Bramhandkar et al. (2007) melaku-
kelompok juga berperan pada peningkatan
kinerja business performance. Sementara itu kan penelitian terkait IC pada perusahaan
secara khusus HC berperan pada pembentu- farmasi dikarenakan perusahaan farmasi
kan KM enablers. Hasil penelitian seperti ini secara tradisional masih membutuhkan aset
mendukung penelitian-penelitian yang telah fisik untuk riset dan pengembangan, serta
dilakukan sebelumnya, seperti penelitian produksi sebagaimana investasi berat di in-
Sharabati, et al (2010), Chen et al (2004), tellectual property. Perusahaan farmasi juga
Cabrita dan Bontis (2007), Gold et al (2001), secara khusus membutuhkan HC untuk ri-
Choi (2002), Zhou and Fink (2003), dan Hsu set dan pengembangan, produksi, pemasa-
(2006). Konsep kedua, menyatakan bahwa ran dan penjualan, dan juga area lainnya.
yang paling berperan adalah KM Enablers, Perusahaan farmasi juga membutuhkan SC
KM Process, yang kemudian akan menentu- untuk sistem teknologi infromasi, budaya
kan peran pada komponen IC (HC, SC, dan perusahaan, dan area yang lebih spesifik la-
RC), serta ketiga komponen IC tersebut akan gi. Demikian pula dengan RC bahwa perusa-
berperan pada peningkatan kinerja bisnis haan farmasi juga sangat membutuhkannya
perusahaan farmasi. Pada tipe kedua ini terkait dengan kerja sama penelitian, target
bahwa KM sebagai faktor pembentuk dari penjualan, dan hubungan dengan masyara-
pengelolaan IC. KM enablers yang terdiri dari kat. Hal inilah yang menjadikan penelitian
strategi dan kepemimpinan, budaya organ- IC dan KM di perusahaan farmasi sangat
isasi, teknologi informasi, dan sistem insen- bermanfaat untuk dilakukan.
tif organisasi akan membentuk proses SECI Perlunya penelitian IC dan KM sebagai
sebagai indikator KM process. Hal ini sesuai intangible assets yang harus diintergrasi-
dengan penelitian (Gold et al. 2001) dan Choi kan terkait dengan kinerja bisnis sangat
(2002). Berikutnya dengan proses SECI akan dirasakan oleh perusahaan farmasi seperti
memudahkan dalam proses peningkatan PT. Kimia Farma, Tbk, dan PT Indofarma,
kinerja IC baik secara keseluruhan atau ju- Tbk. Bahkan hal integrasi keduanya menja-
ga IC secara individual yang terdiri dari HC, di sebuah kebutuhan yang tidak dapat di-
SC, dan RC. Akhirnya IC akan dapat menin- tawar-tawar lagi (Kaef 2011a). Manajemen
gkatkan kinerja business performance baik PT. Kimia Farma, Tbk menyatakan bahwa
secara individual ataupun secara kelompok intangible asset yang dimilikinya belum
seperti halnya hasil penelitian Huang dan banyak dikelola dan dimaksimalkan untuk
Hsueh (2007), Bontis et al (2000), Cabrita meningkatkan kinerja serta sebagai satu-sa-
dan Bontis (2008), dan Cabrita et al (2007), tunya keunggulan perusahaan yang bersifat
Wang dan Chang (2005), Sharabati, et al riil dan berkesinambungan. Banyak hidden
(2010), Chen et al (2004).
value yang belum dioptimalkan dengan baik.
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 387

Intangible assets tidak hanya sumber daya antar variabel dan menjelaskan pengaruh
manusia dalam arti HC, tetapi juga kerja sa- antar variabel intergrasi IC dan KM terhadap
ma tim yang bagus, tata nilai, budaya peru- kinerja bisnis perusahaan farmasi di Jawa
sahaan, dan teknologi sebagai structural cap- Timur. Variabel-variabel yang dimaksud
ital (SC). Brand image PT. Kimia Farma, Tbk adalah human capital (HC), structural capi-
diyakini juga sebagai intangible asset karena tal (SC), relational capital (RC), knowledge
adanya anggapan dari masyarakat mengenai management (KM) enablers, knowledge man-
bagusnya produk dan layanan dari apotek agement (KM) process, dan business perfor-
kimia farma (Kaef 2011a). Dalam terminologi mance (BP). Adapun penjelasan dimensi tiap
IC hal ini disebut sebagai relational capital variabel ada pada Tabel 1
(RC). Pengelolaan intangible value dalam Dengan demikian berdasarkan hubun-
bentuk IC diyakini dapat meningkatkan kin- gan antar variabel integrasi IC dan KM ter-
erja dan meraih laba sampai 300 milyar ru- hadap kinerja bisnis perusahaan farmasi
piah dari 150 milyar rupiah yang ditargetkan dapat diketahui rerangka penelitian pada
pada tahun 2011 (Kaef 2011b). Kebutuhan Gambar 1.
atas pengelolaan intangible asset dalam ben- Metode pengumpulan data pada pene-
tuk IC tidak hanya dirasakan oleh PT. Kimia litian ini adalah dengan metode survei. Se-
Farma, Tbk, tetapi juga dirasakan oleh PT. mentara itu populasi penelitian ini adalah
Indofarma, Tbk yang sempat merugi sebe- perusahaan farmasi di Indonesia. Sampel
sar 58,5 milyar rupiah di tahun 2002 (Oasis penelitian adalah perusahaan farmasi di Ja-
2009) merumuskan berbagai strategi mela- wa Timur yang menjadi anggota Gabungan
kukan pengelolaan capacity building bukan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi)
dalam konteks fisik, tetapi yang lebih ber- Wilayah Jawa Timur. Anggota dari organisa-
sifat intangible. Dengan melihat fakta yang si ini adalah sebanyak 44 perusahaan (www.
ada di PT. Indofarma., Tbk dan PT. Kimia gpfarmasi.org). Dengan demikian responden
Farma, Tbk nampak jelas bahwa IC dan KM penelitian ini adalah manajer keuangan dan
memang harus dikelola dan diintegrasikan akuntansi perusahaan farmasi yang men-
di perusahaan farmasi. jadi anggota GP Farmasi Jawa Timur. Survei
Penelitian terkait integrasi IC dan KM dilakukan dengan membagi kuisioner ke-
di Indonesia masih sangat jarang dilakukan. pada responden penelitian, baik dilakukan
Beberapa penelitian IC dan KM yang ada secara langsung, melalui pos, dan saat GP
di Indonesia, masih terfokus pada peneli- Farmasi Jawa Timur melakukan rapat atau
tian IC saja atau KM saja. Penelitian inipun pertemuan.
berbeda dengan penelitian Hsu (2006) yang Teknik analisis data yang digunakan
hanya menggunakan KM process capability dalam penelitian ini adalah dengan pendeka-
saja untuk mewakili variabel KM. Sedan- tan Structural Equation Modelling (SEM).
gkan perbedaan dengan penelitian Choi Alasannya karena semua variabel yang di-
(2002) adalah Choi hanya menggunakan KM gunakan dalam penelitian ini tidak dapat
enabler dan knowledge creation process un- diukur secara langsung atau variabel laten.
tuk menghubungkan dengan organizational SEM juga dapat digunakan untuk mengana-
performance, sementara variabel intellectual lisis pola hubungan antara konstruk laten
capital tidak diteliti oleh Choi (2002). Dengan dan indikatornya, konstruk laten yang satu
demikian, penelitian integrasi IC dan KM dengan yang lainnya, serta kesalahan pen-
serta dampaknya terhadap kinerja bisnis pe- gukuran secara langsung (Yamin dan Kur-
rusahaan farmasi penting dan masih sangat niawan 2010).
jarang dilakukan. Atas dasar pemikiran dia-
tas, tujuan penelitian ini adalah untuk men- HASIL
guji pengaruh integrasi IC dan KM terhadap Hasil analisis yang telah dilakukan ter-
kinerja bisnis perusahaan farmasi di Jawa hadap uji pengaruh antar konstruk tersebut
Timur. seperti diuraikan memperhatikan diagram
jalur hasil analisis PLS pada tahap akhir
METODE maka untuk mempermudah melihat secara
Penelitian ini menggunakan pendeka- sederhana dapat digambarkan hubungan
tan eksplanatori (explanatory research) kare- antar konstruk tersebut seperti dalam Gam-
na bertujuan untuk menganalisis hubungan bar 2.
388 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

Tabel 1. Variabel dan Dimensi Penelitian


Variabel Human Capital (X)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
X1. Kapabilitas Karyawam 1
X1. Kepuasan Karyawan 1 Moon dan Kym (2006); CIMA
(2005); Shih et al. (2010);
X1. Keberlanjutan Karyawan 1 Bontis & Fitz-enz (2002)
X1. Kreativitas Karyawan 1
Variabel Structural Capital (Y1)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
Y1.1. Sistem Informasi 1
Y1.2. Proses Organisasi 1 Moon dan Kym (2006); Chen
et al (2004); Sharabati et al
Y1.3. Budaya Organisasi 1 (2010)
Y1.4. Struktur Organisasi 1
Variabel Relational Capital (Y2)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
Y2.1. Kapabilitas Dasar Pemasaran 1
Y2.2. Loyalitas Pelanggan 1 Moon dan Kym (2006); Chen
et al (2004); Shih et al (2010);
Y2.3. Intensitas Pasar 1 IFAC (1998); Marr (2008)
Y2.4. Hubungan Dgn Masyarakat 1
Variabel Knowledge Management Enablers (Y3)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
Y3.1. Strategi dan Kepemimpinan 1
Y3.2. Budaya Organisasi 1 Ho (2009); Choi (2002); Gold
Y3.3. Teknologi Informasi 1 et al (2001)
Y3.4. Sistem Insentif Organisasi 1
Variabel Knowledge Management Process (Y4)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
Y4.1. Socialization 1
Y4.2. Externalization 1 Choi (2002) Handzic dan
Y4.3. Combination 1 Chaimungkalanot (2004)
Y4.4. Internalization 1
Variabel Business Performance (Y5)
Dimensi Jumlah Butir Sumber
Persepsi manajer atas 10 point 10 Bontis (1998), Bontis et al
berikut terhadap perusahaan (2000); Sharabati et al (2010)
pesaing:
1) kepemimpinan industri,
2) prospek masa depan,
3) laba,
4) pertumbuhan laba,
5) pertumbuhan penjualan,
6) return on assets setelah pajak,
7) return on sales setelah pajak,
8) respon secara keseluruhan
terhadap persaingan,
9) tingkat kesuksesan dalam
peluncuran produk baru,
10) kinerja kesuksesan perusahaan
secara keseluruhan.
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 389

Gambar 1. Rerangka Penelitian

PEMBAHASAN terbaik dari para karyawan (Bontis 1999,


Berdasarkan perhitungan PLS (Partial dan 2001). HC di perusahaan farmasi yang
Least Square) pada Tabel 2 dan 3, dapat dik- berbeda dengan HC di perusahaan lainnya
etahui bahwa koefisien path sebesar 0,366 adalah adanya farmasis dan juga medical
dan P < 0,001 untuk pengaruh HC terhadap representative (Med Rep). Peran dan fungsi
SC. Ini berarti bahwa hasil perhitungannya keduanya sangat penting untuk membentuk
adalah signifikan. Dengan demikian HC ber- berbagai aturan, Sistem Operational Proce-
pengaruh terhadap SC. Hal ini menunjukkan dure (SOP), struktur organisasi, mekanisme
bahwa HC memiliki peranan yang penting kerja, dan modal organisasi lainnya di peru-
bagi pengelolaan perusahaan dengan pencip- sahaan farmasi. Misalnya adalah HC berupa
taan sistem-sistem, prosedur, mekanisme, farmasis yang dimiliki perusahaan farmasi
struktur, dan proses organisasi yang meru- ini juga penting untuk dapat menjalankan
pakan bagian dari SC. HC atau modal ma- CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik)
nusia diartikan secara khusus sebagai rep- yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas
resentasi “stock” pengetahuan individu yang Obat dan Makanan (BPOM) sebagai pengen-
tertanam di kapabilitas perusahaan secara dali dan pengawas obat dan makanan di
kolektif untuk memberikan solusi-solusi Indonesia. CPOB bagi perusahaan farmasi

Gambar 2. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis


390 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

Tabel 2. Interpretasi Hasil Pengujian

adalah SC yang harus dijalankan dengan getahuan, pengunaan umum teknologi infor-
ketat sesuai aturan pemerintah dan tidak masi, dan kapasitas pembelajaran organisa-
boleh salah. SC atau modal struktural di- si (CIMA, 2005:2). SC berupa budaya organ-
artikan sebagai pengetahuan yang berada isasi, struktur organisasi, dan sistem dan
di dalam perusahaan. Hal tersebut terdiri teknologi informasi. Farmasis selalu menjadi
dari rutinitas organisasi, prosedur, sistem, pengendali komposisi obat yang dikeluarkan
budaya dan database. Misalnya fleksibilitas perusahaan farmasi. Dengan demikian HC
organisasi, jasa dokumentasi, keberadaan berperan dan berpengaruh pada pengelolaan
pusat pengetahuan, keberadaan pusat pen- SC di perusahaan farmasi. Hasil penelitian

Tabel 3. Kesimpulan Hasil Pengujian


Koef
Pengaruh P Keterangan
Path
Human Capital (X) terhadap Structural Capital (Y1) 0.366 <0.001 Signifikan
Human Capital (X) terhadap Relational Capital (Y2) 0.427 0.018* Signifikan
Structural Capital (Y1) terhadap Relational Capital (Y2) 0.234 0.017* Signifikan
Human Capital (X) terhadap Business Performance (Y5) 0.030 <0.001 Signifikan
Structural Capital (Y1) terhadap Business Performance (Y5) 0.017 <0.001 Signifikan
Relational Capital (Y2) terhadap Business Performance (Y5) 0.239 <0.001 Signifikan
Human Capital (X) terhadap KME (Y3) 0.384 <0.001 Signifikan
KME (Y3) terhadap Business Performance (Y5) 0.141 <0.001 Signifikan
KME (Y3) terhadap KMCP (Y4) 0.530 <0.001 Signifikan
KMCP (Y4) terhadap Business Performance (Y5) 0.217 <0.001 Signifikan
Signifikan pada p <0.001
`* Signifikansi pada p <0.05
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 391

ini mendukung penelitian yang dilakukan et al (2004).


oleh Shih et al (2010) yang menyatakan bah- Berikutnya untuk hasil perhitungan
wa HC berpengaruh secara positif dan lang- pengaruh SC terhadap RC diketahui bahwa
sung terhadap SC. Demikian pula dengan koefisien path adalah sebesar 0,234 dan P <
penelitian Cabrita dan Bontis (2008), Huang 0,001. Ini berarti bahwa hasil perhitungan-
dan Hsueh (2007), Hsu (2006), Bontis et al nya signifikan. Dengan demikian dapat dis-
(2000) dan Chen et al (2004). impulkan bahwa SC berpengaruh terhadap
Hasil penelitian selanjutnya tentang RC. Hal tersebut membuktikan bahwa pe-
pengaruh HC terhadap RC, diketahui bahwa rusahaan yang memiliki SC yang kuat akan
koefisien path adalah sebesar 0,427 dan P < memiliki budaya yang menjadikan karyawan
0,001. Ini berarti bahwa hasil perhitungan- perusahaan untuk mencoba hal-hal baru,
nya signifikan. Dengan demikian HC berpen- inovatif, kreatif, dan tidak takut gagal (Bontis
garuh terhadap RC. Hal ini menunjukkan 1998). Dengan mengijinkan karyawan untuk
bahwa untuk dapat melakukan hubungan berkreasi, berinovasi, dan mencoba hal-hal
kerjasama dengan pihak ekternal diperlu- baru maka akan menjadikan kinerja RC
kan pengetahuan, kapabilitas, dan kom- menjadi meningkat atau berhubungan posi-
petensi karyawan yang memadai sehingga tif. Untuk dapat melakukan aktivitas terkait
kerjasama dengan pihak ekternal dapat di- RC diperlukan kreativitas karyawan. Den-
jalankan dengan baik. RC atau juga custom- gan demikian budaya organisasi yang ada di
er capital (CC) adalah hubungan organisasi perusahaan farmasi sangat penting artinya
dengan pihak luar seperti loyalitas pelang- bagi pengembangan RC. Sistem dan prose-
gan, goodwill, relasi supplier (IFAC, 1998:9), dur kerja di perusahaan farmasi juga sangat
dan hubungan dengan masyarakat (Moon penting untuk dapat melakukan Cara Dis-
dan Kym, 2006). Tidak jauh berbeda bahwa tribusi Obat Yang Baik (CDOB) sebagaimana
CIMA (2005:2) mendefinisikan RC sebagai dipersyaratkan juga oleh BPOM RI. Hal ini
seluruh sumber daya yang terkait dengan sesuai dengan rekomendasi Mageza (2004)
hubungan eksternal perusahaan – dengan
bahwa salah satu kesuksesan dalam menge-
pelanggan, supplier, atau partner dalam ri-
lola RC adalah hubungan yang baik dengan
set dan pengembangan. RC berupa kapa-
konsumen atau kepuasan konsumen, yakni
bilitas sistem pemasaran, inovasi produk,
dengan adanya saluran dan cara distribusi
hubungan dengan pelanggan, strategi mar-
yang yang baik (CDOB). Hasil penelitian ini
keting, dan hubungan dengan masyarakat.
mendukung penelitian yang dilakukan oleh
HC di perusahaan farmasi terkait dengan RC
Cabrita dan Bontis (2008) yang menyatakan
adalah medical representative (Med Rep). Med
bahwa SC berpengaruh secara positif dan
rep inilah yang sangat berbeda dengan tena-
ga pemasaran di perusahaan lain. Hal terse- langsung terhadap RC. Hasil penelitian ini
but dikarenakan adanya obat ethical yang juga mendukung penelitian Cabrita et al
penjualannya secara khusus melalui resep (2007) dan Bontis dan Fitz-Enz (2002)
dokter. Berarti dokter menjadi perantara an- Untuk perhitungan pengaruh HC ter-
tara perusahaan farmasi dengan konsumen. hadap business performance (BP) menun-
Dengan demikian med rep harus mempunyai jukkan bahwa koefisien Path sebesar 0,030
skill dan product knowledge yang memadai dan P < 0,001. Ini berarti bahwa hasil per-
agar dokter percaya dan yakin akan obat hitungannya signifikan. Berarti dapat dis-
tersebut sehingga menulis resep untuk pasi- impulkan bahwa HC berpengaruh terhadap
ennya. Med rep di perusahaan farmasi dapat BP. HC yang diartikan sebagai seperangkat
berfungsi sebagai tenaga operasional dan sumber daya tak berwujud yang tertanam
tenaga strategis yang memikirkan strategi pada masing-masing individu organisasi
perusahaan terkait dengan pemasaran efek- (Bontis 1999), haruslah dikombinasikan an-
tif dan dapat bersaing dengan perusahaan tara satu dengan yang lainnya. Kombinasi
farmasi lainnya. Dengan demikian HC peru- antara kapabilitas, kompetensi, kepuasan,
sahaan farmasi berupa med rep menjadi ba- dan keberlanjutan karyawan akan mencip-
gian penting untuk RC. Hasil penelitian ini takan produktivitas HC. Manajer perusa-
mendukung penelitian yang dilakukan oleh haan farmasi harus dapat mengkombina-
Shih et al (2010) yang menyatakan bahwa sikan seluruh HC yang ada sehingga dapat
HC berpengaruh secara positif dan langsung memotivasi karyawan guna mencapai tujuan
terhadap SC. Demikian pula dengan peneli- perusahaan yang akhirnya akan berdampak
tian Cabrita dan Bontis (2008), Huang dan pada BP. Kombinasi karyawan farmasis se-
Hsueh (2007), Bontis et al (2000) dan Chen nior dan junior atau med rep yang sudah
392 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

yang berpengalaman dan med rep yang be- Cabrita et al (2007) juga menghasilkan hal
lum haruslah dilakukan. knowledge transfer yang sama.
antar karyawan harus dilakukan oleh peru- Selanjutnya, untuk hasil perhitun-
sahaan farmasi dalam rangka untuk dapat gan pengaruh RC terhadap BP diketahui
meningkatkan kinerja perusahaan. Apabila bahwa koefisien path adalah sebesar 0,239
kinerja semua karyawan dapat dikombina- dan P < 0,001. Ini berarti bahwa hasil per-
sikan dan ditingkatkan maka kinerja bisnis hitungannya signifikan. Dengan demikian
perusahaan farmasi akan meningkat pula. dapat disimpulkan bahwa RC berpengaruh
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terhadap BP. Hal tersebut dapat dijelaskan
Huang dan Hsueh (2007) menyatakan bah- bahwa apabila perusahaan mampu menge-
wa HC berhubungan secara positif dengan lola RC dengan baik, maka BP akan menin-
BP. Demikian pula dengan penelitian Bollen gkat. Hal tersebut karena RC yang langsung
et al (2005), dimana salah satu hasil peneli- berkaitan dengan BP. RC berkaitan dengan
tian menunjukkan bahwa HC berpengaruh masalah hubungan dengan pihak ekster-
signifikan terhadap company performance nal, yakni konsumen, pelanggan, supplier,
yang indikatornya adalah market leadership, masyarakat, dan lembaga-lembaga lainnya.
future outlook, overall performance, and suc- Termasuk dalam wilayah RC ini adalah men-
cess of new product. Penelitian Seleim et al gelola image produk, image jasa dan peru-
(2007) juga menunjukkan hasil yang sama sahaan, kepuasan konsumen dan loyalitas
bahwa indikator yang ada di HC berpenga- pelanggan. Dan apabila perusahaan mampu
ruh positif dan signifikan dengan kinerja pe- mengelola RC dengan baik, misalnya den-
rusahaan software yang ada di Arab. gan memberikan kepuasan pada konsumen
Untuk perhitungan pengaruh SC terha- sehingga konsumen menjadi loyal terha-
dap BP diketahui bahwa koefisien Path sebe- dap produk atau jasa perusahaan maka BP
sar 0,017 dan P < 0,001. Ini berarti bahwa dapat meningkat. Demikian pula dengan
hasil perhitungannya signifikan. Dengan terciptanya hubungan yang baik dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa SC ber- masyarakat sehingga perusahaan memiliki
pengaruh terhadap BP. Jika perusahaan citra yang baik di mata masyarakat maka BP
farmasi mampu untuk mengkodifikasikan akan mudah untuk ditingkatkan dan men-
pengetahuan perusahaan dan mengembang- jadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
kan SC misalnya menciptakan rutinitas dan Hasil penelitian ini mendukung penelitian
tata kerja yang baik, maka kesuksesan BP Sharabati et al (2010), Mageza (2004), Wang
akan mudah untuk dicapai. Dua hal yang dan Chang (2005) yang menyatakan bahwa
harus dipatuhi dan dijalankan oleh perusa- RC berpengaruh secara positif dan langsung
haan farmasi adalah CPOB dan CDOB seb- terhadap BP.
agaimana aturan pemerintah terkait dengan Untuk perhitungan pengaruh HC terh-
obat yang sudah diatur oleh BPOM RI. SC adap KM Enablers diketahui bahwa koefisien
juga sangat penting bagi perusahaan karena Path adalah sebesar 0,384 dan P < 0,001. Ini
akan berisikan mekanisme dan struktur or- berarti bahwa hasil perhitungannya signifi-
ganisasi yang dapat membantu karyawan kan. Dengan demikian dapat disimpulkan
untuk mencapai kinerja intelektual yang bahwa HC berpengaruh terhadap KM en-
optimal dan kinerja bisnis secara keseluru- ablers. HC sebagai roh IC tentunya sangat
han (Bontis 1998:66). Organisasi dengan SC berperan untuk dapat menciptakan dan
yang kuat akan mendukung upaya individu- mengorganisasikan dimensi atau indikator
individu untuk mencoba hal-hal baru, untuk KM Enablers, seperti strategi dan kepemimp-
belajar, untuk gagal dan mencoba lagi. Ini- inan, budaya organisasi, teknologi informasi,
lah yang memungkinkan perusahaan untuk dan sistem insentif organisasi. Dengan ad-
menciptakan peluang-peluang baru, kreasi anya indikator KM enablers tersebut maka
dan inovatif. Sebuah organisasi yang penuh seluruh kebijakan perusahaan farmasi baik
dengan IC tetapi tanpa adanya SC , maka hal yang strategis dan operasional utamanya
itu hanyalah HC (Bontis 1998:66). Penelitian dalam hal pengelolaan pengetahuan dapat
yang menguji pengaruh SC dan BP adalah dilakukan dengan segera dan juga baik.
penelitian Bontis (1998) yang menyatakan Penelitian ini mendukung penelitian yang
bahwa SC berpengaruh secara langsung dan dilakukan oleh Hsu (2006), Zhou dan Fink,
signifikan terhadap BP. Penelitian Bontis et (2003), dan Marr et al, (2003), yang me-
al (2000), Cabrita dan Bontis (2008), dan nyatakan bahwa HC berpengaruh terhadap
KM Enablers
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 393

Selanjutnya, untuk perhitungan pen- KM creation process (SECI) untuk dapat me-
garuh KM Enablers terhadap BP diketahui ningkatkan kinerja perusahaan. Misalnya
bahwa koefisien Path adalah sebesar 0,141 berbagai kebijakan baru di CPOB yang harus
dan P < 0,001. Ini berarti bahwa hasil per- diterapkan oleh perusahaan farmasi maka
hitungannya signifikan. Dengan demikian hal tersebut dapat dilakukan dengan SECI,
dapat disimpulkan bahwa KM enablers ber- yakni merubah eksplisit knowledge menjadi
pengaruh terhadap BP. KM enablers adalah tacit knowledge dan diubah kembali menjadi
sebagau “pengupaya” yang focus pada eksplisit knowledge melalui peraturan baru
pengembangan infrastruktur organisasi di- di perusahaan farmasi. Hasil penelitian ini
mana lingkungan kerja dengan teknologi in- mendukung penelitian yang dilakukan oleh
formasi atau budaya sangat mendukung ak- Ho (2009), Choi (2002), dan Gold et al (2001)
tivitas pengetahuan karyawan. Sebagaimana yang menyatakan bahwa KM enablers ber-
dimensi atau indikator KM enablers sangat pengaruh terhadap KM creation process.
memungkinkan untuk dikaitkan dengan BP. Sementara itu, untuk perhitungan
Misalnya strategi dan kepemimpinan ten- pengaruh KM Creation Process terhadap BP
tunya sangat mempunyai arti penting bagi menunjukkan koefisien Path sebesar 0,217
perusahaan. Demikian juga dengan indika- dan P < 0,001. Ini berarti bahwa hasil per-
tor yang lainnya, seperti budaya organisasi, hitungannya adalah signifikan. Dengan
teknologi informasi, dan sistem insentif or- demikian dapat disimpulkan bahwa KM cre-
ganisasi. Hasil penelitian ini mendukung ation process berpengaruh terhadap BP. KM
penelitian yang dilakukan oleh adalah Hsu creation process yang terdiri atas Socializa-
(2006) yang menyatakan bahwa KM enablers tion, Externalization, Combination dan Inter-
berpengaruh terhadap BP. nalization (SECI) akan melakukan pemros-
Berikutnya, untuk perhitungan penga- esan terhadap pengetahuan yang ada di or-
ruh KM Enablers terhadap KM Creation Pro- ganisasi perusahaan. Pengetahuan yang di-
cess diketahui bahwa koefisien Path adalah peroleh dari KM enablers akan diproses yang
sebesar 0,530 dan P < 0,001. Ini berarti bah- kemudian akan mempengaruhi organization
wa hasil perhitungannya signifikan. Dengan creativity dan organizational performance.
demikian dapat disimpulkan bahwa KM en- Jadi pada kondisi seperti ini SECI sebagai
ablers berpengaruh terhadap KM creation pemroses berbagai kebijakan dan menyam-
process. Dimensi atau indikator KM creation paikannya kepada para anggota organisasi
process adalah SECI (Socialization, External- perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung
ization, Combination, dan Internalization). penelitian yang dilakukan oleh Choi (2002)
Dimensi-dimensi ini dapat berjalan dengan yang menyatakan bahwa KM creation pro-
lancar karena adanya dukungan dari KM cess berpengaruh terhadap BP. Untuk perhi-
enablers. Inti dari SECI adalah perubahan tungan pengaruh IC yang terdiri dari HC, SC,
dari eksplisit knowledge ke tacit knowledge dan RC secara simultan terhadap BP dapat
atau juga sebaliknya, atau juga dari eksplisit diketahui :
knowledge ke eksplisit knowledge dan juga Berdasarkan perhitungan diatas dapat
dari tacit knoweldge ke tacit knowledge. disimpulkan bahwa peran IC (HC, SC dan
Hal ini jelas membutuhkan kepemimpinan RC) secara simultan berpengaruh terhadap
visioner yang melihat perlunya knowledge BP sebesar 0.05 dan variabel intervening
sebagai intangible yang harus dikembang- berfungsi sebagai pemediasi parsial karena
kan oleh perusahaan utamanya perusahaan nilai VAF bernilai 40%. Komponen HC, SC,
farmasi. Sebagai perusahaan yang berbasis dan RC pada saat diintegrasikan menjadi
pengetahuan (knowledge based company), IC akan menjadi kekuatan baru bagi peru-
perusahaan farmasi juga harus mengelola sahaan untuk menang dalam berkompetisi.

Tabel 4. Uji Simultan

Pengaruh tidak langsung = 0.37 * 0.23 * 0.24 (HC – SC – RC – BP) 0.020


Pengaruh langsung (HC – BP) 0.03
Pengaruh total = 0.020 + 0.03 0.05
VAF = Pengaruh tidak langsung/pengaruh total = 0.020/0.05 0.40
394 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

Tabel 5. Uji Pengaruh KM enablers dan KM creation

Pengaruh tidak langsung = 0.38 * 0.53 * 0.22 (HC – KME – KMCP – BP) 0.044
Pengaruh langsung (HC – BP) 0.03
Pengaruh total = 0.044 + 0.03 0.074
VAF = Pengaruh tidak langsung/pengaruh total = 0.044/0.74 0.594

Hal tersebut dapat dipahami apabila peru- Kasim (2008). Berikutnya untuk perhitun-
sahaan farmasi memiliki HC dalam bentuk gan pengaruh IC (HC, SC, dan RC), dan KM
farmasis dan med rep yang sangat baik dan (KM enablers dan KM creation process) se-
berkompeten, serta ditunjung oleh SC yang cara simultan terhadap BP dapat diketahui
memungkinkan perusahaan memiliki bu- sebagai berikut :
daya oganisasi, sistem informasi, dan prose- Berdasarkan data di atas dapat dis-
dur kerja yang baik dalam bentuk CPOB dan impulkan bahwa ada pengaruh integrasi IC
CDOB sesuai rekomendasi BPOM RI, serta dan KM terhadap BP secara simultan sebe-
memiliki RC yang sangat bagus dengan pihak sar 0.094% dan variabel mediasi berfungsi
eksternal maka kinerja bisnis (BP) perusa- sebagai pemediasi parsial karena nilai VAF
haan farmasi dapat dicapai dengan mudah. bernilai 68%. Integrasi IC dan KM melibat-
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang kan tiga variabel dari IC, yakni komponen
dilakukan oleh IFAC (1998); Bontis (1998); HC, SC, dan RC sedangkan KM terdiri dari
Belkaoui (2003); Mageza (2004); Chen et al dua variabel, yakni KM enablers dan KM
(2004); Cabrita et al (2007); Sharabati et al creation process. IC diartikan sebagai aset
(2010); Khalique et al (2011). Selanjutnya tersembunyi yang sukar dipahami oleh pe-
untuk perhitungan pengaruh KM yang terdi- rusahaan, tetapi sekali ditemukan dan diek-
ri dari KM enablers dan KM creation process splotasi, IC akan berguna bagi organisasi se-
terhadap BP dapat diketahui pada Tabel 5. bagai sebuah sumber daya baru yang dapat
Berdasarkan perhitungan diatas dapat digunakan untuk memenangkan kompetisi
disimpulkan bahwa peran KM (KME dan (Bontis 1996). Hal senada disampaikan oleh
KMCP) secara simultan terhadap BP sebe- Brooking (1997) yang mendefinisikan IC se-
sar 0.074 dan variabel intervening berfungsi cara operasional sebagai bahan intelektual
sebagai pemediasi parsial karena nilai VAF yang diformalkan, diperoleh, dan dikelola
bernilai 59,46%. Integrasi KM yang terdiri untuk menghasilkan aset yang bernilai tinggi
dari KME dan KMCP sangat berperan dalam bagi perusahaan. Berdasarkan rangkuman
meningkatkan kinerja bisnis perusahaan Hermawan (2013) tersebut juga diketahui
farmasi, terlebih lagi perusahaan farmasi bahwa IC terbagi menjadi tiga komponen,
adalah perusahaan dengan tipe knowledge yakni Human Capital (HC), Structural Capital
based dan highly intensive IC. Apabila knowl- (SC), dan Relational Capital (RC).
edge ini tidak dikelola dengan baik akan Sementara itu KM diartikan sebagai
sangat merugikan bagi perusahaan farmasi. pendekatan yang dinamis yang secara op-
Misalnya terkait dengan knowledge sharing timal mengelola pengetahuan bisnis yang
harus terus diadakan agar knowledge dari penting dan bertujuan untuk menghasilkan
para karyawan yang berpengalaman dapat nilai. KM juga merupakan seni menciptakan
ditransfer ke karyawan yang masih yunior. nilai dari aset tidak berwujud organisasi
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Sveiby 1998). Sementara itu KM process
yang telah dilakukan oleh Choi (2002) dan adalah operasionalisasi KM melalui proses

Tabel 6. Uji Pengaruh IC dan KM terhadap BP

Pengaruh tidak langsung = IC dan KM (0.020 + 0.044) 0.064


Pengaruh langsung (HC – BP) 0.03
Pengaruh total = 0.064 + 0.03 0.094
VAF = Pengaruh tidak langsung/pengaruh total = 0.064/0.94 0.680
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 395

Gambar 2. Konsep Kedua dari Integrasi IC dan KM

SECI (Socialization, Externalization, Combi- Sementara itu konsep kedua menyatakan


nation, dan Internalization) (Wahono 2008). bahwa yang paling berperan adalah KM En-
Integrasi KM ditunjukan dengan KM en- ablers, KM Process, yang kemudian akan
ablers berperan terhadap KM process. Arti- menentukan peran pada komponen IC (HC,
nya bahwa KM enablers jadi faktor penentu SC, dan RC), serta ketiga komponen IC terse-
suksesnya operasionalisasi KM karena KM but akan berperan pada peningkatan kinerja
enablers akan terkait dengan pengemban- bisnis perusahaan farmasi. Pada tipe kedua
gan infrastruktur yang ada di organisasi. ini bahwa KM sebagai faktor pembentuk
Infrastruktur yang didukung oleh budaya dari pengelolaan IC. KM enablers yang ter-
dan teknologi akan menghasilkan aktivitas diri dari strategi dan kepemimpinan, budaya
yang mendukung pengetahuan karyawan. organisasi, teknologi informasi, dan sistem
Misalnya budaya kolaborasi. Ini akan sangat insentif organisasi akan membentuk proses
membantu untuk menjadikan KM berjalan SECI sebagai indikator KM process. Adapun
efektif (Gold et al 2001). Interaksi yang ko- gambar konsep kedua dapat dilihat pada
laboratif seperti dialog terbuka, interaksi so- Gambar 2. Dengan demikian hasil penelitian
sial, dan aktivitas yang lainnya dapat men- ini mendukung penelitian Hermawan (2014),
cipta pengetahuan organisasi. Pertukaran Hsu (2006), Choi, 2002; Kasim, 2008.
pengetahuan diantara anggota organisasi
perusahaan adalah prasyarat untuk mencip- SIMPULAN
ta pengetahuan (knowledge creation). Pene- Penelitian ini menguji pengaruh Intel-
litian Choi (2002) adalah salah satu peneli- lectual Capital dan Knowledge management
tian yang menggunakan budaya kolaborasi terhadap kinerja perusahaan farmasi. Ked-
sebagai dimensi yang dihubungkan dengan uanya sangat dibutuhkan dalam penerapan
knowledge creation. Selain itu dimensi lainya strategi-strategi perusahaan, meningkatkan
adalah budaya pembelajaran, juga kepercay- kinerja, serta dalam meningkatkan nilai
aan. Selain dimensi budaya, penelitian Choi tambah perusahaan farmasi di Indonesia.
(2002) juga menggunakan structure (central- Namun di sisi lain peran setral keduanya
ization dan formalization), people (T-shaped dalam perusahaan belum banyak diketahui.
skills), dan IT (IT support) sebagai dimensi Karenanya perlu adanya pembahasan sendi-
untuk variabel knowledge management en- ri terkait peran tersebut apalagi dalam peru-
abler yang dikaitkan dengan knowledge cre- sahaan farmasi yang saat ini memiliki peta
ation process. Hasil penelitian menunjukkan persaingan yang sangat ketat dalam pasar
bahwa budaya dan sentralisasi berkontri- internasional khususnya adalah ASEAN. Hal
busi terhadap knowledge creation process. ini semakin dikuatkan dengan fakta bahwa
Dalam penelitian ini, knowledge creation pro- perusahaan farmasi mengandalkan kemam-
cess disamartikan dengan KM process. puan yang berbasis pengetahuan serta riset
Hasil penelitian ini sangat mendukung dalam pengembangannya.
dan melengkapi penelitian Hermawan (2014) Human capital sebagai ruh dari intel-
yang menyatakan bahwa ada dua konsep in- lectual capital terbukti memiliki pengaruh
tegrasi IC dan KM terhadap kinerja bisnis. yang penting dalam penciptaan suatu prose-
Konsep pertama seperti halnya Gambar 1. dur dalam organisasi, SOP, aturan-aturan,
396 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

sistem yang merupakan modal struktural DAFTAR RUJUKAN


perusahaan. Penelitian ini juga menunjuk- Belkaoui, A.R. 2003. “Intellectual Capital and
kan bagaimana modal struktural memiliki Firm Performance US Firm. A Study of
peran penting dalam meningkatkan kinerja The Resource Based and Stakeholders
perusahaan. Disamping itu human capital View.” Journal of Intellectual Capital,
juga turut memengaruhi bagaimana hubun- Vol. 4, No. 2, hlm 215-226.
gan dengan pihak diluar perusahaan. Hal ini Boekestein, B. 2006. “The Relation Between
menunjukkan bahwa untuk dapat melaku- Intellectual Capital and Intangible As-
kan hubungan kerjasama dengan pihak sets of Pharmaceutical Companies.”
ekternal diperlukan pengetahuan, kapabili- Journal of Intellectual Capital, Vol. 7,
tas, dan kompetensikaryawan yang memadai No. 2, hlm 241 – 253.
sehingga kerjasama dengan pihak ekternal Bontis, N. 2001. “Assessing Knowledge As-
dapat dijalankan dengan baik. Hal ini juga sets : A Review of The Model Used To
memiliki dampak lanjutan, yakni pencipta- Measure Intellectual Capital.” Interna-
an-penciptaan hubungan baik serta penge- tional Journal of Management Reviews,
lolaannya dengan pihak eksternal mampu Vol. 3, No. 1, hlm 41-60.
menciptakan image bagi perusahaan dan Bontis, N. 1999. Managing An Organization-
akan menghasilkan keuntungan tersendiri. al Learning System By Aligning Stocks
Penelitian ini juga menunjukkan bah- and Flows of Knowledge: An Empiri-
wa budaya perusahaan terkait dengan kay- cal Examination of Intellectual Capital,
awan turut memengaruhi pula distribusi Knowledge Management, and Business
pemasaran perusahaan farmasi. Kreativi- Performance. Unpublished Disserta-
tas serta inovasi karyawan yang baik akan tion. The University of Western Ontario.
mewujudkan distribusi yang baik pula serta Canada.
akan dapat melakukan pelayanan pada Bontis, N. 1998. “Intellectual Capital : An
konsumen dengan baik. Penelitian ini juga Exploratory Study That Develops Mea-
menguatkan bahwa seluruh human capital sures and Models.” Management Deci-
haruslah diintegrasikan menjadi satu untuk sion, Vol. 36, No. 2, hlm 63-76.
dapat meningkatkan kinerja bisnis perusa- Bontis, N. 1996. “There’s A Price on Your
haan, dengan demikian juga tercapai tujuan Head: Managing Intellectual Capital
perusahaan yang seutuhya. Human capital Strategically.” Ivey Business Journal
juga memiliki pengaruh terhadap strategi- (formerly Business Quarterly), hlm 40–
strategi, budaya, kepemimpinan, teknologi, 47.
dan sistem insentif organisasi. Bontis, N; W.C.C. Keow, dan S. Richardson.
Penciptaan dan pemaksimalan in- 2000. “Intellectual Capital and Busi-
frastruktur dalam perusahaan juga turut ness Performance in Malaysian Indus-
mewujudkan kinerja bisnis yang maksimal. tries.” Journal of Intellectual Capital,
Dalam rangka untuk meningkatkan kin- Vol. 1, No. 1, hlm 85-100.
erja, perusahaan juga harus mampu men- Bontis, N. dan J. Fitzenz. 2002. “Intellectual
gubah tacit knowledge menjadi eksplisit Capital ROI : A Casual Map of Human
knowledge. Hal ini dapat dilakukan hanya Capital Antecedents and Consequents.”
dengan keputusan-keputusan tepat dari Journal of Intellectual Capital, Vol. 3,
seorang pemimpin yang memiliki visi yang No. 3, hlm 223 – 247.
bagus. Pemrosesan pengetahuan tersebut Bramhandkar, A; S. Erickson, dan I. Apple-
tentunya mampu meningkatkan kinerja dari bee. 2007. “Intellectual Capital and
perusahaan. Organizational Performance : An Em-
Hal di atas menunjukkan bahwa inte- pirical Study of the Pharmaceutical
grasi IC dan KM dapat mempengaruhi kiner- Industry.” The Electronic Journal of
ja bisnis perusahaan farmasi di Jawa Timur. Knowledge Management, Vol. 5, No. 4,
Interaksi antar komponen IC (HC, SC, RC) hlm 357–362.
terbukti saling berpengaruh. Demikian pula Brooking, A. 1997. Intellectual Capital. In-
dengan interaksi antara KM Eneblers dan ternational Thompson Business Press.
KM Creasen Process. Akhirnya interaksi London.
antara IC dan KM dengan kinerja bisnis ter- Cabrita, M.D.R., dan N. Bontis. 2008. “In-
bukti berpengaruh. Hal ini memberikan tellectual Capital and Business Perfor-
bukti bahwa IC dan KM dapat diintegrasikan mance in The Portuguese Banking In-
untuk peningkatan kinerja bisnis perusa- dustry.” Int. J. Technology Management,
haan farmasi di Jawa Timur. Vol. 43, No. 1-3, hlm 212–237.
Hermawan, Hariyanto, Sumartik, Integrasi Intellectual Capital dan Knowledge Management... 397

Cabrita, M.D.R; J.L. Vas; dan N. Bontis. Resource Based Theory. Jurnal EKUI-
2007. “Modelling The Creation of Value TAS. STIESIA Surabaya, Vol 17 No 2,
From Intellectual Capital : A Portuguese pp 256 – 275.
Banking Perspective.” Int. J. Knowledge Hermawan, S. 2014. The Concept of Integra-
and Learning. Vol. 3, No. 2/3, hlm 266 tion of Intellectual Capital and Knowl-
– 280. edge Management and Its Relationship
Chartered Institute of Management Accoun- With Business Performance. Proceed-
tants (CIMA). 2005. Understanding Cor- ing. The Third International Conference
porate Value : Managing dan Reporting on Entrepreneurship and Business
Intellectual Capital. www.cimaglobal. Management. Penang. Malaysia.
com. Diunduh pada 8 Januari 2015. Hsu, H.Y. Sonya F. 2006. Knowledge Man-
Chen, J; Z. Zhu; dan H.Y. Xie. 2004. “Mea- agement and Intellectual Capital. Un-
suring Intellectual Capital : A New published Dissertation. Carbondale,
Model and Empirical Study.” Journal of Southern Illinois University. USA.
Intellectual Capital, Vol. 5, No. 1, hlm Ho, C.T. 2009. “The Relationship Between
195 – 212. Knowledge Management Enablers and
Choi, B. 2002. Knowledge Management En- Performance.” Industrial Management
ablers, Processes, and Organizational and Data System, Vol. 109, No. 1, hlm
Performance : An Integration and Em- 98 - 117.
pirical Examination. Unpublished Dis- Huang, C.F. and S.L. Hsueh. 2007. “A Study
sertation. Korea Advanced Institute od On The Relationship Between Intellec-
Science and Technology. tual Capital And Business Performance
Daum, J.H. 2005. Intangible Assets Based In The Engineering Consulting Indus-
Enterprise Management : A Practical try: A Path Analysis.” Journal of Civil
Approach. Proceedings of 2005 PMA IC Engineering and Management, Vol. 13,
Symposium, Stern School of Business, No. 4, hlm 265–271.
New York University Manhattan, 15 De- International Federation of Accountants
sember 2005. (IFAC). 1998. The Measurement And
Kaef, G. 2011a. Optimalkan Pengelolaan Management of Intellectual Capital : An
Aset-Aset Intangible. Edisi Special HUT Introduction. New York. USA.
Kimia Farma. PT. Kimia Farma, Tbk. Kamath, G.B. 2008. “Intellectual Capital and
Jakarta. Corporate Performance in Indian Phar-
Kaef, G. 2011b. Melangkah Dengan Optimis. maceutical Industry.” Journal of Intel-
Edisi 20. PT. Kimia Farma, Tbk. Jakar- lectual Capital, Vol. 9, No. 6, hlm 684-
ta. 704.
Gold, A.H; A. Malholtra., dan A.H. Segars. Kasim, R.S.R.. 2008. The Relationship of
2001. “Knowledge Management : An Knowledge Management Practices,
Organizational Capabilities Perspec- Competencies and Organizational Per-
tive.” Journal of Management Informa- formance of Government Departments
tion System, Vol. 18, No. 1, hlm 185 – in Malaysia. World Academy of Science,
214. Engineering and Technology, hlm 53 -
Handzic, M., and Mark Chaimungkalano- 59.
nt. 2004. Enhancing Organizational Khalique, M., J.A.N. Shaari., A.B.M. Isa, dan
Creativity Through Socialization. The A. Ageel. 2011. “Role of Intellectual
Electronic Journal of Knowledge Man- Capital on the Organizational Perfor-
agement Volume 2 Issue 1, pp 57-64, mance of Electrical SMEs in Pakistan.”
available online at www.ejkm.com. International Journal of Business and
Hermawan, S; W. Hariyanto; H. Ernandi; S. Management, Vol. 6, No. 9, hlm 253-
Iswati, dan Z. Fanani. 2012. Model Pen- 257.
gelolaan dan Pengembangan Intellectu- Mageza, P.Z. 2004. Intellectual Capital As A
al Capital Guna Meningkatkan Kinerja Creator of Wealth and Shareholder Val-
Bisnis Industri Farmasi dan Meraih ue For An Organization. Short Disserta-
Keunggulan Bersaing Tingkat Global. tion. Rand Afrikaans University. USA.
Laporan Penelitian Hibah Pekerti DP2M Marr, B. 2008. Make The Invisible Visible:
DIKTI Kemendikbud. Identify Intellectual Capital. http://
Hermawan, S. 2013. Makna Intellectual Capi- www.cimaglobal.com. Diunduh pada
tal Perspektif The Role Theory dan The 23 Maret 2015.
398 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 6, Nomor 3, Desember 2015, Hlm. 385-398

Marshall, M.N. 1996. “Sampling for Qualita- lectual Capital in Banking Industry.”
tive Research.” Family Practice an Inter- Journal of Intellectual Capital, Vol 11,
national Journal, Vol. 13, No. 6. No 1, hlm 74-89.
Miles, M.B., dan A.M. Huberman. 1984. Sveiby, K.E. 1998. What Is Knowledge Man-
Qualitative Data Analysis. Sage Publi- agement ?. http: //www.sveiby.com/
cation Inc. USA. articles/ KnowledgeManagement.html.
Moon, Y.J, and H. GunKym. 2006. “A Model Diunduh pada tanggal 17 Oktober
for The Value of Intellectual Capital.” 2015.
Canadian Journal of Administrative Wahono, R.S. 2008. Knowledge Management
Sciences; Vol. 23, Vol. 3, ABI/INFORM dan Kiat Praktisnya. http://romisatri-
Global. hlm 253. awahono.net/2008/05/06/. Diunduh
Oasis. 2009. Memacu Perubahan. Media Ko- 25 April 2010.
munikasi dan Informasi Internal Indo- Wang, W.Y, dan C. Chang. 2005. “Intellec-
farma. Edisi Februari – Maret. PT. Indo- tual Capital and Performance In Casual
farma, Tbk. Jakarta. Models. Evidence from The Informa-
Oasis. 2007. Indofarma Tahun 2011 Raih Rp. tional Technology Industry in Taiwan.”
2,6 Triliun. Media Komunikasi & Infor- Journal of Intellectual Capital, Vol. 6,
masi Internal Indofarma. Edisi Mei – No. 2, hlm 222 – 236.
Juni. PT. Indofarma, Tbk. Jakarta. Yamin, S dan H. Kurniawan. 2010. Struc-
Sampoerno, 2007. “Kapabilitas Teknologi tural Equation Modeling. Belajar Lebih
dan Penguatan R & D : Tantangan In- Mudah Teknik Analisis Data Kuisioner
dustri Farmasi Indonesia.” Majalah dengan Lisrel dan PLS. Buku Aplikasi
Farmasi Indonesia, Vol. 18, No. 4, hlm Statistik Seri 2. Penerbit Salemba In-
199 – 209. fotek. Jakarta.
Sharabati, A.A.A; S.N. Jawad; dan N. Bontis. Zhou, A.Z., dan D. Fink. 2003. “Knowledge
2010. “Intellectual Capital and Busi- Management and Intellectual Capital :
ness Performance in The Pharmaceuti- An Empirical Examination of Current
cal Sector of Jordan.” Management De- Practice in Australia.” Knowledge Man-
cision, Vol. 48, No. 1. hlm 105 – 131. agement Research & Practices, Vol. 1,
Shih, K. H, C.J. Chang dan B. Lin. 2010. “As- hlm 86 – 94.
sessing Knowledge Creation and Intel-

Anda mungkin juga menyukai