Oleh:
Irvan Rivano Muchtar *)
Abstract
This research takes as its focus the major problem of low Organizational Performance
Agency at Departments Cianjur Regency. Its thought to have been couse by Bureaucracy
Attitude and Organizational Culture to Organizational Performance Departments Cianjur
Regency not implemented yet. The approach taken in this research refers to the context of the
Bureaucracy Attitude and Organizational Culture and also Organizational Performance as part
of the scope of the Science of Public Administration. This research used method of qualitative
descriptive analysis with technically analysis of Structural Equation Modeling (SEM), whereas
population is Departments Cianjur Regency. The result of the research shows the need for the
undertaking of further research regarding the need to optimalize the improvement of the
influence of Bureaucracy Attitude and Organizational Culture to Organizational Performance of
Departments Cianjur Regency as seen from the perspective of Public Administration. This is
shown by the existence of different variables which influence Organizational Performance of
Departments Cianjur Regency.
maupun tidak, akan dipengaruhi oleh budaya organisasi tersebut mampu menterjemahkan
organisasi. Sementara dalam konteks visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
organisasi publik, Syafii (1999: 137) Sebagai bagian dari organisasi publik,
mengemukakan pandangan mengenai perilaku pemerintah jelas sangat berkepentingan untuk
birokrasi sebagai berikut: “Perilaku birokrasi meningkatkan kinerja kelembagaannya.
akan berkaitan atau dibentuk oleh budaya Apalagi hingga saat ini kinerja organisasi
yang melatari atau preferensi individu pejabat pemerintah masih mendapatkan perhatian dan
publik”. Pandangan tersebut, semakin sorotan yang kurang baik dari masyarakat.
menguatkan argumentasi bahwa perilaku Menguatnya perhatian dan sorotan terhadap
birokrasi ikut dipengaruhi oleh budaya yang kinerja organisasi pemerintah ini,
berkembang di lingkungan organisasi yang sesungguhnya dipicu oleh meningkatnya
bersangkutan, termasuk dari para pejabat kesadaran masyarakat terhadap
publik. Hal ini mencerminkan bahwa budaya penyelenggaraan pemerintahan yang dinilai
organisasi yang terbangun melalui kurang berpihak pada kepentingan
karakteristik para pejabat akan mewarnai masyarakat. Pelayanan yang berbelit-belit,
perjalanan perilaku birokrasi. Artinya, ketidakpastian waktu dalam menyelesaikan
sinergitas budaya organisasi tersebut akan layanan serta tingginya biaya yang harus
mendorong kristalisasi perilaku para birokrat dikeluarkan oleh masyarakat, merupakan
dalam menjalankan tugasnya. Kondisi inilah cermin bahwa kinerja organisasi pemerintah
yang biasanya melahirkan dominasi budaya memang masih membutuhkan perbaikan dan
organisasi dalam membentuk perilaku penataan serta peningkatan yang serius dari
birokrasi. Pada posisi ini, nilai-nilai yang pihak pemerintah.
berkembang atau dikembangkan oleh budaya Urgensi untuk melakukan peningkatan
organisasi tersebut secara langsung maupun kinerja organisasi pemerintah ini, didorong
tidak, akan menjadi rujukan atau pedoman oleh perkembangan dan percepatan serta
bagi anggota organisasi. Penguatan terhadap dinamika kehidupan masyarakat yang
pandangan tersebut dikemukakan oleh semakin tinggi. Akselerasi peningkatan ilmu
Muchlas (2008: 537) yang menandaskan pengetahuan dan teknologi yang terjadi di
bahwa: “sebuah budaya dominan biasanya masyarakat, juga merupakan salah satu faktor
memiliki nilai-nilai inti yang dipercayai dan pendorong semakin menguatnya tuntutan
dijadikan rujukan oleh sebagian besar anggota publik atas kinerja yang ditampilkan oleh
organisasi”. organisasi pemerintah. Fenomena tersebut,
Manakala dominasi budaya organisasi secara empris kemudian menimbulkan
tersebut memberikan penguatan terhadap terjadinya pergeseran mind set dan gaya hidup
perilaku birokrasi yang berorientasi pada masyarakat yang mengarah pada iklim yang
pencapaian visi, misi tujuan serta sasaran serba kompetitif, cepat dan efisien bahkan
organisasi, niscaya organisasi tersebut akan pragmatis. Dampaknya, masyarakat semakin
mampu melahirkan kinerja organisasi yang membutuhkan adanya layanan dari
optimal. Kinerja organisasi yang dimaksud pemerintah yang serba cepat dan efisien. Pada
adalah hasil kerja yang dicapai oleh suatu sisi lain, kondisi kelembagaan pemerintah
institusi atau organisasi sesuai dengan visi, justru belum menunjukan peningkatan kinerja
misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh yang signifikan. Kondisi semacam ini, tentu
organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, saja menjadi tantangan dan sekaligus kendala
kinerja organisasi jelas akan bersentuhan tersendiri bagi pemerintah dalam mewujudkan
dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan pemerintahan yang responsive dan adaptif
organisasi. Hal ini mengandung makna, terhadap tuntutan masyarakat. Secara
bahwa kinerja organisasi esensinya akan kelembagaan, munculnya fenomena tersebut,
dimanifestasikan melalui pencapaian visi, misi tidak saja menggejala di lingkungan
dan tujuan organisasi. Dengan perkataan lain, pemerintah pusat, tetapi juga masih menjadi
tinggi rendahnya kinerja organisasi yang problem klasik yang menyelimuti
bersangkutan dapat dilihat dari sejauhmana pemerintahan di daerah, termasuk pada Satuan
4
berat sekitar 66,67%, rusak ringan 14,28% terhadap Kinerja Organisasi Dinas-dinas di
dan hanya 19,04% saja yang kondisinya Kabupaten Cianjur.
baik. 3. Mengkaji dan menganalisis Perilaku
Birokrasi dan Budaya Organisasi
B. Perumusan Masalah pengaruhnya terhadap Kinerja Organisasi
Problem statement penelitian ini yaitu: Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur.
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
Cianjur masih rendah. Hal ini diduga belum D. Kerangka Berpikir
dijalankannya Perilaku Birokrasi dan Budaya Aparatur dapat dikatakan sebagai mesin
Organisasi terhadap Kinerja Organisasi Dinas- birokrasi dalam menjalankan roda
dinas di Kabupaten Cianjur. Dari pernyataan pemerintahannya. Itulah sebabnya Siagian
masalah dan penyebab masalah tersebut, dapat (2002: 8) memberikan pengertian administrasi
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian publik sebagai berikut: “keseluruhan kegiatan
(research questions) sebagai berikut: yang dilakukan oleh seluruh aparatur
1. Apakah Perilaku Birokrasi melalui pemerintah dari suatu negara dalam usaha
Dimensi Orang/Manusia, Dimensi mencapai tujuan negara”. Pendapat tersebut
Struktur, Dimensi Teknologi dan Dimensi semakin menguatkan argumentasi bahwa
Lingkungan berpengaruh positif terhadap aparatur pemerintah memang menempati
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di posisi sebagai leading sector dalam setiap
Kabupaten Cianjur? kegiatan yang dilakukan oleh negara untuk
2. Apakah Budaya Organisasi melalui mewujudkan tujuannya, yakni melayani
Dimensi Integritas, Dimensi kepentingan masyarakat. Untuk mewujudkan
Profesionalisme, Dimensi Keteladanan dan tujuannya tersebut, administrasi publik
Dimensi Penghargaan pada Sumber Daya membutuhkan serangkaian paket kebijakan
Manusia berpengaruh positif terhadap guna mengatur berbagai program atau
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di kegiatan yang telah ditentukan. Oleh karena
Kabupaten Cianjur? itu, administrasi publik dapat berperan tidak
3. Apakah Perilaku Birokrasi dan Budaya hanya terkait dengan perumusan suatu
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja kebijakan, tetapi juga dalam konteks
Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan.
Cianjur? Senada dengan pandangan tersebut, Kasim
(1994: 8) mengemukakan sebagai berikut:
C. Maksud dan Tujuan Penelitian “Administrasi publik sangatlah berpengaruh
Maksud penelitian ini yaitu untuk tidak hanya terhadap tingkat perumusan
memperoleh data yang berkaitan dengan kebijakan, melainkan pula terhadap
Analisis Perilaku Birokrasi dan Budaya implementasi kebijakan, karena memang
Organisasi pengaruhnya terhadap Kinerja administrasi publik berfungsi untuk mencapai
Organisasi Dinas-dinas di lingkungan tujuan program yang telah ditentukan oleh
Kabupaten Cianjur. Sedangkan tujuan dari para pembuat kebijakan politik”.
penelitian ini yaitu: Pengertian di atas, mengisyaratkan
1. Mengkaji dan menganalisis pengaruh bahwa implementasi suatu kebijakan
Perilaku Birokrasi melalui Unsur sesungguhnya merupakan manifestasi dari
Orang/Manusia, Unsur Struktur, Unsur pencapaian tujuan program yang telah
Teknologi dan Unsur Lingkungan terhadap dicanangkan oleh pembuat kebijakan. Oleh
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di karena itu, setiap implementor kebijakan
Kabupaten Cianjur. dalam hal ini birokrasi pemerintah dituntut
2. Mengkaji dan menganalisis pengaruh untuk memiliki karakter dan perilaku yang
Budaya Organisasi melalui Dimensi baik, sehingga ia mampu menangkap pesan
Integritas, Dimensi Profesionalisme, yang ingin diwujudkan dalam program
Dimensi Keteladanan dan Dimensi kebijakan tersebut. Berkaitan dengan
Penghargaan pada Sumber Daya Manusia pernyataan tersebut, Atmosudirdjo (1982: 9)
menterjemahkan administrasi publik sebagai:
6
dalam organisasi dalam meningkatkan kinerja sebagai berikut: ”Merupakan pencapaian hasil
organisasi. Sejalan dengan uraian di atas, kerja yang diperoleh institusi publik sesuai
Wibowo (2011: 10) mengemukakan tentang dengan visi dan misi yang telah ditetapkan”.
mitos budaya organisasi, antara lain: Pengertian di atas mengandung makna
1. Budaya merupakan alat yang cepat untuk bahwa kinerja organisasi publik merupakan
menetapkan setiap persoalan. cermin dari hasil kerja yang dicapai oleh
2. Budaya dan strategi tidak ada organisasi publik dalam rangka mencapai visi
hubungannya satu sama lain. dan misi yang telah ditetapkan. Melalui
3. Budaya menolak semua perubahan. pencapaian kinerja organisasi publik ini,
4. Perubahan budaya dapat dikelola. sesungguhnya pula dapat dilihat sejauhmana
5. Kepemimpinan tingkat atas merupakan tingkat keberhasilan organisasi publik tersebut
kunci untuk menanamkan budaya. mampu menterjemahkan serangkaian paket
6. Orang bergantung pada budaya yang kebijakan yang merupakan perwujudan dari
korporasi bahkan ketika sudah tidak visi dan misi organisasi.
relevan lagi. Sejalan dengan hal tersebut, Dwiyanto
7. Strong culture bersifat monolistis. (2006: 50-51) mengemukakan faktor-faktor
8. Budaya tidak untuk semua orang. untuk mengukur kinerja organisasi birokrasi
Pendapat di atas, menyiratkan bahwa publik sebagai berikut:
budaya organisasi merupakan keyakinan dan 1. Produktivitas Organisasi. Berkaitan
tata nilai yang dipersepsi sekaligus dianut oleh dengan tingkat efisiensi, tetapi juga
para pegawai menjadi pedoman untuk bekerja. mengukur efektifitas pelayanan yang
Selanjutnya Chatab (2007: 28) diberikan pegawai dalam organisasi.
mengemukakan 4 dimensi budaya organisasi 2. Kualitas Layanan. Diukur dari sejauh
untuk mencapai kinerja organisasi yang mana pelayanan yang diberikan pada
optimal sebagai berikut: masyarakat, melalui informasi yang
1. Integritas. Bertaqwa, penuh dedikasi, jujur, didapat dari masyarakat di dalamnya
menjaga nama baik, taat kode etik dan terdapat kepuasan layanan yang diberikan
peraturan. kepada masyarakat.
2. Profesionalisme. Bertanggung jawab, 3. Responsivitas Publik. Mengukur
efektif, efisien, disiplin, dan berorientasi kemampuan birokrasi untuk mengenali
ke masa depan dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat, menyusun agenda
perkembangan, tantangan dan kesempatan. dan prioritas layanan dan mengembangkan
3. Keteladanan. Memberikan panutan yang program-program layanan publik sesuai
konsisten, bertindak adil, bersikap tegas dengan kebutuhan aspirasi masyarakat.
dan berjiwa besar. Secara singkat responsivitas berkaitan
4. Penghargaan pada Sumber daya Manusia. dengan keselarasan antara program dan
Merekrut, mengembangkan dan kegiatan layanan dengan kebutuhan dan
mepertahankan sumber daya manusia yang aspirasi masyarakat.
berkualitas, memperlakukan karyawan 4. Responsibilitas Publik. Menunjukkan
berdasarkan kepercayaan, keterbukaan, pelaksanaan kegiatan birokrasi publik
keadilan dan saling menghargai; dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
mengembangkan sikap kerjasama dan administrasi dan kebijakan birokrasi, baik
kemitraan; memberikan penghargaan yang eksplisit maupun implisit.
berdasarkan basil kerja individu dan 5. Akuntabilitas Publik. Mengukur besarnya
kelompok. kebijakan dan kegiatan birokrasi publik
Pendapat di atas menjelaskan bahwa tunduk pada para pejabat politik yang
dimensi-dimensi budaya tersebut memberi dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini
pengaruh terhadap hubungan antar sesama akuntabilitas publik digunakan untuk
manusia di dalam organisasi bagi terciptanya melihat seberapa besar kebijakan dan
kinerja organisasi yang optimal. Dilihat dari kegiatan birokrasi publik konsisten dengan
sektor publik, Dwiyanto (2006: 47) kehendak publik.
menterjemahkan kinerja organisasi publik
8
Melalui kelima faktor tersebut tingkat diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja organisasi publik diharapkan akan kinerja organisasi. Selanjutnya untuk melihat
terukur secara rasional dan komprehensif. keterkaitan ketiga variabel di atas dapat dilihat
Oleh sebab itu, parameter yang dikemukakan pada gambar sebagai berikut:
oleh Dwiyanto tersebut, akan peneliti gunakan Perilaku Birokrasi
teknik analisis data SEM dilakukan evaluasi Organisasi pada Dinas-dinas di Kabupaten
terhadap model struktural yang dikemukakan Cianjur dijabarkan sebagai berikut.
sebagai berikut: 1. Pembahasan Pengaruh Parsial Perilaku
1. T-value dari setiap variabel: Birokrasi terhadap Kinerja Organisasi
Perilaku Birokrasi (X1) terhadap Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
Kinerja Organisasi (Y): 7,79 lebih Pengaruh unsur Orang/Manusia terhadap
besar dari 2, berpengaruh signifikan. Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
Budaya Organisasi (X2) terhadap Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
Kinerja Organisasi (Y): 8,77 lebih melalui angket yang terdiri dari 171
kecil dari 2, berpengaruh signifikan. responden berpengaruh positif sebesar 0,87,
2. Nilai standard loading factor (SLF): artinya unsur Orang/Manusia yang terdiri dari
Perilaku Birokrasi (X1) terhadap indikator: Sesuai sistem kerja, Mengikuti
Kinerja Organisasi (Y): 0,87, aturan dan Berdasarkan perintah, telah
berpengaruh positif. dilaksanakan berdasarkan pada sistem kerja
Budaya Organisasi (X2) terhadap dengan orientasi pada aturan yang berlaku dan
Kinerja Organisasi (Y): 0,80, berdasarkan perintah atasan, sehingga mampu
berpengaruh positif. meningkatkan Kinerja Organisasi Dinas-dinas
3. Koefisien determinasi (R2): di Kabupaten Cianjur secara menyeluruh.
Perilaku Birokrasi dan Budaya Organisasi Pengaruh unsur Struktur terhadap
terhadap Kinerja Organisasi: 0,80, berarti Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
variabel Perilaku Birokrasi (X1) dan Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
variabel Budaya Organisasi (X2) mampu melalui angket yang terdiri dari 171
menjelaskan variabel Kinerja Organisasi responden berpengaruh positif sebesar 0,75,
(Y) sebesar 80%. artinya unsur Struktur terdiri dari indikator:
Selanjutnya untuk melihat hasil dari Adanya unit kerja, Terciptanya hubungan
evaluasi model struktural pada penelitian ini kerja dan adanya khirarki kerja, sebagai pola
serta keterkaitannya dengan hipotesis struktur kerja telah dilaksanakan sepenuhnya
penelitian yang dibangun sebelumnya, sesuai dengan pola kerja untuk menentukan
dirangkum pada tabel berikut ini: hubungan kerja antara para kepala dinas
Tabel 3 dengan unsur stafnya, sehingga telah
Evaluasi Model Struktural dan Kaitannya mendukung peningkatan Kinerja Organisasi
dengan Hipotesis Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur.
Hi Pengaruh unsur Teknologi terhadap
Hubung T-
potes SLF R2 Kesimpulan Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
an Value
is Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
1 X1Y 0,87 7,79 - Positif dan
Signifikan
melalui angket yang terdiri dari 171
(Hipotesis 1 responden berpengaruh positif sebesar 0,65,
diterima) artinya unsur Teknologi yang terdiri dari
2 X2Y 0,80 8,77 - Positif dan indikator: Sumber daya pendukung, Fasilitas
Signifikan
(Hipotesis 2
kerja dan Peralatan teknis, telah tersedia
diterima) sebagai fasilitas pendukung kerja dalam
3 X1 dan - - 0,80 Positif dan melaksanakan tugas bagi para pegawai,
X2Y Signifikan sehingga mampu meningkatkan Kinerja
(Hipotesis 3 Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
diterima)
secara menyeluruh.
Sumber: Data Hasil Analisis, 2015.
Pengaruh unsur Lingkungan terhadap
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
H. Pembahasan
Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
Pembahasan pengaruh secara parsial
melalui angket yang terdiri dari 171
maupun simultan variabel Perilaku Birokrasi
responden berpengaruh positif sebesar 0,65,
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
artinya unsur Lingkungan yang terdiri dari
indikator: Masyarakat sekitar, Organisasi
11