Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGARUH PERILAKU BIROKRASI DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA ORGANISASI PADA DINAS-DINAS


DI KABUPATEN CIANJUR

Oleh:
Irvan Rivano Muchtar *)

Abstract

This research takes as its focus the major problem of low Organizational Performance
Agency at Departments Cianjur Regency. Its thought to have been couse by Bureaucracy
Attitude and Organizational Culture to Organizational Performance Departments Cianjur
Regency not implemented yet. The approach taken in this research refers to the context of the
Bureaucracy Attitude and Organizational Culture and also Organizational Performance as part
of the scope of the Science of Public Administration. This research used method of qualitative
descriptive analysis with technically analysis of Structural Equation Modeling (SEM), whereas
population is Departments Cianjur Regency. The result of the research shows the need for the
undertaking of further research regarding the need to optimalize the improvement of the
influence of Bureaucracy Attitude and Organizational Culture to Organizational Performance of
Departments Cianjur Regency as seen from the perspective of Public Administration. This is
shown by the existence of different variables which influence Organizational Performance of
Departments Cianjur Regency.

Keywords: public administration, bureaucracy attitude, organizational culture, organizational


performance.

A. Latar Belakang Penelitian perbaikan, sehingga diharapkan dapat


Sejak bergulirnya proses reformasi memenuhi harapan (ekspektasi) masyarakat.
dipenghujung tahun 1998, eksistensi Urgensi penataan dan perbaikan perilaku
organisasi pemerintahan menghadapi ujian birokrasi tersebut juga diilhami oleh semakin
yang sangat berat. Gugatan dan cemoohan masifnya keluhan publik yang disampaikan,
kerap kali menerpa institusi pemerintah, baik baik secara langsung maupun melalui
di tingkat pusat maupun daerah. Hal inilah berbagai media. Implikasinya, perilaku
yang kemudian menimbulkan terjadinya birokrasi dipandang sebagai persoalan yang
kegelisahan dan kekhawatiran sebagian besar serius dan membutuhkan perhatian yang
aparatur pemerintah dalam menjalankan ekstra dari berbagai kalangan, khususnya dari
peran, fungsi dan tugasnya. Terjadinya pemerintah.
fenomena tersebut, semakin memprihatinkan Terjadinyan, kecenderungan seperti yang
menyusul banyaknya tuntutan publik terkait dilukiskan di atas, boleh jadi merupakan
dengan tindakan aparatur yang dianggap telah isyarat bahwa birokrasi pemerintah selama ini
banyak merugikan kepentingan masyarakat. memang belum mampu menjalankan peran
Kondisi seperti inilah yang oleh Sinambela dan fungsinya sebagai leading sector dalam
(2006: 63) diistilahkan terjadinya “Disparitas, mengemban tugas pelayanan publik (public
antara apa yang dilakukan oleh aparatur service). Dengan perkataan lain, masih banyak
pemerintah sebagai pelayanan publik dengan fenomena yang bersentuhan dengan perilaku
harapan masyarakat yang menerima layanan”. birokrasi yang kemudian menimbulkan
Menguatnya fenomena di atas, problem bagi kehidupan berbangsa dan
mengisyaratkan betapa perilaku birokrasi, bernegara. Rendahnya sensitivitas aparatur
baik secara individu maupun kelembagaan pemerintah dalam merespon setiap tuntutan
membutuhkan adanya penataan dan dan kebutuhan publik, semakin menguatkan
1
2

argumentasi bahwa perilaku birokrasi pandangan Hersey & Blanchard dalam


membutuhkan perbaikan yang signifikan. Dharma (1998: 34) yang menandaskan bahwa:
Menguatnya fenomena tersebut juga “Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan,
mencerminkan masih lemahnya perilaku artinya perilaku orang pada umumnya
birokrasi dalam menangkap pesan, ekspektasi, dimotivasi oleh keinginan untuk meraih
kepentingan dan kebutuhan publik. Oleh tujuan-tujuan tertentu”. Pandangan tersebut
karena itu, tidak mengherankan apabila mengandung makna bahwa untuk mengubah
muncul persepsi dari masyarakat tentang suatu perilaku, dibutuhkan adanya motivasi
“buruknya perilaku birokrasi” dalam berbagai untuk meraih tujuan tertentu. Dalam konteks
level pemerintahan, baik di tingkat pusat organisasi pemerintahan, terjadinya
maupun daerah. Dampaknya, apa pun yang pergeseran perilaku birokrasi sesungguhnya
dilakukan oleh birokrasi pemerintah, tidak hanya ditentukan oleh adanya motivasi
masyarakat cenderung bersifat apatis bahkan dalam meraih tujuan tertentu, tetapi juga
tidak jarang memberikan penolakan terhadap dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
upaya yang dilakukan pemerintah tersebut. Penguatan atas pendangan tersebut
Buruknya citra perilaku birokrasi dikemukakan oleh Ndraha (1999: 66) yang
tersebut, sesungguhnya dapat dieleminir menandaskan bahwa: “Perilaku dipengaruhi
manakala birokrasi mampu memahami peran oleh kondisi yang datang dari lingkungan
dan tugasnya sebagai pelayan publik. Hal ini dan kepentingan yang didasari (dari dalam)
sejalan dengan pandangan Dwiyanto (2006: oleh yang bersangkutan”.
78) yang mengemukakan bahwa: “Tugas Pandangan di atas, menunjukan bahwa
pokok birokrasi pemerintah adalah aspek lingkungan merupakan salah satu faktor
memberikan pelayanan secara prima terhadap penting dalam mendorong orang-orang untuk
masyarakat. Melalui pelayanan yang prima berperilaku, termasuk bagi aparatur
itulah diharapkan akan mampu mengangkat pemerintah. Pada posisi ini, kebiasaan, nilai-
citranya yang selama ini dipandang buruk”. nilai, etika, dan sistem yang dianut dalam
Oleh karena itu, upaya untuk membangun lingkungan tersebut akan mewarnai setiap
perilaku birokrasi yang berpihak pada tingkah laku atau perilaku orang-orang yang
kepentingan masyarakat sudah selayaknya ada di lingkungan tersebut. Dengan perkataan
dilakukan secara serius, sistematik dan lain, budaya yang berkembang dalam suatu
sustainable. lingkungan tertentu, juga sangat berperan
Namun demikian, perlu dipahami pula dalam mengubah terjadinya pergeseran
bahwa untuk mengubah perilaku birokrasi perilaku orang-orang, termasuk di dalam
yang sudah demikian lama dan ‘mendarah lingkungan organisasi pemerintahan. Hal ini
daging’, tentu tidak mudah. Karena persoalan senada dengan pandangan Kast dan
yang dihadapi sangat pelik, dan dinamis. Rosenzweig terjemahan Alimi (1996: 939)
Kompleksitas persoalan tersebut semakin yang menandaskan sebagai berikut:
menguat, manakala perilaku birokrasi juga “Pengaruh budaya organisasi terhadap
bersentuhan dengan berbagai karakteristik perilaku memiliki pandangan bahwa budaya
birokrasi, baik secara individu maupun organisasi mempengaruhi perilaku dan
kelembagaan yang sangat bervariatif. sebagai sistem nilai dan kepercayaan yang
Pernyataan tersebut senada dengan pandangan dianut bersama, berinteraksi dengan anggota
Thoha (2010: 187) yang mengemukakan organisasi, struktur dan sistem pengawasan
bahwa: “Perilaku birokrasi akan bersentuhan untuk menghasilkan norma-norma perilaku”.
dengan karakteristik individu dan karakteristik Berdasarkan pendapat di atas, dapat
birokrasi. Manakala kedua karakteristik diketahui bahwa implikasi budaya organisasi
tersebut berinteraksi dan berjalan secara terhadap perilaku orang-orang yang ada di
sinergis, maka timbulah apa yang disebut dalam organisasi tersebut, dilandasi oleh
dengan perilaku birokrasi”. Pada sisi lain, adanya sistem nilai dan kepercayaan yang
pergeseran perilaku birokrasi juga dianut secara bersama-sama. Artinya,
membutuhkan adanya motivasi serta orientasi kecenderungan perilaku orang-orang yang ada
tujuan yang jelas. Hal ini sejalan dengan dalam organisasi tersebut, secara langsung
3

maupun tidak, akan dipengaruhi oleh budaya organisasi tersebut mampu menterjemahkan
organisasi. Sementara dalam konteks visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
organisasi publik, Syafii (1999: 137) Sebagai bagian dari organisasi publik,
mengemukakan pandangan mengenai perilaku pemerintah jelas sangat berkepentingan untuk
birokrasi sebagai berikut: “Perilaku birokrasi meningkatkan kinerja kelembagaannya.
akan berkaitan atau dibentuk oleh budaya Apalagi hingga saat ini kinerja organisasi
yang melatari atau preferensi individu pejabat pemerintah masih mendapatkan perhatian dan
publik”. Pandangan tersebut, semakin sorotan yang kurang baik dari masyarakat.
menguatkan argumentasi bahwa perilaku Menguatnya perhatian dan sorotan terhadap
birokrasi ikut dipengaruhi oleh budaya yang kinerja organisasi pemerintah ini,
berkembang di lingkungan organisasi yang sesungguhnya dipicu oleh meningkatnya
bersangkutan, termasuk dari para pejabat kesadaran masyarakat terhadap
publik. Hal ini mencerminkan bahwa budaya penyelenggaraan pemerintahan yang dinilai
organisasi yang terbangun melalui kurang berpihak pada kepentingan
karakteristik para pejabat akan mewarnai masyarakat. Pelayanan yang berbelit-belit,
perjalanan perilaku birokrasi. Artinya, ketidakpastian waktu dalam menyelesaikan
sinergitas budaya organisasi tersebut akan layanan serta tingginya biaya yang harus
mendorong kristalisasi perilaku para birokrat dikeluarkan oleh masyarakat, merupakan
dalam menjalankan tugasnya. Kondisi inilah cermin bahwa kinerja organisasi pemerintah
yang biasanya melahirkan dominasi budaya memang masih membutuhkan perbaikan dan
organisasi dalam membentuk perilaku penataan serta peningkatan yang serius dari
birokrasi. Pada posisi ini, nilai-nilai yang pihak pemerintah.
berkembang atau dikembangkan oleh budaya Urgensi untuk melakukan peningkatan
organisasi tersebut secara langsung maupun kinerja organisasi pemerintah ini, didorong
tidak, akan menjadi rujukan atau pedoman oleh perkembangan dan percepatan serta
bagi anggota organisasi. Penguatan terhadap dinamika kehidupan masyarakat yang
pandangan tersebut dikemukakan oleh semakin tinggi. Akselerasi peningkatan ilmu
Muchlas (2008: 537) yang menandaskan pengetahuan dan teknologi yang terjadi di
bahwa: “sebuah budaya dominan biasanya masyarakat, juga merupakan salah satu faktor
memiliki nilai-nilai inti yang dipercayai dan pendorong semakin menguatnya tuntutan
dijadikan rujukan oleh sebagian besar anggota publik atas kinerja yang ditampilkan oleh
organisasi”. organisasi pemerintah. Fenomena tersebut,
Manakala dominasi budaya organisasi secara empris kemudian menimbulkan
tersebut memberikan penguatan terhadap terjadinya pergeseran mind set dan gaya hidup
perilaku birokrasi yang berorientasi pada masyarakat yang mengarah pada iklim yang
pencapaian visi, misi tujuan serta sasaran serba kompetitif, cepat dan efisien bahkan
organisasi, niscaya organisasi tersebut akan pragmatis. Dampaknya, masyarakat semakin
mampu melahirkan kinerja organisasi yang membutuhkan adanya layanan dari
optimal. Kinerja organisasi yang dimaksud pemerintah yang serba cepat dan efisien. Pada
adalah hasil kerja yang dicapai oleh suatu sisi lain, kondisi kelembagaan pemerintah
institusi atau organisasi sesuai dengan visi, justru belum menunjukan peningkatan kinerja
misi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh yang signifikan. Kondisi semacam ini, tentu
organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, saja menjadi tantangan dan sekaligus kendala
kinerja organisasi jelas akan bersentuhan tersendiri bagi pemerintah dalam mewujudkan
dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan pemerintahan yang responsive dan adaptif
organisasi. Hal ini mengandung makna, terhadap tuntutan masyarakat. Secara
bahwa kinerja organisasi esensinya akan kelembagaan, munculnya fenomena tersebut,
dimanifestasikan melalui pencapaian visi, misi tidak saja menggejala di lingkungan
dan tujuan organisasi. Dengan perkataan lain, pemerintah pusat, tetapi juga masih menjadi
tinggi rendahnya kinerja organisasi yang problem klasik yang menyelimuti
bersangkutan dapat dilihat dari sejauhmana pemerintahan di daerah, termasuk pada Satuan
4

Organisasi Perangkat Daerah seperti dinas- Berdasarkan hasil penelitian awal,


dinas daerah yang ada di Kabupaten Cianjur. peneliti mendeteksi bahwa kinerja organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah dinas-dinas yang ada di lingkungan
Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Cianjur relatif masih
tentang Organisasi Pemerintah Daerah dan rendah. Masalah tersebut dapat dicermati dari
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah indikasi sebagai berikut:
Kabupaten Cianjur, dinas daerah mempunyai 1. Masih belum optimalnya orientasi kualitas
tugas melaksanakan urusan pemerintahan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan dinas-dinas. Contohnya seperti orientasi
tugas pembantuan. Secara substantif tugas program layanan bidang perhubungan
tersebut, sangat strategis karena esensinya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan,
akan bersentuhan dengan kepentingan Komunikasi dan Informatika kurang
masyarakat daerah, khususnya menyangkut berpihak pada kepentingan masyarakat.
pelayanan publik. Hal ini sejalan dengan Hal ini dapat dilihat dari manajemen atau
hakikat pelaksanaan otonomi daerah yang pengaturan lalu lintas jalan yang tidak
pada intinya mendekatkan pelayanan publik jelas, sehingga menimbulkan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kesemrawutan dan kemacetan di Kota
di daerah. Oleh sebab itu, eksistensi, peran Cianjur. Padahal salah satu tugas yang
dan fungsi dinas-dinas daerah dalam konteks harus diemban oleh dinas tersebut,
pelaksanaan otonomi daerah menjadi semakin sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan
penting. Untuk itu, dinas-dinas yang ada di Bupati Nomor 14 Tahun 2009 adalah
lingkungan Kabupaten Cianjur sudah menyelenggarakan tugas dan fungsi
selayaknya mampu menampilkan perilaku dan dibidang manajemen dan rekayasa lalu
budaya organisasi yang positif, sehingga lintas serta pengendalian operasional lalu
diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya lintas sesuai dengan ketentuan peraturan
sebagai pelayan publik. perundang-undangan yang berlaku.
Secara kelembagaan, dinas-dinas Kondisi tersebut, secara empiris sangat
Pemerintah Kabupaten Cianjur memiliki 17 mengganggu kenyamanan dan ketenangan
dinas, yakni Dinas Pendidikan, Dinas masyarakat, khususnya masyarakat
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum pengguna jasa perhubungan.
Binamarga, Dinas Tata Ruang dan 2. Produktivitas kerja organisasi masih
Pemukiman, Dinas Pengelolaan Sumber Daya rendah. Contohnya: pada Dinas Tata
Air dan Pertambangan, Dinas Pertanian Ruang dan Pemukiman, dalam proses
Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas pembuatan akta tanah yang diajukan
Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Dinas masyarakat, pihak Dinas memerlukan
Kehutanan dan Perkebunan, Dinas waktu yang terlalu lama, yang seharusnya
Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas dapat selesai 20 akta tanah perhari akan
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, tetapi hanya mampu menyelesaikan 5
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pembuatan akta tanah perhari.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas 3. Responsibilitas kerja organisasi masih
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, rendah. Contohnya pada Dinas
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan
Perpajakan Daerah, Dinas Pengelolaan Pertambangan, ada kecenderungan
Keuangan dan Aset Daerah, dan Dinas kelalaian dalam pemeliharaan jaringan
Kebersihan dan Pertamanan. Dari ke 17 dinas irigasi. Implikasinya, pada musim kemarau
tersebut sebagian dinas dalam melaksanakan tiba menimbulkan kekeringan di beberapa
tugas dan fungsinya mengalami kesulitan, wilayah pertanian dan sebaliknya
sehingga berpengaruh terhadap Kinerja menimbulkan banjir pada saat musim
Organisasi Dinas di Kabupaten Cianjur secara hujan tiba, sehingga mengakibatkan
keseluruhan. kerugian yang cukup besar bagi para
petani karena gagal panen. Hal ini terbukti
dengan kondisi jaringan irigasi yang rusak
5

berat sekitar 66,67%, rusak ringan 14,28% terhadap Kinerja Organisasi Dinas-dinas di
dan hanya 19,04% saja yang kondisinya Kabupaten Cianjur.
baik. 3. Mengkaji dan menganalisis Perilaku
Birokrasi dan Budaya Organisasi
B. Perumusan Masalah pengaruhnya terhadap Kinerja Organisasi
Problem statement penelitian ini yaitu: Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur.
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
Cianjur masih rendah. Hal ini diduga belum D. Kerangka Berpikir
dijalankannya Perilaku Birokrasi dan Budaya Aparatur dapat dikatakan sebagai mesin
Organisasi terhadap Kinerja Organisasi Dinas- birokrasi dalam menjalankan roda
dinas di Kabupaten Cianjur. Dari pernyataan pemerintahannya. Itulah sebabnya Siagian
masalah dan penyebab masalah tersebut, dapat (2002: 8) memberikan pengertian administrasi
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian publik sebagai berikut: “keseluruhan kegiatan
(research questions) sebagai berikut: yang dilakukan oleh seluruh aparatur
1. Apakah Perilaku Birokrasi melalui pemerintah dari suatu negara dalam usaha
Dimensi Orang/Manusia, Dimensi mencapai tujuan negara”. Pendapat tersebut
Struktur, Dimensi Teknologi dan Dimensi semakin menguatkan argumentasi bahwa
Lingkungan berpengaruh positif terhadap aparatur pemerintah memang menempati
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di posisi sebagai leading sector dalam setiap
Kabupaten Cianjur? kegiatan yang dilakukan oleh negara untuk
2. Apakah Budaya Organisasi melalui mewujudkan tujuannya, yakni melayani
Dimensi Integritas, Dimensi kepentingan masyarakat. Untuk mewujudkan
Profesionalisme, Dimensi Keteladanan dan tujuannya tersebut, administrasi publik
Dimensi Penghargaan pada Sumber Daya membutuhkan serangkaian paket kebijakan
Manusia berpengaruh positif terhadap guna mengatur berbagai program atau
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di kegiatan yang telah ditentukan. Oleh karena
Kabupaten Cianjur? itu, administrasi publik dapat berperan tidak
3. Apakah Perilaku Birokrasi dan Budaya hanya terkait dengan perumusan suatu
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja kebijakan, tetapi juga dalam konteks
Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan.
Cianjur? Senada dengan pandangan tersebut, Kasim
(1994: 8) mengemukakan sebagai berikut:
C. Maksud dan Tujuan Penelitian “Administrasi publik sangatlah berpengaruh
Maksud penelitian ini yaitu untuk tidak hanya terhadap tingkat perumusan
memperoleh data yang berkaitan dengan kebijakan, melainkan pula terhadap
Analisis Perilaku Birokrasi dan Budaya implementasi kebijakan, karena memang
Organisasi pengaruhnya terhadap Kinerja administrasi publik berfungsi untuk mencapai
Organisasi Dinas-dinas di lingkungan tujuan program yang telah ditentukan oleh
Kabupaten Cianjur. Sedangkan tujuan dari para pembuat kebijakan politik”.
penelitian ini yaitu: Pengertian di atas, mengisyaratkan
1. Mengkaji dan menganalisis pengaruh bahwa implementasi suatu kebijakan
Perilaku Birokrasi melalui Unsur sesungguhnya merupakan manifestasi dari
Orang/Manusia, Unsur Struktur, Unsur pencapaian tujuan program yang telah
Teknologi dan Unsur Lingkungan terhadap dicanangkan oleh pembuat kebijakan. Oleh
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di karena itu, setiap implementor kebijakan
Kabupaten Cianjur. dalam hal ini birokrasi pemerintah dituntut
2. Mengkaji dan menganalisis pengaruh untuk memiliki karakter dan perilaku yang
Budaya Organisasi melalui Dimensi baik, sehingga ia mampu menangkap pesan
Integritas, Dimensi Profesionalisme, yang ingin diwujudkan dalam program
Dimensi Keteladanan dan Dimensi kebijakan tersebut. Berkaitan dengan
Penghargaan pada Sumber Daya Manusia pernyataan tersebut, Atmosudirdjo (1982: 9)
menterjemahkan administrasi publik sebagai:
6

“organisasi dan administrasi dari unit-unit terhadap peningkatan program pembangunan


organisasi yang mengejar tercapainya tujuan- bagi kesejahteraan masyarakat, terutama
tujuan kenegaraan”. kelompok sasaran (penduduk miskin) yang
Dilihat dari perspektif organisasi publik, perlu mendapat perhatian khusus”.
pengertian di atas tampaknya memberikan Pendapat di atas, memberikan gambaran
isyarat bahwa unit-unit organisasi yang bahwa kualitas birokrasi ditentukan oleh sikap
menjadi bagian penting dalam sebuah struktur dan kultur yang melekat pada diri individu
organisasi pemerintahan sangat berperan dan organisasi. Berkaitan dengan pendapat
dalam mewujudkan tujuan kenegaraan yang tersebut, Harits (2006: 13) mengemukakan
hendak dicapai. Sedangkan hakikat mengenai konsep perilaku birokrasi sebagai
pencapaian tujuan negara tersebut berikut: “Perilaku birokrasi pada dasarnya
diterjemahkan dalam bentuk pelayanan merupakan interaksi individu atau kelompok
publik. Itulah sebabnya Dwiyanto (2006: 78) dalam wadah atau lembaga yang tersusun
mengemukakan bahwa: “Tugas pokok secara khierarkis dan terstruktur berkaitan
birokrasi pemerintah adalah memberikan dengan tugas-tugas yang menjadi
pelayanan secara prima terhadap masyarakat. tanggungjawabnya, terutama tugas-tugas yang
Melalui pelayanan yang prima itulah terkait dengan pelayanan masyarakat”.
diharapkan akan mampu mengangkat citranya Berdasarkan konsep di atas, tampak
yang selama ini dipandang buruk”. Hal ini bahwa perilaku birokrasi berkaitan dengan
mengandung makna bahwa keberhasilan interaksi atau tindakan individu dan kelompok
birokrasi pemerintah dalam mewujudkan dalam organisasi secara khierarkis dan
tugas pokoknya akan tercermin dari tingkat terstruktur dalam melaksanakan tugas dan
kinerjanya yang ditampilkan melalui kualitas tanggungjawabnya. Menurut David dan
layanan yang diberikan kepada masyarakat. Newstrom terjemahan Dharma (1985: 5-6)
Manifestasi peningkatan kinerjanya tersebut mengemukakan bahwa perilaku birokrasi
akan tercermin dari sikap (attitude) atau dijabarkan ke dalam empat unsur kebutuhan
perilaku para birokrat. Oleh karena itulah organisasi, yaitu:
kemudian perilaku birokrasi menjadi bagian 1. Orang/manusia, yaitu orang-orang yang
penting dalam konteks peningkatan kinerja, membentuk sistem sosial intern organisasi
baik secara individu maupun kelembagaan. dengan menyampaikan pikiran dan
Selanjutnya pemahaman mengenai pandangannya dalam mencapai tujuan
perilaku menurut Dharma (1998: 34) organisasi.
mengemukakan bahwa: “perilaku pada 2. Struktur, yaitu bentuk khierarkis yang
dasarnya berorientasi tujuan, artinya bahwa menentukan hubungan orang atau anggota
perilaku orang pada umumnya dimotivasi oleh organisasi untuk melakukan aktivitas
keinginan untuk meraih tujuan-tujuan organisasi berdasarkan tingkatan posisi
tertentu”. Pandangan lain dikemukakan oleh yang disandangnya.
Ndraha (1999: 66) yang menandaskan bahwa 3. Teknologi, yaitu sumber daya atau fasilitas
“perilaku juga dipengaruhi oleh kondisi yang pendukung yang digunakan anggota
datang dari lingkungan dan kepentingan yang organisasi dalam melaksanakan tugas dan
disadari (dari dalam) oleh yang tanggungjawabnya dalam organisasi.
bersangkutan”. 4. Lingkungan, yaitu unsur lain yang terdapat
Berkaitan dengan birokrasi maka di dalam organisasi, seperti organisasi
perilaku akan sangat berpengaruh terhadap politik, organisasi masyarakat dan
kualitas birokrasi itu sendiri. Pernyataan organisasi informal lainnya yang
tersebut sejalan dengan pandangan Rondinelli menimbulkan pengaruh dalam hubungan
dalam Simamora (1990: 52) yang mengatakan kerja.
bahwa: “Kualitas birokrasi pemerintahan lokal Pendapat di atas menjelaskan bahwa
sangat ditentukan oleh perilaku, sikap dan unsur-unsur tersebut berkaitan dengan
kultur yang kondusif, sehingga mereka tindakan orang-orang dalam organisasi
responsif untuk mengambil keputusan, birokrasi berkaitan dengan beban kerja yang
memiliki kepedulian dan bertanggung jawab menjadi tugas dan tanggungjawabnya di
7

dalam organisasi dalam meningkatkan kinerja sebagai berikut: ”Merupakan pencapaian hasil
organisasi. Sejalan dengan uraian di atas, kerja yang diperoleh institusi publik sesuai
Wibowo (2011: 10) mengemukakan tentang dengan visi dan misi yang telah ditetapkan”.
mitos budaya organisasi, antara lain: Pengertian di atas mengandung makna
1. Budaya merupakan alat yang cepat untuk bahwa kinerja organisasi publik merupakan
menetapkan setiap persoalan. cermin dari hasil kerja yang dicapai oleh
2. Budaya dan strategi tidak ada organisasi publik dalam rangka mencapai visi
hubungannya satu sama lain. dan misi yang telah ditetapkan. Melalui
3. Budaya menolak semua perubahan. pencapaian kinerja organisasi publik ini,
4. Perubahan budaya dapat dikelola. sesungguhnya pula dapat dilihat sejauhmana
5. Kepemimpinan tingkat atas merupakan tingkat keberhasilan organisasi publik tersebut
kunci untuk menanamkan budaya. mampu menterjemahkan serangkaian paket
6. Orang bergantung pada budaya yang kebijakan yang merupakan perwujudan dari
korporasi bahkan ketika sudah tidak visi dan misi organisasi.
relevan lagi. Sejalan dengan hal tersebut, Dwiyanto
7. Strong culture bersifat monolistis. (2006: 50-51) mengemukakan faktor-faktor
8. Budaya tidak untuk semua orang. untuk mengukur kinerja organisasi birokrasi
Pendapat di atas, menyiratkan bahwa publik sebagai berikut:
budaya organisasi merupakan keyakinan dan 1. Produktivitas Organisasi. Berkaitan
tata nilai yang dipersepsi sekaligus dianut oleh dengan tingkat efisiensi, tetapi juga
para pegawai menjadi pedoman untuk bekerja. mengukur efektifitas pelayanan yang
Selanjutnya Chatab (2007: 28) diberikan pegawai dalam organisasi.
mengemukakan 4 dimensi budaya organisasi 2. Kualitas Layanan. Diukur dari sejauh
untuk mencapai kinerja organisasi yang mana pelayanan yang diberikan pada
optimal sebagai berikut: masyarakat, melalui informasi yang
1. Integritas. Bertaqwa, penuh dedikasi, jujur, didapat dari masyarakat di dalamnya
menjaga nama baik, taat kode etik dan terdapat kepuasan layanan yang diberikan
peraturan. kepada masyarakat.
2. Profesionalisme. Bertanggung jawab, 3. Responsivitas Publik. Mengukur
efektif, efisien, disiplin, dan berorientasi kemampuan birokrasi untuk mengenali
ke masa depan dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat, menyusun agenda
perkembangan, tantangan dan kesempatan. dan prioritas layanan dan mengembangkan
3. Keteladanan. Memberikan panutan yang program-program layanan publik sesuai
konsisten, bertindak adil, bersikap tegas dengan kebutuhan aspirasi masyarakat.
dan berjiwa besar. Secara singkat responsivitas berkaitan
4. Penghargaan pada Sumber daya Manusia. dengan keselarasan antara program dan
Merekrut, mengembangkan dan kegiatan layanan dengan kebutuhan dan
mepertahankan sumber daya manusia yang aspirasi masyarakat.
berkualitas, memperlakukan karyawan 4. Responsibilitas Publik. Menunjukkan
berdasarkan kepercayaan, keterbukaan, pelaksanaan kegiatan birokrasi publik
keadilan dan saling menghargai; dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
mengembangkan sikap kerjasama dan administrasi dan kebijakan birokrasi, baik
kemitraan; memberikan penghargaan yang eksplisit maupun implisit.
berdasarkan basil kerja individu dan 5. Akuntabilitas Publik. Mengukur besarnya
kelompok. kebijakan dan kegiatan birokrasi publik
Pendapat di atas menjelaskan bahwa tunduk pada para pejabat politik yang
dimensi-dimensi budaya tersebut memberi dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini
pengaruh terhadap hubungan antar sesama akuntabilitas publik digunakan untuk
manusia di dalam organisasi bagi terciptanya melihat seberapa besar kebijakan dan
kinerja organisasi yang optimal. Dilihat dari kegiatan birokrasi publik konsisten dengan
sektor publik, Dwiyanto (2006: 47) kehendak publik.
menterjemahkan kinerja organisasi publik
8

Melalui kelima faktor tersebut tingkat diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja organisasi publik diharapkan akan kinerja organisasi. Selanjutnya untuk melihat
terukur secara rasional dan komprehensif. keterkaitan ketiga variabel di atas dapat dilihat
Oleh sebab itu, parameter yang dikemukakan pada gambar sebagai berikut:
oleh Dwiyanto tersebut, akan peneliti gunakan Perilaku Birokrasi

sebagai basis teori untuk mengukur kinerja Unsur Perilaku Birokrasi


(David dan Newstrom terjemahan
organisasi Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur. Dharma, 1985: 5-6)

Setelah dijelaskan kerangka berpikir 1. Orang/manusia.


2. Struktur. Teori Penghubung:
variabel budaya organisasi dan perilaku 3. Teknologi.
4. Lingkungan.
Widodo (2005: 78)

birokrasi serta kinerja organisasi, selanjutnya Teori Penghubung:


Kinerja Organisasi
dikemukakan keterkaitan antara budaya Sinambela (2012: 191)
Teori Penghubung:
Faktor-faktor
organisasi dan kinerja organisasi serta Sobirin (2007: 289)
Teori Penghubung: Kinerja Organisasi
perilaku birokrasi dengan kinerja organisasi. Chatab (2007: 18) (Dwiyanto, 2006: 50-51)
1. Produktivitas Organisasi.
Keterkaiatn antara perilaku birokrasi dengan Budaya Organisasi
2. Kualitas Layanan.
3. Responsivitas Publik.
budaya organisasi dikemukakan oleh Sobirin Dimensi Budaya Organisasi
4. Responsibilitas Publik.
5. Akuntabilitas Publik.
(2007: 289) yang menyatakan bahwa: “budaya Chatab (2007: 28)
1. Integritas
organisasi yang menjadi keyakinan individu 2. Profesionalisme
mentransfer nilai-nilai perilaku individu ke 3. Keteladanan
4. Penghargaan pada Sumber
dalam perilaku birokrasi”. Pendapat tersebut Daya Manusia

memberikan penjelasan tentang keterkaitan


antara budaya organisasi dan perilaku Gambar 1
birokrasi pada setting publik. Paradigma Berpikir tentang Perilaku Birokrasi
Keterkaitan antara perilaku birokrasi dan Budaya Organisasi terhadap
dengan kinerja organisasi dikemukakan oleh Kinerja Organisasi
Widodo (2005: 78) yang menyatakan bahwa:
“perilaku birokrasi yang berbasis pada E. Hipotesis
akuntabilitas publik dan mutu kerja Berdasarkan identifikasi masalah dan
berpengaruh pada peningkatan kinerja kerangka berpikir di atas, penulis mengajukan
organisasi”. Pendapat tersebut menyatakan hipotesis sebagai berikut:
bahwa perilaku birokrasi harus berbasis pada 1. Perilaku Birokrasi yang ditentukan oleh
akuntabilitas publik dan mutu kerja agar Unsur Orang/Manusia, Unsur Struktur,
organisasi dapat tumbuh dan berkembang. Unsur Teknologi dan Unsur Lingkungan
Keterkaitan antara budaya organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja
dengan kinerja organisasi dikemukakan oleh Organisasi pada Dinas-dinas di Kabupaten
Chatab (2007: 18) yang menyatakan bahwa: Cianjur.
“Budaya organisasi yang positif dan dianut 2. Budaya Organisasi yang ditentukan oleh
secara konsisten menghasilkan kekuatan yang Dimensi Integritas, Dimensi
tinggi dalam meningkatkan kinerja Profesionalisme, Dimensi Keteladanan dan
organisasi”. Atas dasar pemahaman tersebut Dimensi Penghargaan pada Sumber Daya
tampak bahwa budaya organisasi merupakan Manusia berpengaruh positif terhadap
kunci dari keberhasilan kinerja organisasi. Kinerja Organisasi pada Dinas-dinas di
Keterkaitan antara Budaya Organisasi Kabupaten Cianjur.
dan Perilaku Birokrasi dengan Kinerja 3. Perilaku Birokrasi dan Budaya Organisasi
Organisasi dikemukakan oleh Sinambela berpengaruh terhadap Kinerja Organisasi
(2012: 191) yang menyatakan bahwa: pada Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur.
“penerapan budaya organisasi mendorong
perbaikan perilaku birokrasi ke arah F. Metode Penelitian
terciptanya kinerja organisasi yang mapan”. Metode penelitian yang digunakan dalam
Setelah diketahui hubungan antara penelitian ini adalah explanatory survey.
budaya organisasi, perilaku birokrasi dan Populasi dalam penelitian ini yaitu dinas-dinas
kinerja organisasi, maka tampak bahwa proses yang ada di Kabupaten Cianjur dengan
budaya organisasi dan perilaku birokrasi populasi sasaran sebanyak 298 orang. Adapun
9

jumlah responden yang diambil berdasarkan faktor standarnya (standardized factor


Simple Random Sampling sebanyak 171 loading) ≥ 0,30; serta (2) evaluasi terhadap
orang. Reliabilitas dari model pengukuran yaitu
Teknik pengumpulan data yang dengan menggunakan nilai CR (composit
digunakan dalam melaksanakan penelitian ini reliability measure) dan VR (variance
yaitu: (1) Studi Kepustakaan, yaitu teknik extracted measure) dengan persyaratan: CR ≥
pengumpulan dengan cara mempelajari data- 0,70 dan VR ≥ 0,50. Secara singkat hasil
data seperti buku-buku, dokumen, laporan dan evaluasi tersebut dikemukakan sebagai
lain-lain yang ada relevansinya dengan berikut:
masalah yang akan diteliti; (2) Observasi, Tabel 1
yaitu teknik pengumpulan data yang Evaluasi Validitas Model Pengukuran
dilakukan dengan cara mengadakan X1 SLF* Nilai-t** Validitas
pengamatan langsung ke lapangan serta X1-1 0,59 6,54 Baik
mencatat fenomena penting yang ada X1-2 0,75 7,65 Baik
relevansinya dengan masalah yang sedang X1-3 0,50 5,74 Baik
diteliti; (3) Wawancara, yaitu teknik X1-4 0,65 7,01 Baik
pengumpulan data dengan mengadakan tanya- X2 SLF* Nilai-t** Validitas
jawab kepada Bupati, Wakil Bupati dan X2-1 0,72 8,19 Baik
Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur; (4) X2-2 0,47 5,69 Baik
Angket, yaitu teknik pengumpulan data X2-3 0,55 6,61 Baik
primer yang diajukan kepada responden
X2-4 0,62 7,32 Baik
penelitian.
X2-5 0,72 8,19 Baik
Sebelum angket digunakan dalam
Y SLF* Nilai-t** Validitas
pengumpulan data, maka terlebih dahulu diuji
Y1 0,83 14,08 Baik
validitas dan reliabilitas-nya terhadap alat
ukur (angket) penelitian yang akan Y2 0,69 10,87 Baik
dipergunakan. Uji validitas dilakukan dengan Y3 0,87 15,24 Baik
cara mengkorelasikan skor untuk setiap item Y4 0,67 10,42 Baik
dengan skor total melalui rumus korelasi Y5 0,80 13,29 Baik
Person, sedangkan uji reliabilitas *SLF (Standardized Loading Factors), Target
menggunakan rumusan koefisien alfa SLF ≥ 0,30.
cronbach. Teknik analisis data yang **nilai-t, Target nilai t ≥ 2.
digunakan untuk menguji model dan hipotesis Sumber: Data Hasil Analisis, 2015.
yang digunakan adalah analisis Structural Reliabilitas model pada teknik analisis
Equation Model (SEM). data SEM berdasarkan pada hasil perhitungan
CR (composit reliability measure) dan VR
G. Hasil Penelitian (variance extracted measure) yang dirangkum
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel berikut ini:
menunjukkan setiap angket telah Tabel 2
menunjukkan validitas dan reliabilitas yang Evaluasi Reliabilitas Model Pengukuran
baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r atau Variabel CR VE Reliabilitas
nilai korelasi antara skors item dengan Perilaku
totalnya menunjukkan koefisien yang 0,75≥0,70 0,56≥0,50 Baik
Birokrasi
signifikan dan mempunyai nilai reliabilitas
yang reliabel. Hasil analisis data SEM yang Budaya
0,74≥0,70 0,53≥0,50 Baik
meliputi evaluasi terhadap model pengukuran Organisasi
dan model struktural. Evaluasi terhadap model Kinerja
pengukuran meliputi: (1) evaluasi terhadap 0,72≥0,70 0,59≥0,50 Baik
Organisasi
Validitas dari model pengukuran yaitu dengan
Sumber: Data Hasil Analisis, 2015.
melihat Nilai-t muatan faktornya (factor
Setelah dilakukan evaluasi terhadap
loadings) lebih besar dari nilai kritis (≥ 1,96
model pengukuran selanjutnya berdasarkan
atau jika dibulatkan ≥ 2) dan nilai muatan
10

teknik analisis data SEM dilakukan evaluasi Organisasi pada Dinas-dinas di Kabupaten
terhadap model struktural yang dikemukakan Cianjur dijabarkan sebagai berikut.
sebagai berikut: 1. Pembahasan Pengaruh Parsial Perilaku
1. T-value dari setiap variabel: Birokrasi terhadap Kinerja Organisasi
 Perilaku Birokrasi (X1) terhadap Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
Kinerja Organisasi (Y): 7,79 lebih Pengaruh unsur Orang/Manusia terhadap
besar dari 2, berpengaruh signifikan. Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
 Budaya Organisasi (X2) terhadap Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
Kinerja Organisasi (Y): 8,77 lebih melalui angket yang terdiri dari 171
kecil dari 2, berpengaruh signifikan. responden berpengaruh positif sebesar 0,87,
2. Nilai standard loading factor (SLF): artinya unsur Orang/Manusia yang terdiri dari
 Perilaku Birokrasi (X1) terhadap indikator: Sesuai sistem kerja, Mengikuti
Kinerja Organisasi (Y): 0,87, aturan dan Berdasarkan perintah, telah
berpengaruh positif. dilaksanakan berdasarkan pada sistem kerja
 Budaya Organisasi (X2) terhadap dengan orientasi pada aturan yang berlaku dan
Kinerja Organisasi (Y): 0,80, berdasarkan perintah atasan, sehingga mampu
berpengaruh positif. meningkatkan Kinerja Organisasi Dinas-dinas
3. Koefisien determinasi (R2): di Kabupaten Cianjur secara menyeluruh.
Perilaku Birokrasi dan Budaya Organisasi Pengaruh unsur Struktur terhadap
terhadap Kinerja Organisasi: 0,80, berarti Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
variabel Perilaku Birokrasi (X1) dan Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
variabel Budaya Organisasi (X2) mampu melalui angket yang terdiri dari 171
menjelaskan variabel Kinerja Organisasi responden berpengaruh positif sebesar 0,75,
(Y) sebesar 80%. artinya unsur Struktur terdiri dari indikator:
Selanjutnya untuk melihat hasil dari Adanya unit kerja, Terciptanya hubungan
evaluasi model struktural pada penelitian ini kerja dan adanya khirarki kerja, sebagai pola
serta keterkaitannya dengan hipotesis struktur kerja telah dilaksanakan sepenuhnya
penelitian yang dibangun sebelumnya, sesuai dengan pola kerja untuk menentukan
dirangkum pada tabel berikut ini: hubungan kerja antara para kepala dinas
Tabel 3 dengan unsur stafnya, sehingga telah
Evaluasi Model Struktural dan Kaitannya mendukung peningkatan Kinerja Organisasi
dengan Hipotesis Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur.
Hi Pengaruh unsur Teknologi terhadap
Hubung T-
potes SLF R2 Kesimpulan Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
an Value
is Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
1 X1Y 0,87 7,79 - Positif dan
Signifikan
melalui angket yang terdiri dari 171
(Hipotesis 1 responden berpengaruh positif sebesar 0,65,
diterima) artinya unsur Teknologi yang terdiri dari
2 X2Y 0,80 8,77 - Positif dan indikator: Sumber daya pendukung, Fasilitas
Signifikan
(Hipotesis 2
kerja dan Peralatan teknis, telah tersedia
diterima) sebagai fasilitas pendukung kerja dalam
3 X1 dan - - 0,80 Positif dan melaksanakan tugas bagi para pegawai,
X2Y Signifikan sehingga mampu meningkatkan Kinerja
(Hipotesis 3 Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
diterima)
secara menyeluruh.
Sumber: Data Hasil Analisis, 2015.
Pengaruh unsur Lingkungan terhadap
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
H. Pembahasan
Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
Pembahasan pengaruh secara parsial
melalui angket yang terdiri dari 171
maupun simultan variabel Perilaku Birokrasi
responden berpengaruh positif sebesar 0,65,
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
artinya unsur Lingkungan yang terdiri dari
indikator: Masyarakat sekitar, Organisasi
11

masyarakat dan Nilai budaya, dilakukan


dengan melaksanakan kegiatan dan bantuan Pengaruh dimensi Keteladanan terhadap
dana serta pengembangan dan Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten
mempertahankan pola hidup sejahtera oleh Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data
para kepala dinas dan stafnya untuk melalui angket yang terdiri dari 171
mendukung pelaksanaan tugas, sehingga dapat responden berpengaruh positif sebesar 0,55,
meningkatkan Kinerja Organisasi Dinas-dinas artinya dimensi Keteladanan yang terdiri dari
di Kabupaten Cianjur secara menyeluruh. indikator: Menjadi panutan, Bertindak adil
Berdasarkan hasil penelitian dan dan Berjiwa besar, telah dilaksanakan oleh
pembahasan secara parsial bahwa Perilaku para kepala dinas dan stafnya dengan penuh
Birokrasi memberikan pengaruh positif kesungguhan dan konsisten dengan cara
terhadap Kinerja Organisasi Dinas-dinas di memberi contoh dan tauladan, sehingga
Kabupaten Cianjur. Dengan demikian variabel mampu meningkatkan kinerja organisasi dinas
tersebut sangat menentukan terhadap di lingkungan pemerintahan Kabupaten
peningkatan kinerja organisasi, bila dikaitkan Cianjur.
dengan teori dari Widodo (2005: 78) dan Pengaruh dimensi Penghargaan pada
hipotesis parsial yang diajukan telah teruji, Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja
sehingga dalam penelitian ini tidak Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
menghasilkan teori baru, tetapi memperkuat berdasarkan hasil pengumpulan data melalui
teori yang sudah ada, sehingga teori ini masih angket yang terdiri dari 171 responden
cukup relevan dan aktual untuk dikembangkan berpengaruh positif sebesar 0,62, artinya
lebih lanjut. dimensi Penghargaan pada Sumber Daya
2. Pembahasan Pengaruh Parsial Budaya Manusia yang terdiri dari indikator: Pegawai
Organisasi terhadap Kinerja Organisasi berkualitas, Memberikan kepercayaan dan
Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur Menghargai pekerjaan, telah dilaksanakan
Pengaruh dimensi Integritas terhadap oleh kepala dinas dan stafnya dalam bentuk
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten kerjasama dan memberikan penghargaan pada
Cianjur berdasarkan hasil pengumpulan data pegawai berprestasi, sehingga mendukung
melalui angket yang terdiri dari 171 bagi peningkatan Kinerja Organisasi Dinas-
responden berpengaruh positif sebesar 0,72, dinas di Kabupaten Cianjur.
artinya dimensi Integritas terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian dan
indikator: Penuh dedikasi, Memiliki kejujuran pembahasan secara parsial bahwa budaya
dan Mentaati aturan, telah dilaksanakan oleh organisasi memberikan pengaruh positif
para kepala dinas dan stafnya dengan cara terhadap Kinerja Organisasi Dinas-dinas di
mengamalkan ajaran agama, bekerja dengan Kabupaten Cianjur. Artinya variabel tersebut
penuh kemauan, jujur dan berpedoman pada sangat menentukan terhadap peningkatan
aturan, sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi, bila dikaitkan dengan teori
Kinerja Organisasi Dinas-dinas di Kabupaten dari Chatab (2007: 18) dan hipotesis parsial
Cianjur. yang diajukan telah teruji, sehingga dalam
Pengaruh dimensi Profesionalisme penelitian ini tidak menghasilkan teori baru,
terhadap Kinerja Organisasi Dinas-dinas di tetapi memperkuat teori yang sudah ada.
Kabupaten Cianjur berdasarkan hasil Artinya teori ini masih cukup relevan dan
pengumpulan data melalui angket yang terdiri aktual untuk dikembangkan lebih lanjut.
dari 171 responden berpengaruh positif 3. Pembahasan Pengaruh Simultan
sebesar 0,47, artinya dimensi Profesionalisme Perilaku Birokrasi dan Budaya
yang terdiri dari indikator: Memiliki Organisasi terhadap Kinerja Organisasi
tanggungjawab, Penuh disiplin dan Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur
Berorientasi ke masa depan, telah Setelah diketahui hasil analisis melalui
dilaksanakan oleh para kepala dinas dan perhitungan SEM bahwa variabel Perilaku
stafnya dengan konsisten, sehingga dapat Birokrasi (X1) berpengaruh positif terhadap
meningkatkan Kinerja Organisasi Dinas-dinas Kinerja Organisasi (Y) Dinas-dinas di
di Kabupaten Cianjur secara menyeluruh. Kabupaten Cianjur sebesar 0,87 dan variabel
12

Budaya Organisasi (X2) berpengaruh lingkungan ditemukan unsur lain, yaitu


signifikan terhadap Kinerja Organisasi (Y) perlunya etika dan moral kerja yang aktif,
Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur sebesar kreatif dan tangungjawab. Ada pun temuan
0,80, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian dari variabel Budaya Organisasi
secara simultan variabel Perilaku Birokrasi yang terdiri dari dimensi integritas,
(X1) dan variabel Budaya Organisasi (X2) profesionalisme, keteladanan dan
mampu menjelaskan variabel Kinerja penghargaan pada sumber daya manusia
Organisasi (Y) Dinas-dinas di Kabupaten ditemukan dimensi lain, yaitu perlunya
Cianjur sebesar 80%. Besaran nilai tersebut keterampilan diri dan ketelitian dalam
menunjukkan bahwa variabel Perilaku melaksanakan tugas agar bekerja efektif.
Birokrasi dan Budaya Organisasi berpengaruh
positif terhadap Kinerja Organisasi Dinas- I. Kesimpulan
dinas di Kabupaten Cianjur. Hal ini sesuai Berdasarkan hasil penelian tentang
dengan petikan pendapat Sinambela (2012: Pengaruh Perilaku Birokrasi dan Budaya
191) bahwa penerapan budaya organisasi Organisasi terhadap Kinerja Organisasi Dinas-
mendorong perbaikan perilaku birokrasi ke dinas Kabupaten Cianjur, sebagaimana telah
arah terciptanya kinerja organisasi yang dibahas di atas maka secara komprehensif
mapan. dapat disimpulkan sebagai berikut:
Perbaikan perilaku birokrasi dan budaya 1. Secara parsial variabel Perilaku Birokrasi
organisasi tidak hanya dilakukan melalui telah memberi pengaruh positif terhadap
pendidikan dan pelatihan yang pada umumnya Kinerja Organisasi Dinas-dinas Kabupaten
dilakukan dikalangan pegawai negeri sipil, Cianjur. Unsur-unsur Perilaku Birokrasi
tetapi perlu dilakukan dalam banyak hal, yang terdiri dari: unsur Orang/Manusia,
antara lain peningkatan kompetensi dalam arti unsur Struktur, unsur Teknologi dan unsur
memiliki keterampilan secara individu untuk Lingkungan, seluruhnya berpengaruh kuat,
memahami dan merespon pekerjaan secara sehingga memberi kontribusi bagi
rutin. Di samping itu, perlu juga mengikuti peningkatan kinerja organisasi Dinas-dinas
pendidikan karakter guna memperkuat di Kabupaten Cianjur.
pegawai dalam menekuni setiap pekerjaan 2. Secara parsial variabel Budaya Organisasi
yang dihadapi di lingkungan kerja. Pada sisi telah memberi pengaruh positif terhadap
lain dari perbaikan perilaku birokrasi dan Kinerja Organisasi Dinas-dinas di
budaya organisasi ini, yaitu perbaikan moral Kabupaten Cianjur. Dimensi-dimensi
kerja agar para pegawai bertanggungjawab Budaya Organisasi yang terdiri dari:
terhadap tugas dan kewajibannya serta tidak dimensi Integritas, Profesionalisme,
melakukan korupsi dalam bentuk apapun. dimensi Keteladanan serta dimensi
Berdasarkan hasil penelitian dan Penghargaan pada Sumber Daya Manusia,
pembahasan secara simultan bahwa perilaku seluruhnya berpengaruh kuat, sehingga
birokrasi dan budaya organisasi memberikan memberi kontribusi bagi pengingkatan
pengaruh positif terhadap kinerja organisasi kinerja organisasi Dinas-dinas di
Dinas-dinas di Kabupaten Cianjur. Dengan Kabupaten Cianjur.
demikian variabel-variabel tersebut sangat 3. Secara simultan variabel Perilaku
menentukan peningkatan kinerja organisasi Birokrasi dan Budaya Organisasi
sesuai dengan teori yang dikemukakan berpengaruh positif terhadap Kinerja
Sinambela (2012: 191) dan hipotesis yang Organisasi Dinas-dinas Kabupaten
diajukan telah teruji, sehingga dalam Cianjur. Hal ini mengandung makna
penelitian ini tidak menghasilkan teori baru, bahwa Perilaku Birokrasi dan Budaya
tetapi memperkuat teori yang sudah ada, Organisasi telah memberi pengaruh positif
artinya teori ini masih cukup relevan dan terhadap kinerja organisasi Dinas-dinas di
aktual untuk dikembangkan lebih lanjut. Kabupaten Cianjur.
Temuan hasil penelitian dari variabel
Perilaku Birokrasi yang terdiri dari unsur
orang/manusia, struktur, teknologi dan
13

organisasi. Yogyakarta: UPP-STIM


DAFTAR PUSTAKA YKPN.
Syafiie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung
Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Supardan Modeong. 1999. Ilmu
dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Indonesia. Cipta.
Chatab, Nevizond. 2007. Profil Budaya Thoha, Miftah. 2010. Perilaku Organisasi:
Organisasi: Mendiagnosis Budaya dan Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Merangsang Perubahannya. Bandung: Yogyakarta: Fisipol-UGM.
Alfabetha. Wibowo. 2011. Budaya Organisasi: Sebuah
Davis, Keith & John W. Newstrom. 1985. Kebutuhan untuk Meningkatkan
Human Behavior at Work: Kinerja Jangka Panjang. Jakarta:
Organizational Behavior. Terjemahan: Rajawali Pers.
Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Widodo, Joko. 2005. Membangun Birokrasi
Dharma, Agus. 1998. Perilaku Organisasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayu Media
dan Manajemen. Jakarta: Erlangga. Publishing.
Dwiyanto, Agus. 2006. Penilaian Kinerja
Organisasi Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Fisipol UGM.
Harits, Benyamin. 2006. Profesionalisme dan Dokumen-dokumen
Akuntabilitas Birokrasi Publik
Berbasis Kinerja dalam rangka Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor
Mewujudkan Good Governance. 07 Tahun 2008 tentang Organisasi
Bandung. Universitas Pasundan Pemerintah Daerah dan Pembentukan
Kasim, M. 1994. Analisis Kebijakan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Negara. Jakarta: Erlangga. Cianjur.
Kast, E. Fremont dan James E. Rosenzweig.
1996. Organisasi dan Manajemen.
Terjemahan: A Hsymi Alimi. Jakarta: *) Mahasiswa Program Doktor Ilmu Sosial
Bumi Aksara. Pascasarjana Universitas Pasundan
Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Bandung.
Organisasi. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Ndraha, Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori
Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Davis, Keith & John W. Newstrom. 1985.
Human Behavior At Work:
Organizational Behavior.
Terjemahan: Agus Dharma. Jakarta:
Erlangga.
Sinambela, Poltak Lijan. 2006. Reformasi
Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan
dan Implementasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi:
Pengertian, makna dan
aplikasinya dalam kehidupan

Anda mungkin juga menyukai