Anda di halaman 1dari 3

“Merangkul Minat Belajar melalui Motivasi Islami”

Oleh : Retno Ayu Pertiwi

I. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya serta dihuni
berbagai macam suku yang menetap di segala pelosok nusantara. Dari 1340 suku
bangsa, nama Baduy terlesip diantara banyaknya suku yang ada di Indonesia.
Kelompok etnis Sunda ini hidup bersama alam di Pegunungan Kendeng, Desa
Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Salah satu suku
baduy yakni Baduy Mualaf, baduy mualaf merupakan suku Baduy yang
berdomisili di Baduy Luar mulai berinteraksi dengan masyarakat yang sebagian
besar beragama Islam. Tertarik kehidupan sehari-sehari masyarakat Muslim,
akhirnya mereka memutuskan untuk mengenal islam dan menjadi mualaf
(Yoanda, Frisdka : 2019)1.

Berdasarkan riset dan pengalaman langsung, Baduy Mualaf merupakan


daerah yang perlu perhatian khusus dari segi Pendidikan, Lingkungan dan
Kesehatan. Adapun penelitian menjelaskan, ditemukan fakta bahwa secara
kualitas kondisi pendidikan di komunitas Baduy Mualaf masih sangat rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya;persedian tenaga pendidik
yang kurang, distribusi tidak seimbang, insentif para guru yang rendah, kualifikasi
dibawah standar, guru-guru yang kurang kompeten, serta ketidaksesuaian antara
kualifikasi pendidikan dengan bidang yang ditempuh, penerapan kurikulum di
sekolah belum sesuai dengan mekanisme dan proses yang distandarkan.
Permasalahan lainnya adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, dan
yang terakhir, masih kuatnya aturan adat atau larangan adat yang melarang Orang
Baduy untuk sekolah (Hakiki, Muhammad: 2015)2 . Berangkat dari sejumlah
permasalahan yang disebutkan di atas pendidikan di daerah terpencil dan
tertinggal seperti di Baduy Mualaf perlu dikelola secara khusus dan sungguh-
sungguh supaya bisa maju sejajar dengan daerah lain. Semua itu bisa terwujud bila
ada perhatian dan keterlibatan dari semua komponen bangsa ini, baik yang ada di
daerah maupun di pusat. Selain itu, sudah saatnya pihak pemerintah, baik
pemerintah daerah dan pusat, lebih peduli dan memperioritaskan daerah
tertinggal itu. Bukankah daerah terpencil dan tertinggal seperti Suku Baduy juga
memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan
Negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Melihat permasalahan yang dijelaskan di atas, yang dimulai dengan hak


masyarakat adat dalam menentukan keberlangsungan kehidupannya ditambah
dengan gempuran perubahan zaman dan adanya sebuah proses pendidikan yang
sedang berjalan di tengah-tengah masyarakat Baduy yang tentunya berbeda pada
model/bentuk pendidikan pada umumnya, dengan ini saya mengangkat judul “
Merangkul Minat Belajar melalui Motivasi Islami”.
II. Isi

Saya memiliki latar belakang sebagai seorang guru matematika dan


pramuka, saya mengajar di daerah yang berada di dekat perkotaan. Saya
berkeinginan sangat besar untuk mendedikasikan diri saya di Baduy Mualaf
dalam kegiatan “Baduy Mualaf Xpedition”. Saya termotivasi untuk memberikan
sesuatu untuk negara, “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu tapi
tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan kepada negaramu.” Kalimat ini
merupakan kutipan pidato dari seorang mantan presiden Amerika Serikat, John F
Kennedy. Saya memiliki pengalaman datang ke suatu desa yang berada di daerah
lembah, dimana untuk sampai kesana saya harus melewati jalan - jalan curam
yang diapit oleh jurang desa tersebut bernama Lebak Harjo. Di Desa Lebak
Harjo, Ampel Gading, Malang, saya merasakan keajaiban yang sangat besar dan
pengalaman begitu tak terlupakan, dimana saya dapat berkunjung serta tinggal
selama sepekan di desa tersebut. Desa yang dahulu terisolir, kini begitu maju
dengan begitu pesatnya. Saya tidak bisa membayangkan di lembah curam ada
desa yang lengkap dengan sekolah, listrik serta mengenal teknologi dengan baik
layaknya perkotaan tetapi adat istiadat masih kental. Saya mendapati cerita
sejarah, bahwa desa tersebut bisa menjadi seperti sekarang ini karena adanya
peran suatu organisasi (Pramuka) yang mau dan mampu memberikan
pemahaman serta ikut membangun nyata akan pentingnya pendidikan dan akses
desa dengan dunia luar. Hal ini bisa menjadi salah satu contoh, bahwa kita dapat
merangkul dan memberi pemahaman kepada Baduy Mualaf melalui “Baduy
Mualaf Xpedtion” untuk melakukan transformasi positif pendidikan
berlandaskan kearifan lokal melalui motivasi Islami. Islam adalah agama yang
mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu tidak
hanya ditujukan kepada anak-anak saja melainkan juga kepada orang dewasa
bahkan kalangan yang sudah tua. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Tuntutlah ilmu
dari buaian hingga ke liang lahat”. Saya akan melakukan pendekatan kepada
masyarakat Baduy Mualaf dengan motivasi Islami, yakni dengan memberi
pemahaman bahwa muslim wajib dalam menuntut ilmu. Saya akan memulai
dengan bagaimana menarik perhatian msayarakat dengan mengaji bersama,
kemudian memberikan cerita tentang ilmuwan Islam, tentu saja saya akan
melakulan pendekatan terlebih dahulu dengan “Jaro Sami” wakil “Puun” selaku
pengurus adat istiadat. Saya akan memberikan ilmu pengetahuan yang saya
punya dengan mengawalinya dengan motivasi Islami, kenapa saya memilih
motivasi Islami? Karena keantusiasan Baduy terhadap Islam sangatlah besar,
terlihat dari jumlah masyarakatnya yang hijrah menjadi muslim. Saya harapkan
setelah memotivasi dan belajar bersama dapat merangkul masyarakat Baduy
Mualaf untuk lebih sadar pentingnya pendidikan untuk mempertahankan
kehidupan mereka di masa datang, sehingga sadar akan pentingnya bersekolah
meningkat.

III. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Penulis akan merangkul Baduy Mualaf untuk lebih paham pentingnya
sekolah dengan motivasi Islami.
b. Saran
Penulis mengharapakan pemerintah dan masyarakat luar dapat memberi
bantuan secara aktif kepada Baduy Mualaf tentang pentingnya sekolah,
terutama pada penyedian tenaga pengajar yang berkompeten.
IV. Daftar Pustaka
1
(Yoanda, Frisdka : 2019). https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/pp4nhb370/empat-keluarga-mualaf-
baduy-tempati-rumah-pembinaan. Diakses 22 Juli 2019
2
(Hakiki, Muhammad: 2015). Aku Ingin Sekolah; Potret Pendidikan Di Komunitas Muslim Muallaf Suku Baduy Banten
. Journal of Islamic & Social Studies Vol. 1, No.1, Januari-Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai