Anda di halaman 1dari 12

Lampiran 10.

Jurnal Penelitian

Identifikasi Thalassemia Beta Minor Terdapat pada Mahasiswa Fakultas


Kedokteran Hewan Angkatan 2016/2017 Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya

ABSTRAK

Dwi Fajarisman Hirda. 2017. Identifikasi Thalassemia Beta Minor Terdapat pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Angkatan 2016/2017 Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya, Tugas Akhir, Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing :
Retno Dwi Wulandari, drg.,Mkes.

Thalassemia adalah kelainan genetik pada sintesis rantai globin, yang


ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin pada darah. Thalassemia beta
ditandai dengan berkurang atau tidak adanya rantai globin beta. Thalassemia beta
minor menunjukkan gejala yang bervariasi mulai dari asimtomatik sampai anemia
ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil. Thalassemia jenis ini
memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Di Indonesia, prevalensi
pembawa thalassemia beta adalah sekitar 3-10%. Untuk mengetahui apakah
Identifikasi Thalassemia Beta Minor Terdapat pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan Angkatan 2016/2017 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui kadar Hb, MCV, dan
MCH Apabila ditemukan hasil MCH dan MCV dibawah normal, dilanjutkan
pemeriksaan HPLC untuk membedakan pembawa thalassemia alfa dan pembawa
thalassemia beta. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 24 responden yang
diperiksakan dan diperoleh satu orang (4%) pembawa thalassemia beta minor
pada responden nomer 7.

Kata Kunci : Thalassemia Beta Minor, Thalassemia, Pembawa.

1
Identification thalassemia beta minor found in students of the faculty veterinary
medicine the 2016 / 2017 university wijaya kusuma surabaya

ABSTRACT

Resy Sagita Sismaya. 2017. Detection of Carrier Thalassemia Beta at Language


and Science Faculty of Wijaya Kusuma Surabaya University Students.Final
Assigment.Faculty of Medical, Wijaya Kusuma Surabaya University.
Supervisor : Retno Dwi Wulandari, drg.,Mkes..

Thalassemia is a genetic disorder in the synthesis of the globin chain, which


is marked by decreased hemoglobin levels in the blood. Thalassemia beta
characterized by reduced or absence of chain globin beta. Thalassemia beta
minor shows symptoms ranging from asymptomatic to mild anemia characterized
by red blood cells that narrow. This type of thalassemia has one normal gene and
one mutated gene. In Indonesia, the prevalence of beta thalassemia carriers is
about 3-10%. To find out whether the identification of thalassemia beta minor are
found on students of the faculty of veterinary medicine the 2016 / 2017 university
wijaya kusuma surabaya performed complete blood test to determine the level of
Hb, MCV, and MCH If found MCH and MCV below normal, followed by HPLC
examination to distinguish carrier thalassemia alfa and carrier thalassemia beta.
The results of the study showed that 24 respondents were examined and obtained
one person (4%) carriers of thalassemia beta minor on respondent number 7.

Keywords : Thalassemia Beta Minor, Thalassemia,Carrier.

2
I. Pendahuluan Surabaya, melalui skrining
pembawa. Hasil skrining digunakan
Thalassemia adalah kelainan sebagai dasar untuk konseling
genetik pada sintesis rantai globin genetik. Penelitian ini merupakan
(Sarnaik, 2005), yang ditandai skrining pertama pada mahasiswa
dengan menurunnya kadar Fakultas Kedokteran Hewan
hemoglobin pada darah (Vinogradov, Universitas Wijaya Kusuma
2007). Thalassemia beta ditandai Surabaya Angkatan 2016/2017.
dengan berkurang atau tidak adanya
rantai globin beta (Elizabeth, 2012). II. Metode
Diperkirakan bahwa sekitar
1,5% dari populasi global (80-90 juta Pada penelitian ini digunakan
orang) adalah pembawa thalassemia design penelitian deskriptif
beta, dengan sekitar 60.000 individu observasional untuk mengetahui
yang disertai gejala dari lahir setiap apakah identifikasi thalassemia beta
tahun, dan sebagian besar terjadi di minor terdapat pada mahasiswa
negara berkembang (Galanell, 2010). Fakultas Kedokteran Hewan
Di Indonesia, prevalensi angkatan 2016/2017 Universitas
pembawa thalassemia adalah sekitar Wijaya Kusuma Surabaya. Penelitian
3-10% (Hapsari, 2015). Pada dilaksanakan pada bulan September-
individu pembawa pasien tidak Oktober 2017 di Laboratorium
menunjukkan gejala klinik Genetika Medik Fakultas Kedokteran
(Wirawan, 2007). Universitas Wijaya Kusuma
Termasuk di dalam program Surabaya.
pencegahan dan pengendalian Jumlah responden yang ikut
Thalassemia adalah identifikasi berpartisipasi adalah pria dan wanita
pembawa thalassemia beta untuk yang berjumlah 24 orang. Subyek
mengetahui sejak dini pembawa penelitian adalah Mahasiswa
thalasemia beta sehingga dapat Fakultas Kedokteran Hewan
mencegah lahirnya keturunan dengan angkatan 2016/2017 Universitas
thalassemia major. Skrining juga Wijaya Kusuma Surabaya yang
diharapkan dapat menurunkan angka memenuhi kriteria.
kejadian thalassemia beta serta Metode yang digunakan
menurunkan morbiditas dan dalam penelitian ini adalah teknik
mortalitasnya. random sampling yaitu pengumpulan
Penelitian ini dilakukan untuk data dari hasil pemeriksaan darah
mengetahui apakah identifikasi pada Mahasiswa Fakultas
thalassemia beta minor terdapat pada Kedokteran Hewan yang telah
mahasiswa Fakultas Kedokteran menandatangani informed consent.
Hewan angkatan 2016/2017 Data akan diolah secara deskriptif
Universitas Wijaya Kusuma untuk mengelompokkan nilai MCV

3
dan MCH yang abnormal pada test Penelitian ini melibatkan 24
darah lengkap. Nilai MCV dan MCH mahasiswa FKH UWKS. Peneleitian
dibawah nilai normal dipergunakan dilakukan di Fakultas Kedokteran
untuk melihat adanya kecurigaan Hewan dan Laboratorium Genetika
pembawa thalassemia. Setelah Medik Universitas Wijaya Kusuma
dilakukan pemeriksaan darah Surabaya.
lengkap, sampel yang dicurigai Berdasarkan jenis kelamin
merupakan pembawa thalassemia seperti tabel dan grafik di bawah ini.
beta akan diperiksa lebih lanjut
menggunakan pemeriksaan HPLC Tabel. III. 1. Data Jenis Kelamin
Responden
untuk memastikan pembawa
Laki- Perempuan Jumlah
thalassemia beta. laki Responden
Pengambilan darah dari
responden sebanyak 3 mL, 5 (21%) 19 (79%) 24
dimasukkan ke dalam tabung EDTA,
dan dilakukan oleh analis yang sudah
berpengalaman dari laboratorium
Genetika Medik Fakultas Kedokteran Gambar III.1. Grafik Data Jenis
Universitas Wijaya Kusuma Kelamin Responden.
Surabaya.
Prosedur pengambilan
sampel darah dilakukan sesuai Jenis Kelamin
standar yang sudah ditetapkan. Responden
Sebanyak 5 μL darah diambil dari
masing-masing tabung EDTA laki-laki perempuan

diambil untuk dilakukan 5 (21%)


pemeriksaan darah lengkap di 19
laboratorium Genetika Medik (79%)
UWKS untuk melihat hasil Hb,
MCH dan MCV dibawah normal.
Pemeriksaan lanjutan yaitu HPLC Berdasarkan usia terlihat
untuk mengetahui pembawa pada tabel & grafik di bawah ini.
thalassemia beta.
Tabel. III. 2. Data Usia Responden
Hasil analisa digambarkan
dalam bentuk tabel dan grafik berikut
ini.

III. Hasil

A. Data Demografi Responden

4
Usia Responden
16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun
21 Tahun 23 Tahun 29 Tahun
1 (4 %) 1 (4%) 1(4%)
2 (8%)

5 (21%)
3 (13%)

11 (46%)

Gambar III.2. Grafik Data Usia


Responden. Gambar III.3. Grafik Data
Berdasarkan Suku Responden.
Berdasarkan suku terlihat
pada tabel & grafik di bawah ini.
B. Hasil Penelitian
Tabel. III. 3. Data Suku
Responden 1. Hasil Kuisioner

Sebelum melakukan
pengambilan darah, responden
mengisi kuisioner untuk perkiraan
awal ada tidaknya pembawa
thalassemia beta berdasarkan tanda-
tanda anemia, serta menandatangani
informed consent yang berisi
persetujuan untuk terlibat dalam
penelitian.

Tabel. III. 4. Hasil Kuisioner


Tentang Riwayat Anemia

Tabel. III. 5. Hasil Kuisioner


Tentang Rasa Lelah

5
(10%) ditolak karena memiliki kadar
Hb rendah, sisanya 18 (90%)
mengatakan tidak pernah melakukan
donor darah.

2. Hasil pemeriksaan darah


Tabel. III. 6. Hasil Kuisioner lengkap
Tentang Terlihat Pucat Pemeriksaan darah lengkap
dilakukan untuk melihat kadar Hb,
MCH, dan MCV dan RBC dari
responden.
Hasil yang diperoleh yaitu
nilai rata-rata Hb responden sebesar
15,60 g/dl (normal Hb 11,00-16,50
g/dl), nilai rata-rata MCH responden
adalah 33,68 pg (normal MCH
Tabel. III. 7. Hasil Kuisioner 26,50-33,50 pg), nilai rata-rata MCV
Tentang Riwayat Keluarga
Dengan Thalassemia responden adalah 88,02 fL (normal
MCV 80,00-99,00 fL). Terdapat satu
responden yang memiliki kadar
MCH dibawah normal yaitu 22,92 pg
dan kadar MCV dibawah normal
yaitu 68,32 fL.
Berikut tabel rata-rata dan
standar deviasi Hb, MCV, MCH,
RBC dan Mentzer Indeks responden.

Tabel. III. 9. Hasil Rata-rata dan


Tabel. III. 8. Hasil Kuisioner Standar Deviasi Pemeriksaan
Tentang Riwayat Donor Darah Darah Lengkap Pada Responden
Pertanyaan Kuisioner 24
Responden

Pernah melakukan donor 4 (17%)


darah

Tidak pernah melakukan 20 (83%)


donor darah
Pada pemeriksaan darah
Beberapa alasan responden lengkap, didapatkan satu orang yang
yang tidak pernah donor darah yaitu memiliki kadar MCH dan MCV yang
dari 20 orang responden yang tidak kurang dari normal, yaitu responden
pernah donor darah, 2 responden

6
nomer 7 yang memiliki kadar MCH
dibawah normal yaitu 22,92 pg dan
kadar MCV dibawah normal yaitu
68,32 fL.
Hasil dari kadar nilai Hb,
MCV dan MCH responden nomer 7
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Keterangan : Normal HbA : 89,8 %
- 98,0 %. Normal HbA2 : 0,5 % - 3,4
Tabel. III. 10. Hasil Pemeriksaan %. Normal HbF : < 1 %.
Darah Lengkap yang Dicurigai
Dari hasil pemeriksaan
Pembawa Thalassemia Beta
HPLC, ada kemungkinan responden
yang menjadi pembawa thalassemia
beta yaitu nomer 7 karena terdapat
peningkatan kadar HbA2 melebihi
batas normal.
Dengan demikian Insidensi
pembawa thalassemia beta pada
Sampel no 7 diteruskan mahasiswa Fakultas Kedokteran
dengan pemeriksaan HPLC karena HewanUniversitas Wijaya Kusuma
memiliki kadar MCH dan MCV Surabaya sebesar:
dibawah normal, dimana nilai normal
MCH 26,50-33,50 pg, dan nilai 1
Insiden = X 100 %
normal MCV 80,00-99,00 fL 24
(Clarke, 2000).
= 4 %.
3. Hasil High Performance Liquid
IV. Pembahasan
Chromatography
Dari pertanyaan-pertanyaan
Pemeriksaan HPLC bertujuan
kuisioner terlihat pada umumnya
untuk mengukur kadar HbA, HbF,
responden mudah lelah, tetapi tidak
dan HbA2. Pemeriksaan ini
memiliki riwayat anemia, tidak
dilakukan apabila terdapat penurunan
pernah terlihat pucat, tidak memiliki
kadar Hb, MCV dan MCH. Terdapat
keluarga dengan riwayat thalassemia.
satu responden yang dilakukan
Pembawa thalassemia beta biasanya
pemeriksaan dengan HPLC karena
tidak menunjukkan gejala atau hanya
memiliki kadar MCH dan MCV yang
anemia ringan, terkadang wajah
dibawah normal. Hasil dari
pucat, dan gampang lelah saat
pemeriksaan HPLC dapat dilihat
melakukan aktivitas (Galanello,
pada tabel di bawah ini.
2010).
Tabel. III. 11. Hasil Pemeriksaan Parameter yang digunakan
HPLC untuk mengetahui seseorang

7
mengalami anemia secara luas sesorang pembawa thalassemia
adalah hemoglobin (Hb), yaitu mungkin memiliki Hb normal karena
senyawa pembawa oksigen pada sel ciri utama seorang pembawa
darah merah. Kandungan thalassemia beta yaitu berkurangnya
hemoglobin yang rendah MCV secara signifikan dan diiringi
mengindikasikan anemia (Noviawati, dengan peningkatan kadar HbA2
2012). (Galanello, 2010).
Pada penelitian yang Mentzer Indeks banyak
dilakukan oleh (Alyumnah dkk, digunakan oleh para klinisi dalam
2016) didapatkan kadar Hb pada skrinning awal membedakan
kelompok subyek dengan beta Thalassemia dengan anemia
thalassemia minor yaitu 9-11,46 g/dL defisiensi besi. Mentzer Indeks
dan pada kelompok subyek anemia didapat dari hasil hitung darah
defisiensi besi dengan kadar Hb yang lengkap (Complete Blood Count/
berkisar antara 8,7-11,4 g/dL dan CBC). Jika Mentzer Indeks (MCV/
MCV <80 fL. Untuk RBC) <13 maka diindikasikan
mengidentifikasi penderita sebagai Thalassemia minor, tetapi
thalassemia beta minor diawali jika hasilnya ≥13 maka diindikasikan
dengan melihat hasil pemeriksaan sebagai anemia defisiensi besi (Ayu,
laboratorium berupa kadar Hb, dan 2015).
MCV (Alyumnah dkk, 2016). Pada penelitian ini, terdapat
Sebagian besar responden satu orang responden yang dicurigai
tidak pernah melakukan donor darah. pembawa thalassemia beta karena
Beberapa alasan responden yang memiliki kadar Hb normal dengan
tidak pernah donor darah yaitu 2 kadar MCV dan MCH kurang dari
responden ditolak karena memiliki normal. Hasilnya diperkuat oleh
kadar Hb rendah sedangkan sisanya Menzter indeks yang menunjukkan
hanya menyebutkan tidak pernah <13.
melakukan donor darah. Dari pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan Darah lengkap, ditemukan satu orang yang
Lengkap terdapat satu orang memiliki Hb normal, MCH dan
responden yang meiliki kadar Hb MCV kurang dari normal, sehingga
normal dengan kadar MCV dan diperlukan pemeriksaan lanjutan
MCH kurang dari normal. yaitu pemeriksaan HPLC.
Skrining pembawa Pemeriksaan HPLC digunakan untuk
thalassemia beta dilakukan dengan melihat kadar HbA2, HbA dan HbF.
pemeriksaan hematologis (Hb, MCV, Dalam pemeriksaan HPLC, seorang
MCH). Seorang pembawa ditandai yang dicurigai pembawa thalassemia
dengan penurunan kadar Hb, MCV, beta apabila kadar HbA2 > 3,5 %,
dan MCH. Meskipun demikian,

8
HbA 92-95% dan HbF 0,5-4 % bersifat asimtomatik sehingga sulit
(Wajcman, 2011). dideteksi, maka perlu ditingkatkan
Pada responden nomer 7 kesadaran melalui edukasi terhadap
pembawa thalassemia beta karena pentingnya melakukan skrining.
memiliki kadar MCH kurang dari Skrining thalassemia pada populasi
normal, kadar MCV kurang dari premarital merupakan program
normal, hasil HPLC yang abnormal pencegahan yang telah dilakukan
yaitu HbA dibawah normal, HbA2 akan tetapi program seperti itu tidak
lebih dari normal, dan HbF lebih dari sepenuhnya telah
normal. Nomer 7 dicurigai pembawa terimplementasikan di Indonesia
thalassemia beta karena nilai HbA2 (Alyumnah dkk, 2016).
yang tinggi dan nilai HbF yang Thalassemia merupakan
normal. (Aman, 2017). Pada kelainan genetik yang paling umum
umumnya pembawa thalassemia beta di seluruh dunia dengan prevalensi
memiliki kadar HbA2 yang tinggi pembawa thalassemia di Indonesia
dan HbF normal (Wajcman, 2011). adalah sekitar 3-10% (Hapsari,
Pada penelitian yang di 2015). Dari 24 orang mahasiswa
lakukan oleh Alyumnah, dkk (2016), yang menjadi responden penelitian
pada 129 orang siswa- siswi SMA di ini, ditemukan sebanyak 4 %
Jatinangor, ditemukan pembawa pembawa thalassemia beta sesuai
thalassemia beta minor sebanyak 12 dengan prevalensi yang ada di
(9,3%) orang (Alyumnah, dkk 2016). Indonesia.
Penelitian yang di lakukan oleh
Nuryanti (2015), pada 560 orang V. Kesimpulan
mahasiswa yang memeriksakan Didapatkan satu orang
kesehatannya di laboratorium RSUP dengan kadar Hb normal, kadar
Haji Adam Malik Medan dan MCH dan MCV kurang dari normal.
laboratorium Paramita Medan, Hasil ini diperkuat dengan nilai
dijumpai sekitar 8,94% pembawa Menzter index yang kurang dari
thalassemia (Nuryanti, 2015). normal dan pada pemeriksaan
Lahirnya penderita dengan HPLC yang menunjukkan
thalassemia baru yang berasal dari HbA2 lebih dari normal.
pernikahan pembawa sifat Insidensi pembawa
thalassemia beta (thalassemia beta thalassemia beta pada mahasiswa
minor) merupakan masalah Fakultas Kedokteran Hewan
kesehatan dunia. sehingga Universitas Wijaya Kusuma
menjadikan edukasi dan skrining Surabaya sebesar 4%.
terhadap thalassemia beta minor VI. Saran
menjadi hal yang penting untuk Diperlukan pemeriksaan
dilakukan. Thalassemia beta minor biomolekuler berbasis PCR untuk

9
kepastian diagnosis dan mengetahui Raharyani, A. E., 2014.
mutasi gen yang ada. Abnormalitas Gen Pada
Thalasemia. Jurnal Ilmu
Kesehatan Universitas Sains
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran. Vol.6 No.6. Jawa
Aman, K. et al., 2017. Kajian Tengah Wonosobo. Hlm: 51
Keluarga Thalassemia B- – 60.
Hemoglobin E. Indonesian
Rao, S. et al., 2010. Spectrum of
Journal of Clinical Pathology haemoglobinopathies
and Medical Laboratory. diagnosed by cation
Universitas Airlangga. exchange-HPLC &
Surabaya. Hlm : 56,66,90. modulating effects of
nutritional deficiency
Banerjee, et al., 2016. Study of anaemias from north India..
Haemoglobinopathies In Indian J Med Res.
Patients of Anaemia Using Department of Hematology,
High Performance Liquid All India Institute of Medical
Chromatography (Hplc) In Sciences, New Delhi, India.
Rims (A Premier Institute of Hlm : 517.
Jharkhand). J. Evolution Sumantri, S., 2010. Penggunaan
Med. Dent. Sci. Department Transient Elastography untuk
of Pathology, Rajendra Staging dan Grading pada
Institute of Medical Sciences,
Pasien NAFLD. Evidence
Ranchi. India. Hlm : 2929
Chen, W. et al., 2010. The Molecular Based Clinical Review
Basis of Beta-Thalassemia Internal Medicine Resident
Intermedia in Southern Hepatology Division
China: Genotypic Department of Internal
Heterogeneity and Medicine University of
Phenotypic Diversity. BMC Indonesia Cipto
Medical Genetics. Hlm: 1–2. Mangunkusumo. Jakarta.
Hlm : 3-4.
Galanello, R. and Origa, R., 2010.
Beta-thalassemia. Orphaned Taher, A. T. et al., 2013. Treating
journal of rare diseases. Hlm : Iron Overload In Patients
1-2, 6, 8-10. With Non-Transfusion-
Dependent Thalassemia.
Rahmawati, Y. 2014. Case American Journal of
Thalassemia. Skripsi. Hematology Wiley
Fakultas Kedokteran Periodicals, Inc. United State.
Universitas Andalas. Hlm : 409.
Belitung. Hlm : 2

10
Wajcman, H. dan Moradkhani, K.
2011. Abnormal
haemoglobins: detection &
characterization. Indian J
Med Res. Faculté de
Médecine Université Paris-
Est. India. Hlm : 538.
Wirawan, R. 2010. Thalassemia. Bio
Medika Laboratorium Utama.
Jakarta. Hlm : 3

Yunanda, Y., 2008. Thalassemia.


Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Medan. Hlm : 12 – 18

11
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

12

Anda mungkin juga menyukai