PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food,
Fly , Feces, dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan
memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010,
ditemukan salah satu pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang
dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di
udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.
(lifestyle.okezone.com).
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita
dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia
mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian
akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita.
Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB
(kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan
sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut,
terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan
perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id).
Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare 182 kasus
yang diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun kecamatan yang terkena
banjir sebanyak 36 kecamatan, 164 desa, 29.950 Kepala Keluarga atau 60.950
Jiwa. (yankesriau.wordpress.com).
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini
bukan alasan untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa
membahayakan dan ternyata ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan
disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman,
makanan berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan
2
perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit
tertentu. (lovenhealth.blogspot.com).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare
2. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare
3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare
5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare
6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Gastroenteritis ( GE )
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari
4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat
Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
4
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh
mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di
seluruh permukaan bumi.
B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
1. Faktor Infeksi
v Infeksi Virus
Ø Retavirus
· Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai
dengan muntah.
· Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
· Dapat ditemukan demam atau muntah.
· Di dapatkan penurunan HCC.
Ø Enterovirus
· Biasanya timbul pada musim panas.
Ø Adenovirus
· Timbul sepanjang tahun.
· Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
Ø Norwalk
· Epidemik
· Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).
v Bakteri
Ø Stigella
· Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
· Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
· Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
· Muntah yang tidak menonjol
· Sel polos dalam feses
5
· Sel batang dalam darah
Ø Salmonella
· Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
· Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
· Mungkin ada peningkatan temperatur
· Muntah tidak menonjol
· Sel polos dalam feses
· Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
· Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Ø Escherichia coli
· Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan
entenoksin.
· Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
Ø Campylobacter
· Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi
dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
· Kram abdomen yang hebat.
· Muntah / dehidrasi jarang terjadi
Ø Yersinia Enterecolitica
· Feses mukosa
· Sering didapatkan sel polos pada feses.
· Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
· Diare selama 1-2 minggu.
· Sering menyerupai apendicitis.
6
v Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n
milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
v Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
C. Patofisiologi
7
kadang menimbulkan rasa penuh pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB
dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang
dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai
elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri
dan Entero Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian
terjadi peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit
kemudian terjadi dehidrasi.
1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-
kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4
hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan
berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan
berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu
badan bervariasi, nadi cepat.
5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-
3 hari.
8
6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual,
bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.
7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir
yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang
sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan
muntah.
E. Manifestasi Klinis
F. Komplikasi.
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
9
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-ubun
dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah, sangat
haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan
minum normal.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan
darah turun, warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek,
ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.
10
1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
Jenis-jenis diare:
2. Disentri.
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
3. Diare persisten.
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
H. Pemeriksaan Penunjang.
11
· Makroskopis dan mikroskopis.
· pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
· Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
· pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan
Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
· Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
I. Penatalaksanaan Medis.
1. Memberikan asi.
2. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
12
BAB II
ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian
E. Kebutuhan dasar.
a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari, BAK sedikit atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
13
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
F. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma, suhu tubuh
tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
§ Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
§ Perkusi : adanya distensi abdomen.
§ Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
§ Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
2. Diagnosa Keperawatan.
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
14
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.
3. Intervensi
Intervensi :
§ Observasi tanda-tanda vital.
§ Observasi tanda-tanda dehidrasi.
§ Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
§ Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
lebih 2000 – 2500 cc per hari.
§ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab
elektrolit.
§ Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
15
§ Mual dan muntah tidak ada.
Intervensi :
§ Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
§ Timbang berat badan klien.
§ Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
§ Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).
§ Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
§ Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
16
§ Atur posisi yang nyaman bagi klien.
§ Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
§ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
4. Implementasi
17
f. Mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
18
a. Mengkaji tingkat pendidikan keluarga klien.
b. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
c. Meenjelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
d. Memberikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
e. Melibatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
5. Evaluasi
1) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
3) Integritas kulit kembali normal.
4) Rasa nyaman terpenuhi.
5) Pengetahuan kelurga meningkat.
6) Cemas pada klien teratasi.
19