edu/19519394/Fungsi_Ilmu_Perbandingan_Administrasi_Negara
https://www.academia.edu/32576982/PERBANDINGAN_ADMINISTRASI_NEGARA_ANTARA_INDONE
SIA
http://yoyongkhosonddlapan.blogspot.com/2014/10/makalah-perbandingan-indonesia-
dengan.html?m=1
https://www.academia.edu/25240476/JURNAL_PERBANDINGAN_PUBLIK
PENDAHULUAN
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu keguanaan penting
sistem pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-
negara lainpun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem
pemerintahannya.
Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu sistem pemerintahan yang
dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan tadi. Mereka bisa pula
mengadopsi sistem pemerintahan negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang
bersangkutan.
Sistem pemerintahan negara-negara di dunia ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial
budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, sistem pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan dua model sistem
pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Amerika Serikat dan Inggris-lah yang masing-
masing dianggap pelopornya. Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial
antara lain ; Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia dan Argentina. Sedangkan yang
menganut sistem pemerintahan parlementer, antara lain ; Inggris, India, Jepang, Malaysia dan
Australia.
1.2.3 Bagaimana Persamaan dan PerbedaanSistem Pemerintahan Inggris Dan Sistem Pemerintahan
Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.3 Untuk Mengetahui Persamaan dan Perbedaan Sistem Pemerintahan Inggris Dan Sistem
Pemerintahan Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara Ideologi dan dasar negara
kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah
oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia,
misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa
Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI
terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak,
Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu
melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun politik. Perjuangan
bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, sampai dengan
tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan. Penjajahan Belanda berakhir pada
tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara
Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara
Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia
agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada
tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi
Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23.
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan
mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan
oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada
zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri,
bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan
bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat
menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang
memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya.
Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-
bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala
tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak
atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi
liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan
berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong
setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat
terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup
mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat
membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun
juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi
diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal
sebagai berikut :
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh
karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan
kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung
disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian
sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu
masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan
kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris
dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam
praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar
dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan
atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi
yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih
baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR
sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD
1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha
Indonesia sekarang ini.
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
Negara Inggris (United Kingdom) merupakan negara kesatuan atau unitary state yang
terdiri dari Skotlandia, Wales, Inggris, dan Irlandia Utara yang memiliki bentuk pemerintahan
monarki atau kerajaan. Inggris dikenal sebagai ibu atau pencetus sistem
pemerintahan parlementer (the mother of parliament) sebab Inggris lah yang membuat
sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat diterapkan dengan baik untuk pertama kali.
Sistem ini memeberikan hak kepada masyarakat untuk memilih wakilnya melalui pemilihan
umum yang demokratis untuk dapat mengatasi persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan
sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.
Kostitusi di inggris tidak tertulis(konvensi) dalam bentuk teks namun tersebar dalam
bentuk pelbagai hukum, peraturan, dan konvensi. Sistem Pemerintahan Inggris
Parlemen atau Dewan Perwakilan terdiri dari dua ruang (bikameral), yakni House of
Commons & House of Lord. House of Commons atau disebut juga Majelis Rendah adalah badan
perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat di antara calon-calon partai
politik. House of Lord atau Mejelis Tinggi adalah perwakilan yang berisi para bangsawan dengan
berdasarkan warisan. House of Commons memiliki keuasaan yang lebih besar daripada House
of Lord. Inggris menerapkan Parliament Soverengnity, artinya kekuasaan yang sangat besar
pada diri parlemen.
Terdapat oposisi yang dijalankan oleh partai yang kalah dalam pemilu. Para pemimpin
oposisisi membuat semacam kabinet tandingan. Jika sewaktu-waktu kabinet runtuh, partai
oposisi dapat menggantikan penyelenggaraan pemerintahan.
Inggris menggunakan sistem dwipartai. Di Inggris berdiri 2 partai yang saling bersaing
dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Buruh dan Partai Konservatif. Partai yang
menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan partai yang memerintah,
sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi.
Badan Peradilan ditentukan oleh kabinet sehingga tak ada hakim yang dipilih. Meskipun
demikian, mereka melaksanakan peradilan yang adil(bebas dan tidak memihak), termasuk juga
memutuskan sengketa antara warga dengan pemerintah.
2.3 Persamaan dan Perbedaan Sistem Pemerintahan Inggris Dan Sistem Pemerintahan Indonesia
Persamaan:
Perbedaan:
2. Inggris tidak memiliki konstitusi tunggal dan tertulis, sedangkan Indonesia memiliki Konstitusi
tunggal dan tertulis dalam UUD 1945
5. Inggris tidak memiliki lembaga perdilan tertinggi, Indonesia memiliki lembaga peradilan tertinggi
yakni Mahkamah Agung.
Masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, Hindu, Buddha, serta keyakinan animisme
dan dinamisme sebelum kedatangan bangsa asing. Agama baru yang dikenalkan mereka adalah
Kristen Katolik yang dibawa oleh kaum Portugis yang disebut misionaris, serta agama Kristen
Protestan oleh Belanda yang disebut zendeling.
Penyebar Kristen Katolik yang terkenal ialah, Fransiscus Xaverius. Ia seorang Portugis. Ia
menyebarkan agama Kristen Katolik dengan membawa lonceng di tangannya, mengumpulkan
warga, dan memerintah kepada pengikutnya untuk mengajarkan kepada orang lain secara
berturut-turut. Xaverius juga berhasil membaptis ribuan orang di wilayah Maluku. Agama Kristen
Katolik berkembang di Maluku, NTT, Sulawesi Utara, Pulau Siau dan Sangir.
Golongan pembaharu Kristen memisahkan diri dari Gereja Katolik Romawi disebut
Protestan. Para penyebar agama ini deisbut zendeling. Merka adalah orang Belanda. Mereka juga
mendatangkan guru-guru Injil dan pendeta-pendeta dari Belanda, mendirikan sekolah-sekolah,
dan membiayai upaya penerjemahan Injil ke dam bahasa setempat.
Agama baru tersebut berkembang di Indonesia bagian timur. Kedua agama ini memiliki
gedung tempat ibadah yang disebut gereja. Seni bangun gereja Katolik mengikuti gaya Romawi
dan Gotik, sementara Kristen mengikuti tradisi arsitektur masyarakat setempat.
2. Adat Istiadat
Adat istiadat Inggris (barat) sangat berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Ciri-ciri
adat Inggris yang mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia :
a. Tata cara bergaul antar anggota masyarakat Indonesia adalah feodalisme, tapi budaya
Inggris justru bersifat bebas dan demokratis. Pergaulan wanita & pria, orang tua & muda,
terbuka dan bertanggung jawab.
b. Model berpakaian masyarakat Indonesia hanyalah kain yang dililitkan di tubuh. Masyarakat
belum mengenal pakaian pantas. Jika model berpakaian ala Inggris, adakalanya berpakaina
tebal dan kadang tipis. Pakaian Inggris lelaki berupa setelan jas yang berdasi dan bersepatu,
sedangkan untuk perempuan pakaian rok dan blus serta bersepatu.
e. Budaya Inggris yang ditularkan ialah rasionalisme, yaitu kebenaran sesungguhnya dan
berasal dari akal menusia. Dengan begitu, masyarakat Indonesia menjauhi kepercayaan
takhayul.
f. Budaya Inggris ialah sangat disiplin dan menghargai waktu, sehingga masyarakat Indonesia
bisa bekerja lebih baik.
g. Bangsa Indonesia, umumnya memiliki sifat saling kerjasama, namun budaya Inggris
menularkan sifat Individualisme, yaitu mementingkan pribadi sendiri.
3. Pendidikan
4. Kesenian
Peninggalan kesenian dari bangsa Inggris, meliputi seni bangun, music, sastra, tari dan
rupa. Indonesia belum mengenal music keroncong, namaun setelah kedatangan Portugis,
masyarakat Indonesia sering memainkan musik keroncong. Seni Sastra mulai berdiri Komisi
Bacaan Rakyat. Seni tari cara inggris yaitu tari berpasangan pria-wanita. Seni Rupa berupa patung
di gereja-gereja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintahan Inggris yang mengusung konsep monarki jelas berbeda dengan konsep kesatuan
republik yang dibawa oleh pemerintahan Indonesia. Pemerintahan Inggris dibawah kekuasaan ratu
tak bisa lepas dari konsep kekeluargaan turun temurun, sementara Indonesia menitik beratkan
kekuasaan pada rakyat melalui PEMILU yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Hal yang paling mencolok
dari kedua negara ini adalah tentang Konstitusi yang berjalan di negara masing-masing. Pemerintahan
Inggris tidak memiliki konstitusi tertulis sedangkan Indonesia memilikinya dalam bentuk Undang-
Undang Dasar 1945.
Walau demikian kedua negara tersebut meiliki pertimbangan tersendiri. Inggris yang memiliki
ratu menganggap bahwa ratu merupakan konstitusi hidup turun temurun. Dalam praktek
ketatanegaraan di berbagai negara, seringkali konstitusi yang tertulis tidak berlaku secara sempurna.
Ini dapat terjadi baik karena pasal-pasal di dalamnya tidak lagi dijalankan, maupun karena konstitusi
yang disusun hanya merupakan perwujudan kepentingan suatu golongan tertentu, misalnya
kepentingan penguasa. Oleh karena itu, yang paling penting bukanlah adanya. sebuah konstitusi yang
tertulis, melainkan terpenuhinya nilai normatif dalam pemberlakuan konstitusi, meskipun tidak
tertulis.
Karl Lowenstein menyebutkan bahwa apabila suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi itu bukan saja berlaku dalam arti hokum (legal), tetapi juga
merupakan suatu kenyataan (realitas), maka konstitusi itu telah dilaksanakan secara murni dan
konsekuen. Dalam hal tersebut, maka konstitusi itu telah bernilai normatif.
Indonesia pun menganggap bahwa UUD 1945 memiliki sejarah penting dalam konsep
kenegaraan, selain itu UUD 1945 juga dianggap sebagai pemersatu kebangsaan. Karena merupakan
konstitusi pertama yang diciptakan untuk mengatur tatanan kenegeraan demi kesatuan visi demi
lepasnya masyarakat Indonesia dari penjajahan.
DAFTAR PUSTAKA
Irfan Longgo, Skripsi; Perbandingan Sistem Pemerintahan Inggris dan Indonesia, Makassar, 2010
David Easton, Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. (Jakarta : PT. Bina Aksara, 1984)
Mohtar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik. (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2008)