Oleh:
KELOMPOK A1:
Oleh:
KELOMPOK A1:
Mengetahui,
II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang hemato dan onkologi
RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan dapat menurunkan
kecemasan anak, anak merasa senang selama perawatan dirumah sakit dan
tidak takut lagi terhadap perawat dan segala tindakan yang diberikan, serta
dapat melanjutkan perkembangan anak sesuai dengan usianya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu:
a. Anak merasa senang selama dirawat.
b. Kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.
c. Anak tidak takut lagi dengan dokter dan perawat.
d. Anak tidak takut lagi dengan segala tindakan yang diberikan.
e. Menstimulasi perkembangan aspek kognitf, afektif dan motorik halus
anak.
f. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.
4. Manfaat Origami
a. Meningkatkan kemampuan berpikir
Hal ini telah ditunjukkan dalam meningkatkan keterampilan visualisasi
spasial dengan menggunakan tangan sebagai alat belajar. Keterampilan
ini memungkinkan pasien untuk bisa paham mengenai dunia di sekitar.
b. Meningkatkan kreativitas
Pasien sudah mahir melipat berbagai macam model dan berbagai gagasan
baru akan muncul.
c. Mengikuti arahan
Dengan belajar origami, siswa akan mengikuti tahap demi tahap lipatan
dengan saksama.
d. Berpikir matematis dan perbandingan (proporsi)
Jenis lipatan origami biasanya berdasarkan teori matematis, Selain itu,
salah satu hal yang menjadi faktor keindahan pada model origami adalah
proporsi bentuknya. Setiap lipatan harus proposional. Dengan demikian,
aktivitas origami dapat membimbing siswa untuk megenal konsep
perbandingan bentuk dan juga berpikir matematis.
13. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 10.00 WITA.
2) Anak-anak sebagai peserta terapi bermain berjumlah 1 orang anak
dengan usia berkisar 3 sampai 11 tahun.
3) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup yaitu di ruang
bermain anak dan memungkinkan anak untuk berkonsentrasi terhadap
kegiatan.
4) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan, anak mengambil media
origami
5) Alat yang digunakan dalam kondisi baik dan sebagian anak membawa
sebagai koleksi mainan dikamar.
6) Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
b. Evaluasi Proses
1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Leader mampu memimpin acara.
3) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4) Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
5) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
6) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada leader
yang berfungsi sebagai evaluator anak
7) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
c. Evaluasi Hasil
1) Aspek kognitif
Anak mampu mengikuti kegiatan bemain dengan memainkan
origami dalam terapi bermain yang dilakukan selama 30 menit.
Hasilnya dapat diukur melalui: pengamatan langsung dan penilaian
tingkah laku anak selama proses bermain. Anak mampu mengikuti
proses bermain dari awal hingga akhir.
2) Aspek afektif
a. Anak menyatakan rasa senangnya selama dan setelah bermain.
b. Anak-anak tertawa dan gembira selama kegiatan berlangsung.
c. Anak-anak mampu mengikuti aturan permainan yang dimainkan.
3) Aspek motorik halus
Anak aktif selama kegiatan dan melipat origami. Hasil dapat di ukur
melalui: anak mampu membuat origami
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Hale, M.A, Tjahjono. 2014. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak
Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William
Booth Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth.
Medika.Suherman. 2010. Permainan Cerdas untuk Anak usia 2-6 tahun. Bandung:
Alfa Beta.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Utami, Yuli. 2014. Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
Ilmiah WIDYA. Vol. 2, No. 2, Mei-Juli.