STATUS PASIEN
1
- Riwayat sakit yang sama sebelumnya (-)
- Riwayat HT (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat penyakit ginjal (-)
Pemeriksaan Generalisata
1. Kepala Bentuk : normocephal
Simetri : simetris
2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)
Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : normal
Pupil : bulat, isokor, Rc (+/+)
Lensa : normal, keruh (-)
Gerakan bola mata : baik
3. Hidung : perdarahan (-), deviasi septum (-)
4. Telinga : sekret (-/-), serumen (-/-)
5. Mulut Bibir : lembab
Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)
2
Lidah : lidah kotor (-), ulkus (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Cor (Jantung)
Pulmo (Paru)
8. Abdomen
3
1.9 Pemeriksaan Penunjang
Asam Urat: 7,8 mg/dl
1.11 Diagnosis
Gout arthritis (M10.9)
1.13 Manajemen
1. Promotif :
- Menjelaskan pada pasien dan pasien mengenai penyakit pasien mulai
dari penyebab, faktor risiko, perjalanan penyakit, pengobatan,
pencegahan dari penyakit ini.
- Menerangkan kepada pasien bahwa penyakit ini tidak dapat sembuh
namun dapat dikontrol dengan cara mengatur diet, olahraga dan rutin
mengonsumsi obat asam urat.
2. Preventif :
- Pasien harus selalu mengontrol kesehatannya dengan cara rutin
mengunjungi Puskesmas tiap bulan untuk memeriksakan kadar asam
uratnya.
4
- Mengurangi makanan yang dapat meningkatkan asam urat, seperti
jeroan (hati,ginjal,limpa,babat, usus, paru dan otak), makanan laut:
udang,kerang, cumi, kepiting, makanan kaleng: kornet, sarden dan
ekstrak daging,telur, kaldu atau kuah daging yang kental, makanan
emping, melinjo, kangkung dan bayam, daun singkong, daun jambu
mete, asparagus, buncis dan kembang kol, kacang-kacangan: kacang
tanah, kacang hijau, kacang kedelai, tempe, tauco ,tauge, oncom,
susu kedelai.
- Banyak minum air putih karena banyak minum air putih dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
- Hindari minuman dan makanan beralkohol
- Mengurangi berat badan
3. Kuratif :
Non Medikamentosa
Istirahat
Diet rendah purin
Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal
Medikamentosa
Asam Mefenamat tab 500 mg 3 x sehari
Allopurinol tab 1x100 mg (dikonsumsi setelah serangan teratasi).
5
menurunkan kadar asam urat adalah tanin sebagai penghambat xantin
oksidase.
4. Rehabilitatif
R/ R/
Resep Puskesmas Resep ilmiah 1
6
Pro : Pro :
Alamat : Alamat :
DinasKesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Paal X Puskesmas Paal X
R/ R/
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pro : Pro :
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai
Alamatgambaran
: khusus yaitu arthritisAlamat
akut.: Artritis pirai juga merupakan
penyakit yang disebabkan oleh deposisi kristal monosodium urat (MSU)
yang terjadi akibat supersaturasi cairan ekstraselular dan mengakibatkan
satu atau beberapa manifestasi klinik. 1,2,3
2.2 Etiologi
Pro :
Alamat :
2.3 Epidemiologi
Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa.
Sebagaimana apa yang disampaikan oleh Hippocrates bahwa gout jarang
pada pria sebelum masa remaja (adolesens) sedangkan pada perempuan
jarang sebelum menopause. Di Indonesia belum banyak publikasi
epidemiologi tentang arthritis pirai (AP). 1
8
Kristal dalam tofi berbentuk jarum (needle shape) dan sering membentuk
kelompok kecil secara radier.
Komponen lain yang penting dalam tofi adalah lipid
glikosaminoglikan dan plasma protein. Pada artritis gout akut cairan sendi
juga mengandung kristal monosodium urat monohidrat pada 95% kasus.
Pada cairan aspirasi sendi yang diambil segera saat inflamasi akut akan
ditemukan banyak kristal di dalam leukosit. Hal ini terjadi karena proses
fagositosis.1
9
konsentrasi urat dalam cairan sendi seperti MTP 1 menjadi seimbang
dengan urat dengan plasma pada siang hari selanjutnya bila cairan sendi
diresorbsi waktu berbaring akan terjadi peningkatan kadar urat lokal.
Fenomena ini menerangkan terjadinya awitan atau onset gout akut pada
malam hari pada sendi yang bersangkutan. Walaupun kelarutan sodium
urat bertentangan terhadap asam urat, biasanya kelarutan ini meninggi,
pada penurunan pH dari 7,5-5,8 dan pengukuran pH pada kapasitas buffer
pada sendi dengan gout gagal untuk tentukan adanya asidosis. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan pH secara akut tidak signifikan
mempengaruhi pembentukan kristal MSU sendi.
Inflamasi merupakan reaksi yang penting pada pada artritis gout
utamanya gout akut. Reaksi ini merupakan reaksi pertahanan tubuh non
spesifik untuk menghindari kerusakan jaringan akibat agen penyebab.
Tujuan dari proses inflamasi adalah:
Menetralisir dan menghancurkan agen penyebab
Mencegah perluasan dari agen penyebab ke jaringan yang lebih
luas.
Inflamasi pada artritis gout adalah akibat penumpukan agen
penyebab yaitu kristal monosodium urat pada sendi. Mekanisme inflamasi
ini masih belum diketahui secara pasti. Hal ini diduga peranan dari
mediator kimia dan seluler. Pengeluaran berbagai mediator inflamasi
akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen dan
selular. 1
10
Artritis Gout Akut
Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan timbul sangat cepat
dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa gejala apa-apa. Pada saat bangun
pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Yang biasanya
bersifat monoartikuler keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa
hangat, merah dengan ejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa
lelah. Lokalisasi yang paling sering pada MTP 1 yang biasanya disebut
podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi yang lain
yaitu pergelangan tangan, kaki, lutut dan siku. Pada seranan akut yang
tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari
sampai beberapa minggu. Faktor pencetus serangan akut adalah trauma
lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tinndakan operasi, pemakaian
obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat. Penurunan asam
urat secara mendadak dengan alopurinol atau obat urikosurik dapat
menimbulkan kekambuhan.1,2
Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi
periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan
11
tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat.
Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan terus berlanjut walaupun
tanpa keluhan. Keadaan ini dapat terjadi satu atau beberapa kali pertahun,
dan dapat sampai 10 tahun tanpa seranan akut. Apabila tanpa penanganan
yang baik dan pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul
serangan akut lebih sering yang dapat mengenai beberapa sendi dan
biasanya lebih berat. Manajemen yang tidak baik, maka keadaan interkritik
akan berlanjut menjadi stadium menahun dan pembentukan tofi. 1,2
2.7 Diagnosis
Dengan menemukan kristal urat di dalam tofi merupakan diagnosa
spesifik. Akan tetapi tidak semua pasien mempunyai tofi, sehingga tes
diagnostik ini kurang sensitif. Oleh karena itu kombinasi dari penemuan-
penemuan dibawah ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis:
Riwayat inflamasi klasik artritis monoartrikuler khusus pada sendi
MTP 1
12
Diikuti oleh stadium interkritik di mana bebas simptom
Resolusi sinovitis yang cepat dengan pengobatan kolkisin
Hiperurisemia
Kadar asam urat normal tidak dapat menghindari diagnosis gout.
Logan dkk mendapatkan 40% pasien gout mempunyai kadar asam urat
yang normal. Walaupun hiperurisemia dan gout mempunyai hubungan
kausal , keduanya mempunyai fenomena yang berbeda. Kriteria untuk
penyembuhan akibat pengobatan dengan kolkisin adalah hilangnya gejala
objektif inflamasi pada setiap sendi dalam 7 hari. Bila hanya ditemukan
artritis pada pasien dengan hiperurisemia tidak bisa didiagnosis gout.
Pemeriksaan radiorafi pada serangan pertama artritis gout akut non
spesifik. Kelainan utama radiografi pada long standing gout adalah
inflamasi simetri, artritis erosif yang kadang-kadang disertai nodul
jaringan lunak.1
13
2.8 Diagnosis Banding
Pseudogout, artritis septik, artritis reumatoid 4
2.10 Penatalaksanaan
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut
dan penanganan hiperurisemia pada pasien artritis kronik. Ada 3 tahapan
dalam terapi penyakit ini:
Mengatasi serangan akut
Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal
urat
pada jaringan, terutama persendian
Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik
14
• Penyakit sistemik parah
• Diet ketat
• Terapi B12 pada anemia pernisiosa
• Trapi obat sitotoksik
• Makan berlebih
• Alkohol
• Obat
• Diuretik
• Awal terapi allopurino atau urikourik
• Alergi obat
15
hiperurisemia selama bertahun-tahun sehingga tidak ada perlunya
memberikan terapi segera untuk hiperurisemianya. Lagipula, obat-obat
tersebut dapat menyebabkan mobilisasi simpanan asam urat ketika kadar
asam urat dalam serum berkurang. Mobilisasi asam urat ini akan
memeprpanjang durasi serangan akut atau menyebabkan serangan artritis
lainnya. Namun, jika pasien sudah terstabilkan/ menggunakan allopurinol
pada saat terjadi serangan akut, allopurinol tetap terus diberikan.
NSAID
NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien
yang mengalami serangan gout akut. Hal terpenting yang menentukan
keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada
seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan
dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam pertama atau sampai
rasa nyeri hilang. Dosis yang lebih rendah harus diberikan sampai semua
gejala reda. NSAID biasanya memerlukan waktu 24-48 jam untuk bekerja,
walaupun untuk menghilangkan secara sempurna semua gejala gout
biasanya diperlukan 5 hari terapi. Pasien gout sebaiknya selalu membawa
persediaan NSAID untuk mengatasi serangan akut. Indometasin banyak
diresepkan untuk serangan akut artritis gout, dengan dosis awal 75-100
mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan
meredanya gejala serangan akut. Efek samping indometasin antara lain
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis
obat diturunkan.
Azapropazon adalah obat lain yang juga baik untuk mengatasi
serangan akut. NSAID ini menurunkan kadar urat serum, mekanisme
pastinya belum diketahui dengan jelas. Penggunaannya
dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptik, pada
ganggunan fungsi ginjal menengah sampai berat dan pada pasien lanjut
usia dengan gangguan fungsi ginjal ringan. NSAID lain yang umum
digunakan untuk mengatasi episode gout akut adalah:
16
Naproxen – awal 750 mg, kemudian 250
mg 3 kali/hari
Piroxicam – awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac – awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48
jam, kemudian 50 mg dua kali/hari selama 8 hari.
Colchicine
Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan
gout akut. Namun, dibanding NSAID kurang populer karena mula
kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
Colchicine oral merupakan terapi lini pertama untuk gout akut.
Agar efektif, kolkisin oral harus diberikan sesegera mungkin pada saat
gejala timbul karena pada perkembangan gejala berikutnya colchicine
kurang efektif. Biasanya, dosis awal 1 mg yang kemudian diikuti dengan
0.5 mg setiap 2-3 jam selama serangan akut sampai nyeri sendi mereda,
pasien mengalami efek samping gastrointestinal atau jika dosis maksimum
6 mg telah diberikan. Untuk mentitrasi dosis antara dosis terapetik dan
sebelum gejala toksik pada gastrointestinal muncul sulit dilakukan karena
dosis terapeutik sangat berdekatan dengan dosis toksik gastrointestinal.
Efek samping colchicine per oral adalah mual dan muntah, diare
dan nyeri abdomen yang terjadi pada 80% pasien. Komplikasi utama
terapi ini adalah dehidrasi. Efek samping lain adalah kejang, depresi nafas,
hepatik dan nekrosis otot, kerusakan ginjal, demam, granulositopenia,
anemia aplastik, koagulasi intravaskuler yang menyebar dan alopesia.
Banyak efek samping serius terjadi pada pasien dengan disfungsi hati atau
ginjal.
Steroid
Strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin adalah pemberian
steroid intra-artikular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat
ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan
17
dengan cermat diferensial diagnosis antara arthritis sepsis dan gout akut
karena pemberian steroid intraartikular akan memperburuk infeksi. Pasien
dengan respon suboptimal terhadap NSAID mungkin akan mendapat
manfaat dengan pemberian steroid intra-artikular. Steroid sistemik juga
dapat digunakan untuk gout akut. Pada beberapa pasien, misalnya yang
mengalami serangan yang berat atau poliartikular atau pasien dengan
penyakit ginjal atau gagal jantung yang tidak dapat menggunakan NSAID
dan kolkisin, dapat diberi prednisolon awal 20-40 mg/hari. Obat ini
memerlukan 12 jam untuk dapat bekerja dan durasi terapi yang dianjurkan
adalah 1-3 minggu. Alternatif lain, metilprednisolon intravena 50-150
mg/hari atau triamsinolon intramuskular 40-100 mg/hari dan diturunkan
(tapering) dalam 5 hari.
18
Allopurinol
Obat hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah allopurinol.
Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat
enzim xantin oksidase.
Pada pasien dengan fungsi ginjal normal dosis awal allopurinol
tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam. Pada praktisnya, kebanyakan pasien
mulai dengan dosis 100 mg/hari dan dosis dititrasi sesuai kebutuhan. Dosis
pemeliharaan umumnya 100-600 mg/hari dan dosis 300 mg/hari
menurunkan urat serum menjadi normal pada 85% pasien. Respon
terhadap allopurinol dapat dilihat sebagai penurunan kadar urat dalam
serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum setelah 7-10 hari.
Kadar urat dalam serum harus dicek setelah 2-3 minggu penggunaan
allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar urat. Allopurinol dapat
memperpanjang durasi serangan akut atau mengakibatkan serangan lain
sehingga allopurinol hanya diberikan jika serangan akut telah mereda
terlebih dahulu. Resiko induksi serangan akut dapat dikurangi dengan
pemberian bersama NSAID atau kolkisin (1,5 mg/hari) untuk 3 bulan
pertama sebagai terapi kronik.
Obat urikosurik
Kebanyakan pasien dengan hiperurisemia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat diterapi dengan obat urikosurik.
Urikoirik seperti probenesid (500 mg-1g 2kali/hari) dan sulfinpirazon (100
mg 3-4 kali/hari) merupakan alternative allopurinol, terutama untuk pasien
yang tidak tahan terhadapa allopurinol. Obat ini tidak efektif pada pasien
dengan fungsi ginjal yang buruk (klirens kreatinin <20-30 mL/menit).
Febuxostat
Obat ini sedang dalam tahap pengembangan clinical trial fase III.
Studi awal menunjukkan bahwa febuxostat ditoleransi baik oleh pasien
19
gout samapi 4 minggu. Febuxostat adalah non‐purin xantin oxidase
inhibitor yang dikembangkan untuk mengatasi hiperurisemia pada gout.
BAB III
ANALISA KASUS
Tidak ada hubungan antara penyakit yang diderita pasien dengan keadaan rumah
dan lingkungan sekitar.
Di dalam keluarga, tidak ada masalah dalam keluarga dan keharmonisan dalam
keluarga baik namun ayah pasien juga memiliki penyakit asam urat. Secara teori
faktor herediter merupakan salah satu faktor risiko pada penyakit ini. Sehingga
20
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara diagnosis dengan hubungan
dalam keluarga.
Pasien cenderung belum bisa mengontrol diet kesehariannya. Pasien masih sering
mengonsumsi makanan yang tinggi purin. Pasien dan keluarga juga jarang
berolahraga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
3.4 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini:
21
HERBAL UNTUK HIPERURISEMIA 6
DAFTAR PUSTAKA
22