ABORTUS INKOMPLIT
Disusun oleh :
42160089
DOSEN PEMBIMBING
RS BETHESDA
Yogyakarta
2018
2
BAB I
KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. RKS
Tanggal Lahir : 31 Januari 1980
Umur : 38 tahun 3 bulan 15 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Basuki rachmat, Benpasai, NTT
Tanggal MRS : 30 April 2018
No. RM : 01137201
II. Anamnesis
A. Keluhan utama
pertama haid terakhir adalah 18 Februari 2018, datang ke Rumah Sakit Bethesda
pada 30 April 2018 dengan keluhan adanya darah yang keluar dari jalan
tidak ada darah yang keluar. 1 HSMRS kencang-kencangnya sudah tidak terasa,
namun tidak membaik. HMRS pasien mengeluhkan adanya darah yang keluar dari
vagina dan disertai rasa nyeri. Saat tiba di IGD RS Bethesda pukul 19;00 pasien
mengatakan terasa suatu gumpalan yang keluar dari vagina. Pukul 22;00 pasien
3
tiba di VK dan setelah diperiksa, ditemukan adanya jaringan yang keluar dari
Skala nyeri yang dirasakan pasien adalah 6. Mual (+) dan muntah (-) diare (-)
demam (-). Riwayat penggunaan obat (-), merokok (-), minum alkohol (-). Buang
E. Riwayat kehamilan
HPHT : 18 Februari 2018
HPL : 25 November 2019
No Tahun Kehamilan Persalinan Penolong JK BB(gr) H/M Perdarahan
1 2009 Aterm SC Dokter L 3500gr H Biasa
2 2015 Aterm Spontan Bidan L 3000gr H Biasa
3 2018 Hamil
F. Riwayat menstruasi
Menarche 13 tahun
Siklus Teratur
Durasi menstruasi 5 hari
Dismenorea +
Flour albus (+)
G. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah (1x). Menikah pertama kali umur 28 tahun. Umur
perkawinan hingga saat ini adalah 9 tahun.
H. Riwayat kontrasepsi
Pasien belum pernah pernah menggunakan alat kontrasepsi seperti pil,
suntik/hormon, maupun AKDR, hanya menggunakan kondom.
BB : 71,5kg TB : 168cm
5
D. Status ginekologis
Radang (-)
Pembesaran (-)
E. Pemeriksaan penunjang
Hematologi Lengkap
F. Diagnosis Kerja
G. Diagnosis Banding
- Mola Hidatidosa
H. Terapi
- Kuretase
Pre operasi
- Ketorolac 30 mg IV
- Cefepime1gr iv
Post operasi
- Celocid 500 mg2x1
- Ketorolac 3x1 amp IV
iodine
4. Dipasang speculum posterior
5. Porsio di klem dengan klem ovarium
6. Dilakukan sondage uterus ±8 cm
7. Dilakukan kuretase dari arah jam 12 searah jarum jam
sampai kesan bersih
8. Kuret selesai
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo, Abortus dapat didefinisikan sebagai
suatu kondisi ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Terdapat dua jenis abortus yakni abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus
provokatus dapat mencakup abortus provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis.
Abortus yang dilakukan berdasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di
dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba
jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum, perdarahannya masih
terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang
menyebabkan sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus
(Saifuddin, 2010).
2.2 Epidemiologi
10
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh
abortus. Abortus berdampak pada perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak dilaporkan dalam penyebab
kematian ibu, tapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Abortus dapat terjadi secara tidak
Abortus merupakan komplikasi paling sering pada kehamilan, terjadi sekurang-kurangnya 15%
dari kehamilan yang telah ditemui di klinis. Kejadian abortus juga bervariasi tergantung pada
usia maternal, cakupan dari 12% pada wanita yang berusia lebih muda dari 20 tahun sampai 50%
Abortus inkomplit memiliki komplikasi yang dapat mengancam keselamatan ibu karena
adanya perdarahan yang masif yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok
hipovolemik apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat
11
2.3 Etiologi
-Mioma uteri
- Sindroma
Asherman
Abortus spontan sebagian besar disebabkan oleh kelainan kariotip embrionik. Kejadian
prematuritas, serta malpresentas janin. Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 sampai
1/600 perempuan. Pada perempuan dengan riwayat abortus, ditemukan anomali uterus pada 27%
pasien. Penyebab paling banyak abortus karena kelainan anatomik uterus adalah septum uterus
(40-80%) kemudian uterus bikornis atau uterus didelfis atau unikornis (10- 30%). Mioma uteri
bisa menyebabkan baik infertilitas maupun abortus berulang. Resiko kejadiannya adalah 10-
30%pada perempuan usia reproduksi. Sindroma Asherman bisa menyebabkan gangguan tempat
implantasi serta pasokan darah pada permukaan endometrium. Resiko abortus antara 25-80%,
2.3.3 Autoimun
antibodi merupakan antibodi spesifik yang didapati pada pasien dengan Systemic Lupus
Erithematosus (SLE). Kejadian abortus spontan pada pasien dengan SLE sekitar 10% dibanding
populasi umum. Terdapat 3 bentuk aPa yang diketahui mempunyai arti klinis penting yakni
untuk syphilis (FP-STS). Antiphospolipid syndrome sering juga ditemukan pada beberapa
2.3.4 Infeksi
14
Gondii pallidum
falcifarum
virus (HSV)
Imunodeficiency
virus
Beberapa teori diajukan untuk menerangkan peran infeksi terhadap resiko abortus,
(a) Adanya metabolik toksik, endotoksin, atau sitokin yang berdampak langsung pada janin
(b) Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat sehingga janin sulit
bertahan hidup
(c) Infeksi plasenta yang berakibat insufisiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.
15
(d) Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genitalia bawah Misal Micoplasma
implantasi
(f) Memacu perubahan genetik dan anatomik embrio umumnya oleh karena virus selama
Diabetes mellitus, Kadar progesteron yang rendah, Defek fase luteal, Pengaruh
hormon terhadap imunitas desidua. Kadar progesteron yang rendah berhubungan dengan
resiko abortus .Support fase luteal memiliki peran pentingpada kehamilan sekitar 7
minggu, yaitu saat dimana trofoblas harus menghasilkan cukup steroid untuk menunjang
menyebabkan abortus dan bila progesteron diberikan pada pasien ini, kehamilan bisa
diselamatkan. Perubahan endometrium jadi desidua mengubah semua sel pada mukosa
uterus. Perubahan morfologi dan fungsional ini mendukung proses migrasi trofoblas dan
Disini berperan penting interaksi antara trofoblas ekstravillous dan filtrasi leukosit
pada mukosa uterus. Sebagian besar sel ini berupa Large Granular Lymphocyte (LGL).
Dan makrofag, dengan sedikit sel T dan sel B. Sel NK dijumpai dalam jumlah banyak,
terutama pada endometrium yang terpapar progesteron. Peningkatan sel NK pada tempat
kehamilan karena ia akan mendahului membunuh sel target dengan sedikit atau tanpa
ekspresi HLA. Trofoblas ekstravillous (dengan pembentukan cepat HLA1) tidak bisa
plasentasi dan adanya mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta. Berbagai komponen
koagulasi memegang peranan penting pada implantasi embrio, invasi trofoblas, dan
aktivitas fibrinolitik.
Kadar faktor VII, VIII, X dan fibrinogen meningkat selama kehamilan normal,
terjadinya abortus. Keluhan yang disampaikan oleh pasien adalah pasien akan
minggu, mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan. Abortus imminens ditandai
dengan perdarahan pervaginam , Ostium uteri masih tertutup, dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan. Pengelolaan penderita ini masih bergantung pada informed
Bila ibu ini masih menghendaki kehamilan tersebut maka pengelolaannya harus
perdarahan berhenti. Dapat diberikan spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau
Setelah tidak ada perdarahan pasien boleh dipulangkan dengan pesan tidak boleh
datang dengan keluhan penderita merasa mulas karena kontraksi yangs ering dan kuat,
kehamilan. Abortus insipien ditandai dengan serviks mendatar dan ostium uteri telah
membuka akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran.
Besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilandengan test urin kehamilan
masih positif. Pada pemeriksaan USG akan didapati pembesaran uterus yang masih
sesuaid engan umur kehamilan, gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas walau
sudah mulai tidak normal, biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.
Diperhatikan pula ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus. Pengelolaan
penderita ini harus melihat keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamika yang
terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi/ pengeluaran hasil konsepsi disusul dengan
kuretase sambil diberikan uterotonika. Hal ini diperluka untuk mencegah terjadinya
perforasi pada dinding uterus. Pasca tindakan perlu perbaikan KU, pemberian utertonika
Abortus inkomplit merupakan abortus dengan sebagian hasil konsepsi keluar dari
kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal didalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih
terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri
eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnyapun bisa banyak ataus sedikit
bergantung pada jaringan yang tersisa., yang menyebabkan sebagian plasenta site masih
terbukasehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh pada keadaa syok atau
Pemeriksaan USG dilakukan apabila ragu dengan diagnosis secara klinis, besar
uterus mengecil dari umur kehamilan dan kasntong gestasi sudah sulit dikenali, dicavum
dilakukan tindakan kuratase dan pasca tindakan dapat diberikan uterotonika parenteral
Abortus komplit merupakan abortus dengan seluruh hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Semua hasil konsepsi konsepsi telah dikeluarkan , ostium uteri telah tertutup,
uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan
umur kehamilan. Pemeriksaan USG tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan secara klinis
sudah memadai. Pada pemeriksaan test urin biasanya masih positif sampai 7-10 hari
pengobatan, biasanya hanya diberi roboransia atau hematenik bila keadaan pasien
Adanya perdarahan pada awal kehamilan (kurang dari 20 minggu) melalui ostium
uteri eksternum.
Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali
Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16
tidak tersedia.
2. Jika evluasi tidak bisa dilakukan segera, berikan ergometrin 0,2 IM atau
hasil konsepsi.
2. Jika perlu berikan mistoprostol 200mg per vaginam setiap 4 jam sampai
DAFTAR PUSTAKA
Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Palembang: Fakultas
Kedokterran Universitas Sriwijaya.
Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta
Manuaba, Ida Ayu Chandranita et all. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC
Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Muha
Medika.
Prawirohardjo