Mungkin di sepanjang segala abad, tak ada buku yang lebih unik dan paling
dibicarakan orang selain dari Kitab Suci. Walau sejumlah orang meragukannya, ataupun
membencinya, namun Kitab Suci tetap terbukti merupakan buku yang paling banyak
dibaca orang sepanjang sejarah. Walaupun di sepanjang sejarah ada banyak orang
bermaksud melenyapkan Kitab Suci – seperti sejumlah kaisar Romawi di abad-abad awal
yang mengeluarkan dekrit untuk membakar semua Kitab Suci- tohkenyataannya ada saja
salinan Kitab Suci yang tetap ‘survive‘ dan Kitab Suci tetap eksis sampai sekarang. Voltaire,
seorang seorang tokoh Enlightenmentdari Perancis, yang dikenal karena sikap skeptiknya
terhadap Gereja, konon pernah memperkirakan bahwa di abad ke -19, Kitab Suci akan
menjadi buku antik yang hanya dipajang di museum. Namun faktanya, perkiraan Voltaire
meleset jauh, sebab yang terjadi adalah sebaliknya. Setelah wafatnya, nama Voltaire dan
tulisannya mungkin hanya dikenal dalam buku sejarah, tetapi Kitab Suci masih tetap hidup
dan dibaca banyak orang setiap hari, dan menjadi pegangan bagi kehidupan banyak orang,
sampai saat ini.
Maka kita melihat bahwa dokumen tentang sejarah Romawi ditemukan sekitar 900
tahun atau hampir 1 millenium setelah kejadian terjadi, dan hanya ada 20 copy yang masih
eksis. Sedangkan, penemuan arkeologis membuktikan bahwa manuskrip Injil ditemukan
sekitar 30 tahun setelah kejadian, dan bahwa terdapat lebih dari 5500 manuskrip asli
((Robert Stewart. ed, The Reliability of the New Testament: Bart Ehrman and Daniel Wallace
in Dialogue, (Minneapolis: Fortress Press, 2011), p.17.)) dalam bahasa Yunani (dan sekitar
20,000 non-Yunani) yang eksis. Kitab Injil dan Perjanjian Baru yang asli seluruhnya
dituliskan dalam bahasa Yunani, karena bahasa Yunani pada saat itu merupakan bahasa
yang umum dipakai, bahkan oleh kaum Yahudi. Banyaknya manuskrip Yunani yang asli
tersebut dapat membantu mengidentifikasi adanya kelainan teks dan dengan demikian
dapat diketahui teks aslinya. Banyaknya teks asli Perjanjian Baru juga tidak mendukung
perkiraan bahwa teks tersebut dipalsukan. Sebab seseorang yang mau memalsukan harus
juga mengubah beribu manuskrip yang sudah ada dan beredar di tempat-tempat yang
berbeda.
Dengan melihat tabel di atas, secara obyektif kita melihat bahwa karya tulis sejarah
Romawi bahkan terlihat sangat ‘minim’ jika dibandingkan dengan Injil, dari segi ke-
otentikannya, akurasi dan integritasnya. Padahal orang zaman sekarang tidak mempunyai
kesulitan untuk menerima sejarah Romawi tersebut sebagai kebenaran. Suatu
permenungan adalah bagaimana Injil yang secara obyektif lebih ‘meyakinkan’ keasliannya
dibandingkan sejarah Romawi malah mengundang perdebatan. Keaslian Injil juga kita
ketahui dari tulisan Bapa Gereja, seperti St. Klemens (95) sudah mengutip ayat-ayat Injil,
berarti pada saat itu Injil sudah dituliskan, demikian pula Kisah para rasul, Roma, 1
Korintus, Efesus, Titus, Ibrani dan 1 Petrus. Juga di awal abad ke-2, St. Ignatius (115) telah
mengutip ayat Injil Matius, Yohanes, Roma, 1dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, 1 & 2
Timotius dan Titus.
Dari banyaknya manuskrip asli tersebut, memang banyak orang menyangka bahwa akan
terdapat banyak perbedaan-perbedaan teks. Namun ternyata, fakta menunjukkan tidak
demikian. Tingkat kesesuaian manuskrip Perjanjian Baru adalah 99.5 % (dibandingkan
dengan Homer/ Iliad 95%). Kebanyakan perbedaan adalah dari segi ejaan dan urutan kata.
Tidak ada perbedaan yang menyangkut doktrin yang penting yang dapat mengubah
doktrin Kristiani.
Memang untuk teks Perjanjian Baru, kita mengenal salinan-salinan dari zaman yang
berbeda, sehingga teks dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu dengan
istilah minuscule, uncialsdan papyri. Minuscules adalah salinan yang diperoleh setelah abad
ke-9; pada saat ini, ialah ada semacam standar penulisan teks, dan ini disebut ‘received
text‘. Uncials adalah manuskrip yang ditemukan antara abad ke-4 sampai abad ke-9. Teks
abad ke-4 yang terkenal adalah Codex Vaticanus (yang tersimpan di Vatikan), Codex
Sinaiticus (yang ditemukan di biara Sinai, dan dibawa ke Rusia dan dijual ke British
Museum). Codex Bezae di Cambrigde adalah dari abad ke-5. Codex itu sampai ke tangan
seorang murid Calvin yang bernama Theodore Beza, dan diberikan kepada Universitas di
Cambrigde tahun 1581. (Selanjutnya tentang banyaknya ragam codex, silakan membaca di
link ini, silakan klik). Sedangkan untuk papyri, yang terkenal adalah Egerton papyrus yang
disimpan di British Museum; The Chester Beatty papyri, yang kemudian disimpan di
universitas Michigan. Fragmen papyri yang terbesar, mencakup hampir keseluruhan surat-
surat Rasul Paulus. Namun papyrus yang paling berharga adalah Ryland papyrus yang
disimpan di Manchester, yaitu papyrus yang mengandung tulisan Injil Yohanes bab 18,
yang berasal dari tahun 130, yang hampir bersamaan dengan teks aslinya yang berasal dari
tahun 96-98.
PERJANJIAN LAMA:
5 Ulangan Musa /
B Kitab-kitab Historis
D Kitab-kitab Nubuat
para Nabi
45 1 Makabe NN 134 SM
46 2 Makabe NN 124 SM
PERJANJIAN BARU:
47 Matius Matius 50 an
49 Lukas Lukas 62
54 2 Korintus Paulus 57
63 Titus Paulus 65
Sumber:
1. Dom Orchard, gen.ed., A Catholic Commentary on Holy Scripture, (New York: Thomas
Nelson and Sons, 1953)
2. Scott Hahn, gen. ed., Catholic Bible Dictionary, (New York: Double Day, 2009)
3. James D Newsome, The Hebrew Prophets, (Altanta: John Knox Press, 1984), alt. by David
Twellman
4. George T. Montague SM, The Living Thought of St. Paul, (Encino, California: Benzinger
Bruce & Glencoe, Inc., 1976)