OLEH :
DESQIRARA S. FANGGI
YOSUA Y. KAAT
EDWARD E. OTHMAN
WILLIAM A. WAANG
ESMERALDO MASCERENNAS
TEKNIK ARSITEKTUR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasrahmat
dan berkat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Dalam makalah ini kami membahasmateri mengenai “AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
BESERTA PERPIPAANNYA”.
Makalah ini pun tidak luput dari kekurangan. Maka kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari para pembaca agar tugas kami ini dapat menjadi lebih baik lagi,
dan dapat memberi wawasan luas bagi kami dalam materi ini.
Singkatnya mohon maaf apabila ada kesalahan yang kurang berkenan.
Selamat membaca, semoga bermanfaat.
TIM PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................
BAB V PENUTUP......................................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang dipergunakan oleh
manusia untuk melakukan kegiatannya ,agar supaya bangunan gedung yang di dibangun
dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana
lain yang disebut sarana bangunan atau utilitas bangunan.
Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan
gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa
nyaman, aman, dan sehat. Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah
:Sistem plumbing air minum dan Sistem plumbing air kotor
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plumbing. Termasuk dalam ruang
lingkup plumbing diantaranya adalah :sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan
air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung.
Plumbling dapat didefirlisikan sebagai berikut Sistem Plumbing suatu bangunan
gedung adalah ‘’ pemipaan sistem penyediaan air minum, pemipaan sistem pembuangan
air kotor, dan pemipaan sistem pembuangan air hujan’’.Karena plumbing, merupakan
bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan Plumbing dalam suatu bangunan
gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan
sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistem perpipaan air bersih dan air kotor dirumah tinggal sederhana?
2. Bagaimana penerapan air bersih dan air kotor di rumah tinggal sederhana?
3. Bagaimana perawatan utilitas di rumah tinggal sederhana?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai air bersih dan air
kotor di rumah tinggal sederhana.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami penerapan air bersih dan kotor di rumah
tinggal sederhana.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara merawat plumbing air bersih dan air
kotor.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dengan meninjau lokasi ini, kita dapat mempelajari serta menganalisa
distribusi penggunaan air pada lokasi yakni Hotel Sasando.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plumbing. Termasuk dalam ruang
lingkup plumbing diantaranya adalah :sistem penyediaan air minum, sistem
pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung.
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya dengan
fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi, buang air
kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan, cuci perlatan dan
untuk proses seperti industri
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air
mancur taman
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler
5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan
perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan
bangunan umum. Pada daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan,
oleh Karena itu sistem plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau
tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya
panasnya tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan
untuk mendapatkan panas matahari.
Pipa-pipa yang digunakan yaitu ukuran besar mulai dari diameter 3”, sampai
dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk
kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi.Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Air Limbah
Limbah domestic rumah tangga terbagi menjadi 2 yaitu limbah non kakus atau grey
water, dan limbah kakus atau black water. Kedua limbah ini memiliki penanganan yang
berbeda. Karena jenis zat perusak di dalamnya. Pada limbah non kakus seperti grey
water, adalah limbah yang berasal dari hasil memasak dan mencuci. Limbah ini
mengandung sampah, minyak dan pasir. Pada pengelolaan limbah domestik ini dapat
memakai Sistem Pengolahan Air Limbah atau SPAL. Sedangkan limbah kakus adalah
limbah yang berasal dari kotoran manusia
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
SPAL adalah salah satu solusi pengolahan limbah grey water. SPAL adalah salah
satu system pengolahan air limbah yang murah, sederhana dan ramah lingkungan.
Pada SPAL dibutuhkan dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada
bak pengumpul, di beri ruang dengan sekat sebuah kassa. Sekat kassa ini bertugas
menyaring dan mengendapkan minyak, sampah dan pasir.
Pada tangki resapan, dipasang batu koral dan arang, untuk menyering air, sehingga air
yang keluar menjadi lebih bersih. cara kerja dari SPAL adalah, air limbah akan masuk
di dalam bak penampungan. Pada bak penampungan, minyak, pasir, maupun sampah
akan terendap di dalam saringan kassa, sedangkan airnya akan jatuh ke dalam tangki
resapan. Di dalam tangki resapan, air akan keluar dengan terlebih dahulu tersaring
oleh arang dank oral, sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih.
b. Pengolahan Limbah Black Water
Sedangkan pada limbah domestic rumah tangga black water atau yang berasal dari
kotoran manusia, memerlukan sebuah septi tank. Limbah dari grey water tidak dapat
disatukan dengan limbah dari black water. Karena sabun pada grey water dapat
menyebabkan bakteri pengurai pada septi tank akan mati. Septi tank yang baik adalah
septi tank yang mampu memberikan tempat bagi bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak.
2. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan
kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek
perummahan disalurkan melalui talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal)
yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak
terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasann m2.
Sebagai standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
8 2445 3470
PVC tipe D dengan diameter 4. Tipe pipa PVC yang bisa dipakai untuk pipa
pembuangan air kotor adalah pipa bertipe D dengan diameter 4. Biasanya, pipe
bertipe ini bisa digunakan untuk pipa air kotor yang berasal dari kamar mandi, air
hujan, dan cucian piring maupun pakaian. Meskipun sabun cuci piring bisa
menghilangkan noda, namun tidak bisa melarutkan sampah makanan. Sehingga
ukuran pipa harus dapat membawa sampah makanan tanpa mengalami masalah
tersumbat. Umumnya, peletakkan pipa bertipe ini pun diletakkan di bagian pinggir
kanan ataupun kiri bangunan rumah, sehingga tidak akan mengganggu
pemandangan.
PVC tipe D diameter 3. Untuk air pembuangan yang berasal dari air hujan, biasanya
tipe pipa PVC yang digunakan masih tetap bertipe D. Akan tetapi, untuk
diameternya hanya berdiameter 3. Ini karena mengingat air hujan tidak sering turun,
dan tidak digunakan sesering air pembuangan di dalam rumah.
PVC tipe D dengan kombinasi diameter 4 dan 3. Sedangkan, untuk saluran
pembuangan dari sisa kotoran, diameter yang digunakan merupakan kombinasi dari
pipa berdiamater 4 dan 3 namun tipenya masih yang bertipe D dengan pemasangan
berbentuk horizontal dan langsung dialirkan ke septic tank. Akan tetapi, bila rumah
ataupun gedung memiliki tingkatan, maka diameter yang dipakai hanya 3 saja
dengan pemasangannya membentuk vertikal.
PVC tipe D diameter 2. Selain itu, tipe pipa PVC yang dipakai untuk pembuangan
wastafel ialah bertipe D dengan diameter 2. Lantaran, air yang mengucur di wastafel
tidaklah sebanyak yang ada di closet.
1. Pipa air kotor, air kotor yang dimaksud untuk air bekas cucian, dapur dan air kamar
mandi. Minimal ukuran diameter pipa adalah 3’in dengan derajat kemiringan adalah
minimal 1% hingga 2% yang dihitung dari panjang saluran pipa yang terpasang
datar (horizontal). Misalkan panjang pipa datar yang terpasang adalah 10 meter,
maka 10 m x 1% = 0,1 meter atau jika dalam hitungan centimeter adalah 10 cm.
Jika derajat kemiringan 2% maka tinggal dikalikan dengan panjang saluran pipanya.
2. Pipaair kotoranmanusia atau sering kita sebut diposal/tinja. Untuk pipa saluran
diposal pipa yang diijinkan minimal 4’in dengan sudut kemiringan saluran pipanya
minimal 2% sampai dengan maksimal 3%, jika kurang dari 2% maka kotoran padat
(tinja) akan lambat untuk turun/mengalir bersama dengan air siramannya alias tinja
menjadi terhambat untuk mengalir sedangkan jika melebihi dari 3% maka air
siraman akan mengalir terlebih dahulu dan kotoran padat tinja akan tertinggal
didalam saluran pipa. Kemiringan saluran pipa jika panjang saluran pipa yang
terpasang adalah 8 meter maka dikalikan dengan standar kemiringan yang diijinkan,
misalkan 2,5% x 8 meter = kemiringan diujung sisi buang saluran datar adalah 0,2
m atau 20 cm.
3. Pipaair hujan memiliki standar derajat kemiringan saluran pipa datar adalah minimal
0,5% sampai dengan 1% dan pipa yang diijinkan minimal dengan diameter 2’in
sampai dengan 3’in.
Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air hujan dapat dicari
dengan cara sebagai berikut.
1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15 dengan
luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan 6-8 m2/orang.
Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut, sesuai dengan table
1.3 no. 6. Jumlah karyawan perlantai = 1.400 m2 : (6 -8) m2/orang = 200 orang, yang
terdiri dari karyawan pria = 110 orang dan karyawan wanita = 90 orang.
Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing
untuk setiap lantai.
b. Pipa-pipa yang digunakan untuk instalasi plumbing ini adalah sebagai berikut :
Instalasi Air bersih untuk keperluan Domestic water (MCK) menggunakan pipa
Galvanis GIP kelas Medium, sesuai dengan standar SNI/SII (Medium A).
Instalasi Air Bersih untukProduksi Air Minum Dalam Kemasan menggunakan Pipa
PVC RUCHIKA AW Class.
Gambar pipa pvc
Instalasi Air Kotor menggunakan Pipa PVC AW Class dengan kualitas yang baik,
rekomendasi material pipa PVC yang boleh digunakan adalah : RUCHIKA, atau
WAVIN.
c. Fitting-fitting yang digunakan untuk pemipaan harus sesuai dengan standar pipa
yang digunakan.
d. Sambungan pipa air bersih dari bahan GIP, menggunakan system screw/ulir, dan
setiap sambungan ulir harus diberi lem epoxi kecuali pada penyambungan ke
peralatan plumbing seperti kran/valve menggunakan seal tape.
e. Sambungan pipa PVC menggunakan lem PVC dengan kualitas yang baik atau
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat pipa PVC.
f. Kontraktor harus sudah memperhitungkan adanya gantungan atau support pipa
yang akan dipasang dengan memperhitungkan support harus kuat dan kaku. Jarak
support/gantungan pipa yang akan dipasang adalah setian 1,5 meter.
g. Untuk pipa-pipa yang ditanam dalam tanah dan harus melintas jalan, ditanam
dalam tanah dengan kedalaman yang cukup (diatas 1 meter) dan harus dilindungi
dengan pipa keras dengan diameter yang lebih besar.
h. Galian pipa dalam tanah, harus terlebih dahulu diisi pasir yang dipadatkan lalu
pipa digelar dan kemudian diurug kembali dengan pasir yang dipadatkan, sebelum
diurug dengan tanah asal.
i. Pompa-pompa yang digunakan harus dari merk yang dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya, termasuk juga after sales service dan
ketersediaan suku cadangnya. Pompa-pompa yang dapat direkomendasikan untuk
digunakan adalah merk EBARA, GRUNDFOS, TORISHIMA, CAPRARI, atau setara.
j. Motor listrik yang digunakan sebagai penggerak pompa harus di kopel langsung
oleh pabrik/distributor pemegang merk, dan motor listrik yang digunakan sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat pompa tersebut.
k. Sebelum serah terima dilakukan test komisioning. Seluruh alat harus dicek fungsi
dan kapasitasnya, terutama untuk pompa-pompa harus dicek besarnya arus listrik
dan temperature kerja motor panas tidaknya.
AW D1 C
1/2″ 1/4″ 5/8″
AW D1 C
3/4″ 1/2″ 1/2″
AW D C
1″ 2″ 3/4″
AW D2 C
1 1/4″ 1/2″ 1″
AW D C1
1 1/2″ 3″ 1/4″
AW D C1
2″ 4″ 1/2″
AW D C
2 1/2″ 5″ 2″
AW D C2
3″ 6″ 1/2″
AW D C
4″ 8″ 3″
AW D C
5″ 10″ 4″
AW C
6″ 5″
AW
8″
AW
10″
AW = paling tebal, biasanya dipakai untuk perairan yang memiliki tekanan (seperti
pakai pompa)
D = tidak terlalu tebal, bisa untuk tekanan yang tidak terlalu besar atau bisa dipakai
untuk buangan.
C = paling tipis, biasanya untuk buangan air, tidak bisa untuk tekanan
Berikut ini maksud dari angka dibelakang kode AW/D/C
Kegunaan pada umumnya tiap ukuran
C 5/8
untuk pelindung kabel listrik
AW 1/2, 3/4
biasa dipakai untuk supply air di rumah tangga. Untuk ukuran yang lebih besar
biasanya dipakai kalau memang membutuhkan debit air yang lebih besar.
D 2 1/2, 3, 4
biasa dipakai untuk air buangan di rumah tangga. Bisa saja pakai C tapi lebih baik
gunakan type D kalau pipanya tidak ditanam di tembok, takutnya kalau ada apa-apa
misalnya wc buntu dan perlu disedot, bisa pecah kalau tidak kuat.
C 3, 4
biasa untuk pembuangan air yang memiliki tekanan rendah
Banyaknya macam macam sambungan pada pipa terkadang ada yang kita
tidak tahu, karena dalam pemasangan instalasi air tidak selalu lurus pasti akan terjadi
sambungan, belokan, dan lain sebagainya. di bawah ini adalah macam macam
sambungan pipa pvc yang sering di gunakan :
1. SOCK PVC
sock pvc sering kita gunakan untuk menyambung batang pipa yang kurang
atau potongan
2. ELBOW PVC 90
elbow 90 derajat adalah sebuah sambungan pipa pvc yang di gunakan untuk
membelokan pipa ke kanan atau ke kiri maupun ke atas dan kebawah dengan busur
90 derajat.
3. ELBOW 45 PVC
elbow 45 derajat ini berfungsi sama seperti elbow 90 yang berbeda tekukan
dari elbow ini adalah 45 derajat.
4. WATER MUR PVC
water mur pvc ini biasa digunakan untuk sambungan pada dekat pompa atau
filter air, fungsinya seperti sock tetapi dapat dibuka dratnya bertujuan untuk perawatan
atau terjadi mampet atau ngempos.
5. SOCK DRAT LUAR (SDL) PVC
sock drat luar biasa digunakan untuk penyambukan pada drat dalam dan pada
batang pipa, karena memili drat di luar maka di sebut dengan sock drat luar,
6. SOCK DRAT DALAM (SDD) PVC
sock drat dalam biasa di gunakan untuk penyambungan pada pipa pvc dan
pada keran air, karena keran air memiliki drat di luar.
7. T PVC
9. P-TRAP PVC
Melanjutkan artikel sebelumya, berikut ini beberapa jenis keran beserta fungsinya,
yang umum dijumpai dipasaran atau kita temukan di tempat-tempat umum.
Keran angsa
© Disediakan oleh PT Media Bintang Indonesia
Keran angsa adalah keran berleher panjang melengkung. Keran ini biasanya
digunakan untuk wastafel, sink, dan kadang di kamar mandi. Bentuk leher keran
memberi ruang ekstra untuk bak sehingga aktivitas mencuci dapat dilakukan
dengan mudah, dan barang yang ingin dicuci dapat diletakkan lebih leluasa.
Keran taman
Keran minum
C. Lingkup Pekerjaan
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING
INDONESIA 1979.
1. Bahan/Material
o Semua bahan/material yang digunakan/dIpasang harus dari jenis material
berkualitas. baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/
rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku (SII) atau
standar internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf.
o Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material
yang akan dipakai, setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
o Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, pemborong harus
menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material yang akan
dipasang kepada pengawas/Direksi
Bahan/material pipa untuk distribusi air bersih adalah GIP pipe, Pipa dan fitting
yang digunakan harus mengikutl standar SII dan harus disertai sertifikat hasil
pengujian.
Katup-katup (valve) untuk ukuran lebih kecjl atau sama dengan 50 mm dibuat
danri bahan kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir /screwed,
sedangkan yang lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP, dengan system
sambungan ulir.
Penggantung pipa. (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal yang
digalvanis.
2. Pemasangan
Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir.
Sebelum dilakukan penyambungan, baglan yang berulir harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat.
Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang
water moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan.
Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blank flanged.
Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang
kolom atau dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi
pengikat (klem).
Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan.
Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.
Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8
kg/cm2 dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/nalk serta
tidak terjadi kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannaya ditanggung oleh pemborong.
Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian
sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/I Chloor dan
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih sampai
kadar sisa Chloor 2 mg/l.
Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia
dalam bangunan memakai bahan PVC.
Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC klas AW untuk yang tertanam
dalam tanah.
Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan solvent cement yang berkualitas baik.
Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang akan disambung harus
dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent cement
harus merata pada bagian permukaan yang akan disambung.
2. Pemasangan
Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement darl kualitas balk
yang disetujui oleh pengawas/Direksi.
Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi
pondasi bantalan beton I pc + 3 ps + 5 krI pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga
dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan
antara pipa tegak dan datar di lantai dasar.
Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap
kebocoran-kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak balk, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan blaya perbalkan ditanggung pemborong.
Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
Plpa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar,
dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor
mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal
I % (satu persen), dan pipa yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 80 mm
harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa limbah manusia harus
dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran
diameter 50 mm atau 80 mm,
Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk
mencegah kotoran masuk ke pipa.
2. Syarat kuantitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plumbing
air minum:, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum
harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan gedung
didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen.
Unit beban alat plumbing .
Luas iantai bangunan .
3. Syarat tekanan
Tekanan air yang berada pada sistem, plumbing (pada pipa) tekanannya harus
sesuai dengan kctentuan yang berlaku, diantaranya yaitu : antara 2,5 kg/cm2 atau 25
kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka) untuk perumahan
dan hotel 4,0 kg/cm2 atau 40 meter kolom air (mka) sampai 5,0 kg/cm2 atau 50
meter kolom air (mka) untuk perkantoran. Tekanan tersebut tergantung dari peraturan
setempat.
Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat maka tekanan air
dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan
sangat besar yaitu sebasar 64 X 3,50 m = 224 meter kolom air (mka). Oleh karena itu,
agar air tidak, melampoi batas yang ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi
dimana setiap zona tekanan airnya tidak melarnpoi tekanan yang yang telah
ditentukan.
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem
penyediaan air minum suatu bangunan diantaranya adalah :
1) Sumber air
2) Pompa air
3) Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4) Tangki air
5) Peralatan plumbing air bersih
Secara individu, adalah sistem penyediaan air rninum yang Sumber airnya
diambil secara perorangan atau rumah tangga / bangunan.
Secara kolektif, adalah sistem penyediaan air minum yang Sumber airnya
diambil bersama – sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan
perusahaan, pada umumnya badan atau perusahaan yang menyelenggarakan
adalah perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sistem yang digunakan untuk
mendistribusikan menggunakan sarana pemipaan. Oleh karena itu sistem ini
juga disebut penyediaan air minum sistem perpipaan.
Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara individu dapat dijelaskan
sebagai berikut : "air dari sumber air yang, ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermuk'aan tanah dengan menggunakan timba. Lalu air tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui
sumur di pompa langsung ke alat-alat plumbing atau di pompa ke menara air, lalu air
dan menara air dialirkan secara gravitasi ke alat-alat plumbing. Ada juga yang
menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan (sungai atau kolam).
Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara kolektif dapat dijelaskan
sebagai, berikut : "air dari number air (air tanah tertekan, mata air, atau air
perrrnukaan) di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik
secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit peneolahan air
minum (water treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang
belum memenuhi syarat kualitas air kualitas air minum menjadi memenuhi syarat
kualitas air minum. Air minum dari unit pengolaan air minum (water treatment plan)
dialirkan melalui pipa. transmisi (pipa pembawa) air minum secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air minum clan reservoir didistribusikan ke konsumen atau
pemakai melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa. pembagi)
secara gravitasi atau secara pemompaan atau gabungan pemompaan dan gravitasi.
Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka) dan pada ujung
pipa distribusii minimal 10 meter kolom air (mka).
Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa, secara langsung
keperalatan plumbing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).
Air dari sistem penyediaan air minum kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya
sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu,
ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum
memenuhi. Kalau belum memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut
harus diolah terlebili dahulu agar memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk
ke dalarn sistem, plumbing bangunan gedung.
a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal sederhana dengan
jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa.
Asumsikan kebutuhan air sebesar 100 1/jiwa/hari.
Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 1001/jiwa/hari = 500 1/hari
b) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal mewah dengan
jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa.
Asumsikan kebutuhan air sebesar 250 1/jiwa/hari.
kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250 1/jiwa/hari = 2.000 1/hari.
Jadi, untuk menghasilkan 233 liter air per hari, pompa membutuhkan waktu selama :
233 / 35 = 6,6 menit.
Daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa selama 6,6 menit adalah :
280 x (6,6 / 60) = 280 x 0,11 = 30,8 Watt atau 30,8 / 1000 = 0,0308 kwh
Sehingga, daya listrik yang dibutuhkan pompa untuk mengakomodasi pemakaian volume
air sebanyak 233 liter per hari adalah 0,0308 kwh.
Untuk pemakaian selama sebulan dalam satu rumah dengan penghuni sebanyak 4 orang,
akan menjadi :
0,924 x 4 = 3,696 kwh.
Seandainya anda mengetahui total volume pemakaian air dalam sebulan dan hendak
mengetahui berapa pemakaian daya pompa air dari total volume air tersebut, dapat
diperhitungkan dengan mudah. Misalnya, pemakaian air dalam 1 bulan sebanyak 27 m³
atau 27 x 1.000 = 27.000 liter. Dengan spesifikasi kapasitas pompa air sebagaimana telah
dicontohkan di atas, maka perhitungannya menjadi :
27.000 / 35 = 771 menit atau 771 / 60 = 12,85 atau 12 jam 51 menit.
Jumlah pemakaian pompa air selama 12 jam 51 menit, dibutuhkan daya sebesar :
280 x (771 / 60) = 280 x 12,85 = 3.598 Watt atau 3.598 / 1000 = 3,598 kwh
Perhitungan Pemakaian Air Bersih
Proses ini dengan mengambil data yang mana jumlah pemakai sebanyak 5040 orang
pada gedung kantor 28 lantai sebesar 100 liter/hari/orang, maka akan di dapat dengan
persamaan ini :
Q = (5040) x (100) = 504000 liter = 504 m³/hari
Keterangan :
n : 5040 orang (jumlah penghuni)
Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari
100: lihat tabel 2.6 (pemakaian air rata-rataper hari)
Jadi, dapat diketahui bahwa pemakaian air bersih per hari pada gedung ini adalah
504m³/hari.
Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 20% untuk mengatasi kebocoran, pancuran air,
tambahan air untuk air panas yang menggunakan solahart atau mesin pendingin (chiller)
gedungini, penyiraman taman, dsb, sehingga pemakaian air rata-rata sehari dapat
diketahui dengan persamaan:
Jadi, dapat ketahui bahwa pemakaian air bersih yang sudah ditambahkan 20%
pemakaian air rata-rata sehari adalah 604,8 m³/hari.
Pemakaian air bersih pada gedung ini selama 8 jam, dapat diketahui dengan persamaan,
maka :
Qh = (604,8) / 8 = 75,6 m³/jam
Keterangan :
Qh : pemakaian air bersih per jam
Qd : 604,8 m³/hari
t : waktu pemakaian rata-rata per hari
Jadi, dapat diketahui jumlah pemakaian air bersih selama 8 jam kerja adalah 75,6 m³/jam.
dan menetapkan c1 = 2 dengan menggunakan persamaan Qh – max, dan c2 = 3 dapat
diketahui
dengan persamaan Qm–max, maka :
Keterangan :
Q : Pemakaian air bersih rata-rata per hari
Qd : Debit air bersih rata-rata per hari
Qh : Pemakaian air bersih per jam
Qh max : Pemakaian air bersih pada jam puncak
Qm max : Pemakaian air bersih pada menit puncak
Berdasarkan unit beban alat plambing, gedung ini yang mempunyai 28 l antai, alat
plambing untuk penyediaan air bersih pada setiap lantainya terdiri atas 1 janitor (bak cuci
pel), 1 pantry(bak cuci piring), 6 bak cuci tangan bersama (tempat wudhu), 5 bak cuci
tangan kecil, 1 pancuran mandi, 1 pancuran air kolam, dan 3 pancuran tanaman
Dengan dilihat pada gambar kurva diatas, diperoleh pemakaian air secara serentak pada
28 lantai ini kira-kira sebesar 100 liter/menit. Karena alat plambing pada setiap lantai
sama, maka jumlah unit beban alat plambing seluruh gedung dapat diketahui dengan
persamaan adalah :
QS = 28 x 364 = 10192
Keterangan :
QS : hasil dari jumlah unit beban alat plambing seluruh gedung
n : 28 lantai
h : 364 jumlah perhitungan unit beban alat plambing
Dan dari kurva tersebut pada kurva, maka diperoleh perkiraan pemakaian air serentak
sebesar 680 liter/menit. Ini adalah pemakaian air puncak untuk gedung secara
keseluruhan.
Analisa Perhitungan Perencanaan PipaAir Bersih Mengetahui Dimensi Pipa Air Bersihdari
Ground Water Tank ke Roof Tank
Penentuan ini diperlukan untuk menentukan ukuran pipa yang digunakan pada gedung
ini, dan untuk mengetahui dimensi pipa air bersih dengan menentukan debit pengaliran.
Berikut adalah perhitungan penentuan dimensi pipa air bersih dari ground water tank
menuju ke roof tank.
Perhitungan ini yaitu untuk mengetahui debit pengaliran yang di rencanakan dari ground
water tank dan roof tank dengan menggunakan persamaan, sebagai berikut :
PEMBAHASAN
data yang mana jumlah pemakai sebanyak 5 orang dalam rumah, sebesar 10
liter/hari/orang, maka akan di dapat dengan persamaan ini :
Q = (5) x (10) = 50 liter = 0,05m³/hari
Keterangan :
n : 5orang (jumlah penghuni)
Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari
Jadi, dapat diketahui bahwa pemakaian air bersih per hari pada gedung ini adalah
0.05m³/hari.
Dan diperkirakan perlu tambahan sampai 10% untuk mengatasi kebocoran, tambahan air
untuk air panas yang menggunakan solahart i, penyiraman taman, dsb, sehingga
pemakaian air rata-rata sehari dapat diketahui dengan persamaan:
Qd = (1,20) x Q
Qd = (1,20) x (0,05) =0.06 m³/hari
Keterangan :
Qd : debit air bersih rata-rata per hari
1,20 : (100 % + 20%)
Q : pemakaian air bersih rata-rata per hari
Jadi, dapat ketahui bahwa pemakaian air bersih yang sudah ditambahkan 20%
pemakaian air rata-rata sehari adalah 0,06 m³/hari.
Pemakaian air bersih pada gedung ini selama 14 jam, dapat diketahui dengan
persamaan, maka :
Qh = Qd / t
Qh = (0,06) / 14 = 0,84 m³/jam
Keterangan :
Qh : pemakaian air bersih per jam
Qd : 0,48 m³/hari
t : waktu pemakaian rata-rata per hari
Jadi, dapat diketahui jumlah pemakaian air bersih selama 14 jam kerja adalah 0,84
m³/jam.
dan menetapkan c1 = 1,5 dengan menggunakan persamaan Qh – max, dan c2 = 3
dapat diketahui
dengan persamaan Qm–max, maka :
Q = 0,05 m³/hari
Qd = 0,06 m³/hari
Qh =0,84 m³/jam
Qh max =1,26 m³/jam
Qm max =0,042 m³/menit
Keterangan :
Q : Pemakaian air bersih rata-rata per hari
Qd : Debit air bersih rata-rata per hari
Qh : Pemakaian air bersih per jam
Qh max : Pemakaian air bersih pada jam puncak
Qm max : Pemakaian air bersih pada menit puncak
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil observasi yang dilakukan,maka kami dapat menyimpulkan bahwa rumah
tinggal sederhana.menggunakan :
1. Instalasi Air Dingin dengan menggunakan system distribusi air yaitu down
feed distribution.
2. Jenis dan Ukuran pipa yang digunakan bervariasi berdasarkan fungsinya
masing-masing
B. SARAN
http://rzal37.blogspot.co.id/2012/07/utilitas-bangunan_13.html