Anda di halaman 1dari 4

1.

Pemeriksaan Golongan Senyawa Flavonoid


Pada penambahan serbuk Mg untuk meningkatkan jumlah klorofil sehingga
akan menarik senyawa flavonoid dan HCl pekat untuk menghidrolisis flavonoid
menjadi aglikonnya. Kemudian penambahan amil alkohol sebagai pelarut yang
menunjukkan ada atau tidaknya senyawa flavonoid pada simplisia dan dapat
membentuk dua lapisan, pada lapisan inilah yang akan menentukan adanya
flavonoid.
a. Cardamomi Fructus
Simplisia Cardamomi Fructus di gerus dalam mortar untuk membuat
luas permukaan lebih kecil dan di panaskan dengan air di atas penangas air
selama 15 menit, tidak ada perubahan. Kemudian disaring, dan filtrat yang
dihasilkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Filtrat ditambahkan 3-4 sendok
spatula serbuk Mg dan 0,5 HCl p sehingga menghasilkan buih. Setelah itu
ditambahkan amil alkohol dan tidak terjadi perubahan warna. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam simplisia Cardamomi Fructus tidak mengandung
flavonoid, karena uji positif untuk flavonoid terbentuknya warna jingga sampai
merah. Berdasarkan teori pada buah kapulaga mengandung flavonoid. Hal ini
mungkin disebabkan karena masih terkandung zat pengotor/air pada lapisannya.
b. Capsici Fructus
Simplisia Capsici Fructus di gerus dalam mortar untuk membuat luas
permukaan lebih kecil dan di panaskan dengan air di atas penangas air selama 15
menit, tidak ada perubahan. Kemudian disaring, dan filtrat yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Filtrat ditambahkan 3-4 sendok spatula
serbuk Mg dan 0,5 HCl p sehingga menghasilkan buih. Setelah itu ditambahkan
amil alkohol sehingga terbentuk warna jingga yang berarti menunjukkan adanya
flavonoid dalam simplisia Capsici Fructus.
2. Pemeriksaan Golongan Senyawa Kuinon
a. Cardamomi Fructus
Simplisia Cardamomi Fructus ditambahkan 1 mL benzena, serbuk
menjadi berada di bawah. Ambil lapisan benzena tambahkan 2 mL amonia atau
KOH 0,5 N. KOH mempunyai peranan untuk memberikan warna lebih intensif
pada suatu senyawa. Kemudian dikocok sehingga lapisan benzen menjadi berada
di atas dan keruh. Hal ini menunjukkan simplisia Cardamomi Fructus tidak
mengandung kuinon, karena uji positif untuk kuinon menunjukkan adanya warna
merah pada lapisan basa.
b. Capsici Fructus
Simplisia Capsici Fructus ditambahkan 1 mL benzena, serbuk menjdi
berada di bawah. Ambil lapisan benzena tambahkan 2 mL amonia atau KOH 0,5
N. KOH mempunyai peranan untuk memberikan warna lebih intensif pada suatu
senyawa. Kemudian dikocok sehingga menunjukkan lapisan benzen berada di
atas, berwarna agak kuning. Hal ini menunjukkan simplisia Capsici Fructus tidak
mengandung kuinon, karena uji positif untuk kuinon menunjukkan danya warna
merah pada lapisan basa.

3. Pemeriksaan Golongan Senyawa Triterpenoid dan Steroid


a. Cardamomi Fructus
Simplisia Cardamomi Fructus ditambahkan kloroform tidak ada
perubahan. Penambahan kloroform bertujuan untuk melarutkan steroid karena
kloroform dan steroid memiliki kepolaran yang sama sehingga steroid akan larut
dalam kloroform. Kemudian disaring dan ditambahkan asam sulfat pekat
sehingga terbentuk warna merah jingga yang menunjukkan pada simplisia
tersebut mengandung steroid. Karena adanya warna merah jingga menunjukkan
hasil positif adanya steroid. Pada penambahan asam sulfat pekat bertujuan untuk
menghidrolisis air yang akan bereaksi dengan turunan asetil membentuk cincin
merah coklat atau ungu yang menunjukkan pada sampel mengandung steroid.
b. Capsici Fructus
Simplisia Capsici Fructus ditambahkan kloroform tidak ada perubahan.
Penambahan kloroform bertujuan untuk melarutkan steroid karena kloroform dan
steroid memiliki kepolaran yang sama sehingga steroid akan larut dalam
kloroform. Kemudian disaring dan ditambahkan asam sulfat pekat sehingga
menghasilkan hasil yang positif yaitu menunjukkan warna merah jingga agak
tua, yang berarti mengandung steroid dalam simplisia tersebut. Pada penambahan
asam sulfat pekat bertujuan untuk menghidrolisis air yang akan bereaksi dengan
turunan asetil membentuk cincin merah coklat atau ungu yang menunjukkan pada
sampel mengandung steroid.
4. Pemeriksaan Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid
a. Cardamomi Fructus
Simplisia Cardamomi Fructus ditambahkan kloroform untuk melarutkan
monoterpenoid/seskuiterpenoid karena kloroform bersifat semipolar. Pada saat
ditambahkan kloroform tidak terjadi perubahan apapun. Kemudian sari kloroform
diuapkan hingga kering. Pada residu diteteskan pereaksi anisaldehid-asam sulfat
atau vanilin-asam sulfat. Vanilin-asam sulfat digunakan untuk mendeteksi
senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Penambahan reaksi dilakukan
dalam keadaan dingin. Sehingga menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas air dan
lapisan bawah minyak. Hal ini menunjukkan simplisia Cardamomi Fructus tidak
mengandung monoterpenoid dan seskuiterpenoid karena hasil positifnya yaitu
terbentuknya warna-warna menunjukkan adanya senyawa monoterpenoid dan
seskuiterpenoid.

b. Capsisi Fructus
Simplisia Capsici Fructus ditambahkan kloroform untuk melarutkan
monoterpenoid/seskuiterpenoid karena kloroform bersifat semipolar. Pada saat
ditambahkan kloroform tidak terjadi perubahan apapun. Kemudian sari kloroform
diuapkan hingga kering. Pada residu diteteskan pereaksi anisaldehid-asam sulfat
atau vanilin-asam sulfat. Vanilin-asam sulfat digunakan untuk mendeteksi
senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Penambahan reaksi dilakukan
dalam keadaan dingin. Sehingga menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas air dan
lapisan bawah minyak. Hal ini menunjukkan simplisia Cardamomi Fructus tidak
mengandung monoterpenoid dan seskuiterpenoid karena hasil positifnya yaitu
terbentuknya warna-warna menunjukkan adanya senyawa monoterpenoid dan
seskuiterpenoid.

Anda mungkin juga menyukai