Anda di halaman 1dari 65

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH PEMANGKAT


NOMOR : 010a TAHUN 2019
TANGGAL : 2 JANUARI 2019

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMANGKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium merupakan salah satu unsur penunjang
diagnostik medis. Diselenggarakannya pelayanan laboratorium kesehatan
secara efektif dan efisien bertujuan mendukung upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dini maupun monitoring terapi
dalam rangka penyembuhan.
Perlunya mutu pelayanan laboratorium adalah dilandasi semakin
meningkatnya tekanan persaingan antar penyelenggara pelayanan kesehatan
dan persepsi pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang telah berubah.
Dalam perannya laboratorium tidak hanya membantu penunjang diagnosa
tetapi sebagai penegak diagnosa medis, oleh karena itu laboratorium memiliki
kedudukan penting baik tanggung jawab profesional, teknis maupun
pengelolaan.
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Purwokerto berusaha
memegang tanggung jawab yang besar tersebut dengan berusaha
memberikan pelayanan laboratorium yang berkualitas. Dengan sarana dan
prasarana memadai dan didukung oleh SDM yang profesional dan berfungsi
secara optimal akan mewujudkan pelayanan laboratorium yang bermutu.
Pelayanan laboratorium yang bermutu perlu didukung dengan standar
Pasien Safety pada setiap praktik laboratorium yang bertujuan mencegah
terjadinya Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).
Untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan pasien maka pelayanan
laboratorium dilaksanakan selama 24 jam terbagi dalam tiga sift pelayanan
dengan tenaga yang tercukupi. Dapat disimpulkan bahwa Pedomanan Mutu
Pelayanan Laboratorium yang dibuat ini sebagai Pedoman Praktik Pelayanan
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat

B. TUJUAN
Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dibuat sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium.
C. RUANG LINGKUP
Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat
mengacu pada pelayanan laboratroium Rumah Sakit Tipe C. Pelayanan
laboratorium Rumah Sakit meliputi pemeriksaan Hematologi, kimia klinik,
imunoserologi, urinalisa, mikrobiologi, feses dan elektrolit.

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat meliputi:
a. Pelayanan pasien Rawat Jalan
b. Pelayanan pasien Rawat Inap
c. Pelayanan pasien Gawat Darurat
d. Pelayanan Medical Check up
Disamping pelayanan terhadap pasien yang ada di Rumah Sakit
laboratorium juga melayani sample rujukan dari puskesmas atau pun dokter
praktek swasta. Pelayanan Laboratorium yang tidak dapat dilakukan di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat dirujuk ke laboratorium
klinik lain.

E. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 411/MENKES/PRE/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
Akreditasi Laboratorium Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 835/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1087/MENKES/SK/VII/2010 tentang
Standar dan keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: 370/Menkes/SK/III/2007, tentang


Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan No 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah
Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kelengkapan Keterangan
No RSUD Pemangkat
Organisasi
Ka.Instalasi
1 dr.Sp.PK
Laboratorium

2 Kepala ruangan D IV Analis

3 Pelaksana teknis D IV, D III Analis dan


SMAK
Di cukupi dengan staf
4 Administrasi - pelaksana teknis

Pekarya
5 kesehatan/pembantu SMP
lab

B. POLA KETENAGAAN
MENURUT ANALISA BEBAN KERJA TENAGA TEHNIS
LABORATORIUM

1. WAKTU KERJA TERSEDIA

JUMLAH JAM KERJA


NO KETERA JUMLAH
HARI JAM MENIT
NGAN
Waktu Kerja tersedia
1 Jumlah hari dalam 1 tahun 365
2 Jumlah hari minggu dalam 1 tahun 52
3 Jumlah hari libur 17
4 Jumlah cuti dalam 1 tahun 12
5 Jumlah hari pelatihan / diklat ( pertahun ) 3
6 Ketidakhadiran kerja ( sakit, menikahkan anak,anak 12
sakit dll)
TOTAL 96
7 Jumlah Hari kerja dalam 1 tahun 269
8 Waktu kerja perhari (7 jam) 7 420
9 WAKTU KERJA TERSEDIA DALAM 1 TAHUN 269 420 112980
(menit)
C.
2. STANDAR KELONGGARAN
Waktu Stand.
Faktor Total waktu
No Waktu ( Volume tersedia Kelonggara
kelonggaran
menit ) Mnt/thn ( A ) (B) nSK = A / B
1 Doa Pagi 1 269 4035 112980 0.0357
2 Istirahat makan 35 269 8070 112980 0.0714
Mengikuti 0
3 6 48 2880 112980 0.0254
Kebaktian
0
4 Rapat laborat. 1 12 1440 112980 0.0127
5 Kegiatan Sosial 23 12 360 112980 0.0031
6 Kegiatan lain 03 12 360 112980 0.0031
0
TOTAL 0.1518
Perhitungan:Standar Kelonggaran=Rerata faktor kelonggaran : Waktu kerja tersedia pertahun

D.
3. KEBUTUHAN TENAGA BERDASAR BEBAN KERJA
Waktu Waktu Std Std
Kegiatan
No Kegiatan Pokok Kerja / mnt Beban Kelonggar Kebutuhan Tenaga
Pokok
Tersedia Kerja an
SBK=A/ KP: KT=(KP :
A B KP (thn) ( SK)
B SBK SBK
A HEMATOLOGI )+
1 Darah Lengkap 112980 5 15301 2256 06.78
2 Malaria 112980 15 328 752 0.44
3 LED 112980 15 1492 7532 0.19
4 CT/BT 112980 10 3344 11298 0.29
5 APTT/PT 112980 10 218 11298 0.02
6 Golongan Darah 112980 5 5341 22596 0.24
7
INR 112980 10 72 11298 0.06

8 MDT 112980 15 102 7532 0.01

9 Hit. Retikulosit 112980 15 1 112980 0.00

10 Diff Count 112980 15 4866 22596 0.21

B KIMIA DARAH

1 HDL 112980 10 11298 0.09


2 LDL 112980 5 7532 0.14

3 Kolesterol 112980 15 7532 0.33

4 Bilirubin Direct 112980 10 11298 0.02

5 Bilirubin Total 112980 10 11298 0.03

6 Glukosa 112980 5 22596 0.37

70 Ureum 112980 20 4314 0.76

8 Kreatinin 112980 15 7532 0.57

9 SGOT 112980 10 11298 0.14

10 SGPT 112980 10 11298 0.15

11 Albumin 112980 10 11298 0.05

11 T.Protein 112980 10 11298 0.02

12 Alkali Phos 112980 10 11298 0.002

13 Gamma GT 112980 10 11298 0.003

14 Trigliserid 112980 10 11298 0.03

15 Elektrolit 112980 5 22596 0.15

C URINALISA

1 Urin Lengkap 112980 10 3005 11298 0.27

2 HCG / One step 112980 5 983 22596 0.04

3 Narkoba 112980 5 36 22596 0.001

D IMUNOSEROLOGI

1 Rapid imunoserolgi 112.980 5 4059 22596 0.17

2 Imunoserologi 112.980 30 2500 3.766 0.66


3 Automatic 112.980 60 1329 1.883 0.71

E FAECES

1 Faeses Lengkap 112.980 30 96 3.766 0.02

F ANALISA CAIRAN

1 Analisa Sperma 112.980 60 20 1883 0.01

2 Cairan Pleura 112.980 30 17 3766 0.005

3 Transudat 112.980 30 17 3766 0.005

G PRA ANALITIK

1 Pemberian Identitas 112980 3 15301 37660 0.41

2 Pengolahan sampel 112980 5 15301 22596 0.68

3 Sampling 112980 10 1827 11298 0.64

PEMELIHARAAN
SARANA
H

1 Pemeliharaan rutin 112980 20 720 5649 0.13

2 Inventaris 112980 15 360 7532 0.05

3 Membersihkan meja 112980 5 1080 22596 0.05

I LAPORAN

1 Buku operan 112980 5 720 22596 0.06

2 Rekap Laboratorium 112980 20 12 5649 0.06


TOTAL 14.222
0.126 14.196
KEBUTUHAN

MENURUT ANALISA BEBAN KERJA TENAGA ADMINISTRASI


LABORATORIUM

1. WAKTU KERJA TERSEDIA

JUMLAH JAM KERJA


NO KETERANGAN JUML
HARI JAM MENIT
AH

Waktu Kerja tersedia


1 Jumlah hari dalam 1 tahun 365
2 Jumlah hari minggu dalam 1 tahun 52
3 Jumlah hari libur 17
4 Jumlah cuti dalam 1 tahun 12
5 Jumlah hari pelatihan / diklat ( pertahun 3
6 )Ketidak hadiran kerja (sakit, 12
menikahkan
TOTAL anak, anak sakit dll ) 96
7 Jumlah jari kerja dalam 1 tahun 269
8 Waktu kerja perhari( 7 jam ) 7 4
9 WAKTU KERJA TERSEDIA 269 420 112980
DALAM 1 TAHUN

2.TENAGA ADMINISTRASI LABORATORIUM

KEBUTUHAN TENAGA ADMINISTRASI LABORATORIUM BERDASAR BEBAN

Waktu Kegiatan K
Waktu Std S
Kerja Pokok dlm Kebutuhan
(mnt) Beban t
No Kegiatan Pokok Tersedia 1 tahun
Kerj d
Tenaga E
a Kelongga KP:
A B KP (thn) SBK=A/B (S
SBK
KT=(KP : R
K) SBK ) + SK

Transaksi pemeriksaan J
laborat , entry data
1 112980 5 49815 22596 2.20
pasien dan A
pembuatan hasil
2 Pembuatan Notula 112980 30 12 376 0.00
Pengepakan PA dan 6
3 112980 10 672 11298 0.06
konfirmasi PA
4 Penyimpanan arsip 112980 10 12 11298 0.00
5 Pencatatan register 112980 2 49815 56490 0.88

6 Rujukan 112980 10 54 11298 0.00


7 Penerimaan darah PMI 112980 20 156 564 0.03
Membuat 9
laporan
8 112980 60 12 188 0.01
bulanan
3
penerimaan darah
PMI danlaporan
Membuat Bank
9 bulanan 112980 30 12 376 0.00
pemakaian darah 6
Pemesanan darah ke
10 112980 30 156 376 0.04
PMI
6
Pembuat laporan
11 112980 30 12 376 0.00
bulanan
6
12 laborat
Pembuatan surat 112980 10 50 11298 0.00

TOTAL KEBUTUHAN 0. 3.24 3


C. MENURUT DEPKES RI TAHUN 1998
Standard kebutuhan tenaga laboratorium rumah sakit tipe C
menurut buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah
Sakit dari Depkes RI tahun 1998

KRITERIA RUMAH
SAKIT
TIPE C
Dr. Spesialis Patologi -
Klinik
DIII Analis Medis 6
DIII Analis Kesehatan 4
SMAK Analis Kesehatan 2
Administrasi 1

D. MENURUT PMK 56 TAHUN 2016


Standard kebutuhan tenaga laboratorium rumah sakit tipe C
menurut PMK 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit

RUMAH SAKIT TIPE C


KRITERIA
Dr. Spesialis Patologi Klinik 1
Tenaga kesehatan selain Disesuaikan dengan
medis dan perawat kebutuhan RS

A. ANALISIS KETENAGAAN INSTALASI LABORATORIUM RUMAH


SAKIT DAERAH PEMANGKAT EVALUASI KETENAGAAN
INSTALASI LABORATORIUM

Depkes PMK 56 Kondisi KET


KLASIFIKASI RSP WISN Kondisi Kondisi
RI 1998 th 2016
dr. Sp.PK. 1 Cukup
1 - cukup Cukup

Dicukupi dengan tenaga


D3Analis
- 6 kurang D3 Analis Kesehatan
Medis
dan SMAK Analis
D3 Analis
9 14 Kurang 4 lebih Kurang
Kesehatan
SMAK Analis
Kesehatan 1 2 Kurang Kurang

Admin
- 3 Kurang - Kurang Kurang
KESIMPULAN ANALISA:

1. Tenaga analis berdasarkan dari beberapa hal di atas masih


kurang. Kekurangan tenaga analis ini walaupun sudah
berusaha dicukupi dengan tenaga analis SMAK akan tetapi
masih kekurangan 4 tenaga analis.
2. Tenaga administrasi berdasarkan perhitungan WISN masih kurang 3
tenaga

B. DISTRIBUSI TENAGA
PELAYANAN LABORATORIUM
Shift Pagi (JAM 07.00-13.00) = 5 ORANG
Shift Sore (JAM 13.00-20.00) = 2 ORANG
Shift malam (JAM 20.00-07.00) = 1 ORANG
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruang Laboratorium
Terlampir

B. STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas RSU tipe C terdiri dari :

No Nama ruangan Fungsi ruangan Luas Kebutuhan RSUD


ruangan fasilitas Pemangkat
1 Ruang Ruang untuk staf Minimal 20 Meja, kursi, Terpenuhi
administrasi dan melaksanakan tugas m2 computer,
rekam medisadministrasi, printer,
(terdapat loket
pendaftaran, lemari, lemari
pendaftaran, pembayaran dan arsip dan
loket pengambilan hasil peralatan
pembayaran, dan serta ruangan untuk kantor
loket penyimpanan lainnya
pengambilan sementara berkas
hasil) pasien yang sudah di
evaluasi
2 Ruang tunggu Ruangan pasien dan 1-1,5 Tempat Terpenuhi
pasien dan pengantar pasien m2/orangduduk,
pengantar pasien menunggu (minimaltelevisi dan
diberikannya 25 m2) telpon umum
pelayanan lab (bila RS
mampu)
3 Ruang Ruang tempat Minimal 6 Meja, kursi, Terpenuhi
pengambilan pengambilan sampel m2 jarum suntik
sampel darah, urin dan lain- dan pipetnya,
lain container
urin,
timbangan,
tensimeter
4 Bank darah Ruang tempat Minimal 6 Meja, kursi, Terpenuhi
pengambilan dan m2 refrigerator
penyimpanan dan peralatan
persediaan darah kantor
lainnya
5 Laboratorium Ruang pemeriksaan Minimal 16 Meja lab, Terpenuhi
kimia klinik kimia klinik m2 sink,
spektrofotom
eter,
sentrifus,
water bath,
12
pH meter,
water
destilator
6 Laboratorium Ruang pemeriksaan Minimal 16 Meja lab, Terpenuhi
2
hematologi dan hematologi dan urin m sink,
urinalisis sentrifus,
mikroskop,
water bath,
glukometer,
spektrofotom
eter, rotator
shaker, Hb
meter,
washing
instrument,
dry sterilizer,
micro plate
reader,
ultrasonic
cleaner
7 Gudang Ruang tempat 6-16 m2 Rak/lemari Terpenuhi
reagensia dan penyimpanan
bahan habis reagensia bersih dan
pakai bahan habis pakai
8 Ruang cuci Ruang tempat 6-9 m2 Lemari, sink Terpenuhi
pencucian reagensia
bekas pakai
9 Ruang diskusi Ruang tempat diskusi 20-36 m2 Meja, kursi, Terpenuhi
dan istirahat dan istirahat petugas lemari dan
personil lab lain-lain
10 Ruang kepala lab Ruang tempat kepala Minimal 6 Kursi, meja, Terpenuhi
laboratorium bekerja m2 computer,
dan melakukan printer, dan
kegiatan perencanaan peralatan
dan manajemen kantor
lainnya
2
11 Ruang petugas Ruang tempat istirahat 9-16 m Kursi, meja, Terpenuhi
lab petugas lab sofa, lemari
12 Dapur Tempat untuk Minimal 6 Perlengkapa Terpenuhi
kecil/pantry menyiapkan makan m2 n dapur,
dan minum petugas kursi, meja,
lab sink
13 KM/WC pasien KM/WC dan @KM/WC Kloset, Terpenuhi
pengambilan sampel pria/wanita wastafel, bak
urin luas 2-3 air
m2
14 KM/WC petugas KM/WC @KM/WC Kloset, Terpenuhi
pria/wanita wastafel, bak
luas 2-3 air
m2

13
Berdasarkan Peraturam Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014, peralatan
kesehatan yang ada di pelayanan Patologi Klinik RS tipe C sebagai berikut :
No Nama alat RS Pemangkat Keterangan
A PERALATAN UMUM
1 Biosafety cabinet level 2A - Dalam
pengajuan
2 Mikroskop √
3 Sink laboratorium √
4 Rak untuk pewarnaan √
5 Waterbath -
6 Refrigerator 2-8º C √
7 Freezer -20º C -
8 Sentrifus √
9 Mikrosentifus √
10 Mikropipet √
11 Vortex mixer √
12 Timbangan analitik -
13 pH meter √
14 Autoklaf -
15 Oven √
16 EIA system √
17 Rotator -
18 Bunsen √
19 Fume hood -
20 Sitosentrifus -
21 Spektrofotometer √
22 Peralatan gelas √
B PELAYANAN
1 Hematologi analiser
3 diff √
2 Koagulometer √
3 Spektrofotometer √
4 LED √
C KIMIA KLINIK
1 Chemistry analyzer √
2 Fotometer/spektrofotometer √
3 Analisis gas darah -
4 Urin analyzer √

14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

PERMINTAAN DOKTER
RAWAT JALAN/
RAWAT INAP

PENDAFTARAN
PENULISAN HASIL
HASIL KELUAR

HEMATOLOGI
PENGAMBILAN SAMPEL

HEMOSTASIS

PEMBAYARAN KIMIA KLINIK


(LOKET PEMBAYARAN)

SEROLOGI/
IMUNOLOGI VERIFIKASI
DISTRIBUSI SAMPEL DAN
PEMERIKSAAN VALIDASI HASIL
KHUSUS

PARASITOLOGI

MIKROBIOLOGI

A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


Pasien atau permintaan yang datang dari instalasi instalasi rawat jalan, dan
UGD maupun rujukan dari dokter praktek swasta dan Rumah Sakit lain yang datang
harus mendaftarkan diri di loket pendaftaran dan melengkapi administrasi, setelah itu
baru kemudian menuju ruangan sampling untuk dilakukan pengambilan sampel.
Pasien atau permintaan yang datang dari instalasi rawat inap, maupun rujukan dari
Rumah Sakit lain yang melakukan pemeriksaan laboratorium dilakukan pengambilan
spesimen di ruang perawatan, setelah itu baru kemudian spesimen dikirim ke
laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Data yang harus ada pada pasien yaitu
nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medik.
Penerimaan sampel rujukan selain data pasien maka diperhatikan juga waktu
pengambilan, kondisi sampel, serta pemeriksaan yang diminta. Apabila memenuhi
syarat dan telah dilakukan administrasi maka sampel baru dikerjakan.

15
B. PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien Secara Umum
Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8- 12 jam sebelum
diambil darah dan pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00
-09.00.
2. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan dalam pengambilan spesimen harus
memenuhi syarat- syarat:
a. bersih
b. kering
c. tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
d. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen
e. mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya
f. pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan
yang steril. Pengambilan spesimen yang bersifat invasif harus menggunakan
peralatan yang steril dan sekali pakai buang.
3. Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
a. terbuat dari gelas atau plastik
b. tidak bocor atau tidak merembes
c. harus dapat ditutup rapat
d. besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
e. bersih
f. kering
g. tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
h. tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
i. untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril.
j. Untuk wadah spesimen urin, dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang
bermulut lebar.
4. Antikoagulan dan Pengawet
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel darah
membeku. Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar analit
yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk kurun waktu
tertentu.

16
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan pengawet
atau antikoagulan. Beberapa anti koagulan yang dipakai di laboratorium RSUD
Pemangkat yaitu, EDTA, Natrium Sitrat dan Heparin.
5. Teknik pengambilan
Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Teknik pengambilan untuk
beberapa spesimen yang sering diperiksa.
a. Darah Vena
1) Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus,
jangan membengkokkan siku. Pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas.
2) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
3) Pasang "torniquet"± 10 cm di atas lipat siku
4) Pilih bagian vena mediana cubiti
5) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol 70% dan
biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang
sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6) Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat. Bila jarum berhasil masuk vena,
akan terlihat darah masuk dalam semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan pasien
diminta lepaskan kepalan tangan.
7) Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai.
8) Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk menekan
bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, plester bagian ini
selama ± 15 menit.

b. Darah kapiler
1) Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70 % dan biarkan sampai
kering lagi.
2) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
3) Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusuklah dengan arah
tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun
telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya.Tusukan harus cukup dalam supaya
darah mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapat
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan
17
cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam
pemeriksaan.
4) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal kapas
kering, tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

c. Urin
a). Pada wanita
Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah yang dilakukan oleh penderita
sendiri, sebelumnya harus diberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian dikeringkan dengan
handuk.
b. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan.
c. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke
belakang.
d. Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
e. Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin, aliran urin yang pertama keluar
dibuang. Aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah disediakan.
f. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.
g. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis, wadah ditutup rapat.

b). Pada laki-laki


a. Penderita harus mencuci tangan memakai sabun.
b. Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang, keluarkan urin, aliran yang
pertama keluar dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang
sudah disediakan.
c. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum
aliran urin habis. Wadah ditutup rapat.
d. Urin Kateter
a) Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian selang kateter yang terbuat
dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik).
b) Aspirasi urin dengan menggunakan samprit sebanyakkurang lebih 10 ml.
c) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
d) Kirimkan segera ke laboratorium.

18
e. Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan (tanpa
bantuan obat pencahar), jika pemeriksaan sangat diperlukan, dapat pula sampel tinja
diambil dari rektum dengan cara colok dubur.

6. Pemberian Identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting,
baik pada saat pengisian surat pengantar/ formulir/ permintaan pendaftaran,
pengisian wadah spesimen. Sebaiknya data mencangkup waktu pengambilan,
identitas pasien (nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis), serta pemeriksaan
yang diminta.

7. Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen.


1) Penyimpanan
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen
antara lain:
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan
beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan
jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya.
Beberapa cara penyimpanan spesimen:
a. Disimpan pada suhu kamar.
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 -8°C.
c. Dibekukan suhu -20°C, -70°C atau -120°C (jangan sampai terjadi beku ulang).
d. Dapat diberikan bahan pengawet.
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.

19
2) Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen
antara lain:
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan "Bahan Pemeriksaan Infeksius" atau "Bahan
Pemeriksaan Berbahaya".
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
e. Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi.

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1) Hematologi dan Haemostasis
a. Darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, eritrosit, trombosit)
b. Laju Endap Darah (LED)
c. Gambaran darah tepi
d. Diff. count
e. Retikulosit
f. Protrombin Time
g. Parsial Tromboplastin Time
h. Masa perdarahan
i. Masa pembekuan
j. Golongan darah
2) Kimia Klinik
a. Glukosa darah (sewaktu, puasa, 2 jam pp)
b. Fungsi ginjal (asam urat, ureum, kreatinin)
c. Kolesterol lengkap (kolesterol total, trigliserida, HDL, LDL)
d. Fungsi Hati (SGOT, SGPT, Bilirubin, Albumin, Globulin, Protein total,
gamma GT, ALP)
e. Elektrolit (Na, K, Cl, Ca)

20
3) Serologi dan Imunologi
a. Widal
b. IgM Salmonella
c. IgG dan IgM Dengue
d. HbsAg kualitatif dan kuantitatif
e. Anti Hbs
f. Anti HCV
g. Sifilis (Anti-Treponema, TPHA, VDRL)
h. Fungsi tiroid (TSH, FT4, T3, T4)
4) Mikrobiologi
a. Bakteri
b. Parasit
c. Jamur
5) Pemeriksaan urin
a. Urin rutin
b. Test kehamilan
6) Pemeriksaan faeces
a. Feses rutin

D. PENGELOLAAN LIMBAH
Yang dimaksud dengan penanganan dan pengolahan limbah laboratorium
adalah fasilitas untuk penampungan dan fasilitas pengolahan limbah di laboratorium
patologi klinik.
Berdasarkan buku pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi dan biomedis
1997 Limbah di laboratorium dibedakan menjadi 2 :
1. Limbah umum
Limbah umum berupa sampah umum (domestik) seperti : kertas dibuang pada
pembuangan limbah umum untuk selanjutnya ditangani oleh cleaning service,
dibuang kepenampungan limbah umum Rumah Sakit.
Pengelolaan limbah umum
1. Petugas menampung limbah pada tempat sampah khusus yang dilapisi oleh plastik
berwarna hitam
2. Petugas memakai sarung tangan dan masker membawa limbah umum tersebut
ketempat pembuangan akhir limbah Rumah Sakit setiap pagi

21
2. Limbah khusus
Limbah khusus dibedakan menjadi 2 :
a. Limbah khusus padat
Limbah khusus padat berupa peralatan habis pakai seperti, sarung tangan,
kapas, botol spesimen, kemasan reagen,dan sisa spesimen. Ditampung pada
pembuangan limbah khusus padat berupa kantong plastik warna kuning. Selanjutnya
ditangani oleh cleaning service untuk dibuang ke pembuangan limbah khusus padat
Rumah Sakit.
Khusus alat suntik, lancet dimasukkan ke dalam tempat khusus yang
disediakan dan kemudian sampah dimusnahkan dengan cara dibakar di insenerator
yang ada di Instalasi pengolahan limbah akhir Rumah Sakit.

b. Limbah khusus cair


Limbah khusus cair berupa pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas
pencucian alat, sisa spesimen (darah dan cairan tubuh), dibuang pada pembuangan
limbah khusus cair untuk selanjutnya disalurkan ke penampungan limbah khusus cair
Rumah Sakit.
1. Sisa bahan kimia pemeriksaan sampel
1) Sisa bahan kimia hasil reaksi pemeriksaan dikumpulkan kedalam saluran
penampung limbah
2) Setelah penuh cairan yang berisi limbah cair diberi desinfektan sodium
hipoclorit 2-5% secukupnya dan dibiarkan sejenak
3) Setelah itu limbah cair dibuang kedalam saluran pipa pembuang yang
bermuara ketempat IPAL
4) Wadah penampung limbah di cuci sebelum digunakan kembali

2. Sisa spesimen darah dan cairan tubuh


1) Sisa spesimen darah dalam tabung tertutup dikumpulkan kedalam tempat
sampah yang telah diberi kantong plastik warna kuning
2) Kantong sampah yang telah terisi 3/4 diangkut ketempat pembuangan akhir
sampah Rumah Sakit setiap hari oleh petugas cleaning service
3) Kemudian sampah dimusnahkan dengan cara dibakar di insenerator yang ada
di Instalasi pengolahan limbah akhir Rumah Sakit.

22
3. Air bekas pencucian alat
1) Alat – alat gelas yang akan dicuci di rendam dulu dengan air yang telah diberi
desinfektan Chlorin 0,05% secukupnya dan biarkan 10-15 menit
2) Kemudian baru dicuci, air bekas cucian alat langsung di alirkan kedalam saluran
pipa pembuangan yang bermuara ke tempat IPAL

E. PELAPORAN HASIL DAN ARSIP


Semua petugas yang mengisi laporan hasil pemeriksaan pasien yang akan
diserahkan ke pasien harus memuat identitas pengirim, identitas pasien (nama ,
tanggal lahir, nomor rekam medis, nomor laboratorium). Jenis spesimen, jenis
pemeriksaan yang diperiksa, hasil pemeriksaan, nilai rujukan, tanggal dan tanda
tangan, pada blangko hasil pemeriksaan.
1) Hasil pemeriksaan Hematologi ditulis pada blangko hasil pemeriksaan
Hematologi.
2) Hasil pemeriksaan kimia klinik ditulis pada blangko hasil pemeriksaan kimia klinik,
atau di print dari alat kimia.
3) Hasil pemeriksaan Urine rutin ditulis pada blangko hasil pemeriksaan Urine rutin
4) Hasil pemeriksaan feaces rutin ditulis pada blangko hasil pemeriksaan feaces
rutin.
5) Hasil pemeriksaan imunoserologi ditulis pada blangko hasil pemeriksaan serologi
6) Hasil pemeriksaan Mikrobiologi dan parasitologi ditulis pada blangko hasil
pemeriksaan Mikrobiologi.
Jenis pemeriksaan dan lama pemeriksaan yang dilakukan :
1. Hematologi paket → < 140 menit
2. Kimia lengkap → < 140 menit
3. Imunologi → < 140 menit
 T3, T4, TSH : < 140 menit
 HbsAg Kualitatif : < 30 menit
 HbsAg Kuantitatif : < 140 menit
 IgM Salmonella : < 30 menit
 IgG dan IgM Dengue : < 30 menit
 Widal : < 30 menit
4. pemeriksaan cito
 Hematologi paket : 60 menit
 Kimia paket : 60 menit
 GDS strip : 15 menit
 Urinalisa : 60 menit

23
5. Laboratorium rujukan
Untuk pemeriksaan laboratorium rujukan pelaporan hasil keluar berdasarkan jenis
pemeriksaan berkisar antara 1 hingga 90 hari

Arsip disimpan di dalam lemari arsip dan pemusnahan arsip harus dilengkapi berita
acara pemusnahan.

F. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


1. Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat merupakan Suatu proses tata cara dalam melaksanakan
pemeliharaan alat-alat laboratorium. Alat laboratorium perlu dipelihara secara teratur
untuk menjaga dan meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium

Prosedur umum pemeliharaan alat


1. Sebelum menggunakan alat-alat di laboratorium periksa dahulu, kabel harus
dalam keadaaan terpasang pada saklar listrik.
2. Operasionalkan alat-alat laboratorium sesuai dengan prosedur operasional alat
yang bersangkutan.
3. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, alat-alat harus dalam keadaan bersih,
kemudian matikan alat dengan menekan saklar sleep pada alat untuk alat yang
perlu dimatikan.
4. Setiap ada kerusakan, secepatnya petugas yang bersangkutan melapor kepada
penanggung jawab alat atau Kepala ruangan Laboratorium untuk menghubungi
teknisi alat dari perusahaan rekanan agar segera dilakukan perbaikan.

Beberapa jenis peralatan laboratorium yang perlu mendapat perhatian adalah:


1. Alat Gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci alat gelas dengan deterjen (sedapatnya netral) dan
oksidan (hipoklorit) kemudian bilas dengan aquades.

2. Blood cell counter


a. Bagian luar alat dilap setiap hari.
24
b. Periksa semua selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan
atau tidak.
b. Periksa selang pembuangan limbah pemeriksaan, apakah ada sumbatan atau
tidak.
c. Setiap selesai pemeriksaan, lakukan pencucian.

3. Spectrofotometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing-masing jenis spektrofotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
b. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5-30 menit (tergantung jenis/merek alat),
supaya cahaya lampu menjadi stabil.
c. Monokromator atau filter harus bersih , tidak lembab, dan tidak berjamur.
d. Kuvet (tergantung jenisnya) harus tepat meletakkannya. Sisi yang dilalui cahaya
harus menghadap ke arah cahaya. Bagian tersebut harus bersih, tidak ada bekas
tangan, goresan ataupun embun. Untuk menghindari hal tersebut pegang kuvet di
ujung dekat permukaan.
e. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
f. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
g. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus diinkubasi pada suhu yang sesuai
dengan suhu pemeriksaan.
h. Fotodetektor harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan
permukaannya dengan alkohol 70%.
i. Amplifier/pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
4. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan
disinfektan.
b. Suhu dicatat setiap pagi hari untuk inkubator yang dinyalakan terus menerus atau
sebelum dan sesudah digunakan.
c. Suhu yang tertera pada alat perlu dikalibrasi secara rutin untuk mengetahui
keakuratannya.

5. Lemari es (refrigerator) dan freezer


a. Menggunakan lemari es dan freezer khusus untuk laboratorium.
25
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa sehingga bagian belakang lemari es masih
longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin dari
bagian pendingin.
d. Lemari es dan freezer harus selalu dalam keadaan hidup.
e. Suhu dicatat setiap pagi dan sore hari.
f. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi,
misalnya 2°C-8°C, -20°C.

7. Mikroskop
a. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak licin.
b. Bila menggunakan cahaya matahari, tempatkan di tempat yang cukup cahaya
dengan mengatur cermin sehingga diperoleh medan penglihatan yang terang.
c. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa obyektif 10x dulu, bila sasaran
sudah jelas, perbesar dengan objektif 40x dan bila perlu dengan 100x. Untuk
pembesar 100x gunakan minyak imersi.
d. Bersihkan lensa dengan kertas lensa atau kain yang lembut setiap hari setelah
selesai bekerja, terutama bila lensa terkena minyak imersi bersihkan dengan tissue
lensa.
e. Jangan membersihkan/merendam lensa dengan alkohol atau sejenisnya karena
akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
f. Jangan menyentuh lensa obyektif dengan jari.
g. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau obyektif, karena kotoran
akan mudah masuk.
h. Bila lensa obyektif dibuka, tutup dengan penutup yang tersedia.
i. Saat mikroskop disimpan, lensa obyektif 10x atau 100x tidak boleh berada pada
satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa pecah bila ulir
makrometer dan mikrometemya sudah rusak.

8. Pipet

26
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukannya yaitu pipet transfer yang
dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan yang tetap dengan teliti, serta
pipet ukur yang dipakai untuk memindahkan berbagai volume tertentu yang
diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut.
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan cara
menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian luarnya dengan
kertas tissue pada dinding wadah/bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan
dibiarkan mengalir sendiri.
f. Pipet volumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah semua cairan
dialirkan maka sisa cairan di ujung pipet dikeluarkan dengan ditiup memakai alat
bantu pipet
h. Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda cincin tidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil (1-500 ul) harus dibilas untuk mengeluarkan sisa cairan
yang menempel pada dinding bagian dalam.
j. Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan basa harus dibilas dahulu dengan
larutan yang bersifat asam dengan konsentrasi rendah, sedangkan yang telah
dipakai untuk memipet larutan asam harus dibilas dengan larutan yang bersifat
basa lemah, kemudian direndam dalam aquades selama satu malam, kemudian
bilas lagi dengan aqudemineral.
k. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik, kemudian baru
dicuci.

10. Pipet Semiotomatik


a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembaban plastik tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas antara tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
10. Rotator
27
Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar diberi pelumas
secara teratur. Perhatikan ke-aus-an bagian yang berputar.

11. Sentrifus
a. Letakkan sentrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai untuk tiap sentrifus.
c. Beban harus dibuat seimbang sebelum sentrifus dijalankan, kecuali pada sentrifus
mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
d. Pada penggunaan sentrifus mikrohematokrit, tabung kapiler harus ditutup pada
salah satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah.
e. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum
senfrifus dijalankan.
f. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu disentrifus karena adanya gaya sentrifugal yang kuat menekan
tabung kaca ke dasar wadah. Bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk
tabung.
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh.
l. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
j. Jangan menggunakan sentrifus dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifus sebelum sentrifus benar-benar telah berhenti.

2. kalibrasi alat
Kalibrasi alat adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai
penunjukan alat ukur atau bahan ukur. Kalibrasi alat dilakukan oleh tekhnisi dari
perusahaan distributor alat atau rekanan kerja

Prosedur umum kalibrasi alat

1. Penanggung jawab alat laboratorium melalui kepala ruangan laboratorium


menghubungi tekhnisi perusahaan rekanan alat untuk melakukan kalibrasi.
2. Kalibrasi alat dilakukan secara berkala 1 tahun sekali.
3. Khusus alat hematologi, kimia klinik dan elektrolit analyzer sebelum digunakan
setiap pagi dilakukan kalibrasi reagen dan kontrol setiap hari sebelum
mengerjakan sample pasien.

28
4. Bila petugas laboratorium yang memakai alat-alat tersebut menemukan kelainan
pada alat tersebut, harus melapor kepada penanggung jawab alat.
Setelah dikalibrasi dicatat pada kartu kalibrasi atau kartu pemeliharaan alat.

G. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidak cocokan hasil,
malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh
karena adanya gangguan pada peralatan.
Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah (troubleshooting). Pemecahan masalah
(troubleshooting) adalah proses atau kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya
penampilan alat yang tidak memuaskan, dan memilih cara penanganan yang benar
untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan makin kompleks permasalahan
yang mungkin terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan pada peralatan:
1. Tetaplah tenang dan berpikirlah dengan jernih.
2. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan
permasalahan.
3. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan supervisor/ atasan atau
hubungi agen untuk menanyakan masalah tersebut.
4. Tempelkan label bahwa alat rusak.
5. Catatlah semua tindakan/upaya perbaikan pada catatan khusus

29
BAB V
LOGISTIK

A. PENETAPAN REAGEN
1. Reagen Esensial
 Reagen Kimia
Terdiri dari Reagen Gula Darah, Cholesterol, Trigliserida, HDL Cholesterol,
Asam Urat, Creatinin, Urea, Albumin, Total Protein, SGOT, SGPT, Bilirubin
Total, Bilirubin Direct, Elektrolit
 Reagen Hematologi
Terdiri dari Diluent 3diff, Diluent 5diff, Rinse 3diff, Lyse 3diff, Probecleanser,
LH Lyse, Diff Lyse, Lyse, Rinse 5diff.
 Reagen Urinalisa
 Reagen Bakteriologi
Terdiri dari ZN A, ZN B, ZN C,gram A,Gram B, Gram C, Gram D
 Reagen Serologi
Terdiri dari Anti Dengue IgG IgM, Dengue Anti Salmonella IgM, HbS Ag,
Anti HbS, Anti HCV, T3, T4, TSH,FT4
 Parasitologi Terdiri dari Eosin, Giemsa.

2. Reagen Pendukung
Terdiri dari minyak emersi, Xylol, Aquadest, Desinfektan (Bayclin), Cell clean,
NaCl 0,9%, Metanol, Alkohol, Extran netral.

B. DASAR PEMILIHAN
Pada umumnya untuk memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan
di laboratorium RSUD Pemangkat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebutuhan
2. Produk pabrik yang mempunyai kualitas baik
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran

30
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok /vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual

Disamping hal - hal diatas ada hal lain yang dipertimbangkan dalam
pemilihan reagen di laboratorium:
1. Tingkat analitik
2. Komersial/buatan sendiri
3. Bahan kontrol asayed atau Unassayed
4. Stabilitas bahan kontrol

C. PERENCANAAN KEBUTUHAN
Perencanaan reagen dan alat laboratorium RSUD Pemangkat
mempertimbangkan ha-hal sebagai berikut:
1. Tingkat persediaan
Persediaan minimum yang diperlukan untuk kegiatan operasional normal.
2. Masa kadaluwarsa
Reagen yang digunakan sering dipesan dengan masa kadalu warsa minimal 6
bulan sedangkan reagen yang jarang digunakan dipesan minimal 1 tahun
kecuali dalam keadaan darurat.
3. Perkiraan Jumlah Kebutuhan
Perkiraan kebutuhan diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian
bahan periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk
periode 6-12 bulan tahun yang akan datang, untuk itu jumlah rata -rata
pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

D. PENGADAAN
Pengadaan bahan laboratorium RSUD Pemangkat mempertimbangkan ha-
hal sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan dari pemesanan sampai bahan diterima dari
pemasok tidak boleh lebih dari satu minggu. Lakukan kontrak waktu dengan
distributor
31
2. Masa kadaluwarsa
Reagen yang digunakan sering dipesan dengan masa kadalu warsa minimal 6
bulan sedangkan reagen yang jarang digunakan dipesan minimal 1 tahun
kecuali dalam keadaan darurat harus mempertimbangkan apakah reagen akan
habis sebelum masa kadaluarsa
3. Kapan dinyatakan reagen tidak tersedia
Reagen atau alat dinyatakan tidak tersedia jika stok di logistik laboratorium
kosong dan pemesanan belum diterima untuk itu perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Lakukan pencarian informasi dibeberapa distributor lain
b. Analisa dari data informasi yang didapat distributor mana yang waktu
pengirimanya lebih cepat
c. Pertimbangkan kualitas dan harga reagen
d. Lakukan pemesanan
e. Berikan informasi ke unit terkait bahwa reagen yang digunakan untuk
pemeriksaan tersebut kosong dan sementara pemeriksaan ditunda atau
dirujuk
f. Berikan alasan mengapa reagen kosong
g. Lakukan kontrak waktu kapan kira-kira reagen akan datang

E. PENERIMAAN
Hal- hal yang diperhatikan dalam penerimaan reagen dan alat:
1. Cocokan barang yang datang dengan fakturnya
2. Lakukan kontrol kondisi barang tersebut meliputi:
 Kondisi kemasan
 Kondisi reagen (adanya perubahan warna ,adanya endapan dll )
 Jumlah
 Suhu pengiriman
3. Catat dibuku penerimaan barang meliputi:
 Tanggal penerimaan
 Distributor
 Nomor faktur
 Nama barang
 ED
32
 Jumlah
 Harga
 Kondisi barang
 Suhu box
 Penerima
4. Distribusikan ke ruang penyimpanan reagen dan alat

F. PENYIMPANAN
1. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan :
a. Tempat penyimpanan
b. Suhu kelembaban
c. Lama/waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluwarsa
d. Incompatibility
e. Pemberian etiket
2. Penyimpanan reagen laboratorium yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sesuaikan tempat dan suhu penyimpanan seperti dalam brosur atau
kemasan
b. Penyimpanan reagen pada suhu 2-8 C disimpan dalam refrigerator
c. Penyimpanan reagen pada suhu kamar dilakukan dilemari/rak reagensia
d. Reagen yang mudah terbakar disimpan pada tempat yang ada tanda api
(mudah terbakar)
e. Reagen yang bersifat asam disimpan pada kamar asam
f. Lama penyimpanan melihat masa kadaluwarsa

G. PEMAKAIAN
1. Perputaran reagen menggunakan sistem First in First out (FIFO)
2. Lakukan pencatatan pada kartu stok ketika mengambil barang
3. Evaluasi Stok barang harian setiap operan shift jaga

H. ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI


 Alat habis pakai dari logistik Rumah Sakit
No Nama barang Sistem pengadaan Keterangan
2 Bayclin 1 L logistik Rumah Sakit
3 Etiket logistik Rumah Sakit

33
4 Sabun sunlight logistik Rumah Sakit
5 Sabun cuci logistik Rumah Sakit
tangan
6 Tisue logistik Rumah Sakit
7 Spirtus logistik Rumah Sakit

 Alat habis pakai dari logistik farmasi


No Nama barang Sistem pengadaan Keterangan
1 Alkohol 70 % logistik farmasi
4 Aquades 220 ml logistik farmasi
5 Betadin plester logistik farmasi
6 Hand Sanitiser logistik farmasi
7 Hand scoon logistik farmasi
dispossibel
8 Heparin logistik farmasi
9 Hipavix 5 cmx5m logistik farmasi
10 Jarum No 19/23 logistik farmasi
11 Jarum No 26 logistik farmasi
12 Kapas logistik farmasi
13 Lancet logistik farmasi
14 Masker karet logistik farmasi
15 Nacl 0,9 % 1 L logistik farmasi
16 Pot Urin logistik farmasi
17 Povidon iodin logistik farmasi
19 Spuit 3 cc logistik farmasi
20 Spuit 5 cc logistik farmasi
21 Torniquet logistik farmasi
22 Waslap logistik farmasi
23 Lisol 1 L logistik farmasi
24 Torniquet logistik farmasi
25 Alkohol 90 % logistik farmasi

I. EVALUASI STOK
Evaluasi stok bulanan dilakukan setiap akhir bulan dilakukan oleh petugas Logistik
dan Kepala ruangan Laboratorium.

34
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Patient safety Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana Rumah Sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi antara lain:
 Asesmen risiko,
 Identifikasi & Pengelolaan Risiko Pasien,
 Pelaporan dan Analisis insiden,
 Kemampuan belajar dari inseden dan tindak lanjutnya
 Implementasi Solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Departemen Kesehatan, 2006 hal 10)

B. TUJUAN
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
b. Meningkatkan akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT


Sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
Sasaran I : Identifikasi pasien dengan tepat
Sasaran II: Tingkat Komunikasi yang efektif
Sasaran III: Tingkat keamanan obat yang perlu diwaspadai
Sasaran IV: Pastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Sasaran V: Kurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI: Kurangi risiko patien jatuh

35
D. IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN TEPAT
Laboratorium RSUD Pemangkat menetapkan penggunaan identifikasi pasien/
sampel dengan minimal 2 identitas. Adapun identitas yang biasa digunakan yaitu:
1. Nama pasien
2. Nomor RM
3. Tanggal lahir/usia
Identifikasi pasien/sample di laboratorium dilakukan pada saat:
1. Sebelum Pengambilan darah
2. Pemberian produk darah
3. Pengolahan produk darah
4. Pengambilan sampel
5. Pembuatan preparat
6. Penanaman Kuman
7. Penerimaan sample
8. Pengiriman sample

E. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif yang diterapkan di laboratorium RSUD Pemangkat adalah
metode TBAK dan SBAR:
1. Tulis (T: tulis)
Tulis setiap komunikasi/informasi/laporan di buku telpon penting berkaitan
dengan pelayanan kepada pasien yang disampaikan secara lisan.
Hal-hal yang perlu ditulis adalah:
 Materi yang disampaikan/diterima
 Siapa penyampai/penerima pesan
 Lokasi Penerima/penyampai pesan
 Jam/waktu pada saat pesan disampaikan
 Kapan pesan disampaikan
 Tanda tangan penyampai/penerima pesan
2. Baca kembali (B: Baca)
Baca dan pahami kembali isi informasi/komunikasi/laporan yang diterima atau
disampaikan. Hal-hal yang perlu dibaca/dipahami lagi adalah:
 Materi yang disampaikan/diterima
 Siapa penyampai/penerima pesan
36
 Lokasi Penerima/penyampai pesan
 Jam/waktu pada saat pesan disampaikan
 Kapan pesan disampaikan
3. Konfirmasi (K:Konfirmasi)
Ulangi penyampaian informasi yang diterima atau disampaikan untuk
meyakinkan. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan ulang adalah:
 Materi yang disampaikan/diterima
 Siapa penyampai/penerima pesan
 Lokasi Penerima/penyampai pesan
4. Perlu diperhatikan SBAR
Dalam penyampaian/penerimaan informasi harus memperhatikan:
- S : Situasi (kondisi pada saat informasi diterima atau disampaikan)
- B : Background (informasi penting sehubungan dengan kondisi pasien)
- A : Assesment (hasil pengkajian terkini)
- R : Recommendation (Rekomendasi apa yang harus dilakukan segera)

F. TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN


Dalam pelayanan laboratorium yang dilakukan supaya tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien maka dalam melaksanakan kegiatanya petugas
laboratorium harus memperhatikan:
1. Check in : Cek ulang
Hal-hal yang perlu dicek ulang dalam pelayanan laboratorium adalah
 Identitas pasien
 Jenis permintaan pemeriksaan
 Ruangan
 Kondisi sampel
 Jenis sampel
 Jumlah sampel dan lain - lain
2. Sign in : Masuknya pada lokasi yang tepat
Hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan tepat lokasi adalah:
 Pendistribusian sampel
 Pendistribusian hasil
 Tempat/wadah sampel dan lain - lain
3. Time out: waktunya tepat

37
Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan dengan tepat waktu pelayanan
laboratorium adalah:
 Waktu pengambilan sampel yang tepat
 Waktu inkubasi yang tepat
 Waktu pendistribusian yang tepat
 Waktu pemeriksaan yang tepat dan lain - lain
4. Sign on: Alatnya siap pakai, prosedur tepat
Hal yang berkaitan dengan sign on adalah :
 Ketepatan prosedur
 Kesiapan alat
 Kalibrasi alat dan lain - lain

G. KURANGI RESIKO INFEKSI


Untuk mengurangi resiko infeksi yang terjadi bagi pasien maupun petugas maka
perlu dilakkukan hal-hal sebagai berikut :
1. Hand hygiene/cuci tangan
5 moment cuci tangan:
 Sebelum kontak pasien
 Sebelum tindakan aseptik
 Sesudah paparan dengan cairan tubuh
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah meninggalkan ruangan pasien
2. Tehnik pengambilan sample dengan benar
3. Pembuangan limbah dengan tepat
4. Penggunaan alat pelindung diri

H. KURANGI RESIKO JATUH


Untuk mengurangi kejadian pasien jatuh dilaboratorium maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Identifikasi pasien resiko jatuh dengan gelang berwarna kuning
2. Pasien dengan resiko jatuh perlu didampingi petugas/keluarganya ketika
diambil sampel (pasien lansia, balita, bayi)
3. Petugas pengambil sample lebih dari 1 orang

38
4. Pasien dengan resiko jatuh didampingi petugas atau keluarganya ketika ke
kamar mandi

I. ALUR PELAPORAN INSIDEN KE TIM KP DI RUMAH SAKIT


a. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di Laboratorium, wajib segera
ditindak lanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak/akibat yang tidak
diharapkan.
b. Segera buat laporan insidennya dengan mengisi formulir Laporan
Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung. (paling lambat 2 x
24 jam). Jangan menunda laporan.
c. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor.
d. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap inseden yang dilaporkan.
e. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP RS.

J. POTENSI ERROR PADA PROSES LABORATORIUM


a. Permintaan Laboratorium
• Identitas Pasien: Nama/umur/jenis kelamin
• RM berbeda
• Salah tulis permintaan
• Tidak pas di lembar
• Tidak ada di lembar permintaan
• Tulisan tidak jelas
• Cito/tidak
b. Sampling
 Identifikasi pasien
 Salah pasien
 Salah tabung
 Sampel kurang ideal
 Identifikasi permintaan dokter
 Identifikasi Sampel
 Sampel kurang
 Salah tabung
39
 Sampel kurang ideal
 Putaran/Sentrifugasi tidak tepat
 Sampel menggumpal/lisis/lipemic

c. Mechanical Laboratory
 Kalibrasi gagal
 Kontrol belum masuk
 Lampu fotometer
 Sampel kurang ideal
 Putaran/Sentrifugasi tidak tepat
 Reagen habis -> Suplier
 Manual Laboratory

d. Manual Laboratory
 Pengecatan tidak jelas
 Aglutinasi tidak jelas
 Auto aglutinasi
 Garis yang sangat samar (ICT) -> Ulang waktu lama
 Waktu tidak pas

e. Post Analitic
 Memasukkan data
 Pengiriman salah alamat
 Running ulangan yang masuk data lama
 Hasil via phone

f. Auditory Misinterpretation -> Hati-hati


 Komunikasi via telepon -> Tenaga kesehatan yang kompeten saja
 Info per telepon:
- Petugas/Analis menerima telepon dan menuliskan instruksi medikasi/
pertanyaan
- Petugas/Analis membaca kembali apa apa yang dituliskan, bukan
mengulangi kata2 di telepon

40
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai
tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang berasal dari
manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak
dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga
dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarga dan kemasyarakat.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi. Perlu adanya kebijaksanaan yang ketat.
Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai
sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut
praktek laboratorium yang benar.

B. TUJUAN
1. Melindungi pekerja laboratroium dan orang disekitarnya dari Resiko gangguan
kesehatan yang ditimbulkan dari laboratorium.
2. Pekerja laboratorium lebih memperhatikan persyaratan kamanan kerja.
3. Meningkatkan kesadaran petugas laboratorium mengenai bahaya yang dapat
terjadi pada petugas laboratorium dan lingkungan karena aktifitas laboratorium.

C. PELAKSANAAN
1. Tindakan Pencegahan
a. Petugas
- Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap metoda dan prosedur
dan pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan kerja, termasuk
untik kegiatan penelitian.
- Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat
menghindari bahaya infeksi.
- Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang
memungkinkan terjadinya pelepasan/ kebocoran/ penyebaran bahan
infeksi.

41
- Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan/ percikan bahan
infeksi.
- Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap
peralatan laboratorium yang akan diservis atau diperbaiki.
- Menyediakan kepustakan/ rujukan K3 yang sesui dan informasi untuk
petugas laboratorium tentang perubahn prosedur, metode, petuntuk
teknis dan pengenalan pada alat yang baru.
- Menyusul jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas
laboratorium
- Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang mungkin
berhubungan dengan pekerjaan dan melaporkannya pada pimpinan
laboratorium.
- Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang
secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
- Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan
perjalnan dan pembuangan bahan patogenik serta mengembangkan
prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas laboratorium tentang
adanya bahan infektif yang baru di dalam laboratorium.
- Memberitahu kepala laboratorium mengenai adanya mikroorganisme
yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat ataupun
nasional dan badan tertentu.
- Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di luar jam
kerja.
- Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium bagi
seluruh petugas laboratorium.
- Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di
laboratorium dan melaporkannya kepada kepala laboratorium.
Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok - pokok K3
laboratorium yang penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca
oleh setiap petugas laboratorium.
b. Pemeriksaan kesehatan Petugas
- Pemberian imunisasi vaksinasi
- Pemantauan kesehatan
- Pemeriksaan foto torak
42
c. Sarana dan prasarana K3
DAFTAR PERALATAN K3

No Nama Alat Jumlah Kegunaan Ket


1 Sapu pendek 1 Mengumpulkan
pecahan
2 Jas Laborat 4 Pelindung tubuh
3 Sarung tangan Pelindung tangan Disposible
4 Masker Pelindung Mulut Disposible
5 Pincet 2 Memungut bahan
berbahaya
6 APAR 1 Pemadam kebakaran

d. Pengamanan pada keadaan darurat


 Sistem tanda bahaya.
 Sistem evakuasi.
 Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
 Alat komunikasi darurat baik di dalam atau ke luar laboratorium.
 Sistem informasi darurat.
 Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaaan darurat.
 Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada
lokasi yang mudah dicapai.
e. Tindakan pencegahan lain
 Mencegah penyebaran bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta
mata.
 Menggunakan peralatan standar misal (sengkelit ose harus harus
jenuh dan panjang tangkai maksimum 6 cm).
 Tidak melakukan tes katalase diatas objek glass, sebaiknya
gunakan tabung tertutup.
 Menempatkan sisa spesimen dan media biakan yang akan
disterilisasi dalam wadah yang tahan bocor.
 Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan
desinfektan yang sesuai setiap kali habis bekerja
 Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata
 Mencuci tangan dengan sabun disinfektan sebelum dan sesudah
bekerja

43
 Tidak makan, minum ,merokok ,mengunyah permen atau
menyimpan makanan ,minuman di laboratorium
 Tidak memakai komestik ketika berada dalam laboratorium
 Menggunakan alat pelindung diri
 Menggunakan pipet dan alat bantu pipet.
 Tidak memipet dengan mulut tetapi gunakan alat bantu pipet
 Tidak meniup udara maupun mencampur bahan terinfeksi dengan
cara menghisap dan meniup cairan lewat pipet
 Tidak keluarkan cairan dari dalam pipet secar paksa Rendam pipet
sehabis dipakai dalam wadah berisi desinfektan .biarkan selama 18-
24 jam sebelum disterilisasi
 Mencegah infeksi melalui tusukan
 Hati- hati dalam penggunaan jarum suntik
 Gunakan alat pindung diri dalam menangani bahan pecahan kaca
 Menggunakan alat sentrifus/ alat pemusing.
 Lakukan pemusingan sesuai petunjuk pabrik
 Sentrifuge harus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga
petugas laboratorium dapat melihat kedalam alat dan menempatkan
tabung dengan mudah
f. Sterilisasi
 Sterilisasi cara fisik
 Sterilisasi basah
 Dilakukan dengan uap panas pada suhu 121º C selama 30 menit
 Sterilisasi kering
 Untuk menyeterilkan alat-alat gelas seperti elemeyer, petridish,
tabung reaksi, labu takar, gelas takar dll. Dilakukan di dalam oven
dan membutuhkan suhu umumnya antara 150 - 170º C.
g. Desinfeksi. Menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,05 %.
h. Pengelolaan spesimen

i. Penerimaan spesimen

44
 Laboratorium harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan
spesimen.
 Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat
sehingga tidak tumpah
 Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah
 Wadah diberi label tentang identitas spesimen
 Petugas penerima spesimen
 Semua petugas penerima spesimen harus mengenakan jas
laboratorium.
 Smua spesimen harus dianggap infeksi dan ditangani secara hati-
hati
 Meja penerimaan spesimen harus dibersihkan setiap hari dengan
disinfektan.
 Cuci tangan dengan sabun/disinfektan setelah selesai bekerja.
 Petugas pembawa spesimen dalam laboratorium
 Mengenakan jas laboratorium yang sesuai standar
 Membawa spesimen dengan bak khusus
 Jika spesimen bocor/tumpah diatas baki ,baki didekontaminasi dan
sisa spesimen di otoklaf.
 Pengiriman spesimen
 Peniriman spesimen menggunakan tempat khusus sesuai standar.
2. Penanganan Jika Terjadi Kecelakaan
Tindakan yang harus dilakukan jika terdapat tumpahan bahan kimia
berbahaya:
a. Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan
b. Upayakan pertolongan pertama bagi petugas laboratorium yang cedera.
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar
segera matikan semua api ,gas,dalam ruangan tersbut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga
api.
d. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
e. Nyalakan kipas angin penghisap jika aman untuk dilakukan.

3. Pengamanan Terhadap Bahan Berbahaya (B3)


45
a. Penggolongan bahan kimia
1) Bahan Kimia Beracun (Toksik)
Merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, terhirup, atau terkena kulit. Disimpan dalam
lemari yang bertanda toksik.
2) Bahan kimia Korosif
Merupakan bahan yang terkena reaksi kimia dapat mengakibatkan
kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
3) Bahan Mudah Terbakar (Falmmable substances)
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang sangat cepat juga
dapat menimbulkan ledakan. Disimpan pada tempat dengan tanda
mudah terbakar
 Zat padat mudah terbakar
Zat padat yang mudah terbakar adalah: bahan padat yang tidak
mudah meledak, dapat menimbulkan kebakaran karena gesekan,
absorpsi uap, perubahan kimia yang spontan dan penyimpanan
panas selama proses. Pada umumnya zat padat lebih sukar terbakar
dibang\dingkan dengan zat cair, tetapi zat padat berupa serbuk
halus lebih mudah terbakar daipada zat cair atau gas. Contoh yang
termasuk golongan ini adalah belerang, hibrida, logam alkali dan alin
- lain.
 Zat cair mudah terbakar
Zat cair yang mudah terbakar adalah bahan cair yang mudah
menguap dan uapnya mudah terbakar pada suhu dibawah 25.5 oc.
Golongan ini banyak dijumpai diindustri dan di laboratorium, serta
dikenal sebagai pelarut organik. Contoh: eter, alkohol, aseton,
benzena, heksan dan lain - lain. Pelarut tersebut pada suhu kamar
dapat menghasilkan uao yang jika bereaksi dengan udara pada
perbandingan tertentu dapat dibakar oleh adanya api atau loncatan
listrik.

 Gas mudah terbakar


46
Yang termasuk golongan ini adalah gas yang amat mudah terbakar
dan sering menimbulkan ledakan. Contoh: gas alam untuk bahan
bakar, hidrogen, asetilen, etilen oksida dan sebagainya.

4) Bahan Kimia Mudah Meledak


Contoh bahan kimia yang mudah meledak:
 Azida
Apabila azida bereaksi dengan tembaga, misalnya dalam pipa
pembuangan atau kran air, maka lembaga azida akan menimbulkan
ledakan hebat jika terkena benturan ringan.
 Asam perklorat
Jika dibiarkan mengering pada permukaan meja yang terbuat dari
kayu, batu, bata atau kain akan meledak menimbulkan kebakaran
jika terkana benturan.
 Asam pikrat dan garamnya
Asam terbakar oleh panas atau benturan.
5) Bahan Kimia Oksidator (Oxidation Agents)
Merupakan bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
bahan lainnya.
6) Bahan Kimia Yang reaktif terhadap air (Water Sensitive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air dan
menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar.
7) Bahan Kimia Yang Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam dan
menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar, atau gas yang
beracun dan korosif.disimpan dalam lemari asam
8) Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Merupakan gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang
dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9) Bahan Radioaktif (Radioactive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan
sinar radioaktif dengan aktivitas lebih besar dari 2.10 microcurie/gram

b. Bahan Kimia Yang Tidak Boleh Tercampur (Incompatible Chemicals)


47
Bahan laboratorium yang dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika
tercampur satu sama lain:
 Air raksa: dengan asetilen, asam fulminat, hidrogen.
 Aminia, anhidrat: dengan air raksa, halogen, kalsium hipoklorit dan
hidrogen flourida.
 Amonium nitrat: dengan asam, bubuk logam, klorat, nitrat, sulfat dan
zat mudah terbakar.
 Anilin: dengan asam nitrat dan hidrogen peroksida
 Asam astat: dengan asam kromat, asam nitrat, ikatan hidroksil, etilen
glikol, asam perklorat, peroksida dan permanganat.
 Asam kromat: dengan asm asetat, naftalen, kamfer, alkohol, gliserol,
terpentin dan cairan mudah terbakar.
 Asam nitrat: dengan asam asetat, asam kromat, dan sam hidrosianat,
anilin, karbon, hidrogen sulfida, cairan/gas/zat lain yang mudah
bereaksi denagn nitrat.
 Asam oksalat: dengan perak dan air raksa.
 Asam perklorat: dengan asetat anhidrat, bismut dan ikatannya,
alkohol, kertas, kayu dan bahan organik lain.
 Asam sulfat: dengan klorat, perklorat, permanganat dan air.
 Asetilen: dengan tembaga, halogen, perak air raksa dan ikatan yang
mengandung komponen tersebut.
 Aseton dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat.

DAFTAR BAHAN KIMIA BERBAHAYA (B3) DAN CARA MENANGANNYA

Nama Pengaruhnya Terhadap


No Bahan Sifat Kesehatan Penanganannya
Kimia Akut Kronik
1 Aseton Korosif Iritasi pada Leukimia, Hindari terkena
mata, hidung, kerusakan mata hidung,
dan hati, anemia tenggorokan
tenggorokan aplastik Jika terkena cuci
dengan air
mengalir
2 Metanol Mudah Hilang nafsu Kerusakan Hindari terkena
terbaka makan, retina dan tertelan
48
r dan narkose syaraf optic
toxik
3 Alkohol Mudah Hilang nafsu Kerusakan Jangan sampai
90 % terbaka makan, retina dan tertelan
r narkose syaraf optic Jika terkena cuci
dengan air
mengalir
4 Giemsa Mudah Jangan sampai
terbaka tertelan
r dan Jika terkena cuci
toxik dengan air
mengalir
5 Minyak Iritan Iritasi mata Hindari terkena
emersi mata dan kulit. Jika
terkena cuci
dengan air
mengalir
6 Reagen Iritan Iritasi kulit Hindari terkena
kimia mata dan kulit. Jika
klinik terkena cuci
dengan air
mengalir
7 Reagen Iritan Iritasi mata Hindari terkena
Cellpack dan kulit mata dan kulit. Jika
terkena cuci
dengan air
mengalir

49
BAB VIII
PENGELOLAAN MUTU PELAYANAN

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien pengambilan sampel
Faktor-faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
antara lain:
1) Makanan dan minuman
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan pada
beberapa jenis pemeriksaan, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Misalnya:
- Pemeriksaan gula darah puasa dan trigliserid
Pasien diminta puasa selama 10-16 jam untuk menghilangkan
pengaruh makanan dari luar.
2) Obat - obatan
Daftar obat yang mempengaruhi pemeriksaan:

Jenis Obat Pemeriksaan Yang Dipengaruhi


Semua pemeriksaan ensim, Hb, Hitung sel,
DIURETIK
Hematokrit, elektrolit
Semua pemeriksaan ensim, Hb, Hitung sel,
Cafein
Hematokrit, elektrolit
Thiazid Gula darah, GTT, Urea
Pil KB LED, kadar hormon
Morfin SGOT, SGPT
Phenobarbital GGT
Asetosal Uji hemostasis
Vitamin C Reduksi urin
Obat anti
Glukosa darah, glukosa urin
diabetes
Kortikosteroid Hitung eosinofil ,GTT

3) Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan antara lain:
Peningkatan kadar glukosa, perubahan kadar substrat dan enzim.
4) Demam
50
Pada waktu demam lebih mudah menemukan parasit dan menaikkan
titer widal.
5) Trauma
Trauma mempengaruhi pemeriksaan Hb, LED, Urea, Creatinin.

b. Pengambilan sampel
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
 Waktu pengambilan
 Volume spesimen
 Cara pengambilan spesimen
 Lokasi pengambilan
 Peralatan pengambilan sample

c. Penerimaaan sampel
Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan dan
mencatat kondisi spesimen tersebut pada saat diterima
Hal-hal yang perlu dicatat diantaranya :
 Identitas
 Kondisi sampel
 Siapa yang mengantar
 Jam diterima

d. Pengolahan sampel
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan spesimen dengan cara centrifugasi, homogenisasi,
pengendapan. Pengetahuan mengenai tehnik pengolahan harus dikuasai
dengan benar karena pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi
kualitas spesimen dan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

e. Wadah spesimen
Wadah Spesimen disesuaikan menurut kebutuhan penampungan sampel.
f. Pengiriman sampel

51
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk
yang relatif stabil, untuk itu perlu di perhatikan persyaratan pengiriman
spesimen antara lain:
 Kecepatan
 Kemasan
 Suhu
 Wadah Transport
g. Kalibrasi peralatan
Kalibrasi peralatan dilakukan secara rutin supaya tidak ditemukan
penyimpangan dari hasil pemeriksaan. Hampir semua peralatan di
laboratorium RSUD Pemangkat secara rutin dan berkala dilakukan kalibrasi
secara rutin.

2. Analitik
a. Uji kwalitas reagensia
 Expayed reagen
 Ada tidaknya endapan
 Ada tidaknya gumpalan
 Ada tidaknya perubahan warna
b. Uji kwalitas antisera
1. Lakukan uji antisera dengan:
2. Cell golongan A dan B
3. Lakukan uji dengan kontrol positif dan negatif
c. Uji ketepatan Ketelitian (Pemantapan Mutu Internal)
 Pemantapan mutu internal instalasi laboratorium RSUD Pemangkat
dilakukan dengan pemeriksaan serum kontrol dan darah kontrol, adapun
pemeriksaan serum kontrol untuk pemeriksaan kimia klinik sedangkan
pemeriksaan darah kontrol digunakan untuk pemeriksaan hematologi.
 Pemeriksaan kontrol dilakukan setiap hari jam 6 pagi dan dilakukan
koreksi segera ketika ada kelainan dalam pemeriksaan.
 Evaluasi hasil pemeriksaan menggunakan aturan Westgard Ruledan
Levy jening.
 Jika ada pemeriksaan yang tidak masuk standard maka pemeriksaan
tidak dapat dilanjutkan sebelum pemeriksaan serum kontrol masuk

52
range .Upaya penggantain reagen perbaikan alat atau kalibrasi ulang
perlu dilakukan jika pemeriksaan kontrol tidak sesuai yang dikehendaki.

3. Pasca Analitik
a. Validasi hasil pemeriksaan
Sebelum hasil pemeriksaan disampaikan ke pengguna jasa pelayanan
laboratorium maka dilakukan perlu dilakukan pengecekan ulang untuk
melihat ada tidaknya kesalahan dalam pengetikan ataupun pemeriksaan.
Validasi dilakukan oleh seorang khusus yang ditugaskan untuk mevalidasi
hasil pemeriksaan.
Hal hal yang perlu divalidasi diantaranya adalah:
1. Hasil pemeriksaan
2. Identitas pasien
3. Ruangan
4. Kumulatif hasil pemeriksaan

b. Penyampaian hasil pemeriksaan


Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk
kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah
pemeriksaan selesai dilaksanakan. Lakukan pengulangan ketika
menyampaikan hasil melalui telepon.

B. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


Pemantapan mutu secara rutin dilakukan setiap tahun dengan mengikuti
program pemantapan mutu ekternal dari pemerintah .Hasil pemantapan mutu
segera dievaluasi setelah hasil umpan baik dari pihak penyelenggara
Tata cara mengikuti program Pematapan Mutu External:
1. Pihak penyelenggara mengirimkan formulir pendaftaran.
2. Instalasi Laboratorium Mengisi Formulir pendaftaran dan mentransfer uang
pendaftaran.
3. Isikan Pemeriksaan Yang akan diikuti mengikuti petunjuk pengisian sesuai
metoda dan peralatan yang digunakan.
4. Formulir pendaftaran di kirim kembali ke pihak penyelenggara disertai bukti
transfer.
53
5. Laboratorium akan menerima serum kontrol dan kerjakan serum kontrol
sesual ketentuan.
6. Kirimkan Hasil pemeriksaan ke pihak penyelenggara.
7. Tunggu hasil Umpan balik.

C. INDIKATOR MUTU
INDIKATOR MUTU LABORATORIUM

1. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium


Judul Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium
Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan, efesiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah
operasional pelayanan pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia
darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang
waktu mulai pasien diambil saampel sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium pasien yang disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang
disurvei dalam bulan tersebut
Sumber data Survei
Standar < 140 menit
Penanggung Penanggung jawab laboratorium
jawab

2. Pelaksana ekspertisi hasil laboratorium


Judul Pelaksana ekspertisi hasil laboratorium
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium dilakukan oleh tenaga ahli untuk
memastikan ketepatan diagnosis
Definisi Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter
Operasional spesialis patologi klinik yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembacaan hasil

54
pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi
adalah tanda tangan pada lembar hasil pemeriksaan
yang dikirimkan pada dokter yang meminta
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah hasil laboratorium yang diverifikasi hasilnya
oleh dokter SpPK dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh spesimen laboratorium yang
diperiksa
Sumber data Register di Unit laboratorium
Standart 100 %
Penanggung Penanggung jawab laboratorium
Jawab

3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil laboratorium


Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah
Operasional penyerahan hasil laboratorium pada salah orang
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa dalam satu
bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil
laboratorium salah orang dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh spesimen laboratorium yang
diperiksa
Sumber data Rekam medis
Standart 100 %
Penanggung Penanggung jawab laboratorium
Jawab

4. Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap
pelayanan laboratorium
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh

55
Operasional pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang di survey (n minimal 50)
Sumber data Survey
Standart ≥ 80 %
Penanggung Penanggung jawab laboratorium
Jawab

56
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan laboratorium RSUD Pemangkat ini dibuat untuk dijadikan


acuan dalam hal yang berkaitan dengan pelayanan laboratorium jika ada kekurangan
dapat memberikan kritik atau saran.

Pemangkat, 1 Januari 2019


Kepala Ruangan Ka.Instalasi Laboratorium

Ali Wardana, ST Dr. Nurul Utami Handayani, SpPK


19760812 200003 1 004 19791203 200604 2 009

Mengetahui
Direktur RSUD Pemangkat

Dr.Achmad Hardin, SpPD


19740928 200212 1 003

57
LAMPIRAN 1.
DENAH LABORATORIUM

Toilet
pasien

Ruang tunggu UTD


Ruang Tunggu Laboratorium
Ruang Administrasi

Ruang sampling
pasien
Ruang Aftap
Meja administrasi
Ruang Istirahat
Petugas

Ruang CM, IMLTD dan


Ruang kepala
ruangan Pembuatan komponen darah

Ruang Ruang penyimpanan darah


Ka.Instalasi

Ruang
administrasi
Ruang Pantry

Ruang Hematologi
Ruang Spoelhoek

Toilet Petugas
Ruang Kimia klinik dan
Imunoserologi

Ruang Sekresi dan Eksresi


Ruang Tes Cepat
Molekuler

58
Lampiran : 2
Standar waktu pemeriksaan laboratorium
Lama Proses Total Waktu
No Pemeriksaan
Pemeriksaan Administrasi Waktu Pemeriksaan
A KIMIA KLINIK
Albumin 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Total Protein 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Globulin 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Bilirubin Total 40 menit 15 menit 55 menit Setiap hari 24 jam
Bilirubin Direck 40 menit 15 menit 55 menit Setiap hari 24 jam
Bilirubin Indireck 40 menit 15 menit 55 menit Setiap hari 24 jam
SGPT 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
SGOT 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Cholesterol 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Trigliseride 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Asam Urat 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
HDL Cholesterol 40 menit 15 menit 55 menit Setiap hari 24 jam
Urea 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Creatinin 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Gula darah 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Elektrolit 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
B HEMATOLOGI
Darah rutin 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
Hemoglobin (Hb) 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
Jumlah Lekosit 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
Jumlah Trombosit 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
Diff count 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
LED 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Hematocrit 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
Golongan darah 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
CT /BT 15 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam
PT/APTT 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Gambaran darah tepi 60 menit 15 menit 75 menit Setiap hari 24 jam

C IMUNOSEROLOGI
Widal 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
HbsAg kualitatif 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
HbsAg kuantitatif 40 menit 15 menit 55 menit Setiap hari 24 jam
Anti HCV 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
HbSAg 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Malaria 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
Salmonella Tiphy 30 menit 45 menit
15 menit Setiap hari 24 jam
IgM
Dengue IgG IgM 30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
TSH 40 menit 15 menit 55 menit 14 hari
FT4 40 menit 15 menit 55 menit 14 hari
T3 40 menit 15 menit 55 menit 14 hari
T4 40 menit 15 menit 55 menit 14 hari

D URINALISA

59
Urin Lengkap 20 menit 15 menit 35 menit Setiap hari 24 jam
HCG 5 menit 15 menit 20 menit Setiap hari 24 jam

E MIKROBIOLOGI
Pengecatan
30 menit 15 menit 45 menit Setiap hari 24 jam
ZN(BTA )

PEMERIKSAAN
F
FAESES
Faeses rutin 15 menit 15 menit 30 menit Setiap hari 24 jam

Catatan : Untuk Persiapan sample menjadi serum tidak tentu bergantung kondisi sample

60
Lampiran : 3

Trouble Shooting Alat glucose tes Accu check

No Masalah Penyebab Tindakan


1 Bateray habis Baterai habis Ganti baterai
Code kalibrasi tidak
2 Tidak terkalibrasi Kalibrasi ulang
sesuai
Program ulang
3 Tanggal tidak sesuai
tanggal
Kalibrasi ulang dan
4 Pengukuran kacau
Hubungi tehnisi

Troubleshooting Alat Mikroskop

No Masalah Penyebab Tindakan


1 Sekering putus Ganti baru
2 Lampu padam Ganti baru
3 Pengatur pergeseran kendor Dikencangkan
Dibersihkan dengan
4 Lensa kotor
kertas lensa

Troubleshooting Centrifuge

No Masalah Penyebab Tindakan


1 Tidak mau berputar Arang habis Ganti arang baru
2 Dinamo Mati Dinamo rusak Ganti dynamo baru
3 Sekering mati Putus Ganti sekering baru
4 Selongsong tabung patah Ganti yang baru

Troubleshooting Alat Mindray

No Masalah Penyebab Tindakan


WBC, RBC, HGB Lakukan pencucian
1 Terjadi clog aperture
clog probecleanser
Probecleanser dan
2 Baground abnormal Aperture clog
maintenance ulang
Keluar tanda *** Homogenkan kembali dan
3 Sample Limited
pada hasil maintenance ulang
Pemanasan alat
4 Printer Busy Matikan Alat
sebelum digunakan

61
Troble Shooting Alat Koagulasi Sysmex

No Masalah Penyebab Tindakan


1 Muncul DRIFT Inkubasi kurang sesuai Ulangi pemeriksaan

62
Lampiran : 4
Daftar Reagensia Esensial
Instalasi Laboratorium RSUD Pemangkat

A. DAFTAR REAGEN PENTING LABORATORIUM

NAMA REAGEN SUHU PENYIMPANAN KETERSEDIAAN


ALBUMIN 2⁰C- 8⁰C ADA
ALKALI POSPATASE 2⁰C- 8⁰C ADA
AST 2⁰C- 8⁰C ADA
ALT 2⁰C- 8⁰C ADA
BUN/UREUM 2⁰C- 8⁰C ADA
CALSIUM 2⁰C- 8⁰C ADA
CHOLESTEROL 2⁰C- 8⁰C ADA
CHLORIDA 2⁰C- 8⁰C ADA
CREATININ 2⁰C- 8⁰C ADA
GAMMA GT 2⁰C- 8⁰C ADA
GLUKOSA 2⁰C- 8⁰C ADA
HDL/D-HDL 2⁰C- 8⁰C ADA
KALIUM 2⁰C- 8⁰C ADA
NATRIUM 2⁰C- 8⁰C ADA
TOTAL BILIRUBIN 2⁰C- 8⁰C ADA
TOTAL PROTEIN 2⁰C- 8⁰C ADA
TRIGLISERIDA 2⁰C- 8⁰C ADA
URIC ACID 2⁰C- 8⁰C ADA
CONTROL
CENTRONORM 2⁰C- 8⁰C ADA
GLUKOSA STIK 2⁰C- 8⁰C ADA
HBsAg STIK 2⁰C- 8⁰C ADA
URIN STIK 2⁰C- 8⁰C ADA
ANTI A 2⁰C- 8⁰C ADA
ANTI B 2⁰C- 8⁰C ADA
ANTI AB 2⁰C- 8⁰C ADA
ANTI D 2⁰C- 8⁰C ADA
DILUENT MINDRAY 15⁰C- 30⁰C ADA
RINSE MINDRAY 15⁰C- 30⁰C ADA
LYSE MINDRAY 2⁰C- 8⁰C ADA
BIL/D-BIL 2⁰C- 8⁰C ADA
HDL/D-HDL 2⁰C- 8⁰C ADA
ICT MALARIA 2⁰C- 8⁰C ADA
REAGEN PACK
ELEKTROLIT 80C-250C ADA
REFIL SOLUTION 80C-250C ADA
CONDITIONING
SOLUTION 80C-250C ADA

63
CALIBRATION
STANDARD SOLUTION 80C-250C ADA
ELECTROLYTE QC 80C-250C ADA
HCG URIN TEST 2⁰C- 8⁰C ADA

B. DAFTAR REAGEN HEMATOLOGI & HEMOSTASIS LABORATORIUM


NO NAMA REAGEN SUHU PENYIMPANAN KETERSEDIAAN
1 Retikulosit 15⁰C- 30⁰C ADA
2 Actin FSL/aPTT 2⁰C- 8⁰C ADA
3 Innovin/PT 2⁰C- 8⁰C ADA
4 CaCl2 2⁰C- 8⁰C ADA
5 Ca clean II 2⁰C- 80C ADA
6 Ca clean I 2⁰C- 8 C
0
ADA
7 Control N plasma 2⁰C- 80C ADA
8 Wright Giemsa 15⁰C- 30⁰C ADA
9 Giemsa 15⁰C- 30⁰C ADA

A. C. DAFTAR REAGEN IMUNOLOGI LABORATORIUM


NO NAMA REAGEN SUHU PENYIMPANAN KETERSEDIAAN
1 Anti HBS 2⁰C- 80C ADA
2 HBsAg 2⁰C- 80C ADA
3 Total T3 2⁰C- 80C ADA
4 Total T4 2⁰C- 80C ADA
5 TSH 2⁰C- 80C ADA
6 FT4 2⁰C- 80C ADA
7 FT3 2⁰C- 80C ADA
8 TUBEX 2⁰C- 80C ADA
9 DHF 2⁰C- 80C ADA
10 VDRL 2⁰C- 80C ADA
11 TPHA 2⁰C- 80C ADA
12 ICT HbsAg 2⁰C- 80C ADA
13 Anti HCV 2⁰C- 80C ADA
14 Salmonella O 2⁰C- 80C ADA
15 Salmonella H 2⁰C- 80C ADA

B. D. DAFTAR BAHAN LAIN DI LABORATORIUM

64
NO NAMA REAGEN SUHU PENYIMPANAN KETERSEDIAAN
1 Formalin 150C-250C ADA
2 EDTA 150C-250C ADA
3 Ziehl-Neelsen 150C-250C ADA
4 Alkohol 150C-250C ADA
5 Gram 150C-250C ADA
6 Methanol 150C-250C ADA
7 Oil emersi 150C-250C ADA
8 Fecal occult blood test 2⁰C- 80C ADA
9 Eosin 150C-250C ADA
10 Steinhelmer malbin urin 2⁰C- 80C ADA
11 Probe cleanser 150C-250C ADA

65

Anda mungkin juga menyukai