Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang mudah dijalankan, dalam

merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan

lele di sekitar rumah saya yang berada di Kelurahan Kedungsari Rt 04 RW I Kec- Kab

Purworejo Jateng, karena mempunyai halaman yang cukup luas untuk membuat kolam,

serta agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik. Jenis ikan lele yang kami

budidaya adalah jenis ikan lele sangkuriang. JenisLele sangkuriang adalah ikan budidaya

air tawar yang sangat populer. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit

tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan

banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Peluang

usaha budidaya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang

cukup diperhitungkan saat ini. Apabila perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele

yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat

permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka

potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah

apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena

lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. dalam usaha ternak atau

budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap

meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi

dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan

karena pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan

belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi
ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan

ikan lele. Oleh karena itu kami berkeinginan untuk membudidayakan ikan lele tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?

2. Bagaimana cara kita agar mampu bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan

lele?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara budidaya ikan lele dengan baik

2. Untuk dapat mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain
BAB II

TIM MANAJEMEN

A. Pengorganisasian

Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan

perekrutan tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan

bisnis budidaya ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam

dan bagian pemasaran. Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan

menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus

mengetahui aspek-aspek yang dapat mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya

usaha kita dapat lancer dan sukses. Yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut:

1. Straight

a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.

b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.

2. Weaknes

Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikanlele

dengan menggunakan kolam dari terpal

3. Opportunities

a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap hari

masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.

b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3

bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.


4. Threat

a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca

yang tidak setabil.

b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari

70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.

B. Gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele

1. Varietas Lele yang di budidayakan

Varietas lele yang saya budidayakan disini adalah varietas lele unggul yakni Lele

Sangkuriang,

Siapa yang tidak mengenal ikan lele sangkuriang? Jenis ikan lele yang

diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)

Sukabumi pada tahun 2004dengan cepat menjadi primadona para peternak. Namun

tahukah Anda bahwa ikan lele Sangkuriang ini masih dari jenis lele dumbo?

Lele Sangkuriang merupakan versi perbaikan dari lele dumbo yang saat ini

mengalami penurunan kualitas. Ikan ini dihasilkan berkat penelitian panjang

BBPBAT untuk mengembalikan sifat unggul dan produktivitas lele dumbo.

Perbandingan yang paling mencolok antara ikan lele dumbo dengan ikan lele

Sangkuriang antara lain, adalah kemampuan bertelur (fekunditas) ikan lele

sangkuriang yang mencapai 40.000-60.000 per kg induk betina dibanding lele

dumbo yang hanya 20.000-30.000, derajat penetasan telur dari ikan lele sangkuriang

lebih dari 90% sedangkan lele dumbo lebih dari 80%.

Dilihat dari pertumbuhannya, pembesaran harian ikan lele sangkuriang bisa

mencapai 3,53% sedangkan lele dumbo hanya 2,73%. Dan, konversi pakan
atau Food Convertion Ratio (FCR) ikan lele sangkuriang mencapai 0,8-1 sementara

lele dumbo lebih besar sama dengan 1. FCR merupakan nisbah antara berat pakan

yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan. Semakin kecil nisbah FCR

semakin ekonomis ikan tersebut dipelihara.

2. Sistem Budidaya

Kami menggunakan 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :

1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu

kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa

mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga

sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.

2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada

satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan

pasangan yang cocok antara kedua induk.

2. Tahap Proses Budidaya

A. Pembuatan Kolam

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).

Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia.

Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus

mempunyai :

a. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.

Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton.

Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
b. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan

telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan

sel telur dan sel sperma.

c. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini

harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai

tempat hubungan induk jantan dan betina.

d. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas

dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena

anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan

cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

C. Pemilihan Induk

Induk jantan mempunyai tanda :

1. Tulang kepala berbentuk pipih

2. Warna lebih gelap

3. Gerakannya lebih lincah

4. Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung

5. Alat kelaminnya berbentuk runcing.

Induk betina bertanda :

1. Tulang kepala berbentuk cembung

2. Warna badan lebih cerah

3. Gerakan lamban

4. Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan

1. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :

a. Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.


b. Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk

mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati

oleh pengeringan.

c. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun

dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya

dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan

pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

d. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan

dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.

2. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :

a. Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.

b. Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung

penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D. Pemijahan

Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel

telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah.

Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel

telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas

menjadi anakan lele.

E. Pemindahan

Cara pemindahan :

1. Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.


2. Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di

sarang.

3. Menyamakan suhu pada kedua kolam

4. Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.

5. Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada

malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan

Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12

cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa

enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang

menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele

dipindahkan ke kolam pendederan ini.

G. Manajemen Pakan

Pakan anakan lele berupa :

1. Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)

dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.

2. Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama

kadar proteinnya.

3. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan

POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk

meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur

mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.


H. Manajemen Air

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :

1. Air harus bersih

2. Berwarna hijau cerah

3. Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :

1. Bebas senyawa beracun seperti amoniak

2. Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk

TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,

protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami

yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan

menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh

lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu

pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON

adalah 25 g/100m2.

I. Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai

ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh

kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya

berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka

dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah

penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan

TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang
penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang

disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin,

larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah

hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.


BAB III

RENCANA KEUANGAN

A. Penghitungan Biaya

1. BIAYA TETAP

Rincian biaya tetap adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan 4 kolam ukuran 5x4 m = Rp 8.000.000

2. Disel + selang = Rp 3.000.000

3. Sumur bor = Rp 2.000.000

4. Jaring = Rp 150.000

Jumlah = Rp 13.150.000

B. BIAYA VARIABEL

Rincian biaya variabel dalah sebagai berikut:

1. Bibit ikan lele Rp 200 x10.000 ekor = Rp 2.000.000

2. Bibi indukan dan pejantan Rp 30.000 x 6 ekor = Rp 180.000

3. Haraga TON Rp 40.000x 5 botol = Rp 200.000

4. Harga POC NASA Rp28.000x 5 botol = Rp 140.000

5. Pelet ikan Rp285.000x15 karung = Rp 4.275.000

Jumlah = Rp 6.795.000

Jadi modal yang akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut

berkisar Rp 25.000.000 – ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp 25.000.000 – Rp 19.945.000

= Rp 6.055.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan biaya variabel,

merupakan biaya untuk tak terduga.


C. ANALISIS PENDAPATAN

Di perkirakan jika hasil 1 kali panen/3 bulan sebanyak 7500 ekor, Harga per/kg

ikan lele Rp 16.500, dengan estimasi 1 kg isi 10 ekor maka dari 7500 kg didapatkan lele

sebanyak 750 kg ( Rp 16.500x 750 = Rp12.375.000 )

Pendapatan dalam 1 tahun Rp12.375.000 x 4 = Rp 49.500.000

Laba bersih yang didapat selama 1 tahun adalah

pendapatan panen/th – (( biaya variabel x 4) + biaya tetap ) =

Rp 49.500.000 – (( Rp 6.795.000 x 4) + Rp 13.150.000 ) =

Rp 49.500.000 – ( Rp 27.180.000 + Rp13.150.000 ) =

Rp 49.500.000 – Rp 40.330.000 = Rp 9.170.000

Jadi pendapatan setelah modal kembali adalah Rp 9 .170.000

D. PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point )

Dik : FC = Rp 13.150.000 P = Rp 16 .500

VC = Rp6.795.000

hasilnya adalah: 1,9

Dibulatkan menjadi 2.

Artinya kami perlu menjual 2 kg ikan lele agar terjadi BEP ( break even point ).

Artinya uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP ( break even point ) adalah

Rp31.350
BAB IV

RENCANA PEMASARAN

Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga

halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran produksi

lele terjadi karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan

strategi pemasaran lele secara maksimal, Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan

sekedar slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan

oleh orang-orang yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi

memang semakin meningkat, Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita

lakukan adalah mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah

banyak diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi,

diantaranya adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan

resto-resto yang sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan

ini semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau

yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto,

ini baru target pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan

pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya

serap kebutuhan lele sangat tinggi.

Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele yang

kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel

lele, ini adalah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak

terlalu luas, berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel
lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga

5 kg atau lebih perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x

50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3

ton/bulan. Dari analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja

sudah merupakan peluang yang sangat besar, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana

dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya

akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa

pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya memiliki kolam di

halaman rumah, saat akan panen mereka memasang plang di depan rumah, alhasil seluruh

produksi lelenya laris terjual.

Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal

ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya

akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen

secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding

kita harus menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri,

biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan semakin

banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah.


BAB V

ANALISIS LOKASI

Dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin

membudidayakan ikan lele di sekitar rumah karena mempunyai halaman yang cukup luas

untuk membuat kolam, karena lokasi untuk kolam harus berhubungan langsung atau dekat

dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. Dan juga lokasi kolam berada di tempat

yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. kami

mendirikan di sekitar rumah karena agar dapat mengawasi perkembangan ikan dengan baik.

Selain itu kami mendirikan budidaya ikan lele di rumah karena lokasainya sanggat

strategis. Karena di sepanjang jalan banyak sekali warung - warung pecel, warteg dan rumah

makan lainya, sehingga memudahkan kami untuk mendistribusikannya.


BAB VI

KESIMPULAN

Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan

baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak

terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, dari perkiraan yang saya lakukan pada sub bab

perencanaan keuangan di bab sebelumnya menunjukkan Pendapatkan laba Rp

9.795.000 bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah dijalankan dalam jumlah yang lebih besar,

tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih besar.


BISNIS PLAN

BUDIDAYA LELE SANGKURIANG


TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

KALIS BUDININGSIH
NIM : P 1337424516065

PROGRAM ALIH JENJANG KELAS KERJASAMA


KABUPATEN PURWOREJO
PRODI D IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai