PUSKESMAS SADABUAN
Jalan H. M. Syukur Soritua No. Sadabuan
Kecamatan Padangsidimpuan Utara
Kode Pos 22715
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum :
1
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Sadabuan
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Sadabuan
D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
2. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
3. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
4. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah danmengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang pada
urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi. pekerja dan
masyarakat yang berada di lingkungannya
6. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
2
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman
dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatanlaboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuaikompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanandan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerjalaboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan
lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
3. Tenaga Non Teknis
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dantanggung jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
4
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
B. Distribusi Ketenagaan
Petugas A : bertanggung jawab atas
Dst
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan denganfisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium
Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium Puskesmas
Sadabuan adalah sebagai berikut:
Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Puskesmas
Ukuran ruang minimal 3x4 m2, 3x3,25 m2
kebutuhan luas ruang disesuaikan
1 √
dengan jenis pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas
Langit-langit berwarna terang dan
2 √
mudah dibersihkan.
Dinding berwarna terang, harus
keras, tidak berpori, kedap air,
3 dan mudah dibersihkan serta √
tahan terhadap bahan kimia
(keramik).
Lantai harus terbuat dari bahan
yang tidak licin, tidak berpori,
4 warna terang, dan mudah √
dibersihkan serta tahan terhadap
bahan kimia (epoxi, vinyl)
Pintu disarankan memiliki lebar Hanya
bukaan minimal 100 cm yang terdiri dari 1
5 √
terdiri dari 2 dua daun pintu daun pintu
dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
Disarankan disediakan akses
langsung (lubang/celah) bagi
6 √
pasien untuk memberikan sampel
dahak.
6
DENAH
TATA RUANGAN RAWAT JALAN PUSKESMAS
(Denah sesuai kondisi puskesmas)
BP BP
UMUM GIGI
RUANG
TUNGGU PASIEN
WC PASIEN
RUANG
KIA/KB
RUANG RUANG
LAB MTBS/MTBM
DENAH
TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS
(Denah sesuai kondisi puskesmas)
PINTU
MEJA KERJA,
KOMPUTER
KURSI
PASEN
LEMARI BESI
MIKROSKOP
SYSMEX CENTRIFUGE
WASTAFEL
JENDELA+VENTILASI
7
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan kondisi
Fasilitas laboratorium Puskesmas Sadabuan
1.Prasarana
Kondisi
No Jenis Standard MS/TMS Rekomendasi
Pusesmas
1 Pencahayaan Terang MS
2. Sirkulasi udara 12-15 ACH Jendela
baik, Terbuka
pertukaran
udara dari
dalam ruangan
dapat mengalir
ke luar ruangan
3. area Exhauster dipasang pada TMS
pengambilan ketinggian + 120 cm dari
sampel permukaan lantai
dilengkapi
exhauster
yang mengarah
keluar
bangunan
Puskesmas ke
area terbuka
4. Suhu udara suhu dipertahankan TMS
nyaman antara 220C s/d
260C.tidak boleh
memakai kipas angin
5 Pengambilan Di halaman MS
dahak Belakang
dilakukan di Puskesmas
ruangan
terbuka yang
telah
disiapkan.
6 Tersedia air air bersih yang mengalir MS
dan debit air yang
cukup pada bak cuci. Air
tersebut harus memenuhi
syarat
kesehatan
7 Limbah padat tersedia wadah (tempat TMS
sampah) khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan non
infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan) limbah
padat
dilakukan sesuai
prosedur dan peraturan
yang berlaku
Limbah cair diolah pada Langsung MS
sistem/instalasi ke IPAL
pengolahan air limbah
8
Puskesmas.
9
dilapisi dengan teflon/ formika
atau dapat terbuat dari kaca
2.Peralatan
No Nama peralatan Standar Kondisi MS/ Reko
Puskesmas TMS mendasi
Peralatan Utama
Fotometer TMS
Hematology Analyzer Ada MS
Hemositometer Set Baik MS
Mikroskop Binokuler Baik MS
Pemanas/Penangas dengan TMS
Air
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 10-100ul dan
500-1000 ul 100-1000ul
Sentrifus Listrik Baik
Sentrifus Mikrohematokrit Ada
Tabung Laju Endap Darah Baik
(Westergren Set)
Telly Counter Baik
Urinometer (Alat Pengukur Tidak ada, yang
Berat Jenis Urine tersedia strip
urin
Peralatan Gelas
Batang Pengaduk Ada 2 MS
Beker Glass Ada 7 MS
Botol Pencuci Ada 4 MS
Corong Kaca (5 cm) Ada 2 MS
Erlenmeyer, Gelas Ada 2 MS
Gelas Pengukur (100 cc) Ada 3 MS
Gelas Pengukur (16 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek Ada MS
Kaca Penutup Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc) Ada MS
Pipet berskala (Vol 10 cc) Ada MS
Tabung Kapiler Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm) Ada
Tabung Sentrifus tanpaskala Ada
Termometer 0 - 50 DerajatCelcius Tidak Ada
(Skala1/2 C)
Wadah Aquades Ada
II. Peralatan Penunjang
Autoklaf Tidak Ada
Blood Lanset dengan Ada
autoklik
11
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan biladiperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium(Formulir 1).2a. Pasien rujukan dokter dari luar
Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,
setelahmendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju ruanglaboratorium untuk
menyerahkan formulir permintaan rujukanpemeriksaan laboratorium dari dokter yang
merujuknya (Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratoriumkepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaanlaboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan
validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang pemeriksaan dokter
untuk mendapat penjelasan dari doktertentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.8a.
12
Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratoriumlangsung dibawa ke dokter
yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokterpemeriksa kepada pasien
BAB V
LOGISTIK
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yangdigunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratanantara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuaiurutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakanyang terjadi pada sediaan reagen.
13
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemarisupaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi assesment risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien,pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dantindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkantimbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan olehkesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukanevaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
14
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatanpasientindakan yang
seharusnya diambil
15
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risikoinfeksi yang
terkait pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran V
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalamtatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasiinfeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakankeprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanankesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanankesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (bloodstream infections) dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasimekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cucitangan (hand
hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibacakepustakaan WHO, dan berbagai
organisasi nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkankebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsipetunjuk hand hygiene yang diterima secara
umum dan untuk implementasipetunjuk itu di puskesmas.
16
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium.
Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.
e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipa
saluran.
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal penerimaan,
tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan tentang bahaya
bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
17
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
d. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi
atau kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.
18
dapatmenggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatankesehatan dan
keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatankerja, seperti tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir danalat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium,masker, sarung tangan, alas
kaki tertutup) yang sesuai selamabekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selamabekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan sertaditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan
jas laboratoriumyang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat kebelakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruhsebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium danharus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruanglaboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijinpejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) danmerokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah,jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harusditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberiketerangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ petikuning (menjadi limbah
medis/ infeksius) yang diberi tandakhusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakankaret penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepadapenanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yangditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan carapengambilan, pengiriman
dan pengolahan spesimen denganbenar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpanpada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik,karet pengaman untuk mencegah kebocoran
ketikadipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati gunamenghindari pencemaran dari
luar kontainer ataulaboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairantubuh (contoh: membuka
tutup tabung vakum) harusmenggunakan sarung tangan dan masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cucitangan dan mengganti
sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagailimbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
19
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harusDidekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesaimelakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahankimia yang benar (antara
lain penggolongan bahan kimia,bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek
toksik danpersyaratan penyimpanannya).
b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia danmempunyai pengetahuan
serta keterampilan untukmenangani kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dantanda peringatan yang
sesuai.
20
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidakpermanen, yang diletakkan pada
lokasi yang mudahdijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkandan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksikdikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempatpembuangan sampah akhir yang
dikelola sesuaidengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbahcair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalamseptik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai denganprosedur dan peraturan yang
berlaku
b.Pelabelan
No Penggolongan Warna label Angka
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan walapun sudah diobati
gangguan 3 Dapat menyebabkan luka serius
kesehatan {H} meskipun sudah mendapat
pengobatan
21
2 Dapat menyebabkan luka dan
membutuhkan pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan iritasi jka
tidak diobati
0 Tidak berbahaya
Bahan kimia yang MERAH 4
mengakibatkan 3
Kebakaran {F} 2
1
0
Bahan kimia yang 4
mudah meledak 3
{R} 2
1
0
Bahan kimia oksidator OKS
dengan sikap Reaktiv terhadap W
khususnya {S/N} air
Reaktif terhadap acid
asam
Bahan radioaktif Rad
Bahan kimia ALK
yang tidak boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan bakuan
mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga
pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang akan
dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Input Rincian Kegiatan Target
1. Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai 90 %
standard
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai 90 %
standard
22
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi ada
petugas pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial ada
dan bahan lain yang harus
tersedia
tentang menyatakan kapan ada
reagensia tidak tersedia (batas
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam ada
kerja
tentang jenis-jenis ada
pemeriksaan laboratorium
yang tersedia,
Tentang permintaan ada
pemeriksaan, penerimaan
spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi ada
rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian mutu ada
laboratorium
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian CR 90 %
ketepatan waktu
penyerahan hasil, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan CR 90 %
waktu penyampaian
hasil pemeriksaan
laboratorium untuk
pasien urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan
laboratorium yang
kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
23
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
10. SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri
Out come
Kepuasan pelanggan 90 %
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan
yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium untuk menjamin mutu
pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila
terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.
a. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari pasien
dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume,
cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui
pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil
pemeriksaan.
Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik pada
saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
25
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:
- Disimpan pada suhu kamar
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar yang
berlaku.
b. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb.
Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang
kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan
mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur dan
terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.
Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing
parameter.
Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tertentu.
26
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME
yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut:
1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME
2. Pelaksanaan pemeriksaan
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.
BAB IX
PENUTUP
27
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk PengaturanJaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
28
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
29
30