Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apakah sebenarnya hakekat matematika itu? Definisi matematika mana

yang diterima secara mutlak? Menjawab hal ini memang tidaklah mudah, sama

tidak mudahnya dengan seorang buta “menggambarkan bentuk tubuh gajah” bila

ia hanya meraba sebagian-sebagian dari tubuh gajah itu. Mungkin sewaktu meraba

kaki gajah ia mengatakan gajah itu seperti tiang rumah atau pohon besar. Sewaktu

meraba belalainya dia mungkin mengatakan bahwa gajah itu seperti seekor ular,

demikian seterusnya. Jadi tidak mengherankan jika dalam mendefinisikan

matematika para ahli akan memberikan definisi yang berfokus pada tinjauannya

masing-masing. Ada yang tertarik pada perilaku bilangan sehigga melihat

matematika dari sudut pandang bilangan. Ada yang memfokuskan perhatiannya

pada struktur-struktur sehingga ia melihat matematika dari sudut pandang

struktur-struktur itu.

Tapi terlepas dari definisi matematika yang beragam tersebut, tetap dapat

ditarik ciri-ciri yang sama, antara lain (1) matematika memiliki objek kajian yang

abstrak; (2) matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan; (3)

matematika menggunakan pola pikir deduktif; (4) matematika memiliki simbol

yang kosong dari arti; (5) matematika memperhatikan semesta pembicaraan; (6)

konsisten dalam sistemnya. (Hardi Suyitno; 2014)


Ilmu matematika memberi sumbangan yang cukup besar dalam membentuk

manusia unggul, karena salah satu kriteria manusia unggul adalah manusia yang

dapat menggunakan nalarnya untuk kemajuan umatnya. Kita yakin bahwa sebaik-

baiknya manusia adalah yang mampu membawa manfaat bagi manusia lainnya

untuk kehidupan selanjutnya.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi sekarang ini, yang

merubah dunia semakin canggih dan praktis dalam segala kehidupan adalah

sumbangan ilmu matematika.

Dalam menghadapi kehidupan ini kita sering dihadapkan kepada suatu

permasalahan, sehingga kita dituntut untuk menyelesaikannya. Untuk itu

regenerasi penerus kita harus dapat menyelesaikannya sebagai bekal dalam

kehidupan dimasa yang akan datang.

Untuk keterampilan dalam menyelesaikan masalah dibutuhkan berbagai

kemampuan yang ada pada diri kita, sebagai hasil dari belajar, yaitu sebagai dari

pengetahuan, sikap dan psikomotor. Berbagai pengetahuan dimaksud adalah:

ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dengan demikian

tidaklah mudah menyelesaikan suatu masalah, karena melibatkan berbagai

kemampuan nalar atau berfikir kita dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.

Tingkat rendah adalah ingatan, pemahaman dan penerapan, sedangkan tingkat

tinggi adalah analisis, sintesis, dan evaluasi.

Dalam memahami masalah matematika, biasanya kita bertanya kepada diri

kita sendiri dengan sejumlah pertanyaan yang membantu kita untuk dapat

menyeleksi informasi yang ada.


Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang

selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan

masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu

yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung?

Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang

aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak

ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat

orang frustrasi. Bagaimana dengan 50=1, tetapi 500=1 juga?

Sebuah contoh lebih lanjut,

a = b

a2 = a b kedua ruas dikali a

a2 – b2 = ab – b2 kedua ruas – b2

( a + b ) ( a – b ) = b ( a – b ) kedua ruas dibagi ( a – b )

(a+b)= b

2b = b karena a = b

2 = 1

Adakah hubungan antara contoh di atas dengan angka 0?


Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan

jika dibagi nol tidak terdefinisi. Maksudnya, bilangan berapa pun tidak bisa dibagi

dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika

tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan

berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.

Perhatikan 3 x 0 = 0 dan 5 x 0 = 0 sehingga 3 x 0 = 5 x 0; 3 x 0/0 = 5 x 0/0

(kedua ruas di bagi nol); 3 = 5 jadi, pembagian dengan nol pada hakikatnya

adalah sebuah usaha pemusnahan suatu materi.

Berdasarkan uraian di atas, pemakalah bermaksud untuk mengkaji

problematika matematika dengan judul “Pembuktikan Pembagian Bilangan

dengan Nol tidak Terdefini dengan Teknik Reducsio Ad Absurdum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dari makalah ini:

1. Mengapa suatu bilangan tidak terdefinisi dibagi dengan Nol?

2. Bagaimana cara membuktikan bahwa pembagian bilangan dengan nol tidak

terdefinisi?
C. Tujuan Penyusunan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penyusunan makalah ini

adalah untuk mengetahui:

1. Mengapa suatu bilangan tidak terdefinisi dibagi dengan Nol.

2. Bagaimana cara membuktikan bahwa pembagian bilangan denga Nol tidak

terdefinisi.

D. Manfaat Penyusunan Makalah

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi masukan dalam dunia

pendidikan, khusunya dalam bidang matematika bahwasanya pembagian bilangan

dengan nol adalah tidak terdefinisi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Angka Nol

Al-Khawarizmi dikenal sebagai bapak Aljabar memperkenalkan bilangan

nol (0) dan penerjemah karya-karya yunani kuno. Kisah angka nol dan konsep

bilangan nol telah berkembang sejak zaman Babilonia dan yunani kuno yang pada

saat itu diartikan sebagai ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-

sifatnya terus berkembang dari waktu ke waktu. Hingga pada abad ke-7,

Brahmagupta seorang matematikawan india memperkenalkan beberapa sifat

bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan dengan nol

adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan nol akan

menjadi nol tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan dan cendrung ke arah yang

salah ketika berhadapan dengan pembagian oleh bilangan nol, “sebuah bilangan

dibagi oleh nol adalah tetap”. Tentu saja ini suatu kesalahan fatal tetapi, hal ini

tetap harus sangat dihargai untuk ukuran saat itu.

(Sumber: Pengenalan Filsafat Matematika; Hardi Suyitno)

Ide-ide brilian dari matematikawan india selanjutnya dipelajari oleh

matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika

matematikawan Al-Khawarizmi meneliti system perhitungan Hindu India yang

menggambarkan system nilai tempat dari bilangan yang melibatkan 0, 1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan


penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini

disebut sebagai sistem bilangan decimal. Selain itu Al-Khawarizmi merupakan

penulis kitap Aljabar matematika pertama dimuka bumi. Ia juga mengembangkan

tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus, dan kotangen serta

konsep diferensiasi.

(Sumber: Ilmuan-Ilmuan Muslim; Ehsan Masood)

B. Fakta-Fakta Mengenai Bilangan Nol

Nol adalah sebuah bilangan. Dituliskan sebagai 0. Dalam bahasa arab, nol

dituliskan sebagai sebuah titik. Nol merupakan bilangan yang istimewa karena nol

bukan sekadar bilangan. Ada orang yang menyebutkan nol dan kosong dengan

maksud yang sama. Padahal nol dan kosong mempunyai makna yang berbeda.

Berikut ini fakta-fakta mengenai bilangan nol dan aplikasinya dalam matematika.

1. Nol merupakan bilangan

Nol merupakan anggota dari himpunan bilangan cacah, bilangan bulat,

bilangan real, dan bilangan kompleks. Nol merupakan pemisah antara

bilangan positif dan bilangan negatif. Nol tidak dikatakan positif atau negatif.

Nol merupakan bilangan yang tidak memiliki tanda.

2. Nol merupakan bilangan untuk menyatakan kekosongan

Kebiasaan orang menyamakan nol dan kosong mungkin dikarenakan

ketidaktahuan makna yang terkandung di dalamnya. Seperti halnya orang


menyebutkan massa sebagai berat. Nol adalah bilangan untuk menyatakan

kekosongan. Nol merupakan suatu kuantitas. Sedangkan kosong merupakan

suatu keadaan dimana kuantitasnya nol.

3. Perkalian dan pembagian nol oleh bilangan lain menghasilkan nol


0
Misalnya 5 x 0 = 0 dan =0
5

4. Nol sebagai identitas operasi penjumlahan

Nol merupakan identitas operasi penjumlahan karena bilangan berapa pun

jika dijumlahkan dengan nol akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Dengan

simbol matematika dapat dituliskan sebagai a+0=0+a=a.

5. Nol, logika, dan digital

Produk digital yang sekarang ini banyak digunakan dalam berbagai alat

elektronik dirancang terlebih dahulu melalui serangkaian operasi logika

matematika dengan output bilangan 0 dan 1. Nol artinya padam dan 1 artinya

nyala. Dengan serangkaian operasi logika yang rumit terciptalah produk-

produk digital yang super canggih yang dapat mempermudah urusan manusia

sekarang ini.

6. Pembatasan penggunaan nol

Nol menyebabkan hasil suatu operasi menjadi tidak terdefinisi. Contohnya

adalah pembagian dengan nol dan logaritma dari nol. Oleh karena itu,

biasanya dalam penulisan suatu fungsi ada syarat nilai peubah tidak sama
dengan pembuat nol. Karena jika pembatasan ini tidak dituliskan, fungsi

tersebut tidak terdefinisi.

7. Nol penyebab komputer macet

Komputer secanggih apapun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu

dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti

berpikir jika bertemu perintah yang berisi pembagian oleh nol.

C. Pembagian Bilangan dengan Nol Tidak Terdefinisi

Menurut Hukum Konservasi Energi “Tidak ada sesuatu yang hilang, tapi

hanya berpindah tempat saja”. Segala sesuatu yang di anggap hilang pada

hakikatnya bukanlah musnah hanya berpindah tempat. Namun lebih dari itu segala

sesuatu di dunia ini pada hakekatnya tidak ada yang “musnah” begitu saja. Kayu

yang terbakar tidak berarti musnah hanya berubah massa dan bentuknya saja. Air

yang mengeringpun demikian tidak lenyap begitu saja dari tempat air itu berada,

namun berubah menjadi uap karena pengaruh suhu. Apakah hubungannya dengan

konsep pembagian dengan nol?

(Sumber:www.forumsainsindonesia.htm)

Pembagian bilangan dengan nol dalam matematika “tidak terdefinisi”.

Bukan “tidak didefinisikan”. Makna “tidak didefinisikan” berarti memang dengan

sengaja hal itu dilakukan, contohnya konsep titik dalam Geometri, titik memang
tidak didefinisikan, terkadang ia disebut juga sebagai pengertian pangkal.

Sedangkan “tidak terdefinisi” berarti tidak dapat didefinisikan.

Pembagian adalah pengurangan berulang contoh: 6 permen dibagi untuk 2

anak, maka masing-masing anak akan mendapatkan tiga permen. Ini berasal dari 6

dikurang 2 sebanyak tiga kali hingga permennya habis. Contoh lain 200 liter beras

di bagi ke dalam 5 karung maka masing-masing karung mendapatkan 40 liter

beras. Artinya 200 beras tadi di masukkan hingga habis ke dalam 5 karung yang

disediakan dengan masing-masing tempat mendapat besaran yang sama.

Pembagian dengan nol pada hakikatnya adalah usaha “pemusnahan suatu

materi”. Contoh: 200 liter beras di bagi 0 karung, beras itu harus habis tetapi

karungnya tidak ada itu artinya beras itu harus musnah. Dalam matematika 0

adalah sebuah bilangan namun beberapa non-matematikawan beranggapan bahwa

nol bukanlah sebuah bilangan karena seseorang tidak mungkin memiliki sesuatu

sebanyak nol karena memiliki sesuatu sebanyak nol ekivalen dengan tidak

memiliki apa-apa.

Memaknai konsep ini membuat kita semakin memahami ke-Maha

Absolutan Tuhan bahwa pada hakekatnya tidak ada satupun yang dapat

memusnahkan massa (yang telah diciptakan Tuhan) di dunia ini. Membagi dengan

nol mempunyai makna “memusnahkan apa yang dibagi” oleh karena itu setiap

pembagian dengan nol dalam matematika tidak terdefinisi.


D. Pembuktian dengan Reductio Ad Absurdum (pembuktian kontradiksi)

Pembuktian melalui kontradiksi (bahasa latin reduction ad absurdum).

Inilah apa yang telah di katakan oleh pakar matematika tersohor G. H. Hardy

tentang hal itu. “Reductio Ad Absurdum” yang sangat disenangi Euclid,

merupakan salah satu senjata ampuh bagi para matematikawan. Merupakan

gambit yang paling ampuh dari gampit catur manapun; seorang pemain catur

dapat menawarkan pengorbanan sebuah bidak ataupun buah lain, akan tetapi

matematikawan menawarkan permainan.

(sumber: Kalkulus jilid 1; Edwin J. Purcell)

Reductio ad absurdum atau bukti kemustahilan adalah suatu cara pembuktian dengan

cara tak langsung. Inti penalaran reductio ad absurdum adalah akan membuktikan

bahwa proposisi “P” benar dengan mengambil langkah pertama menganggap

negasi p yaitu “~p” adalah proposisi yang benar. Langkah kedua menurunkan

suatu kontradiksi berdasarkan anggapan bahwa “~p” benar. Karena anggapan

yang telah ditetapkan menghasilkan kontradiksi dan kontradiksi adalah tidak

masuk akal (absurd), maka kemungkinan “~p” benar ditolak; dan disimpulkan

bahwa p benar (Rosser, 1953).

(Sumber: Pengenalan Filsafat Matematika; Hardi Suyitno)

Pembagian bilangan dengan nol tidak terdefinisi untuk membuktikan

pernyataan ini kita tulis “jika x anggota bilangan real dan x tidak sama dengan
𝑥
nol maka tidak terdefinisi”. Dengan teknik reducsio ad absurdum, pertama
0
𝑥 𝑥
asumsikan terdefinisi, missal sama dengan α, maka = α hal ini menyebabkan
0 0

x = 0 × α atau x = 0. Ini bertentangan dengan pernyataan bahwa x tidak sama


𝑥 𝑥
dengan nol. Oleh karena itu asumsi terdefinisi harus di ingkar menjadi tidak
0 0

terdefinisi.

0
Selanjutnya untuk , Apakah terdefinisi atau tidak? Pembagian merupakan
0

operasi matematika yang membagi suatu angka dengan angka lainnya sehingga

0
menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Untuk membuktikan apakah tidak
0

0
terdefinisi. Dengan teknik reducsio ad absurdum, pertama asumsikan terdefinisi
0

dengan menghasilkan nilai tertentu yang pasti. Untuk a dan b € R.

0
= 𝑎 → 0 = 0 𝑥 𝑎 (𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
0

0
= 𝑏 → 0 = 0 𝑥 𝑏 (𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
0

0
Karena pembagian menghasilkan nilai yang tak tertentu dan tidak pasti
0

0
dan ini bertentangan dengan pernyataan bahwa terdefinisi dengan menghasilkan
0

0
nilai tertentu yang pasti. Oleh karena itu asumsi terdefinisi harus di ingkar
0

0
menjadi tidak terdefinisi.
0
Kembali mengkaji contoh yang ada dilatar belakang.

a = b

a2 = a b kedua ruas dikali a

a2 – b2 = ab – b2 kedua ruas – b2

(a+b)(a–b)=b(a–b) kedua ruas dibagi ( a – b )

(a+b)= b

2b = b karena a = b

2 = 1

(Sumber: Pengantar Dasar Matematika; Theresia M.H, Tirta Saputro)

Pada baris ke-4 kedua ruas dibagi ( a – b ) karena a = b maka ( a – b ) = 0.

Pembagian dengan nol tidak terdefinisi langkah inilah yang menyebabkan hasil

akhir dari aljabar di atas berbeda.

Pembagian bilangan dengan nol tidak memiliki arti karena bilangan 5/0 atau

9/0 tidak mungkin didefinisikan. Untuk itu marilah kita bersepakat untuk

seterusnya membuang pembagian dengan nol. Bilangan-bilangan yang dapat

dituliskan dalam bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat selalu disyaratkan b ≠

0.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini:

1. Al-Khawarizmi dikenal sebagai bapak Aljabar memperkenalkan

bilangan nol (0).

2. Pembagian dengan nol pada hakikatnya adalah usaha “pemusnahan

suatu materi”.

3. Pembagian bilangan dengan nol tidak terdefinisi dapat di buktikan

dengan Teknik . “Reductio Ad Absurdum” (pembuktian kontradiksi).

4. Pembagian bilangan dengan nol tidak memiliki arti karena bilangan 5/0

atau 9/0 tidak mungkin didefinisikan. Untuk itu marilah kita bersepakat

untuk seterusnya membuang pembagian dengan nol.

B. Saran

Dalam memahami masalah matematika, dibutuhkan berbagai kemampuan

yang ada pada diri kita sebagai hasil dari belajar misalnya pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Untuk itu pemakalah menyarankan agar selalu

mengembangkan keterampilan tersebut dengan berusaha memecahkan

permasalahan yang ada dalam matematika dengan strategi yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Tiro, M dkk. 2008. Pengenalan Teori Bilangan. Makassar: Andi Publisher.

Edwin J. Purcell. 2007. Kalkulus Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Ehsan Masood. 2013. Ilmuan-Ilmuan Muslim. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hardi Suyitno, 2014. Pengenalan Filsafat Matematika. Semarang: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Hasanah. 2008. Pembagian dengan Nol, (Online),

http://forumsainsindonesia.htm/2008/05/27 (Diakses tanggal 23

November 2015).

Theresia M. 1995. Pengantar Dasar Matematika Logika dan Teori Himpunan.

Jakarta: Erlangga.

Wono Setya Budhi. 2006. Langkah Awal Menuju ke Olimpiade Matematika.

Jakarta: Ricardo Publishing and Printing.

Yusmichad Yusdja. 2011. Misteri Bilangan Nol. (Online),

http://forumsainsindonesia.htm/2011/08/20 (Diakses tanggal 23

November 2015).
PEMBUKTIAN PEMBAGIAN BILANGAN DENGAN
NOL (0) TIDAK TERDEFINISI DENGAN TEKNIK
REDUCSIO AD ABSURDUM

MAKALAH

OLEH
ANDI ARAS
NIM: 15B07044

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015

Anda mungkin juga menyukai