Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FADILA OKTAVIANI LUBIS

NIM : 181000237

REGULASI KESEHATAN KERJA SEKTOR INFORMAL


Berdasarkan UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud dengan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Tenaga Kerja sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis
pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), sektor informal adalah kegiatan ekonomi
tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu, permodalan, maupun
penerimaanya.
b. Pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan ketentuan yang diterapkan oleh
pemerintah.
c. Modal, peraturan dan perlengkapan maupun pemasukan biasanya kecil dan
diusahakan atas dasar hitungan harian.
d. Pada umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan tidak terpisah
dengan tempat tinggal.
e. Tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang besar.
f. Pada umumnya dilakukan oleh golongan masyarakat yang berpendapatan rendah.
g. Tidak selalu membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, sehingga secara luwes
dapat menyerap tenaga kerja dengan bermacam-macam tingkat pendidikan.

Timbulnya sektor informal adalah akibat dari meluapnya atau membengkaknya angkatan
kerja disatu pihak dan menyempitnya lapangan kerja dipihak yang lain. Hal ini berarti bahwa
lapangan kerja yang tersedia tidak cukup menampung angkatan kerja yang ada. Permasalahan
ini menimbulkan banyaknya penganggur dan setengan penganggur. Oleh karenanya, secara
naluri masyarakat ini berusaha kecil-kecilan sesuai dengan kebiasaan mereka. Inilah yang
memunculkan usaha sektor informal (DepKes RI, 1994).
Regulasi Kesehatan Kerja Sektor Informal :

1. Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia


PASAL 27: Setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
2. UU No. 14 Tahun 1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja Bab IV
Pembinaan Perlindungan Kerja
PASAL 9 : Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
3. UU Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
4. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86 (1) : Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Pasal 86 (2) : Melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas pekerja
yang optimal diselenggarakan Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 164 (1) : Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
Pasal 164 (2) : Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pekerja di sektor formal dan informal.
Pasal 165 (1) : Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Pasal 166 (1) : Majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung
seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.
Pasal 166 (2) : Majikan atau pengusaha menanggung biaya atas gangguan kesehatan
akibat kerja yang diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. UU Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Pasal 29 (1) : Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan
prinsip asuransi sosial.
Pasal 29 (2) : Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila
seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id

www.jkn.kemkes.go.id › UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN.pdf

https://www.academia.edu › Kesehatan_Kerja_Sektor_Informal

Anda mungkin juga menyukai