Anda di halaman 1dari 3

Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran agama Islam itu diantaranya adalah :

a. Islam menunjuki manusia jalan kebenaran.


Islam memberikan petunjuk kepada manusia pada jalan yang benar. Ajaran Islam
sebagiannya bersifat supra rasional atau ta’bbudi artinya di atas kemampuan akal manusia
untuk mengetahuinya. Ajaran itu diperlukan manusia, baik sebagai substansi pengetahuan
maupun sebagai sarana pengabdian, seperti Kemahaesaan Allah SWT dan ajaran-ajaran
shalat. Sebagian ajaran Islam yang lain bersifat rasional atau ta’aqquli, artinya mampu
dipahami akal akan rasionalitasnya, tetapi tanpa bimbingan ajaran Islam, tidak ada jaminan
kalau manusia sendiri dengan kemampuan akalnya mampu menemukan ajaran tersebut.
Apabila akal menemukannya, ajaran Islam memberi kemudaha sehingga kerja akal lebih
efisien, seperti bersikap adil terhadap sesama manusia, memanfaatkan alam semesta secara
proporsional, dan lain-lain.

b. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang


diberikan Allah secara bertanggung jawab.
Sekalipun Allah memberikan petunjk kebenaran kepada umat manusia, tetapi Allah
tidak memaksakan kehendak-Nya kepada manusia untuk menerima petunjuk-Nya tersebut,
sekalipun Allah memiliki kekuasaan untuk memaksa manusia. Allah hanya mengingatkan
kepada manusia akan konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima manusia dengan pilihan
hidupnya tersebut, Manusia bebas untuk menerima atau menolak petunjuk Allah tersebut.
Penilaian dan balasan Allah terhadap pilihan hidup manusia secara mutlak akan diberikan
pada hari akhirat kelak sebagaimana yang tertuang dalam QS. Yunus. 10 : 99 :

َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِميعًا أَفَأ َ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬


(99) َ‫اس َحتَّى يَ ُكونُوا ُم ْؤ ِمنِين‬ ِ ْ‫َولَوْ َشا َء َربُّكَ آَل َ َمنَ َم ْن فِي اأْل َر‬
walaw syaa-a rabbuka laaamana man fii l-ardhi kulluhum jamii'an afa-anta tukrihu nnaasa
hattaa yakuunuu mu'miniin

Artinya : “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?”

c. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik
muslim maupun non muslim.
Di hadapan Allah, manusia itu sama. Karena itu semua manusia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Yang membedakan manusia yang satu
dengan lainnya hanyalah ketaqwaan. Asas persamaan itu mengharuskan perlakuan
adil kepada setiap manusia dan tidak boleh menyakitinya, mendhalimi satu sama lain.
Apabila terjadi konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan, seperti harus dikenakan
sanksi hukum, diberikan jizyah, harus membayar zakat, dan yang lain, hal itu timbul
karena kondisi masing-masing secara spesifik berdasarkan perbuatan yang
dilakukannya. Hal itu tertuang dalam Q.S Al-Furqan. 25: 19 :
Artinya : “Maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang
apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula)
menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami
rasakan kepadanya azab yang besar”.

Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Hal ini terkandung
dalam QS. 2 (Al-Baqarah) : 29 yang berbunyi :

Artinya : “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu”

Dalam ayat tersebut, Allah SWT memberikan hak kepada manusia untuk
memanfaatkan alam beserta isinya, tetapi dalam QS. 30 (Al-Rum) : 41 Allah juga
mengingatkan dengan firman-Nya :

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini
diakibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak terkontrol, dan akibatnya menyengsarakan
hidup manusia sendiri. Begitu pula dengan pemanfaatan hewan, Allah menghalalkan makan
daging dan sebagian binatang yang ada di alam ini, tetapi dalam hal menyembelih binatang,
Rasulullah SAW. Mengingatkan bahwa apabila menyembelih binatang, hendaklah
menyembelih dengan cara yang baik, gunakanlah pisau yang tajam, agar tidak menyiksa
binatang yang disembelih tersebut.

d. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan


yang spesifik pula.

Orang yang berpergian jauh di bulan Ramadhan, diberikan dispensasi untuk berbuka,
orang yang lupa atau tertidur sehingga waktu shalat habis, ia boleh mengerjakan shalat ketika
ingat atau bangun dari tidurnya, sekalipun waktu shalat telah lewat. Orang yang lapar dan
tidak memiliki makanan kecuali barang haram, ia boleh memakannya sekedar untuk bertahan
hidup, dan keringanan-keringanan lainnya. Dalam masalah keyakinan, Islam juga
menghormati pilihan bebas manusia untuk menentukan keyakinannya sendiri. Karena itu,
orang kafir selama mereka tidak mengganggu dan memusuhi orang Islam, mereka juga tidak
boleh dimusuhi.

Anda mungkin juga menyukai