Artinya : “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?”
c. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik
muslim maupun non muslim.
Di hadapan Allah, manusia itu sama. Karena itu semua manusia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Yang membedakan manusia yang satu
dengan lainnya hanyalah ketaqwaan. Asas persamaan itu mengharuskan perlakuan
adil kepada setiap manusia dan tidak boleh menyakitinya, mendhalimi satu sama lain.
Apabila terjadi konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan, seperti harus dikenakan
sanksi hukum, diberikan jizyah, harus membayar zakat, dan yang lain, hal itu timbul
karena kondisi masing-masing secara spesifik berdasarkan perbuatan yang
dilakukannya. Hal itu tertuang dalam Q.S Al-Furqan. 25: 19 :
Artinya : “Maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang
apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula)
menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami
rasakan kepadanya azab yang besar”.
Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Hal ini terkandung
dalam QS. 2 (Al-Baqarah) : 29 yang berbunyi :
Artinya : “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu”
Dalam ayat tersebut, Allah SWT memberikan hak kepada manusia untuk
memanfaatkan alam beserta isinya, tetapi dalam QS. 30 (Al-Rum) : 41 Allah juga
mengingatkan dengan firman-Nya :
Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Dalam ayat tersebut, Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini
diakibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak terkontrol, dan akibatnya menyengsarakan
hidup manusia sendiri. Begitu pula dengan pemanfaatan hewan, Allah menghalalkan makan
daging dan sebagian binatang yang ada di alam ini, tetapi dalam hal menyembelih binatang,
Rasulullah SAW. Mengingatkan bahwa apabila menyembelih binatang, hendaklah
menyembelih dengan cara yang baik, gunakanlah pisau yang tajam, agar tidak menyiksa
binatang yang disembelih tersebut.
Orang yang berpergian jauh di bulan Ramadhan, diberikan dispensasi untuk berbuka,
orang yang lupa atau tertidur sehingga waktu shalat habis, ia boleh mengerjakan shalat ketika
ingat atau bangun dari tidurnya, sekalipun waktu shalat telah lewat. Orang yang lapar dan
tidak memiliki makanan kecuali barang haram, ia boleh memakannya sekedar untuk bertahan
hidup, dan keringanan-keringanan lainnya. Dalam masalah keyakinan, Islam juga
menghormati pilihan bebas manusia untuk menentukan keyakinannya sendiri. Karena itu,
orang kafir selama mereka tidak mengganggu dan memusuhi orang Islam, mereka juga tidak
boleh dimusuhi.