RPP
A. Kompetensi Inti :
KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan
tanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional
KD INDIKATOR
3.4 Memahami prosedur 3.4.1 Menjelaskan pengertian bahan alam
berkarya ragam hias pada 3.4.2 Menyebutkan bahan alam yang dapat
bahan alam dijadikan sebagai media berkarya ragam hias
3.4.3 Menyebutkan ragam media (alat dan bahan )
yang dapat diterapkan pada bahan alam
3.4.4 Menyebutkan ragam teknik ragam hias pada
bahan alam
3.4.1 Menjelaskan langkah kerja dalam membuat
ragam hias pada bahan alam
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1:
1. Melalui kegiatan membaca buku Seni budaya Kelas VII tentang penerapan ragam
hias pada bahan alam dengan teliti, dan mengamati contoh-contoh gambar bahan
alam dengan seksama, peserta didik dapat menyebutkan bahan alam yang dapat
dijadikan sebagai media berkarya ragam hias dengan baik
2. Melalui kegiatan mengamati contoh-contoh gambar alat dan bahan berkarya ragam
hias dengan seksama, peserta didik dapat menyebutkan ragam media (alat dan
bahan ) yang dapat diterapkan pada bahan alam dengan baik
Pertemuan 2:
1. Melalui kegiatan mengamati gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan
bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat memilih dan menentukan bahan
alam yang akan dijadikan sebagai media dalam berkarya ragam hias
2. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta diaik dapat menentukan
peralatan yan digunakan dalam berkarya ragam hias sesuai dengan bahan yang
telah dipilih dengan tepat.
3. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta diaik dapat menentukan teknik
yan digunakan dalam berkarya ragam hias sesuai dengan bahan yang telah dipilih
dengan tepat.
4. Melalui kegiatan mengamati gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan
bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat membuat desain yang akan
digunakan dalam berkarya ragam hias
Pertemuan 3
1. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat berkarya ragam
hias sesuai dengan desain yang telah dibuat dengan tepat.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi regular :
1. Materi jenis fakta
a. Gambar ragam hias pada bahan alam
b. Gambar bahan dan alat berkarya ragam hias pada bahan alam
c. File Video berkarya ragam hias pada bahan alam
Materi pengayaan
- Menerapkan ragam hias pada bahan alam berbeda dengan bahan yang digunakan
pada pembelajaran reguler
Materi Remidial
- Mengulang materi yang belum tuntas KKM pada pembelajaran regular.
E. METODE PEMBELAJARAN
a. Saintifik
Media:
a. Contoh gambar bahan alam
b. Contoh gambar peralatan berkarya ragam hias
c. Contoh gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan bahan alam
d. File video berkarya ragam hias menggunakan bahan alam
[https://m.youtube.com/watch?v=_YqXz8mNHCc], diunduh pada 26 Maret
2018;14.00
e. Laptop, Sound system, LCD
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pertemuan 3
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
I. Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik 10 Menit
untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali salam,
berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta
didik praktik penerapan ragam hias pada bahan alam
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai
penerapan ragam hias pada bahan alam
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab
tentang manfaat proses pembelajaran
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik
7. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan
digunakan
II. Kegiatan Inti 1. Peserta didik mempersiapkan peralatan dan bahan untuk 95
berkarya ragam hias
Menit
2. Peserta didik dengan bimbingan guru berkarya ragam hias
berdasar desain yang telah disiapkan
3. Peserta didik mempresentasikan hasil ragam hias pada
siswa yang lain
Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Jurnal (catatan tentang perilaku yang berlebihan)
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Observasi Jurnal Displin, kreatif, Saat Penilaian
kerjasama,menghargai pembelajaran untuk dan
berlangsung pencapaian
pembelajaran
(assessment
for learning)
Penialain Pengetahuan
Penilaian Ketrampilan
1. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan
dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk
tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas
buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
Pembelajaran Remedial
kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk pembelajaran ulang
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis
penilaian.
1. PENILAIAN SIKAP
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai perkembangan sikap spiritual dan sikap social
peserta didik
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Kisi-kisi soal pengetahuan
NO KD INDIKATOR MATERI JENIS NO.
SOAL SOAL
Penerapan Menyebutkan bahan Ragam bahan Essy 1
ragam hias alam yang dapat alam
pada bahan dijadikan sebagai
alam media berkarya
ragam hias
Butir Soal:
1. Sebutkan bahan alam yang dapat dijadikan sebagai media berkarya ragam hias
2. Sebutkan ragam alat yang dapat diterapkan pada bahan alam
3. Sebutkan ragam teknik yang dapat diterapkan pada bahan alam
4. Jelaskan langkah kerja berkarya ragam hias pada bahan alam
Rubrik Penilaian
No Deskripsi Skor
Kreteria peniliaian:
Keterangan:
1. Bobot ditentukan guru berdasrkan pertimbangan tingkat kesulitan setiap aspek yang
dinilai (total bobot = 100)
2. Skor akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor total (100)
3. KKM : 75
Soal Tes Praktik
“Buatlah gambar ragam hias pada bahan kayu dengan teknik pahat”
1. Ide/Gagasan
4, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias sangat baik
3, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias baik
2, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias cukup baik
1, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias kurang baik
2. Kreatifitas
4, Jika Kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias sangat baik
3, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias baik
2, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias cukup baik
1, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias kurang baik
3. Teknik
4, Jika teknik berkarya ragam hiasnya sangat baik
3, Jika teknik berkarya ragam hiasnya baik
2, Jika teknik berkarya ragam hiasnya cukup baik
1, Jika teknik menggambar ragam hiasny kurang baik
4. Original/keaslian
4, Jika hasil gambar ragam hiasnya sangat original
3, Jika hasil gambar ragam hiasnya original
2, Jika hasil gambar ragam hiasnya cukup original
1, Jika hasil gambar ragam hiasnya kurang original
Lampiran 1 .
Yang dimaksud dengan BAHAN ALAM adalah semua bahan-bahan yang asalnya
dari alam dan diambil secara alamiah (tanpa melalui proses sitensa) dan dipergunakan
sebagai bahan baku kerajinan.
Jenis tanah liat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni tanah liat primer
dan tanah liat sekunder. Tanah liat primer merupakan tanah liat yang berasal
dari pelapukan batuan feldspatik yang dihasilkan oleh tenaga endogen yang
tidak berpindah dari batuan induk atau batuan asalnya. Tanah liat primer
disebut juga dengan tanah liat residu. Tanah liat sekunder memiliki sifat lebih
murni dibandingkan tanah liat sekunder. Hal ini karena tanah liat primer ini
tidak berpindah dari tempat asalnya, yakni batuan yang mengalami pelapukan.
Tanah liat primer memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang
membedakannya dengan tanah liat sekunder. Beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh tanah liat primer antara lain sebagai berikut:
Memiliki sifat lebih murni, hal ini karena tanah liat primer tidak berpindah
tempat dari tempat asal terbentuknya
Berwarna kusam atau putih kusam, hal ini karena tanah liat primer tidak
tercampur dengan bahan- bahan organik seperti humus, ranting ataupun daun
busuk.
Memiliki suhu matang yang berkisar antara 13.000° – 14.000° C, bahkan ada
yang mencapai 17.500° C
Cenderung berbutir kasar
Memiliki daya lebur tinggi
Memiliki daya susut kecil
Memiliki sifat tahan api
Tidak elastis
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat primer.
Pembentukan tanah liat primer ini tidak lepas dari peraranan tenaga air dan
juga tenaga uap panas yang dilepaskan dari dalam bumi. Ketika berada dalam
keadaan kering maka tanah liat primer akan mudah sekali rapuh dan ditumbuk
menjadi tepung. Hal ini terjadi karena partikel tanah liat primer bentuknya
tidak simetris dan bersudut- sudut. Yang termasuk ke dalam tanah liat primer
ini antara lain: Kaolin, Bentonite, Feldspatik, Kuarsa, Dolomite, dan tanah-
tanah yang berada di tempat tinggi.
2. Tanah Liat Sekunder
Selain tanah liat primer, jenis tanah yang selanjutnya adalah tanah liat
sekunder. Tanah liat sekunder juga disebut dengan sedimen atau endapan.
Tanah liat sekunder merupakan tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik
yang berpindah jauh dari batuan induknya karena dibawa oleh tenaga eksogen,
sehingga menyebabkan butiran- butiran dari tanah liat tersebut lepas dan
mengendap di daerah- daerah seperti lembah, sungai, rawa, ataupun danau.
Tanah liat sekunder jumlahnya lebih banyak daripada tanah liat primer. Untuk
mengetahui tanah liat sekunder, kita bisa melihat dari ciri- ciri yang dimiliki
oleh tanah ini. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat
sekunder antara lain sebagai berikut:
Memiliki sifat kurang murni, hal ini karena tanah liat sekunder ini telah
bergeser jauh dari batuan asalnya yang melapuk sehingga sifat kemurniannya
telah hilang atau berkurang.
Warnanya krem, abu- abu, cokelat, merah, jambu/ kuning, kuning muda,
kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman dan sebagainya. Warna- warna ini
terbentuk akibat perjalanan tanah liat yang bercampur dengan bahan- bahan
organik dan non organik sehingga warnanya pun berubah.
Cenderung berbutir halus
Bersifat Plastis
Memiliki daya susut tinggi
2. Serat alam
Serat alami meliputi serat yang diproduksi alias dihasilkan oleh tumbuhan,
hewan dan proses geologis. Serat jenis ini sendiri memiliki sifat yang mampu
mengalami pelapukan.
3. Kayu
Sebagai salah satu bentuk olahan kekayaan alam, kayu memiliki banyak jenis
dan ciri khasnya masing- masing. Beberapa diantaranya mungkin sering Anda
temui dalam bentuk furniture minimalis atau dekorasi hunian. Contohnya
saja kursi makan yang terbuat dari kayu agar lebih tahan lama. Nah, kali ini
kami akan membantu Anda mengenal jenis kayu berdasarkan lokasi
tempatnya tumbuh, tingkat ketahanan serta warna.
Sering dianggap sebagai kayu dengan tekstur serat paling indah, kayu Jati
dikenal dunia internasional selain karena keindahannya, juga karena daya
tahan yang sangat kuat terhadap cuaca, suhu, jamur dan serangga. Karena
keunggulannya, kayu jati menjadi salah satu jenis kayu paling mahal yang ada
di pasaran, dan hanya bisa diperoleh oleh distributor yang disetujui
pemerintah.
2. Jenis Kayu Merbau
Keunikan kayu Sonokeling dari kayu lainnya adalah warna hitam keunguan
dengan tekstur yang indah. Dengan harga yang jauh lebih murah daripada
kayu jati, kayu Sonokeling sangat awet dan tahan terhadap rayap.
Menjadikannya pilihan sempurna untuk Anda yang mementingkan keindahan
kayu namun memiliki bujet terbatas.
5. Jenis Kayu Mindi
Dengan harga yang tergolong murah, kayu Mindi merupakan jenis kayu yang
memiliki tingkat ketahanan sedang, atau kurang lebih setara dengan kayu
Mahoni. Tidak terlalu kuat menghadapi rayap dan serangga, namun kayu ini
dapat diproses menjadi produk- produk olahan kayu seperti veneer,
blockboard dan pulp. Kayu Mindi umumnya memiliki rentang warna coklat
muda hingga merah, dengan serat yang lurus.
6. Jenis Kayu Pinus
Salah satu jenis kayu yang umum digunakan sebagai bahan baku furniture
minimalis dengan harga murah adalah kayu Pinus. Teksturnya yang terbilang
halus serta warna yang cenderung terang, membuat kayu pinus cocok
digunakan untuk membuat furnitur dalam ruangan. Karena bila digunakan
sebagai bahan pembuatan furnitur outdoor, kayu Pinus rentan terhadap
perubahan suhu dan kelembaban, serta lemah terhadap jamur dan mudah
lapuk.
7. Jenis Kayu Sungkai
Kayu Sungkai adalah salah satu jenis kayu yang paling familiar di Indonesia .
Wajar saja, karena kualitas kayu Sungkai memenuhi standard petukangan
meskipun tidak bisa dibandingkan dengan kayu Jati atau Sonokeling.
Sayangnya, tingkat kekerasan kayu Sungkai terlalu tinggi sehingga sangat
rentan untuk retak, dan tingkat keawetan kayu jenis ini sendiri tidak terlalu
baik. Kombinasi warna putih dan kuning serta tekstur yang agak kasar menjadi
kekhasan kayu Sungkai.
4. Bambu
Tahukah Anda, ternyata jenis-jenis bambu itu ada banyak lho. Menariknya,
setiap ragam dari bambu tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Ada
bambu yang memiliki struktur sangat kuat dan kokoh sehingga cocok
digunakan sebagai bahan bangunan. Ada pula bambu yang tampilannya sangat
indah jadi bisa dipakai untuk aksesori ruangan dan bahan baku kerajinan.
Bahkan jenis bambu tertentu pun dipercaya mengandung kekuatan magis loh.
Namun pada kesempatan kali ini, kami tidak akan membahas semua macam
dari bambu di atas karena pokok bahasannya pasti akan melebar. Fokus kita
pada saat ini ialah mengetahui apa saja sih jenis-jenis bambu yang sering
diperjualbelikan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Di antaranya ada
lima macam bambu yang paling populer yaitu bambu wulung, bambu apus,
bambu peting, bambu petung, dan bambu kuning. Mungkin Anda sudah
pernah mendengar beberapa bambu tersebut tapi belum mengetahuinya secara
jelas. Yuk, kita pelajari bersama-sama!
Bambu Wulung
Bambu wulung tumbuh dengan rumpun yang tidak terlalu rapat. Tanaman ini
bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah dan pegunungan. Warna kulit
batangnya bermacam-macam seperti hitam, hijau kehitaman, ungu tua, dan
bergaris kuning muda. Panjang ruasnya sendiri berkisar antara 40-50 cm.
Bambu ini seringnya dipakai untuk bahan kerajinan tangan sebab strukturnya
tidak getas. Beberapa orang juga kerap menggunakannya sebagai anyaman,
hiasan dinding, dan tiang rusuk bangunan. Rata-rata harga bambu wulung
dengan panjang 5 m, diameter 7-10 cm, dan ketebalan 2 cm adalah sekitar Rp
15.000.
Bambu Apus
Saat muda bambu petung mempunyai batang yang berwarna hijau, lalu
berangsur-angsur menjadi kekuningan seiring dengan bertambahnya umur.
Bambu petung mempunyai lingkar tengah pada batang yang cenderung lebih
besar daripada jenis bambu yang lain. Ukuran diameter tersebut bisa mencapai
lebih dari 20 cm dengan tebal 10-15 cm dan ruas sekitar 40-60 cm. Rata-rata
panjang batang bambu petung yang beredar di pasaran antara 10-20 m.
Dari karakteristik yang dimilikinya tersebut, pekerja bangunan lantas
memanfaatkan bambu ini sebagai elemen tekan berupa kolom karena memiliki
kemampuan dalam menahan tekuk yang tinggi. Penggunaan lain dari bambu
petung ini di antaranya seperti tiang pancang untuk memasang pondasi,
pengecoran, dan tiang rumah tradisional. Mengingat ukurannya yang besar
dan panjang, jangan heran kalau harganya lumayan mahal. Di pasaran, bambu
petung yang berukuran 5 m biasa dibanderol dengan harga di kisaran Rp
30.000 sampai Rp 35.000.
Bambu Peting
Jangan salah, bambu peting ini tidak sama dengan bambu petung meskipun
namanya hampir mirip. Perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya
ialah bambu peting memiliki serabut yang tidak terlalu banyak sehingga
tampilannya terlihat lebih bersih. Berbeda dengan bambu petung yang jumlah
serabut di dalamnya cukup banyak. Hal ini pula yang membuat bambu petung
lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih stabil daripada bambu peting.
Bambu peting pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Misalnya untuk membantu proses pengecoran, sebagai tiang pemancang untuk
memasang pondasi, serta dipakai untuk tiang bangunan. Ukuran bambu peting
yang dijual di pasar biasanya memiliki panjang 5 m, diameter 8-15 cm, dengan
tebal 3-4 cm. Bambu peting dengan spesifikasi seperti ini dijual dengan harga
yang berkisar Rp 25.000 hingga Rp 28.000.
Bambu Kuning
Bambu kuning adalah tanaman bambu yang sangat unik. Berbeda dari pohon
bambu lainnya yang umumnya memiliki batang berwarna hijau, batang dari
tanaman bambu yang satu ini berwarna kuning cerah. Karena keunikannya
itulah, banyak orang yang lantas menanam bambu kuning sebagai tumbuhan
hias. Tanaman ini juga mengandung banyak khasiat untuk kesehatan loh
seperti mengobati infeksi dan mencegah hepatitis.
Pohon bambu kuning tumbuh subur di kawasan Asia Tenggara. Anda bisa
memperbanyaknya melalui stek rumpun, cangkok, rhizoma, dan kultur
jaringan. Batang bambu kuning tidak lumrah digunakan untuk membuat
struktur bangunan karena kekuatannya yang tidak terlalu bagus. Tanaman ini
seringnya hanya dipakai untuk mengisi area taman dan fasad rumah. Bambu
kuning diyakini dapat mendatangkan energi positif dan keberuntungan.
5. Kulit
Kulit adalah jenis bahan yang diproduksi dari kulit hewan seperti domba,
domba, babi, sapi, kerbau, kambing dan rusa. Kelembutan, kekenyalan,
kualitas, karakteristik dan biaya kulit tergantung pada asal kulit tersebut. Kulit
yang berasal dari domba, anak-anak domba dan kambing adalah yang paling
mahal. Kulit dari kulit babi, kerbau dan sapi cenderung lebih keras, lebih tahan
lama dan lebih murah. Kulit terbagi dalam nappa, nubuck, suede dan kulit
yang disikat. Kulit merupakan salah satu bahan yang sejuk, dan selain itu
bahan-bahannya alami dan sesuai dengan bentuk pemakainya dan memberikan
manfaat seperti kehangatan dalam suhu dingin dan kesejukan di suhu panas.
Berikut karakteristik dan tipe dari beberapa jenis kulit:
Kulit Nappa
Kulit Nappa adalah salah satu jenis kulit yang paling mahal dari beberapa jenis
kulit. Dengan karateristik lembut, dan terdapat butiran-butiran kulit yang
biasanya terbuat dari kulit domba atau anak-anak. Kulit nappa ini sangat lentur
dan ringan. Kulit nappa digunakan untuk membuat tas mewah, sarung tangan,
sepatu, aksesoris, koper dan pakaian. Sebuah lapisan atau lilin sering
diaplikasikan pada permukaan kulit nappa untuk membuat penampilannya
nampak halus, mengkilap atau pearlescent. Dengan melakukan hal ini akan
memberikan kekuatan tambahan dan daya tahan untuk kulit sehingga
membutuhkan perawatan khusus dan pembersihan.
Kulit Nubuck
Kulit nubuck adalah jenis kulit yang telah diampelas atau digiling untuk
menghasilkan, kulit mewah yang lembut, dan memiliki permukaan beludru.
Beberapa kulit nubuck lebih mahal daripada kulit nappa biasa. Nubuck terbuat
dari full-grained kulit yang digosok di sisi biji-bijian untuk menghasilkan kulit
yang lembut, mirip dengan suede. Proses ini dilakukan secara hati-hati
sehingga kulit memantulkan cahaya dan memiliki sedikit efek dua warna.
Nubuck adalah kulit yang amat terawat sehingga nampak berkilauan dan
terasa sedikit berminyak.
Kulit Suede
Suede adalah kulit lembut yang terbuat dari bagian bawah kulit domba,
kambing, babi, sapi atau rusa. Suede lebih murah daripada nappa atau nubuck
dan cocok untuk penggunaan sehari-hari. Sehingga membuatnya akan sangat
mudah kotor dan sulit dibersihkan. Kulit ini harus dirawat untuk mencegah
kotoran yang terkumpul dari pemakaian sehari-hari dan membuatnya
mengkilap pada saat penggunaan sehari-hari. Suede digunakan untuk
membuat tas, pakaian, sepatu, sarung tangan, dan aksesoris lain seperti jam
tangan
Kulit Yang Disikat
Sapi dan babi adalah binatang berkulit tebal dan tangguh sehingga
membuatnya jenis kulit yang paling tahan lama dan termurah dari kulit
lainnya. Kulit yang disikat atau dicuci terbuat dari irisan tipis dari kulit yang
telah digiling atau dicuci untuk menghasilkan kulit seperti nubuck. Kulit
dengan kualitas premium digunakan untuk menghasilkan kulit yang disikat,
dan lebih murah daripada nappa, nubuck atau suede, namun masih lebih mahal
daripada kulit tebal yang tidak terawat.
6. Batu