Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RPP

Sekolah : SMP Muhammadiyah 2Karanglewas


Matapelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester : VII ( Tujuh ) / Genap
Materi : Penerapan ragam hias pada bahan alam
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (9 JP)

A. Kompetensi Inti :

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan
tanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional

KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural), berdasarkan


rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.

KI.4 mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang atau teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KD INDIKATOR
3.4 Memahami prosedur 3.4.1 Menjelaskan pengertian bahan alam
berkarya ragam hias pada 3.4.2 Menyebutkan bahan alam yang dapat
bahan alam dijadikan sebagai media berkarya ragam hias
3.4.3 Menyebutkan ragam media (alat dan bahan )
yang dapat diterapkan pada bahan alam
3.4.4 Menyebutkan ragam teknik ragam hias pada
bahan alam
3.4.1 Menjelaskan langkah kerja dalam membuat
ragam hias pada bahan alam

4.4.1 Menentukan jenis bahan alam yang akan


4.4 Berkarya ragam hias pada dijadikan sebagai media ragam hias
bahan alam 4.4.2 Menentukan alat dan bahan untuk berkarya
ragam hias pada bahan alam yang telah
ditentukan
4.4.3 Memilih teknik yang akan digunakan dalam
berkarya ragam hias pada benda alam yang
telah ditentukan
4.4.4 Membuat desain ragam hias yang akan
diterapkan pada bahan alam yang telah
ditentukan
4.4.5 Membuat ragam hias pada bahan alam yang
telah ditentukan sesuai dengan desain yang
telah dibuat
Nilai karakter:
Religius ( mencintai lingkungan),
Nasionalis (apresiasi budaya bangsa sendiri)
Mandiri (kreatif)
Integritas (tanggung jawab, menghargai martabat individu)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1:
1. Melalui kegiatan membaca buku Seni budaya Kelas VII tentang penerapan ragam
hias pada bahan alam dengan teliti, dan mengamati contoh-contoh gambar bahan
alam dengan seksama, peserta didik dapat menyebutkan bahan alam yang dapat
dijadikan sebagai media berkarya ragam hias dengan baik

2. Melalui kegiatan mengamati contoh-contoh gambar alat dan bahan berkarya ragam
hias dengan seksama, peserta didik dapat menyebutkan ragam media (alat dan
bahan ) yang dapat diterapkan pada bahan alam dengan baik

3. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan


menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat menyebutkan
ragam teknik yang dapat diterapkan pada bahan alam dengan baik

4. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan


menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat menjelaskan
langkah kerja berkarya ragam hias pada bahan alam dengan baik

Pertemuan 2:

1. Melalui kegiatan mengamati gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan
bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat memilih dan menentukan bahan
alam yang akan dijadikan sebagai media dalam berkarya ragam hias
2. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta diaik dapat menentukan
peralatan yan digunakan dalam berkarya ragam hias sesuai dengan bahan yang
telah dipilih dengan tepat.
3. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta diaik dapat menentukan teknik
yan digunakan dalam berkarya ragam hias sesuai dengan bahan yang telah dipilih
dengan tepat.
4. Melalui kegiatan mengamati gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan
bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat membuat desain yang akan
digunakan dalam berkarya ragam hias
Pertemuan 3
1. Melalui kegiatan mengamati tayangan video berkarya ragam hias dengan
menggunakan bahan alam dengan seksama, peserta didik dapat berkarya ragam
hias sesuai dengan desain yang telah dibuat dengan tepat.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Materi regular :
1. Materi jenis fakta
a. Gambar ragam hias pada bahan alam
b. Gambar bahan dan alat berkarya ragam hias pada bahan alam
c. File Video berkarya ragam hias pada bahan alam

2. Materi jenis konsep


a. Pengertian bahan alam
b. Macam-macam jenis bahan alam
c. Macam-macam jenis alat berkarya ragam hias
d. Macam-macam teknik berkarya ragam hias pada bahan alam

3. Materi jenis prosedur


a. Langkah-langkah penerapan ragam hias pada bahan alam

Materi pengayaan
- Menerapkan ragam hias pada bahan alam berbeda dengan bahan yang digunakan
pada pembelajaran reguler

Materi Remidial
- Mengulang materi yang belum tuntas KKM pada pembelajaran regular.

E. METODE PEMBELAJARAN

a. Saintifik

F. MEDIA, BAHAN, DAN ALAT

Media:
a. Contoh gambar bahan alam
b. Contoh gambar peralatan berkarya ragam hias
c. Contoh gambar hasil karya ragam hias dengan menggunakan bahan alam
d. File video berkarya ragam hias menggunakan bahan alam
[https://m.youtube.com/watch?v=_YqXz8mNHCc], diunduh pada 26 Maret
2018;14.00
e. Laptop, Sound system, LCD

Bahan: bahan alam sesuai pilihan peserta didik

Alat: Pensil, penghapus, pahat, cat minyak, kuas, dll


G. SUMBER BELAJAR
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017, Seni Budaya. Buku Siswa.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan halaman 118 - 127
b. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Seni Budaya. Buku Guru. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan halaman 115 - 123
c. Beberapa contoh penerapan ragam hias pada bahan alam

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan Ke-1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

I. Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta 10


didik untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
Menit
salam, berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta
didik memahami tentang ragam hias pada bahan alam
3. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep
yang telah dipelajari oleh peserta didik yang
berhubungan dengan materi baru yang akan dipelajari
4. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai ragam hias pada bahan alam
5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab
tentang manfaat proses pembelajaran
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik
8. 8. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan
digunakan
II. Kegiatan Inti 1. Peserta didik membaca buku teks Seni Buday kelas VII 95
tentang penerapan ragam hias pada bahan alam
Menit
2. Guru menayangkan video berkarya ragam hias pada
bahan alam
3. Peserta didik merumuskan pertanyaan yang berkaitan
dengan berkarya ragam hias dari bahan alam
4. Peserta didik mengidentifikasi bahan-bahan alam yang
dapat dijadikan sebagai karya ragam hias
5. Peserta didik mengidentifikasi peralatan yang digunakan
dalam berkarya ragam hias
6. Peserta didik mengidentifikasi teknik yang digunakan
dalam berkarya ragam hias
7. Peserta didik mengidentifikasi prosedur yang digunakan
dalam berkarya ragam hias
8. Pesera didik menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
dengan data-data yang telah dikumpulkan
III. Penutup 1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi 15
pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dan
Menit
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia
Tuhan
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas
manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran
dan hasil telaah individu
4. Guru melakukan tes tertulis dengan menggunakan Uji
Kompetensi atau soal yang disusun guru sesuai tujuan
pembelajaran
5. Guru meminta peserta didik untuk meningkatkan
pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang
telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan
atau sumber informasi lainnya.
6. Guru mengadakan penilaian pengetahuan.
7. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan 2

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

I. Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta 10


didik untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
Menit
salam, berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis
dan sumber belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta
didik memahami tentang desain berkarya ragam hias
3. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep
yang telah dipelajari oleh peserta didik yang
berhubungan dengan materi baru yang akan dipelajari
4. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai ragam hias pada bahan alam
5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab
tentang manfaat proses pembelajaran
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik
8. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan
digunakan
II. Kegiatan Inti 1. Peserta didik mempersiapkan peralatan dan bahan untuk 55
membuat desain
Menit
2. Peserta didik membuat desain ragam hias pada bahan
alam berdasar pada bahan dan teknik yang akan
digunakan
3. Peserta didik mempresentasikan hasil eksperimen berupa
gambar desain ragam hias pada bahan alam
III. Penutup 1. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas 10
manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
Menit
2. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran
dan hasil telaah individu maupun kelompok
3. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

Pertemuan 3

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

I. Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik 10 Menit
untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali salam,
berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta
didik praktik penerapan ragam hias pada bahan alam
3. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab mengenai
penerapan ragam hias pada bahan alam
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya jawab
tentang manfaat proses pembelajaran
6. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik
7. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan
digunakan
II. Kegiatan Inti 1. Peserta didik mempersiapkan peralatan dan bahan untuk 95
berkarya ragam hias
Menit
2. Peserta didik dengan bimbingan guru berkarya ragam hias
berdasar desain yang telah disiapkan
3. Peserta didik mempresentasikan hasil ragam hias pada
siswa yang lain

III. Penutup 1. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas 15


manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
Menit
2. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran
dan hasil telaah individu
3. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Jurnal (catatan tentang perilaku yang berlebihan

No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
Observasi Jurnal Cinta Saat Penilaian untuk dan
lingkungan pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran
(assessment as
learning)

Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Jurnal (catatan tentang perilaku yang berlebihan)
No. Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Observasi Jurnal Displin, kreatif, Saat Penilaian
kerjasama,menghargai pembelajaran untuk dan
berlangsung pencapaian
pembelajaran
(assessment
for learning)

Penialain Pengetahuan

No Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


. Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
Lisan Pertanyaan (lisan) Lihat Saat Penilaian untuk
dengan jawaban lampiran pembelajaran pembelajaran
terbuka berlangsung (assessment for
learning)
Penilaian untuk
pembelajaran
(assessment for
learning) dan
sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)

Tertulis Penilaian Harian Lihat Setelah Penilaian


lampiran pembelajaran pencapaian
usai pembelajaran
(assessment of
learning)

Penilaian Ketrampilan

No. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan


Instrumen Butir Pelaksanaan
Instrumen
Proyek Mendesain, Lihat Saat Penilaian untuk,
berkarya ragam lampiran pembelajaran sebagai, dan/atau
hias berlangsung pencapaian
dan/atau pembelajaran
setelah usai (assessment for,
as, and of
learning)
Produk Hasil karya Saat Penilaian untuk,
gambar ragam pembelajaran sebagai, dan/atau
hias berlangsung pencapaian
dan/atau pembelajaran
setelah usai (assessment for,
as, and of
learning)
Portofolio Sampel hasil Saat Penilaian untuk
karya gambar pembelajaran pembelajaran dan
terbaik dari tugas usai sebagai data
atau produk untuk penulisan
deskripsi
pencapaian
keterampilan

1. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan
dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk
tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas
buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
Pembelajaran Remedial
kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk pembelajaran ulang
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis
penilaian.

Mengetahui Karanglewas, Januari 2019


Kepala SMP Muh 2 Karanglewas Guru Mata Pelajaran

Endah Susanti S Pd Bio Windariningsih


LAMPIRAN

1. PENILAIAN SIKAP
Petunjuk:

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai perkembangan sikap spiritual dan sikap social
peserta didik

Jurnal Perkembangan Sikap


TTD Tindak
No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa Lanjut
1
2
3
4
5

2. PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Kisi-kisi soal pengetahuan
NO KD INDIKATOR MATERI JENIS NO.
SOAL SOAL
Penerapan Menyebutkan bahan Ragam bahan Essy 1
ragam hias alam yang dapat alam
pada bahan dijadikan sebagai
alam media berkarya
ragam hias

menyebutkan ragam Essy 2


media (alat dan Ragam media
bahan ) yang dapat berkarya ragam
diterapkan pada hias dengan
bahan alam menggunakan
bahan alam
menyebutkan ragam Essy 3
teknik yang dapat Ragam teknik
diterapkan pada berkarya ragam
bahan alam hias

menjelaskan langkah Essy 4


kerja berkarya ragam langkah kerja
hias pada bahan berkarya ragam hias
alam pada bahan alam
menyebutkan
macam-macam
karya hasil
penerapan ragam
hias pada bahan
alam

B. Instrumen: Tes Tertulis (Essy)


Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

Butir Soal:

1. Sebutkan bahan alam yang dapat dijadikan sebagai media berkarya ragam hias
2. Sebutkan ragam alat yang dapat diterapkan pada bahan alam
3. Sebutkan ragam teknik yang dapat diterapkan pada bahan alam
4. Jelaskan langkah kerja berkarya ragam hias pada bahan alam

No Kunci Jawaban Skor

1 Kayu, bambu, batu, rotan 40


2 Pahat, palu, gergaji, amplas, kuas, cat 50
3 Teknik pahat, teknik lukis, 40
Memilih bahan, menentukan teknik, memilih alat, membuat desain, 70
4 memindahkan desain ke dalam benda kerja, berkarya ragam hias,
finishing
100

Rubrik Penilaian

No Deskripsi Skor

1 Jika menjawab 4 bahan 40

Jika menjawab 3 bahan 30

Jika menjawab 2 bahan 20

Jika menjawab 1 bahan 10

Jika jawaban salah 5


Jika tidak menjawab 0
2 Jika menjawab 5 alat 50
Jika menjawab 4 alat 40

Jika menjawab 3 alat 30


Jika menjawab 2 alat 20

Jika menjawab 1 alat 10

Jika jawaban salah 5


Jika tidak menjawab 0
3 Jika menjawab 4 teknik 40

Jika menjawab 3 teknik 30


Jika menjawab 2 teknik 20

Jika menjawab 1 teknik 10

Jika jawaban salah 5


Jika tidak menjawab 0
Jika menjawab 7 langkah 70

Jika menjawab 6 langkah 60

4 Jika menjawab 5 langkah 50

Jika menjawab 4 langkah 40

Jika menjawab 3 langkah 30


Jika menjawab 2 langkah 20

Jika menjawab 1 langkah 10

Jika jawaban salah 5


5 Jika tidak menjawab 0
Jumlah skor 100

Kreteria peniliaian:

1. Setiap butir soal memiliki rentang skor tertentu sesuai bobotnya


2. Skor total apabila semua jawaban benar adalah 100
3. Nilai peserta didik menggunakan rumus:
Skor akhir = Skor yang diperoleh peserta didik

Skor total (100)


4. Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) minimal 76
PENILAIAN PRAKTIK

Kisi-kisi soal penilaian praktik

No KD Indikator Materi Jenis Soal No. Soal

1 Berkarya ragam Penerapan ragam Ragam hias Uji petik 1


hias pada hias pada bahan pada bahan
bahan alam alam alam

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN


(TES PRAKTIK)
LEMBAR PENGAMATAN UJI PRAKTIK

Mata Pelajaran : Seni Budaya


Materi : Penerapan ragam hias pada bahan kayu
Kelas/Smt : 2/Genap
Tahun Pelajaran : 2017/2018
No Nama siswa Aspek penilaian dan bobot Perolehan
skor
Ide/Gagsan Kreatifitas Teknik Original
20% 30 40% 10%

Keterangan:

1. Bobot ditentukan guru berdasrkan pertimbangan tingkat kesulitan setiap aspek yang
dinilai (total bobot = 100)
2. Skor akhir = Skor yang diperoleh X 100
Skor total (100)

3. KKM : 75
Soal Tes Praktik

“Buatlah gambar ragam hias pada bahan kayu dengan teknik pahat”

RUBRIK PENILAIAN TES PRAKTIK

1. Ide/Gagasan
4, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias sangat baik
3, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias baik
2, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias cukup baik
1, Jika ide/gagasan dalam berkarya ragam hias kurang baik

2. Kreatifitas
4, Jika Kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias sangat baik
3, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias baik
2, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias cukup baik
1, Jika kreatifitasnya dalam berkarya ragam hias kurang baik

3. Teknik
4, Jika teknik berkarya ragam hiasnya sangat baik
3, Jika teknik berkarya ragam hiasnya baik
2, Jika teknik berkarya ragam hiasnya cukup baik
1, Jika teknik menggambar ragam hiasny kurang baik

4. Original/keaslian
4, Jika hasil gambar ragam hiasnya sangat original
3, Jika hasil gambar ragam hiasnya original
2, Jika hasil gambar ragam hiasnya cukup original
1, Jika hasil gambar ragam hiasnya kurang original
Lampiran 1 .

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN

RAGAM HIAS PADA BAHAN ALAM

A. PENGERTIAN BAHAN ALAM


Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam ini menghasilkan
banyak bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan. Kerajinan
Indonesia telah dikenal luas di mancanegara dengan bentuk yang sangat beragam,
kreatif, inovatif, dan selalu berkembang mengikuti kebutuhan dan perkembangan
teknologi. Oleh sebab itu, Indonesia dikenal sebagai negara eksportir kerajinan yang
dibuat dengan proses yang lebih mengandalkan keterampilan tangan bukan hanya
mesin.

Yang dimaksud dengan BAHAN ALAM adalah semua bahan-bahan yang asalnya
dari alam dan diambil secara alamiah (tanpa melalui proses sitensa) dan dipergunakan
sebagai bahan baku kerajinan.

B. RAGAM BAHAN ALAM


1. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang terdapat di Indonesia dengan jumlah
yang lumayan banyak. Tanah luat banyak digunakan oleh manusia untuk
membuat berbagai macam kerajinan, seperti vas bunga, kendi, tempayak, dan
lain sebagainya. Tanah liat juga banyak dimanfaatkan untuk membuat batu
bata dan juga genting rumah. Tanah liat ini memiliki berbagai jenis. Jenis-
jenis tanah liat bisa kita ketahui dengan memperhatikan karakteristik yang
dimiliki oleh tanah tersebut. Beberapa macam-macam tanah liat antara lain
sebagai berikut:
1. Tanah Liat Primer

Jenis tanah liat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni tanah liat primer
dan tanah liat sekunder. Tanah liat primer merupakan tanah liat yang berasal
dari pelapukan batuan feldspatik yang dihasilkan oleh tenaga endogen yang
tidak berpindah dari batuan induk atau batuan asalnya. Tanah liat primer
disebut juga dengan tanah liat residu. Tanah liat sekunder memiliki sifat lebih
murni dibandingkan tanah liat sekunder. Hal ini karena tanah liat primer ini
tidak berpindah dari tempat asalnya, yakni batuan yang mengalami pelapukan.
Tanah liat primer memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang
membedakannya dengan tanah liat sekunder. Beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh tanah liat primer antara lain sebagai berikut:
 Memiliki sifat lebih murni, hal ini karena tanah liat primer tidak berpindah
tempat dari tempat asal terbentuknya
 Berwarna kusam atau putih kusam, hal ini karena tanah liat primer tidak
tercampur dengan bahan- bahan organik seperti humus, ranting ataupun daun
busuk.
 Memiliki suhu matang yang berkisar antara 13.000° – 14.000° C, bahkan ada
yang mencapai 17.500° C
 Cenderung berbutir kasar
 Memiliki daya lebur tinggi
 Memiliki daya susut kecil
 Memiliki sifat tahan api
 Tidak elastis
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat primer.
Pembentukan tanah liat primer ini tidak lepas dari peraranan tenaga air dan
juga tenaga uap panas yang dilepaskan dari dalam bumi. Ketika berada dalam
keadaan kering maka tanah liat primer akan mudah sekali rapuh dan ditumbuk
menjadi tepung. Hal ini terjadi karena partikel tanah liat primer bentuknya
tidak simetris dan bersudut- sudut. Yang termasuk ke dalam tanah liat primer
ini antara lain: Kaolin, Bentonite, Feldspatik, Kuarsa, Dolomite, dan tanah-
tanah yang berada di tempat tinggi.
2. Tanah Liat Sekunder

Selain tanah liat primer, jenis tanah yang selanjutnya adalah tanah liat
sekunder. Tanah liat sekunder juga disebut dengan sedimen atau endapan.
Tanah liat sekunder merupakan tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik
yang berpindah jauh dari batuan induknya karena dibawa oleh tenaga eksogen,
sehingga menyebabkan butiran- butiran dari tanah liat tersebut lepas dan
mengendap di daerah- daerah seperti lembah, sungai, rawa, ataupun danau.
Tanah liat sekunder jumlahnya lebih banyak daripada tanah liat primer. Untuk
mengetahui tanah liat sekunder, kita bisa melihat dari ciri- ciri yang dimiliki
oleh tanah ini. Beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah liat
sekunder antara lain sebagai berikut:
 Memiliki sifat kurang murni, hal ini karena tanah liat sekunder ini telah
bergeser jauh dari batuan asalnya yang melapuk sehingga sifat kemurniannya
telah hilang atau berkurang.
 Warnanya krem, abu- abu, cokelat, merah, jambu/ kuning, kuning muda,
kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman dan sebagainya. Warna- warna ini
terbentuk akibat perjalanan tanah liat yang bercampur dengan bahan- bahan
organik dan non organik sehingga warnanya pun berubah.
 Cenderung berbutir halus
 Bersifat Plastis
 Memiliki daya susut tinggi

2. Serat alam
Serat alami meliputi serat yang diproduksi alias dihasilkan oleh tumbuhan,
hewan dan proses geologis. Serat jenis ini sendiri memiliki sifat yang mampu
mengalami pelapukan.

Sementara itu, serat alami juga masih bisa digolongkan ke dalam :

 Serat tumbuhan atau serat pangan. Biasanya tersusun atas selulosa,


hemiselulosa dan kadang-kadang mengandung pula yang namanya
lignin. Contoh dari serat jenis ini sendiri adalah katun dan kain ramie.
Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas serta tekstil.
Serat tumbuhan juga cukup penting untuk nutrisi manusia.
 Serat kayu. Serat yang berasal dari batang tumbuhan yang berkayu.
 Serat hewan. Pada umumnya, tersusun atas protein tertentu. Contoh
dari serat hewan ini yang dimanfaatkan oleh manusia saat ini ialah
serat ulat (sutra) dan bulu domba (wol).
 Serat mineral. Pada umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini, asbestos
menjadi salah satunya mineral yang secara alami terdapat pada bentuk
serat panjang.

3. Kayu
Sebagai salah satu bentuk olahan kekayaan alam, kayu memiliki banyak jenis
dan ciri khasnya masing- masing. Beberapa diantaranya mungkin sering Anda
temui dalam bentuk furniture minimalis atau dekorasi hunian. Contohnya
saja kursi makan yang terbuat dari kayu agar lebih tahan lama. Nah, kali ini
kami akan membantu Anda mengenal jenis kayu berdasarkan lokasi
tempatnya tumbuh, tingkat ketahanan serta warna.

1. Jenis Kayu Jati

Sering dianggap sebagai kayu dengan tekstur serat paling indah, kayu Jati
dikenal dunia internasional selain karena keindahannya, juga karena daya
tahan yang sangat kuat terhadap cuaca, suhu, jamur dan serangga. Karena
keunggulannya, kayu jati menjadi salah satu jenis kayu paling mahal yang ada
di pasaran, dan hanya bisa diperoleh oleh distributor yang disetujui
pemerintah.
2. Jenis Kayu Merbau

Tingkat kekerasan yang dimiliki kayu Merbau membuatnya banyak


dimanfaatkan sebagai bahan pembuat furniture minimalis. Kayu jenis ini
memiliki warna coklat kemerahan dan cukup tahan terhadap serangan
serangga. Kualitas inilah yang mendudukan Kayu Merbau sebagai alternatif
utama untuk kayu jati. Untuk urusan harga, hanya terpaut sedikit di bawah
kayu jati.
3. Jenis Kayu Mahoni

Di Indonesia khususnya pulau Jawa, banyak ditemui kayu Mahoni. Masa


tanam yang lebih singkat dan harga yang relatif lebih murah menjadikan kayu
Mahoni pilihan lain dari kayu Jati. Namun kurangnya daya tahan terhadap
rayap harus diwaspadai. Kayu Mahoni memiliki tone warna di kisaran merah
hingga merah muda. Memiliki tekstur yang halus, serta mudah dipotong dan
dibentuk.

4. Jenis Kayu Sonokeling

Keunikan kayu Sonokeling dari kayu lainnya adalah warna hitam keunguan
dengan tekstur yang indah. Dengan harga yang jauh lebih murah daripada
kayu jati, kayu Sonokeling sangat awet dan tahan terhadap rayap.
Menjadikannya pilihan sempurna untuk Anda yang mementingkan keindahan
kayu namun memiliki bujet terbatas.
5. Jenis Kayu Mindi

Dengan harga yang tergolong murah, kayu Mindi merupakan jenis kayu yang
memiliki tingkat ketahanan sedang, atau kurang lebih setara dengan kayu
Mahoni. Tidak terlalu kuat menghadapi rayap dan serangga, namun kayu ini
dapat diproses menjadi produk- produk olahan kayu seperti veneer,
blockboard dan pulp. Kayu Mindi umumnya memiliki rentang warna coklat
muda hingga merah, dengan serat yang lurus.
6. Jenis Kayu Pinus

Salah satu jenis kayu yang umum digunakan sebagai bahan baku furniture
minimalis dengan harga murah adalah kayu Pinus. Teksturnya yang terbilang
halus serta warna yang cenderung terang, membuat kayu pinus cocok
digunakan untuk membuat furnitur dalam ruangan. Karena bila digunakan
sebagai bahan pembuatan furnitur outdoor, kayu Pinus rentan terhadap
perubahan suhu dan kelembaban, serta lemah terhadap jamur dan mudah
lapuk.
7. Jenis Kayu Sungkai

Kayu Sungkai adalah salah satu jenis kayu yang paling familiar di Indonesia .
Wajar saja, karena kualitas kayu Sungkai memenuhi standard petukangan
meskipun tidak bisa dibandingkan dengan kayu Jati atau Sonokeling.
Sayangnya, tingkat kekerasan kayu Sungkai terlalu tinggi sehingga sangat
rentan untuk retak, dan tingkat keawetan kayu jenis ini sendiri tidak terlalu
baik. Kombinasi warna putih dan kuning serta tekstur yang agak kasar menjadi
kekhasan kayu Sungkai.

4. Bambu
Tahukah Anda, ternyata jenis-jenis bambu itu ada banyak lho. Menariknya,
setiap ragam dari bambu tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Ada
bambu yang memiliki struktur sangat kuat dan kokoh sehingga cocok
digunakan sebagai bahan bangunan. Ada pula bambu yang tampilannya sangat
indah jadi bisa dipakai untuk aksesori ruangan dan bahan baku kerajinan.
Bahkan jenis bambu tertentu pun dipercaya mengandung kekuatan magis loh.
Namun pada kesempatan kali ini, kami tidak akan membahas semua macam
dari bambu di atas karena pokok bahasannya pasti akan melebar. Fokus kita
pada saat ini ialah mengetahui apa saja sih jenis-jenis bambu yang sering
diperjualbelikan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Di antaranya ada
lima macam bambu yang paling populer yaitu bambu wulung, bambu apus,
bambu peting, bambu petung, dan bambu kuning. Mungkin Anda sudah
pernah mendengar beberapa bambu tersebut tapi belum mengetahuinya secara
jelas. Yuk, kita pelajari bersama-sama!
Bambu Wulung

Bambu wulung tumbuh dengan rumpun yang tidak terlalu rapat. Tanaman ini
bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah dan pegunungan. Warna kulit
batangnya bermacam-macam seperti hitam, hijau kehitaman, ungu tua, dan
bergaris kuning muda. Panjang ruasnya sendiri berkisar antara 40-50 cm.
Bambu ini seringnya dipakai untuk bahan kerajinan tangan sebab strukturnya
tidak getas. Beberapa orang juga kerap menggunakannya sebagai anyaman,
hiasan dinding, dan tiang rusuk bangunan. Rata-rata harga bambu wulung
dengan panjang 5 m, diameter 7-10 cm, dan ketebalan 2 cm adalah sekitar Rp
15.000.
Bambu Apus

Bambu apus merupakan bambu yang paling banyak digunakan sebagai


material bangunan. Alasannya karena bambu ini bentuknya lurus, strukturnya
kuat, dan bersifat liat. Selain itu, bambu ini juga kerap dipakai untuk membuat
anyaman karena memiliki serat yang panjang. Pohon bambu apus bisa tumbuh
di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Warna kulit batangnya hijau dan berubah menjadi kekuningan setelah
dikeringkan. Sedangkan jarak ruasnya sekitar 45-65 cm, diameter 5-8 cm, dan
tebal 3-15 mm. Dibandingkan dengan tanaman bambu lainnya, bambu apus
paling tahan dari serangan hama sebab rasanya pahit. Adapun harga pasar dari
bambu apus sepanjang 5 m saat ini kurang lebih Rp 10.000.
Bambu Petung

Saat muda bambu petung mempunyai batang yang berwarna hijau, lalu
berangsur-angsur menjadi kekuningan seiring dengan bertambahnya umur.
Bambu petung mempunyai lingkar tengah pada batang yang cenderung lebih
besar daripada jenis bambu yang lain. Ukuran diameter tersebut bisa mencapai
lebih dari 20 cm dengan tebal 10-15 cm dan ruas sekitar 40-60 cm. Rata-rata
panjang batang bambu petung yang beredar di pasaran antara 10-20 m.
Dari karakteristik yang dimilikinya tersebut, pekerja bangunan lantas
memanfaatkan bambu ini sebagai elemen tekan berupa kolom karena memiliki
kemampuan dalam menahan tekuk yang tinggi. Penggunaan lain dari bambu
petung ini di antaranya seperti tiang pancang untuk memasang pondasi,
pengecoran, dan tiang rumah tradisional. Mengingat ukurannya yang besar
dan panjang, jangan heran kalau harganya lumayan mahal. Di pasaran, bambu
petung yang berukuran 5 m biasa dibanderol dengan harga di kisaran Rp
30.000 sampai Rp 35.000.
Bambu Peting
Jangan salah, bambu peting ini tidak sama dengan bambu petung meskipun
namanya hampir mirip. Perbedaan yang paling mencolok di antara keduanya
ialah bambu peting memiliki serabut yang tidak terlalu banyak sehingga
tampilannya terlihat lebih bersih. Berbeda dengan bambu petung yang jumlah
serabut di dalamnya cukup banyak. Hal ini pula yang membuat bambu petung
lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih stabil daripada bambu peting.
Bambu peting pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Misalnya untuk membantu proses pengecoran, sebagai tiang pemancang untuk
memasang pondasi, serta dipakai untuk tiang bangunan. Ukuran bambu peting
yang dijual di pasar biasanya memiliki panjang 5 m, diameter 8-15 cm, dengan
tebal 3-4 cm. Bambu peting dengan spesifikasi seperti ini dijual dengan harga
yang berkisar Rp 25.000 hingga Rp 28.000.
Bambu Kuning

Bambu kuning adalah tanaman bambu yang sangat unik. Berbeda dari pohon
bambu lainnya yang umumnya memiliki batang berwarna hijau, batang dari
tanaman bambu yang satu ini berwarna kuning cerah. Karena keunikannya
itulah, banyak orang yang lantas menanam bambu kuning sebagai tumbuhan
hias. Tanaman ini juga mengandung banyak khasiat untuk kesehatan loh
seperti mengobati infeksi dan mencegah hepatitis.
Pohon bambu kuning tumbuh subur di kawasan Asia Tenggara. Anda bisa
memperbanyaknya melalui stek rumpun, cangkok, rhizoma, dan kultur
jaringan. Batang bambu kuning tidak lumrah digunakan untuk membuat
struktur bangunan karena kekuatannya yang tidak terlalu bagus. Tanaman ini
seringnya hanya dipakai untuk mengisi area taman dan fasad rumah. Bambu
kuning diyakini dapat mendatangkan energi positif dan keberuntungan.

5. Kulit
Kulit adalah jenis bahan yang diproduksi dari kulit hewan seperti domba,
domba, babi, sapi, kerbau, kambing dan rusa. Kelembutan, kekenyalan,
kualitas, karakteristik dan biaya kulit tergantung pada asal kulit tersebut. Kulit
yang berasal dari domba, anak-anak domba dan kambing adalah yang paling
mahal. Kulit dari kulit babi, kerbau dan sapi cenderung lebih keras, lebih tahan
lama dan lebih murah. Kulit terbagi dalam nappa, nubuck, suede dan kulit
yang disikat. Kulit merupakan salah satu bahan yang sejuk, dan selain itu
bahan-bahannya alami dan sesuai dengan bentuk pemakainya dan memberikan
manfaat seperti kehangatan dalam suhu dingin dan kesejukan di suhu panas.
Berikut karakteristik dan tipe dari beberapa jenis kulit:
Kulit Nappa
Kulit Nappa adalah salah satu jenis kulit yang paling mahal dari beberapa jenis
kulit. Dengan karateristik lembut, dan terdapat butiran-butiran kulit yang
biasanya terbuat dari kulit domba atau anak-anak. Kulit nappa ini sangat lentur
dan ringan. Kulit nappa digunakan untuk membuat tas mewah, sarung tangan,
sepatu, aksesoris, koper dan pakaian. Sebuah lapisan atau lilin sering
diaplikasikan pada permukaan kulit nappa untuk membuat penampilannya
nampak halus, mengkilap atau pearlescent. Dengan melakukan hal ini akan
memberikan kekuatan tambahan dan daya tahan untuk kulit sehingga
membutuhkan perawatan khusus dan pembersihan.
Kulit Nubuck
Kulit nubuck adalah jenis kulit yang telah diampelas atau digiling untuk
menghasilkan, kulit mewah yang lembut, dan memiliki permukaan beludru.
Beberapa kulit nubuck lebih mahal daripada kulit nappa biasa. Nubuck terbuat
dari full-grained kulit yang digosok di sisi biji-bijian untuk menghasilkan kulit
yang lembut, mirip dengan suede. Proses ini dilakukan secara hati-hati
sehingga kulit memantulkan cahaya dan memiliki sedikit efek dua warna.
Nubuck adalah kulit yang amat terawat sehingga nampak berkilauan dan
terasa sedikit berminyak.
Kulit Suede
Suede adalah kulit lembut yang terbuat dari bagian bawah kulit domba,
kambing, babi, sapi atau rusa. Suede lebih murah daripada nappa atau nubuck
dan cocok untuk penggunaan sehari-hari. Sehingga membuatnya akan sangat
mudah kotor dan sulit dibersihkan. Kulit ini harus dirawat untuk mencegah
kotoran yang terkumpul dari pemakaian sehari-hari dan membuatnya
mengkilap pada saat penggunaan sehari-hari. Suede digunakan untuk
membuat tas, pakaian, sepatu, sarung tangan, dan aksesoris lain seperti jam
tangan
Kulit Yang Disikat
Sapi dan babi adalah binatang berkulit tebal dan tangguh sehingga
membuatnya jenis kulit yang paling tahan lama dan termurah dari kulit
lainnya. Kulit yang disikat atau dicuci terbuat dari irisan tipis dari kulit yang
telah digiling atau dicuci untuk menghasilkan kulit seperti nubuck. Kulit
dengan kualitas premium digunakan untuk menghasilkan kulit yang disikat,
dan lebih murah daripada nappa, nubuck atau suede, namun masih lebih mahal
daripada kulit tebal yang tidak terawat.

6. Batu

C. TEKNIK BERKARYA RAGAM HIAS PADA BAHAN ALAM


D. PERALATAN BERKARYA RAGAM HIAS PADA BENDA ALAM
E. PROSEDUR BERKARYA

Mengetahui Karanglewas, Januari 2019


Kepala SMP Muh 2 Karanglewas Guru Mata Pelajaran

Endah Susanti S Pd Bio. Windariningsih

Anda mungkin juga menyukai