Pengkajian Gerontik Fix
Pengkajian Gerontik Fix
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. HILMA WAHIDATI
2. IFFAH HANIFAH
3. IHSAN NUR MAHMUDI
4. INDAH PUTRI SETYARINI
5. INDRAWAN
6. INTANIA FRANSISKA SHOLIHAH
7. IRA DWI PRATIWI
8. IRMA
9. IRMALITA WIGATI
10. JENY AYU RATRI SEMARA AGNI
A. Latar Belakang
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai
kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang
komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik,
salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan
dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan
kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan
untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum,
dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup
lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa
aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.
Hal yang pertama perawat lakukan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia adalah pengkajian. Menurut Potter & Perry, (2005),
pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi data tentang klien. Proses keperawatan ini mencakup dua langkah
yaitu pengumpulan data dari sumber primer (kliaen) dan sumber skunder
(keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan.
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai
dan gaya hidup yang dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan
dengan masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama yang
dimiliki pasien, sehingga data yang didapatkan relevan dengan asuhan
keperawatan yang akan dijalankan pada pasien tersebut. Penggunaan format
pengkajian standarisasi dianjurkan, karena dapat memberikan tanggung gugat
minimal dari profesi keperawatan. Penggunaan format pun memastikan
pengkajian pada tingkat yang komprehensif (Potter & Perry, 2005).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan keperawatan pada lansia?
2. Apa yang dimaksud dengan pengkajian dalam asuhan keperawatan lansia?
3. Bagaimana teknik pengkajian pada lansia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia, agar memahami
pengkajian dalam asuhan keperawatan lansia, untuk mengetahui apa saja yang
perlu dikaji dalam asuhan keperawatan lansia, dan mengaplikasikan teknik hasil
pengkajian dalam asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan professional harus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses
pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan,
meliputi pengumpilan data, analisis data, dan menghasilkan diagnosis
keperawatan.
1. Tujuan pengkajian
a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
b. Melengkapi dasar rencana perawatan individu
c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
2. Prinsip Pengkajian
a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
b. Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
c. Membantu menghindarkan bentuk dan pandangan klien
d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Saat klien memasuki ruangan, perhatian penampilan umum, postur,
dan cara berjalan. Saat menjabat tangan perhatikan genggaman, mobilitas,
kontak mata, bicara, pola pernapasan, warna kulit, dan pakaian. Observasi
cepat dan hati-hati menunjukan integritas sistem neurologis dan
muskuloskeletal, sistem mental dan emosional, serta minat dan
kemampuan untuk perawatan mandiri.
Inspeksi berlanjut melalui wawancara dan pengkajian fisik dengan
berpedoman pada hal-hal berikut ini.
1) Penerangan dan pemajanan adekuat untuk ispeksi warna, ukuran,
tekstur, dan mobilitas.
2) Penerangan tangensial untuk kontur dan variasi pada permukaan
tubuh.
3) Bagian tubuh yang diperiksa, perhatikan simetri pada tubuh
sebaliknya.
4) Observasi secara cermat, perhatian yang detail, dan catat hasil temuan.
5) Perhatikan klien dalam mengikuti instruksi dan melakukan maneuver
untuk memperoleh data kemampuan fungsional.
Deteksi terhadap bau adalah bagian dari inspeksi. Bau badan tidak
sedap dapat terjadi akibat higiene yang buruk dan penyakit. Bau parfum
yang kuat menandakan terbatasnya indera penciuman. Perawat waspada
terhadap bahaya keamanan jika klien tidak dapat mendeteksi gas/rokok.
Tabel 1 Pengkajian umum pada inspeksi.
Langkah Temuan Norma/Variasi Individu/Penyimpangan
Inspeksi klien dan Manuver dengan aman dan bertujuan dalam
cara klien lingkungan.
menyesuaikan Penyimpangan :
lingkungan saat Berjalan tanpa tujuan, ragu, mundur, postur, dan
masuk ruangan. gerakan agresif.
Perkenalan diri dan Klien membuat kontak mata, ekspresi wajah sesuai
jabat tangan. dengan percakapan, memperkenalkan diri, dan
menjulurkan tangan.
Penyimpangan :
Tidak membuat kontak mata, menarik diri dari
berjabat tangan, tidak menyambut pemeriksaan dengan
ekspresi wajah bicara, atau menjabat tangan.
Posisi diri pada Klien mendengarkan dengan perhatian dan menerima
setinggi mata dengan komunikasi dengan anggukan, komentar pendek,
klien dan jelaskan anjukan pernyataan klarifikasi.
tujuan pertemuan. Penyimpangan :
Ekspresi wajah ansietas, nyeri, apatis, bermusuhan,
takut, mudah terlihat perhatiannya.
Observasi kulit Keriput, berkerut, dan garis kerut dahi, rambut keabu-
(terutama wajah), abuan, kering, rambut rapuh,. Penurunan kecepatan
rambut, kecepatan dan koordinasi, penggunaan alat bantu ambulasi,
dan kebebasan langkah kaku dan kecil dengan postur terhenti.
gerakan tubuh untuk Penyimpangan :
mendapatkan Garis nyala keriput, tidak ada rambut kulit kepala atau
petunjuk terhadap tubuh, penipisan rambut berlebihan, hirsutisme, kaki
perkiraan penampilan diseret timpang, tremor, kontraktur, gerakan asimetris,
usia. postur kaku.
Inspeksi Berat badan dan tinggi badan normal untuk usia,
perkembangan tubuh. ukuran dan bentuk tubuh simetris. Sedikit deformitas
sudut siku, pergelangan tangan, jari tangan, leher, otot
dan tendon lebih menonjol. Redistribusi lemak dari
ekstermitas ke tubuh.
Penyimpangan :
Tinggi atau pendek berlebihan, ukuran atau bentuk
tubuh asimetris, penggunaan otot berlebihan,
penurunan otot, kegemukan atau penampilan kaheksia.
b. Palpasi
Melalui sentuhan karakteristik tekstur tubuh, suhu, ukuran ketajaman,
dan gerakan dibedakan dengan bagian tangan dan jari yang berbeda. Ujung
jari paling sensitive untuk menyentuh, dengan sensitivitas yang ditingkatkan
menggunakan gerakan sedikit memutar. Telapak tangan dan permukaan
dorsal digunakan untuk membedakan vibrasi dan memperkirakan suhu.
Tangan yang hangat dan kuku jari yang pendek penting untuk kenyamanaan
klien. Posisi klien relaks, palpasi yang lembut dan tenang. Area yang
diketahui nyeri tekan sebaiknya dipalpasi terakhir.
Karena sensitivitas terhadap sentuhan dapat dangkal pada tekanan
kontinu dan berat jari tangan, perawat harus menggunakan sedikit palpasi
pada awalnya. Palpasi dalam untuk memeriksa isi abdomen, tekanan yang
berlebilhan akan menurunkan sensitivitas. Tekanan diberikan dengan ujung
jari saat susunan jari pertama melakukan palpasi. Teknik bimanual dengan
kedua tangan untuk menekan organmasa antara ujung jari untuk mengkaji
ukuran dan ketajaman. Ballottement adalah teknik palpasi yang digunakan
untuk mengevalusi konsistensi organ atau tegangan cairan dengan gerakan
ujung jari yang kuat mengetuk. Tekanan digunakan dengan ujung jari,
sementara ujung jari pendeteksi mengkaji kekuatan.
1) Variasi palpasi yang sepesifik adalah sebagai tajam/tumpul, ringan/dalam,
panas/dingin, dan nyeri tekan
2) Penurunan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan memerlukan instruksi
yang jelas serta dekat untuk pemahaman adekuat.
3) Penurunan massa otot, tonus, kekuatan, daya tahan, kegesitan, klarifikasi
kartilago dan ligament. Penurunan massa tulang dapat menimbulkan nyeri
dan melelahkan saat palpasi.
4) Pengkajian turgor pda abdomen didapatkan penurunan elastisitas kulit dan
peningkatan keriput.
5) Penebalan dinding arteri dan penurunan elastisitas mengakibatkan
penurunan nadi pada palpasi.
c. Perkusi
Digunakan untuk mengkaji ukuran, posisi dan densitas struktur dasar.
Perkusi terdiri atas ketukan tajam yang menghasilkan vibrasi dan gelombang
bunyi lanjut. Gelombang bunyi terdengar seperti nada perkusi, perkusi
mengkaji adanya udara, cairan serta materi padat dan struktur dasar. Metode
perkusi langsung yaitu menyentuh permukaan tubuh secara langsung dengan
satu/dua jari secara terpisah. Metode perkusi langsung sering digunakan dan
paling umum. Teknik ini dilakukan dengan menempatkan falang distal dari jari
tengah (pleksimeter) tangan nondominan mendatar terhadap area yang
deperkusi. Pukulan perkusi dengan ujung jari tangan dominan. Target pukulan
adalah persendian antara falangeal dari jari pleksimeter, atau area distal pada
persendian tersebut. Pikulan dihantarkan dengan gerakan dari pergelangan
tangan. Pukulan harus tajam dan cepat, tarik kembali pergelangan dengan
cepat. Kuku jari harus pendek.
Bunyi yang dihasilkan oleh perkusi diklarifikasikan menurut sipat akustik
dan nada yang dihasilkan, dari yang paling keras sampai yang paling lembut.
Karena sensasi taktil tumpul pada lansia, palpasi dalam penting untuk
mendapatkan respon pada waktu mengkaji sensasi.
Tabel 2 Bunyi dan sipat perkusi
Intentitas Variasi
Bunyi Contoh
atau Tinggi nada Berhubungan
perkusi Lokasi
kualitas Dengan usia
Timpani Keras, seperti Kualitas Gelembung Bunyi
darm. musik tinggi. udara gaster, Bervariasi
usus. tergantung isi
usus (pekak
sampai datar).
Hiperesonan Keras, Sangat Emfisiema Hiperesonan
booming rendah. paru. pada klien
yang sangat
kurus, lansia.
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan proses mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
organ dan jaringan tubuh. Teknik ini digunakan untuk mengkaji jantung paru,
leher, dan abdomen. Bunyi dikarakteristikan menurut tinggi nada, intensitas,
kualitas, dan durasi. Tinggi nada adalah ukuran gelombang per detik, makin
banyak gelombang maka akan menghasilkan frekuensi dan tinggi nada lebih
tinggi. Intentitas adalah ukuran amplitudo gelombang bunyi yang dihasilkan
dan direntang dari bunyi (bunyi keras) sampai rendah (bunyi lembut). Kualitas
adalah sifat bunyi yang ditentukan oleh nada, yang membedakan bunyi tertentu
dari bunyi lainnya yang memiliki tinggi nada dan intentitas yang sama. Durasi
adalah ukuran panjang waktu suatu bunyi berakhir. Auskultasi membutuhkan
lingkaran yang tenang dan konsentrasi untuk mengidentifikasi bunyi akurat
serta karakteristik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia (DPP PPNI, 1999)
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan
yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
2. Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
a. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
b. Mempertahankan, membesarkan daya hidup atau semangat hidup (life
support).
c. Petugas kesehatan dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang
tepat.
d. Mempertahankan / memelihara kemandirian secara maksimal.
3. Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawatan profesional
harus menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah
proses pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pengkajian adalah langkah pertama
pada proses keperawatan, meliputi pengumpilan data, analisis data, dan
menghasilkan diagnosis kperawatan. Tujuan pengkajian yaitu :
a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri
b. Melengkapin dasar rencana perawatan individu
c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
Keterampilan pengkajian Fisik ada 4 diantaranya adalah Inspeksi,
Palpasi, Perkusi,Auskultasi.
Pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien lansia yaitu :
1) Pengkajian Fungsional
2) Pengkajian Status Mental Gerontik
3) Pengkajian Keseimbangan
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mempelajari mengenai
pengkajian gerontik karena saat kita akan melakukan asuhan keperawatan
gerontik maka kita harus mengetahui cara pengkajian pada pasien lanjut usia.
DAFTAR PUSTAKA
Asfuah, Siti. 2012. Buku Klinik untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Maryam Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta ; Salemba
Medika.
Nugroho, Wahyudi. (2002). Keperawatan Gerontik,edisi ke 2. Jakarta ; EGC
Nugroho, Wahjudi. 2006. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Tarwoto, Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta ; EGC
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Tanggal Pengkajian
Nama Mahasiswa
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama
Tempat/tgl lahir
Jenis kelamin
Status perkawinan
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat rumah
Diagnose Medis
Nama
Umur
Penyebab kematian
6. Aktivitas Rekreasi
Hoby
Bepergian/ wisata
Keanggotaan Organisasi
Lain-lain
B. Pola kebiasaan Sehari-hari
1. Persepsi Lansia
Persepsi lansia terhadap sehat – sakit
2. Nutrisi
Frekuensi makan
Nafsu makan
Jenis makanan
Kebiasaan sebelum makan
Makanan yg tdk disukai
Alergi makanan
Pantangan makanan
Keluhan yg berhubungan dg makanan
3. Eliminasi
a) Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi & waktu
Konsistensi
Keluhan BAB
Pengalaman memakai pencahar
b) Buang Air kecil (BAK)
Frekuensi & waktu
Kebiasaan BAK malam hari
Keluhan BAK
4. Personal Higiene
a) mandi
Frekuensi
Waktu
Pemakaian sabun
b) Oral Higiene
Frekuensi & waktu sikat gigi
Menggunakan pasta gigi
c) Cuci rambut
Frekuensi
Penggunaan shampo (ya/tdk)
d) Kuku & tangan
Frekuensi gunting kuku
Mencuci tangan dg sabun
5. Istirahat & Tidur
Lama tidur malam brapa jam
Terbanguntidur malam brapa jam
Tidur siang brapa jam
Keluhan tidur
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama
Gejala yg dirasakan
Factor pencetus
Upaya mengatasi penyakit Pegi ke Rumah Sakit/ dokter praktek/ bidan/ perawat/
lain-lain:
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yg pernah diderita
Mulainya kapan
Pengobatan & tindakan medis
Riwayat alergi Obat/ makanan/ debu/ dll:
Riwayat kecelakaan
Riwayat dirawat di Rumah Sakit
Riwayat pemakaian obat
3. Pemeriksaan fisik (inspeksi, auskultrasi, perkusi, dan palpasi)
1). Keadaan umum
Tanda vital
Kesadaran
Tinggi Badan/ B.Badan
2). Kepala
Rambut
Mata
Hidung
Mulut, gigi,bibir
telinga
3). Leher :
4). Dada/ thorak
Dada
Paru-paru
5). Abdomen :
6). Musculoskeletal (tingkat mobilisasi, paralisis, kifosis, ROM) :
7). Neurologis
8). Kulit
9). Ekstremitas atas
10). Ekstremitas Bawah
Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat
B. Fungsi Intelektual dan Kognitif
Pengkajian fungsional kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemempuan Lansia berdasarkan
daya orientasi terhadap : waktu, orang, tempat, dan daya ingat
Benar Salah
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang
2 Tahun berapa sekarang
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir
4 Berapa umur Bp/ibu
5 Dimana alamat Bp/Ibu
6 Berapa Jml anggota keluarga
yg tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga
yg tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun
berapa
9 Siapa nama presiden RI
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka
20 ke 1
JUMLAH YG BENAR
Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Skor Skor yg
No Pertanyaan Jawaban
Tertinggi dicapai
Penilaian Orientasi
Tahun berapa sekarang 1
Musim apa sekarang 1
1
Tanggal berapa sekarang 1
Bulan apa sekarang 1
Hari apa sekarang 1
2 Dimana kita sekarang
Apa nama Negara kita 1
Apa nama propinsi kita 1
Apa nama kota kita 1
Apa nama kecamatan kita 1
Apa nama desa kita 1
3 Penilaian Registrasi Motorik
Sebutkan 3 nama benda (tiap
objek 1”, betul nilai 1)
Mangkok nilai : 1 1
Piring nilai : 1 1
Sendok nilai : 1 1
4 Perhatian & kakulasi
Hitung kurangi 7
100-7 1
93-7 1
86-7 1
79-7 1
72-7 1
Atau mengeja terbalik
“WAHYU”
U 1
Y 1
H 1
A 1
W 1
5 Pengenalan kembali (Recalling)
Tanyakan nama benda yg sudah
ditanyakan pd no.3
mangkok 1
piring 1
sendok 1
6 Bahasa
Pemeriksa: menunjuk pensil &
kertas bergambar, lansia diminta
menyebut 2 benda yg ditunjuk
pemeriksa (benar nilai 1) contih:
Pensil nilai : 1 1
Buku nilai : 1 1
7 Lansia diminta mengulang kata- 1
kata pemeriksa: namun, tanpa,
apabila
8 Lansia diminta utk melakukan 3
perintah:,
ambil kertas itu dg tangan kanan 1
lipatlah kertas menjadi 2 1
letakkan kertas dilantai 1
9 Lansia diminta utk membaca & 1
melakukan perintah (berikan
tulisan: pejamkan mata anda,
lansia memejamkan mata)
10 Lansia dimanita menulis kalimat 1
secara spontan, 2kata (subjek &
predikat)
11 Lansia diminta menggambar segi 1
lima & berpotongan dg segi lima
membentuk segi empat, disamping
gambar ini
Total skor 30
Interprestasi :
Skor 0 – 10 : demensia berat
Skor 11 – 17 : demensia sedang
Skor 18 – 23 : demensia ringan
Skor 24 – 30 : normal
Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
1 Mandi dikamar mandi (gosok gigi, membersihkan, dan
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan
pakaian
3 Memakan makanan yg sdh disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri utk penempilan diri
(menyisir rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & mengeringkan
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal tanpa alat bantu
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat
tidur,memasak, mencucu dll)
12 Belanja utk kebutuhan sendiri/ keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan
sendiri)
14 Menggunakan transpotasi umum utk pergi
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan (dosis,
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan utk
kepentingan penggunaan uang, aktifitasan social yg
dilakukan & kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan
keagamaan, social, rekreasi, olah raga, & menyalurkan
hoby)
Jumlah nilai mandiri
Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan
Keterangan:
Nilai
Tingkat resiko Tindakan
MFS
Tidak beresiko 0 – 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi > 51 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi