Anda di halaman 1dari 8

MATERI KEPRAMUKAAN MPLS 2018-2019

Di susun Oleh : Adji Putra

SMA DEWI SARTIKA JAKARTA


Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang
Muda yang Suka Berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga
(7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka
Pandega (21-25 tahun).
Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Sejarah Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923
yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di
Bandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO).
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
a. memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani,
dan rohani;
b. menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan.
- Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
· Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
· Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
· Peduli terhadap dirinya pribadi
· Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
- Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
· pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
· belajar sambil melakukan;
· kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
· kegiatan yang menarik dan menantang;
· kegiatan di alam terbuka;
· kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
· penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
· satuan terpisah antara putra dan putri;

Kapan Anak Bisa Belajar Pramuka?

Belajar Pramuka sebenarnya bisa dikenali anak sejak awal masuk SD. Bentuk
kegiatannya tentu berbeda untuk masing-masing tingkatan. Anak SD kelas 1 lebih banyak
aktivitas bernyanyi dan bermain saja.

Berbeda dengan anak yang duduk di bangku kelas 3 atau 4 yang sudah mulai melakukan
kegiatan yang lebih berat dari sebelumnya.

Tingkatan Pramuka dibagi berdasarkan kelompok usia, Anggota Gerakan Pramuka terdiri dari
Anggota Muda dan Anggota Dewasa.

Anggota Muda adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan:

1. Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 – 10 tahun

2. Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11- 15 tahun

3. Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 – 20 tahun

4. Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 – 25 tahun

Anggota yang berusia di atas 25 tahun berstatus sebagai anggota dewasa.


Dengan demikian kegiatan Pramuka sudah dapat diterima anak saat ia memasuki SD. Orang tua
diharapkan dapat memberi dukungan kepada anaknya agar tertarik dengan kegiatan Pramuka
sehingga anak-anak kelak dapat merasakan manfaat dari mengikuti kegiatan tersebut.

Manfaat Mengikuti Kegiatan Pramuka

Sebenarnya ada banyak hal yang didapatkan saat anak mengikuti kegiatan Pramuka.
Hampir semua yang ia pelajari di Pramuka dapat dipraktekkan dalam aktivitas sehari-hari,
misalnya seperti membuat suatu karya dari barang bekas (kardus bekas susu, kaleng susu atau
bungkus sabun), memasak, menyiapkan serta merapihkan barang pribadi.

Ia juga belajar untuk bisa bertahan hidup ketika hidup di alam terbuka dengan membuat tenda,
membuat api dari kayu, makan dengan bahan seadanya, tidak mengandalkan listrik, jauh dari
keramaian dan sulit mencari kebutuhan apapun. Saat suasana seperti inilah ia dididik untuk bisa
bertahan hidup.

Banyak sekali manfaat yang didapat olehnya dengan mengikuti kegiatan Pramuka. Apa saja
keuntungan mengikuti kegiatan Pramuka sejak usia dini?

1. Disiplin

Saat anak mengikuti kegiatan Pramuka, pelajaran yang paling dasar adalah pembentukan
karakter anak. Ia akan dilatih untuk menyiapkan dan melakukan apapun seorang diri tanpa
dibantu orang tua. Ia juga akan dilatih untuk tepat waktu seperti saat bangun tidur, mandi,
makan, belajar atau aktivitas lainnya.

Anak yang dilatih disiplin sejak kecil akan terbiasa berdisiplin sehingga akan menjadi kebiasaan
yang baik yang terbawa hingga ia dewasa dan dapat bekerja dengan hasil yang memuaskan
karena kedisiplinannya tersebut.

2. Tanggung Jawab

Saat mengikuti kegiatan Pramuka, anak akan dituntut untuk bisa mengambil keputusan dalam hal
apapun dan bertanggung jawab dengan keputusannya tersebut.
Dalam kegiatan Pramuka, ia harus bertanggung jawab pada saat melakukan tugasnya. Misalnya
saat membuat tenda mereka harus bertanggung dengan keselamatan tenda.

Pada saat memasak, ia harus bertanggung jawab pada orang lain yang menikmati makanan
tersebut. Saat berkemah ia juga belajar tanggung jawab dengan perlengkapannya masing-masing.

3. Mandiri

Banyak anak yang terbiasa dibantu oleh orang tua atau asisten rumah tangga untuk mengurus
diri. Namun dengan mengikuti kegiatan Pramuka ia akan belajar untuk mengurus keperluannya
sendiri.

Dengan belajar mandiri akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik dibanding dengan
mereka yang terbiasa dilayani.

4. Berkomunikasi

Saat mengikuti kegiatan Pramuka maka anak akan dituntut untuk bisa berhubungan dengan
temannya, baik yang satu tim dengannya maupun yang berbeda timnya.

Kegiatan dalam Pramuka lebih banyak dilakukan secara berkelompok sehingga melatih mereka
untuk bisa berkomunikasi dengan teman-temannya. Dengan kegiatan ini, maka anak yang
tadinya pemalu atau pendiam dapat menjadi lebih berani untuk berbicara dengan orang lain.

5. Kreatif

Banyak kegiatan yang ada dalam Pramuka yang menuntut anak untuk menggunakan
kreativitasnya. Banyak aktivitas yang membuat anak harus menyelesaikan tugasnya dengan
menggunakan ide cemerlang mereka. Dengan demikian kreativitas mereka semakin diasah.

6. Kepemimpinan

Dalam kegiatan Pramuka, tiap anak akan mendapat kesempatan untuk memimpin regunya
masing-masing. Saat mendapat kesempatan itulah anak akan belajar mengenai gaya
kepemimpinan sehingga ketika memasuki usia dewasa anak bisa menjadi seorang pemimpin,
baik ditempat kerja, organisasi, maupun ketika sudah berkeluarga.
7. Mencintai alam

Banyak kegiatan Pramuka yang dilakukan di luar ruangan atau di alam bebas. Kegiatan tersebut
menuntut anak untuk berinteraksi dengan alam, sehingga secara tidak langsung akan
mengajarkan mereka untuk mencintai alam dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

8. Kemampuan Bertahan Hidup

Dalam kegiatan Pramuka anak akan diajarkan berbagai kode sandi, cara mengikat simpul,
membuat tenda, memasak dengan peralatans seadanya, P3K, dan kemampuan lainnya yang akan
berguna untuk bertahan hidup saat situasi darurat.

Alasan Kuat Pramuka Menjadi Ekskul Wajib di Sekolah


Pada kurikulum 2013, kegiatan ekstrakurikuler Praja Muda Karana, atau biasa akrab disebut
Pramuka, akan menjadi kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) wajib bagi peserta didik di Sekolah
Dasar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, Pramuka bukan
menjadi mata pelajaran wajib, melainkan tetap menjadi kegiatan ekstrakurikuler.

“Komposisi proses pembelajaran kan ada intrakurikuler dan ekstrakurikuler,” katanya kepada
wartawan usai penandatangan Nota Kesepahaman dengan Dewan Mesjid Indonesia di Gedung A
Kemdikbud, Selasa (20/11).

Menteri Nuh mengatakan, setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan dalam menjadikan
Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib. “Pertama, dasar legalitasnya jelas. Ada undang-
undangnya,” ujarnya. Undang-undang yang dimaksud adalah UU Nomor 12 tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.

Alasan kedua, Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan,
sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. "Dari sisi organisasinya juga sudah proven. Jadi,
kami sarankan ekstra yang satu ini wajib di semua level, terutama untuk siswa SD/ MI,"
ucapnya.
Rencana ini masih akan dimatangkan dengan melibatkan pihak lain. Mendikbud menuturkan,
akan ada segitiga yang akan terlibat dalam pematangan konsep Pramuka menjadi ekskul wajib,
yaitu segitiga antara Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka.

Beberapa hal yang akan dilakukan untuk mendukung Pramuka sebagai ekskul wajib di
Kurikulum 2013 antara lain melakukan penataran untuk guru-guru pengajar Pramuka. Bahkan
rencananya, guru pengajar Pramuka bisa mendapat kredit poin dan bisa masuk dalam
penghitungan jam mengajar profesi guru. Selain itu juga akan dilakukan revitalisasi organisasi di
tiap sekolah, serta dukungan pendanaan dari Kemdikbud. (DM)

Landasan Hukum
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka


2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan
Pramuka
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan
Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013 pada Lampiran III, kegiatan ekstrakurikuler merupakan
perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan dan kalender pendidikan sekolah.

Fungsi Kegiatan Pramuka


Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013,
lampiran III dijelaskan bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah Kegiatan
ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan
persiapan karir yaitu.
1. Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung
perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi,
dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
2. Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial
dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas
pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai
sosial.
3. Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,
menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta
didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah
lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
4. Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Kesimpulan

1. Ada dua hal yang menjadi alasan dalam menjadikan Pramuka sebagai ekstrakurikuler
wajib.
2. Dasar legalitas berupa Undang-undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
3. Pramuka mengajarkan banyak nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian.
4. Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan
Undang-Undang, Keputusan Presiden, dan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka. Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka peserta didik
memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang baik sebagai warganegara Indonesia.
5. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
6. Strategi yang dapat lakukan untuk membentuk karakter peserta didik melalui kegiatan
ekstra kurikuler pramuka adalah intervensi, pemberian keteladanan,
habituasi/pembiasaan, mentoring/pendampingan dan penguatan.

Anda mungkin juga menyukai