Darah
Darah membawa gas, nutrisi dan produk-produk metabolit melalui tubuh. Darah juga
melawan infeksi, menyembuhkan luka dan melakukan banyak fungsi penting lainnya.
Tidak ada pengganti untuk darah. Hal ini tidak dapat dibuat atau diproduksi. Donor adalah
satu-satunya sumber darah bagi pasien yang membutuhkannya.
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di sumsum tulang, terutama
tulang vertebrae, tulang costae, tulang pinggul, tulang tengkorak dan sternum.
Sel darah penting ini melawan infeksi, membawa oksigen dan membantu
mengendalikan perdarahan.
Transfusi darah
Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah
penerima (resipien). Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan darah dari
orang yang sehat kepada oarang yang sakit.
Darah tersusun dari komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma
yang mengandung faktor pembekuan. Pemberian komponen darah yang diperlukan saja dapat
dibenarkan daripada pemberian whole blood yang lengkap, prinsip ini lebih ditekankan lagi
pentingnya di bidang pediatri dikarenakan bayi maupun anak yang sedang tumbuh tidak perlu
diganggu sistem imunologisnya oleh antigen yang tidak diperlukan. Pemberian whole blood
hanya dilakukan atas indikasi anemia pasca perdarahan yang akut dan untuk transfusi tukar.
Komplikasi Transfusi
Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.
1. Komplikasi lokal yaitu :
• Kegagalan memilih vena.
• Fiksasi vena yang tidak baik.
• Problem ditempat tusukan.
• Vena pecah selama menusuk.
2. Komplikasi umum yaitu :
• Reaksi-reaksi transfusi.
• Penularan atau transmisi penyakit infeksi.
• Sensitisasi imunologis
• Transfusi haemochromatosis.
Reaksi Transfusi
Reaksi pyrogenik dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas berupa
peningkatan temperatur antara 38°C-40°C. Bisa disertai dengan menggigil, kemerahan,
kegelisahan dan ketegangan, jika transfusi dihentikan reaksi dan kegelisahan akan hilang.
Pyrogen mungkin terdapat dalam material yang ditransfusikan atau dari alat yang
dipakai untuk transfusi. Pyrogen merupakan produk metabolisme bakteri.
Reaksi alergi terdiri dari 2 mekanisme yaitu antigen dari donor dan antibodi dalam
serum orang sakit bereaksi, antibodi dalam serum donor yang secara pasif ditransfer pada
pasien beredar dengan antigen yang ada pada pasien. Antigen mungkin terdapat pada sel
darah putih atau trombosit atau pada plasma donor.
3 reaksi alergi :
- Anafilaksis dengan gejala syok disertai atau tanpa pireksia, dapat terjadi kegagalan
sirkulasi primer akut, nadi cepat, tekanan darah turun, pernapasan berat.
- Urtikaria bersifat umum, reaksi berat dapat timbul asma, peningkatan temperatur,
menggigil, sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat.
- Pireksia sulit dibedakan dengan reaksi pirogen.
Sirkulasi yang overload terjadi karena setelah pemberian yang cepat dan banyak
terutama karena tambahan cairan koloid dan seluler, terjadi terutama pada penderita anemia,
kelainan jantung atau degenerasi pembuluh darah. Reaksi demam dapat mendahului reaksi
muatan sirkulasi berlebih.
Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah inkompatibel, reaksi yang diakibatkan
oleh transfusi darah yang sudah hemolisis invitro. Mekanisme kerusakan sel darah merah non
imunologis/kerusakan invitro.
Reaksi darah yang terkontaminasi bakteri khas dengan tanda kenaikan temperatur
sampai 42°C, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat.
Intoksikasi citrat akibat pengumpulan citrat dalam darah dan pengurangan ion calcium,
citrat diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisme dalam hepar, dapat terakumulasi dalam
darah selama transfusi pasien dengan penyakit liver dan ginjal yang berat dan dapat terjadi
gagal jantung.