Anda di halaman 1dari 24

HERPES GENITALIS printhome

Herpes genitalis adalah STD (penyakit menular seksual) yang disebabkan oleh virus. Itu dalam
banyak kasus virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Virus tersebut menyebabkan infeksi pada
kulit dan selaput lendir di dalam dan di sekitar kelamin.

Selain herpes genitalis, ada bentuk-bentuk herpes lain, yang juga menyebabkan infeksi pada
kulit dan selaput lendir, tetapi pada bagian lain dari tubuh. Infeksi herpes yang paling umum
adalah herpes labialis, sakit dingin yang terkenal. Herpes labialis biasanya disebabkan oleh virus
herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Sering kontaminasi dengan virus ini terjadi di masa kecil. Infeksi
sering terjadi tanpa banyak keluhan dan lolos tanpa disadari. Rasa sakit yang dingin dapat
terjadi dengan resistensi yang berkurang. Dalam satu kasus, HSV-1 juga dapat menyebabkan
herpes genitalis. Ini sering terjadi melalui seks oral, di mana alat kelamin disentuh oleh mulut
(merokok atau makan). Infeksi herpes lainnya adalah ruam saraf (herpes zoster) dan penyakit
Pfeiffer.

Selebaran ini hanya tentang herpes genitalis, infeksi herpes pada alat kelamin (alat kelamin).

TRANSFER

Infeksi dengan herpes genitalis hanya mungkin melalui kontak seksual yang intim di antara
orang-orang, salah satunya memiliki herpes dan yang lainnya tidak. Itulah sebabnya mengapa
herpes genitalis adalah penyakit menular seksual. Anda tidak bisa mendapatkan herpes genital
jika Anda hanya "di lingkungan" seseorang yang menderita herpes. Anda harus bersentuhan
dengan ruam pada kulit atau selaput lendir mulut, penis, vagina atau anus untuk menjadi
terinfeksi. Risiko infeksi paling besar saat seseorang mengalami lepuh atau luka.

FENOMENA

Jika Anda memiliki infeksi herpes, Anda bisa mendapatkan gejala pertama dalam waktu sekitar
satu minggu. Seringkali ada rasa gatal dan sensasi terbakar. Bintik merah muncul pada kulit
atau selaput lendir. Setelah satu hingga satu setengah hari, vesikula atau luka terlihat. Biasanya
pada atau sekitar penis, labia, pintu masuk vagina atau di sekitar anus. Kadang-kadang gejala-
gejala ini juga terjadi di vagina, di leher rahim atau di anus. Lepuh dan luka tidak terlihat jelas.
Tingkat keparahan keluhan bervariasi per orang. Kejang awal dapat disertai dengan rasa sakit,
demam, kelenjar bengkak di selangkangan dan kadang-kadang keluar dari vagina. Terutama
wanita sering mengalami rasa sakit saat buang air kecil. Setelah kontak anal (butt fucking)
dengan seseorang yang menderita herpes, radang rektum dapat terjadi. Ini kadang-kadang
bergandengan tangan dengan darah atau lendir dan rasa sakit di tinja. Lepuh dan luka kering
lagi setelah sekitar tiga minggu dan biasanya sembuh tanpa bekas. Adalah mungkin untuk
mentransfer infeksi herpes melalui jari-jari Anda sendiri ke bagian lain dari tubuh seperti mata.
Anda juga bisa mendapatkan infeksi herpes pada satu atau lebih jari dengan cara ini. Oleh
karena itu dianjurkan untuk menyentuh daerah yang meradang dengan vesikel dan bisul
sesedikit mungkin dan selalu mencuci tangan dengan benar setelah kontak.

SERANGAN MENGEMBALIKAN

Jika gejala infeksi pertama telah hilang, tampak bahwa virus herpes telah menghilang dari
tubuh. Sayangnya, bukan itu masalahnya. Virus telah ditarik dari kulit ke dalam simpul saraf. Di
sana ia tetap dalam keadaan tidak aktif. Namun, virus dapat berkembang biak lagi dan
menyebabkan lecet pada kulit atau selaput lendir lagi. Hanya memikirkan sakit dingin yang juga
dapat kembali secara teratur. Seberapa sering serangan datang kembali tidak bisa dikatakan.
Satu orang mengalami serangan herpes genitalis hampir setiap bulan, yang lain jarang atau
tidak pernah lagi. Itu berbeda untuk semua orang.

Serangan berulang umumnya kurang parah daripada serangan pertama. Tidak diketahui
mengapa serangan sering kembali ke satu orang dan yang lain hanya kadang-kadang atau
bahkan tidak pernah.
Diketahui bahwa kondisi umum yang baik adalah penting. Serangan terjadi terutama dalam
situasi di mana sistem kekebalan tidak berfungsi juga. Misalnya, tepat sebelum menstruasi atau
saat serangan flu. Tetapi stres juga memberi peluang peningkatan kejang.

KOMPLIKASI

Jika sistem kekebalan tubuh sangat lemah, infeksi herpes genital bisa jauh lebih parah dan lebih
tahan lama. Ini adalah kasus, misalnya, jika Anda memiliki infeksi HIV atau jika Anda minum
obat untuk gejala penolakan. Misalnya setelah transplantasi organ.

https://www.huidziekten.nl/folders/nederlands/soaherpesgenitalis.htm
DEFINISI
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling
rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi
mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling
rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya
(misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki
organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau
cangkroid).

GEJALA
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan
bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri
dan membentuk keropeng.

Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.

Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.


Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya
dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.

Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada
penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher
rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa
terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.

Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa
sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih
dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena
virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan
kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua
virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya,
sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Untuk memperkuat diagnosa, diambil apusan dari luka dan dibiakkan di laboratorium.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi terhadap virus.

PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa
memperpendek lamanya serangan.
Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus dosis
rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya
gejala.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk
dioleskan langsung ke luka herpes.
Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko
penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada
serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.

http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2010/10/herpes-genitalis.html

Berbagai cara penularan herpes genital

Penularan herpes genital terjadi ketika ada sentuhan langsung dengan orang yang sedang
mengidap penyakit ini. Virus herpes simplex tipe 1 dan 2 hampir tidak mungkin bertahan hidup
di permukaan benda mati selain kulit atau alat kelamin manusia.

Karena itu, kecil sekali kemungkinan Anda tertular herpes genital karena memakai alat mandi
yang sama dengan pengidap herpes. Peluang Anda tertular herpes genital dari bibir toilet umum
juga sangat kecil. Pasalnya, virus akan langsung mati dalam sekejap ketika pindah ke bibir toilet.
Namun, penularan herpes paling banyak dilaporkan karena empat hal berikut.

1. Penetrasi seksual

Virus herpes genital sangat mudah berpindah dari alat kelamin pengidap herpes ke alat kelamin
orang yang sehat. Karena itu, penetrasi seksual (penis ke vagina) tanpa kondom dengan orang
yang mengidap herpes bisa meningkatkan risiko Anda tertular.

Risiko ini juga semakin tinggi bila Anda sering gonta-ganti pasangan seksual. Semakin banyak
pasangan Anda, tambah besar pula peluang Anda tertular herpes genital dari orang lain.

2. Seks oral

Bukan cuma penetrasi seksual yang bisa menularkan herpes genital. Seks oral (stimulasi penis,
vagina, atau dubur dengan mulut) juga dapat menyebarkan virus herpes simplex. Kalau pasangan
Anda sedang mengidap herpes oral (di mulut) dan ia memberikan seks oral buat Anda, virus
herpes di mulutnya bisa pindah ke alat kelamin Anda.

Inilah yang lantas membuat Anda kena herpes genital meskipun asalnya dari herpes oral yang
diidap pasangan Anda.

3. Pakai sex toy secara bergantian

Meskipun virus herpes simplex akan cepat mati bila menyentuh permukaan benda, sex toy atau
mainan seks yang dipakai bergantian bisa menyebarkan virus ini juga.

Ini karena sex toy Anda dan pasangan mungkin sangat basah oleh cairan tubuh seperti sperma,
air liur (saliva), atau cairan pelumas vagina. Nah, virus herpes akan lebih mudah bertahan hidup
di lingkungan yang lembap karena cairan tubuh manusia.

Jadi kalau Anda dan pasangan langsung bergantian pakai sex toy yang sama padahal salah satu
dari Anda kena herpes genital, maka ada kemungkinan Anda tertular herpes. Akan tetapi,
kemungkinannya kecil.

4. Proses melahirkan normal

Dalam beberapa kasus, seorang ibu yang mengalami herpes genital bisa menularkan virus ini
pada bayinya ketika melahirkan normal (lewat vagina). Karena itu, bicarakan pada dokter Anda
soal berbagai kemungkinan penularan herpes genital saat hamil.
Bagaimana agar tidak tertular herpes genital?

Tenang, Anda masih bisa melakukan tindakan pencegahan supaya tidak tertular herpes genital,
khususnya dari pasangan. Simak tips-tipsnya di sini.

1. Tidak berhubungan intim saat muncul gejala herpes

Apabila pasangan Anda masih dalam masa pengobatan atau pemulihan dari herpes genital,
sebaiknya jangan berhubungan seks dulu. Baik itu penetrasi penis ke vagina maupun seks oral.

2. Berhubungan seks dengan kondom

Kadang, gejala herpes genital tidak disadari oleh pengidapnya. Karena itu, selalu berhubungan
seks dengan kondom bisa jadi cara pencegahan yang efektif supaya tidak tertular herpes genital.
Pria juga sebaiknya tetap menggunakan kondom saat menerima seks oral dari pasangannya.

3. Tidak menggunakan sex toy secara bergantian


Masing-masing pasangan sebaiknya punya mainan seksnya masing-masing. Kalau memang mau
digunakan secara bergantian, cuci dulu sampai bersih dengan sabun dan air panas. Lalu
keringkan sampai tuntas.

4. Menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia atau (WHO), wanita lebih rentan tertular herpes
genital daripada pria. Karena itu, Anda harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan vagina.
Apalagi ketika red days atau masa menstruasi. Saat menstruasi, vagina lebih mudah diserang
bakteri dan virus jahat, salah satunya adalah virus herpes simplex.

Untuk mencegah infeksi virus atau iritasi ketika menstruasi, cucilah bagian luar vagina dengan
air hangat dan produk antiseptik kewanitaan paling tidak dua kali sehari.

5. Tidak gonta-ganti pasangan

Jangan gonta-ganti pasangan seksual. Hal tersebut hanya akan meningkatkan peluang Anda
tertular dan menularkan herpes genital pada orang lain. Jadi, kalau Anda habis melakukan “cinta
satu malam”, segera cek ke dokter untuk melakukan tes penyakit kelamin.

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/perawatan-kewanitaan/cara-penularan-herpes-
genital

10 Cara Mencegah Herpes Genital Paling Mudah Untuk di Hindari


Sponsors Link

Herpes genitalis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh virus melalui
kontak langsung pada kulit dengan seseorang yang terinfeksi penyakit ini. Virus ini menyukai
area lembab dan dapat ditularkan melalui cairan genital. Seperti hubungan seks atau dengan
berciuman. Sulitnya cara untuk melindungi seseorang agar tidak tertular herpes, menjadi faktor
utama semakin luasnya penyebaran dari virus ini. Maka dari itu, kita perlu mengetahui apa saja
cara mencegah penyakit menular seksual agar penyakit tidak mendekati tubuh kita. Cara
mencegah herpes genital antara lain :

ads

 Setia hanya pada satu pasangan

Menjalani sebuah hubungan dengan monogamy (memilikis satu pasangan) adalah hal yang wajib
dilakukan oleh siapapun. Pasalnya, dengan bermonogami kehidupan berrumah tangga akan
harmonis dan lebih lagi pasangan akan terhindar dari keberagaman penyakit kelamin yang
mungkin saja menginfeksi.
 Menggunakan kondom saat berhubungan

Menunda kehamilan atau program KB (keluarga berencana) dapat dilakukan dengan


menggunakan alat pengaman lateks ketika berhubungan. Selain itu, alat pelindung ini juga akan
berpengaruh besar bagi keselamatan hubungan anda. karena kita tidak pernah tahu penyakit apa
yang hinggap pada tubuh kita atau pasangan. Maka dari itu, perlunya melakukan check up
seputar kesehatan perlu dilakukan setidaknya setengah tahun sekali. Hal ini tentunya untuk
mengetahui penyakit apa yang bersarang dalam tubuh, serta cara terbaik apa yang biasa
digunakan untuk penyembuhan.

 Menggunakan dental dem saat berhubungan

Dental dem adalah alat pelindung mulut yang digunakan oleh pasangan ketika berhubungan.
Gunanya adalah untuk menghindari seks oral yang dilakukan melalui kontak mulut dan
ditakutkan akan tertular virus herpes genitalis oleh penderita. Karena herpes genitalis dapat
menyebar melalui cairan genital seperti saat berhubungan suami-istri.

 Tidak menggunakan sex toy secara bergantian

Pada dasarnya sex toy hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki nafsu besar terhadap
hubungan suami-istri dan belum menikah. Bagi pria dan wanita menggunakan hubungan suami-
istri haruslah mengetahui cara penggunaannya dengan sangat baik. Karena berhubungan bagi
kesehatan kelamin masing-masing. Tidak bergantian sex toy, akan mencegah penularan herpes
genitalis yang berbahaya tersebut. Jika perlu hindari penggunaan hubungan suami-istri secara
berlebihan agar kesehatan organ kelamin tetap terjaga.

 Mencuci tangan setelah menyentuh luka

Mencuci tangan sebelum makan dimaksudkan agar kuman yang menempel pada tangan setelah
menyentuh benda apapun tidak ikut termakan dan tercerna oleh lambung. Apalagi jika luka
herpes, sangat dianjurkan bagi mereka untuk mencuci tangan menggunakan sabun anti bakteri.

 Mengedukasi diri tentang penyakit kelamin

Tidak ada salahnya memperkaya diri dengan belajar mengenai seluk beluk mengenai bahaya
hubungan suami-istri , penyakit kelamin hingga pecegahannya. Hal ini sangat berguna agar kita
tetap waspada terhadap penyakit menular seksual.

 Pola hidup sehat

Makan sayur dan buah adalah cara termudah menjaga pola hidup sehat setiap harinya.
Mengimbanginya dengan olahraga dan mengurangi konsumsi rokok juga perlu dilakukan agar
hidup semakin sehat dan sehat.

 Istirahat dan tidur teratur


Sponsors Link

Tidak cukup dengan makan sayur dan buah, tidur teratur nyatanya juga perlu diterapkan agar
tercipta badan yang sehat serta tubuh yang terawat. Karena istirahat dan tidur teratur tidak hanya
membuat fisik menjadi sehat, namun batin juga akan merasa bahagia.

 Menjaga kebersihan alat kelamin

Cara mencegah herpes genital lainnya adalah dengan cara memotong rambut kemaluan setelah
menstruasi, mandi setelah berhubungan dan mandi teratur 2 kami sehari merupakan hal yang
perlu kita lakukan untuk menjaga kesehatan kelamin tentunya. Jangan biarkan alat kelamin
mennjadi sarang kuman, lembab hingga berbau. Selain tidak nyaman dan timbul rasa gatal,
tingkat percaya diri juga akan semakin menurun.

 Mengenali gejala dan berhenti melakukan hubungan seks

Dengan mengenali diri dengan baik akan membuat kita juga mengenali sekecil apapun gejala
Dengan mengenali diri dengan baik akan membuat kita juga mengenali sekecil apapun gejala
yang mungkin saja terjadi pada tubuh kita. Jika gejala penyakit hubungan suami-istri mulai
terasa, hentikan melakukan hubungan dalam bentuk apapun.

Gejala herpes genital

Memiliki gejala yang hampir sama dengan gejala penyakit menular seksual, namun gejala herpes
genital memiliki beberapa kriteria khusus seperti :

1. Nyeri saat berhubungan dan buang air kecil

Rasa tidak nyaman biasanya muncul ketika berhubungan, hentikan melakukan hubungan ketika
anda sadar anda terinfeksi herpes genital.

2. Cepat lelah dan stamina cepat hilang

Pertahanan sistem imun yang berkurang akan membuat seseorang mengalami kelelahan. Gejala
ini terhitung kurang spesifik untuk menyimpulkan mengenai penularan herpes genital.

Sponsors Link

3. Pusing timbul titik-titik merah pada kulit


Perhatikan dengan baik titik merah yang ada di kulit. Karena herpes genital akan muncul juga
pada daerah kelamin, jangan sepelekan pengobatan. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter
spesialis kulit kelamin.

4. Nafsu makan berkurang

Nafsu makan berkurang bisa diakibatkan oleh perasaan stress yang timbul akibat penyakit yang
diderita. Tetap jaga pola makan agar penyakit juga segera sembuh.

5. Gatal pada alat kelamin disertai cairan aneh

Penyebab gatal pada kemaluan wanita bisa disebabkan oleh bakteri atau kuman, namun tanda
lain yang berbahaya adalah keluarnya cairan aneh seperti keputihan namun bukan keputihan.

Itulah 10 cara mencegah herpes genital yang perlu diterapkan agar tubuh semakin sehat dan
penyakit tidak mudah datang. Jangan sampai penyeselan datang di akhir ketika penyakit benar-
benar telah menyerang tubuh anda.

https://dokterspkk.com/cara-mencegah-herpes-genital

1. Kunyit.

Kunyit adalah salah bahan bumbu untuk masakan. Nyatanya, kunyit ini bisa dipakai untuk
menyembuhkan penyakit Herpes. Kunyit ini bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita.

Caranya: Kunyit itu bisa dihidangkan menjadi minuman air kunyit, yaitu kunyit yang sudah diiris
dengan tipis dan dijemur kering, dihidangkan menjadi minuman. Kunyit bisa dibalutkan pada
bagian kulit yang terkena penyakit Herpes.

2. Bawang Putih.

Bawang putih ini, bisa menyembuhkan penyakit Herpes dengan membalutnya pada bagian kulit
yang terinfeksi penyakit tersebut, maupun bawang putih itu untuk dimakan.

3. Jinten Hitam (Habbatussauda).

Minumlah ramuan Jinten Hitam, yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita dan juga bisa
menyembuhkan penyakit Herpes.

4. Madu.
Madu selain bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, madu juga bisa menyembuhkan
penyakit Herpes. Caranya: mengoleskan madu pada kulit yang terkena penyakit Herpes.
Dilakukannya secara rutin.

5. Daun Dewa.

Daun dewa, selain dijadikan sebagai minuman kesehatan. Daun dewa juga bisa menyembuhkan
luka kulit penyakit Herpes, dengan cara merebusnya dan mengkonsumsinya secara rutin.

6. Daun Teh Hijau.

Teh hijau, sangat bagus untuk kesehatan tubuh kita serta bisa menurunkan berat badan. Daun teh
hijau ini juga bagus menyembuhkan penyakit Herpes.

Caranya: tuangkan air hangat bersama daun teh hijau dalam wadah yang telah disediakan.
Celupkan kain atau handuk ke air tersebut, kemudian dikompres pada kulit yang terkena
penyakit Herpes. Dilakukan secara rutin, supaya cepat sembuh.

7. Daun Binahong.

Binahong, memiliki daun yang bisa kita rasakan adem ketika ditempelkan ke kulit kita. Biasanya
daun ini dipakai untuk menghilangkan jerawat. Daun ini juga bisa menyembuhkan penyakit
Herpes.

8. Sambiloto.

Sambiloto merupakan jenis tumbuhan yang bisa menyembuhkan penyakit Herpes. Caranya:
Rebus sambiloto menjadi ramuan dan minum airnya secara rutin.

9. Daun Mint.

Biasanya daun mint ini memiliki aroma wangi yang bisa menghilangkan bau, seperti bau badan,
bau mulut dan bau ketiak. Daun ini juga bisa menyembuhkan penyakit Herpes, dengan cara:
tumbuklah daun ini menjadi halus dan balutkan pada kulit yang terkena penyakit Herpes.

10. Waru Landak.

Waru Landak adalah salah satu jenis tumbuhan yang sangat langkah ditemukan. Tetapi, waru
landak ini juga merupakan obat alami untuk menyembuhkan penyakit Herpes.

Caranya: Haluskan waru landak ini dengan ditumbuk sampai halus. Lalu peperkan pada bagian
terkena penyakit Herpes, dimana bagian tersebut sebelumnya telah terbalut kain kassa atau kain
lainnya. Sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Lakukan ini secara rutin.

Demikianlah, cara- cara alami yang bisa menyembuhkan pe


https://esoksehat.com/cara-mengobati-herpes/

ETIOLOGI HERPES GENITALIS

Herpes genitalis disebabkan oleh HSV atau herpes virus hominis (HVH), yang merupakan
anggota dari famili herpesviridae. Adapun tipe-tipe dari HSV :

1. Herpes simplex virus tipe I : pada umunya menyebabkan lesi atau luka pada sekitar
wajah, bibir, mukosa mulut, dan leher.
2. Herpes simplex virus tipe II : umumnya menyebabkan lesi pada genital dan sekitarnya
(bokong, daerah anal dan paha).

Herpes simplex virus tergolong dalam famili herpes virus, selain HSV yang juga termasuk dalam
golongan ini adalah Epstein Barr (mono) dan varisela zoster yang menyebabkan herpes zoster
dan varicella. Sebagian besar kasus herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, namun tidak
menutup kemungkinan HSV-1 menyebabkan kelainan yang sama.

Pada umumnya disebabkan oleh HSV-2 yang penularannya secara utama melalui vaginal atau
anal seks. Beberapa tahun ini, HSV-1 telah lebih sering juga menyebabkan herpes genital. HSV-
1 genital menyebar lewat oral seks yang memiliki cold sore pada mulut atau bibir, tetapi
beberapa kasus dihasilkan dari vaginal atau anal seks.

PATOGENESIS HERPES GENITALIS

HSV-1 dan HSV-2 adalah termasuk dalam famili herphesviridae, sebuah grup virus DNA rantai
ganda lipid-enveloped yang berperanan secara luas pada infeksi manusia. Kedua serotipe HSV
dan virus varicella zoster mempunyai hubungan dekat sebagai subfamili virus alpha-
herpesviridae.

Alfa herpes virus menginfeksi tipe sel multiple, bertumbuh cepat dan secara efisien
menghancurkan sel host dan infeksi pada sel host. Infeksi pada natural host ditandai oleh lesi
epidermis, seringkali melibatkan permukaan mukosa dengan penyebaran virus pada sistem saraf
dan menetap sebagai infeksi laten pada neuron, dimana dapat aktif kembali secara periodik.
Transmisi infeksi HSV seringkali berlangsung lewat kontak erat dengan pasien yang dapat
menularkan virus lewat permukaan mukosa.

Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui droplet pernapasan,
atau melalui kontak langsung dengan saliva yang terinfeksi. HSV-2 biasanya ditularkan secara
seksual. Setelah virus masuk ke dalam tubuh hospes, terjadi penggabungan dengan DNA hospes
dan mengadakan multiplikasi serta menimbulkan kelainan pada kulit.
Waktu itu pada hospes itu sendiri belum ada antibodi spesifik. Keadaan ini dapat mengakibatkan
timbulnya lesi pada daerah yang luas dengan gejala konstitusi berat.

Selanjutnya virus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf regional dan berdiam
di sana serta bersifat laten. Infeksi orofaring HSV-1 menimbulkan infeksi laten di ganglia
trigeminal, sedangkan infeksi genital HSV-2 menimbulkan infeksi laten di ganglion sakral.

Bila pada suatu waktu ada faktor pencetus (trigger factor), virus akan mengalami reaktivasi dan
multiplikasi kembali sehingga terjadilah infeksi rekuren. Pada saat ini dalam tubuh hospes sudah
ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala konstitusinya tidak seberat pada
waktu infeksi primer.

Faktor pencetus tersebut antara lain adalah trauma atau koitus, demam, stres fisik atau emosi,
sinar UV, gangguan pencernaan, alergi makanan dan obat-obatan dan beberapa kasus tidak
diketahui dengan jelas penyebabnya. Penularan hampir selalu melalui hubungan seksul baik
genito genital, ano genital maupun oro genital.

Infeksi oleh HSV dapat bersifat laten tanpa gejala klinis dan kelompok ini bertanggung jawab
terhadap penyebaran penyakit. Infeksi dengan HSV dimulai dari kontak virus dengan mukosa
(orofaring, serviks, konjungtiva) atau kulit yang abrasi. Replikasi virus dalam sel epidermis daan
dermis menyebabkan destruksi seluler dan keradangan.

GEJALA KLINIK HERPES GENITALIS

Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal
(saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9
hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama
setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan
infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah
dibedakan.

Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus.
Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat
muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.

Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi
dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut:

 Nyeri dan disuria


 Uretral dan vaginal discharge
 Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
 Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
 Nyeri pada rektum, tenesmus

Tanda (sign) :
 Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat
infeksi.
 Limfadenopati inguinal
 Faringitis
 Cervisitis

a. Herpes genital primer

Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau
anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus
tidak menampakkan gejala.

Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai
influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan
cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis,
preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.

b. Herpes genital rekuren

Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus,
virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada
saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala
tidak seberat infeksi primer.

Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan,
kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui
penyebabnya.

Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali
dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka
akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat
terjadinya outbreaks.

Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat
ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium
penyakit meliputi :

Infeksi primer —- stadium laten —- replikasi virus —- stadium rekuren

Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host.
Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya
terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda
sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.

Berbagai macam manifestasi klinis:


1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM HERPES GENITALIS

Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan
giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas
pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai
berikut.

A. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada
dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang
terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.

B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )


Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.

C. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur
pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil
dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada
bila diambil dari lesi ulkus atau krusta.

Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat
timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat,
teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup
tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.

DIAGNOSIS HERPES GENITALIS

Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar
eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2. diagnosis dapat
ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan
contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu
memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu
kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan
dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes.
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas
lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan
kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur
jaringan.

Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine,
meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat
menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan
janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit,
ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis.

Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan
sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari
kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital
episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital.

DIAGNOSA BANDING HERPES GENITALIS

 Ulkus durum : ulkus indolen dan teraba indurasi


 Ulkus mole : ulkus kotor, merah dan nyeri
 Sifilis : ulkus lebih besar, bersih dan ada indurasi
 Balanopostitis : biasanya disertai tanda-tanda radang yang jelas
 Skabies : rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak
 Limfogranuloma venereum : ulkus sangat nyeri didahului pembengkakan kelenjar
inguinal.

KOMPLIKASI HERPES GENITALIS

Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang
dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi
outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama.

Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut
herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga
disebabkan HSV-2. Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan.

Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes
dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata.

Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus
dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau
kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang
hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.

PENATALAKSANAAN HERPES GENITALIS


Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun
pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :

 menjaga kebersihan lokal


 menghindari trauma atau faktor pencetus.

Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40%
dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek
samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.

Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan
obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini
akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani
herpes genital adalah:

 Asiklovir (Zovirus)
 Famsiklovir
 Valasiklovir (Valtres)

Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari),
asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf
propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat
penyembuhan.

Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah
menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh
karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama
dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali
sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.

Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan
HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase
menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel
pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian
dosis satu kali sehari. Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi
pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.

Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya tertekan. Pada
penelitian in vitro yang dilakukan Plotkin (1972), Amstey dan Metcalf (1975), serta penelitian in
vivo oleh Friedrich dan Matsukawa (1975), povidone iodine terbukti merupakan agen efektif
melawan virus tersebut. Friedrich dan Matsukawa juga mendapatkan hasil memuaskan secara
klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.
Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit/CDC (Center For Disease Control and Prevention),
merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang mengalami enam
kali atau lebih outbreak per tahun.

Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat
melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum
ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu
hamil tidak dianjurkan.

Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan menggarisbawahi
apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang subklinis, namun
hingga studi tersebut selesai, tak ada rekomendasi yang dapat diberikan.

PENCEGAHAN HERPES GENITALIS

Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat
menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak
tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus.

Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara
invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana
ada gejala atau ditemukan herpes oral.

Secara ringkas ada 5 langkah utama untuk pencegahan herpes genital yaitu:

1. Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalis dan PMS
lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
2. Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
3. Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow up dengan
tepat.
4. Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yang terinfeksi.
5. Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam
pencegahan.

PROGNOSIS HERPES GENITALIS

Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai
prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.

Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di sistem
retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama, menyebabkan infeksi ini dapat
menyebar ke alat-alat dalam dan fatal.

Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa. Terapi
antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.
KESIMPULAN tentang HERPES GENITALIS

Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa
vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya
disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe
1.

Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan
klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa
terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise,
demam, dan nyeri otot.

Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui
anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.

Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari
trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah
asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.

https://www.astaqauliyah.com/blog/read/177/referat-herpes-genitalis.html

2.1 Identitas pasien


Nama : Ny, E

Umur : 21 tahun

Jenis Kelamin : perempuan


Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT

Alamat : Mojowarno-Jombang

No. RM : 397480

Tanggal Pemeriksaan : 28 maret 2018 Identitas suami


Nama : Tn, D

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki


Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : sopir

Alamat : Mojowarno-Jombang 2.2

Anamnesis 2.2.1

Keluhan utama Luka bintik



bintik di kemaluan 2.2.2

Riwayat penyakit sekarang RPS : Pasien mengeluh luka seperti bintik



bintik seperti sariawan di kemaluan dan tidak diketahui lukanya sejak kapan. terasa nyeri dan
panas sejak 6 hari ini serta luka tambah lama tambah banyak, pasien juga mengeluh seperti ada
yg mengganjal di

daerah kemaluannya serta apabila dibuat BAK terasa nyeri, pasien juga merasakan kadang
demam sumer-sumer dan terasa badannya lemas, pasien juga belum minum obat apapun
sebelumnya,pasien rutin kontrol ke poli kandungan karna saat ini pasien sedang hamil 7 bulan.
2.2.3 Riwayat penyakit dahulu Penderita tidak pernah seperti ini sebelumnya 2.2.4

Riwayat Alergi Tidak ada 2.2.5

Riwayat penyakit keluarga Suami juga ada luka di penis disertai gatal diseluruh tubuhnya 2.2.6

Riwayat Sosial Suami pasien bekerja sebagai supir dan jarang pulang, biasanya pulang 3 bulan
sekali, px mengatakan berhubungan terahir 3 minggu yll ketika suami pulang kerja.
Dilingkungan rumah tidak ada yang sakit kulit 2.3

Pemeriksaan Fisik 2.3.1 Status Generalis Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Nadi : 82 x/menit Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan Pernapasan : 20 x/menit
Kepala
Bentuk : Normocephali Mata : Konjuntiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) Hidung : Septum
deviasi (-), sekret (-)

Mulut : Bibir kering (-), dinding faring hiperemis (-) Telinga : Normotia, tanda radang (-) Leher :
deviasi (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
:

Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris

Palpasi : Vokal fremitus +/+ simetris

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Jantung : BJ I-II reguler,murmur (-), gallop (-) Paru : SN vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : tampak striae pada abdomen

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Ekstremitas
: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
Genitalia
: tampak vesikel pada labia mayor dan minor, inguinal dan flour albous putih seperti susu daerah
genitalia 2.3.2

Status Dermatologis Regio Genital : tampak vesikel berkelompok diatas dasar eritema di labia
mayor dan labia minor serta inguinal. Didapatkan ulkus dangkal diatas dasar eritema di labia
minora. Serta di dapatkan fluor albus dari introitus vaginalis Thorax, Abdomen, Extremitas : tak
tampak kelainan 2.4

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah tzank smear, dan
kultur virus. Namun pada pasien ini Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. 2.5

Resume

Penderita datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Jombang tanggal 28 Maret 2018 untuk
berobat dengan keluhan luka seperti bintik

bintik seperti sariawan di kemaluan dan tidak diketahui lukanya sejak kapan. terasa nyeri dan
panas sejak 6 hari ini serta luka tambah lama tambah banyak, px juga mengeluh seperti ada yg
mengganjal di daerah kemaluannya serta apabila dibuat BAK terasa nyeri, px juga merasakan
kadang demam, px juga belum minum obat apapun sebelumnya,px rutin kontrol ke poli
kandungan karna saat ini pasien sedang hamil 7 bulan Status dermatologi :

Extremitas : tidak terdapat kelainan

Thorax : tidak terdapat kelainan


Abdomen : tidak terdapat kelainan

Regio Genital : tampak vesikel berkelompok diatas dasar eritema di labia mayor dan labia minor
serta inguinal. Didapatkan ulkus dangkal diatas dasar eritema di labia minora. Serta di dapatkan
fluor albus dari introitus vaginalis 2.6 Diagnosis Herpes Simplek Genitalis 1.7

Diagnosis Banding Sifilis ulkus mole 1.8

Planing 2.8.1 Planing Diagnosis Diagnosis sudah dapat ditegakkan dengan anamnesis
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 2.8.2

Planing Terapi Non-Medikamentosa -

Menjaga kebersihan -

Kompres dingin -

Menghindari faktor pencetus

Medikamentosa -

P.o Acyclovir 200mg 5x1(7-10hari) -

Asam mefenamat 500mg 3x1 (prn) -

Fulladic cream 2% (pagi-malam) 2.8.3

Planing Monitoring -

Keluhan pasien -

Bentuk efloresensi 2.8.4

Edukasi -

Beritahukan kepada keluarga pasien dan pasien tentang penyakitnya, penyebab, rencana
pengobatan serta prognosis penyakitnya. -

Jelaskan cara pemakaian obat-obatan yang diberikan -

Tidak boleh berhubungan suami istri terlebih dahulu -


Menjaga kebersihan kebersihan -

Tidak berganti-ganti pasangan -

Menggunakan pengaman saat berhubungan seksual -

Mengendalikan stress dan jangan kecapekan -

Kontrol 1 minggu lagi 2.9

Prognosis Baik selama pasien minum obat teratur sesuai petunjuk cara penggunaan obat, rutin
kontrol, dan menjaga kebersihan lingkungan dengan baik sesuai arahan dokter.

https://www.scribd.com/document/384119408/Herpes-Genitalis

Anda mungkin juga menyukai