Anda di halaman 1dari 2

Nama : Velia Damayanti

Gugus : Seto Mulyadi

Nama Pemandu : Riska Purwandari

Siska Ami

Prodi : Teknik Elektronika

Fakultas : Teknik

Etika & Moralitas Generasi Muda dalam Berbangsa Dan Bernegara

Menurut Aristoteles etika dibagi menjadi 2 yakni Terminius Technicus & Manner and
Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua
yaitu, manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat
kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat
terikat dengan arti "baik & buruk" suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia

Artinya secara singkat etika merupakan index nilai atau referensi dari standar atau
batasan yang mengatur bagaimana manusia bersosialisasi dengan sesame manusia. Etika
adalah aturan yang tidak tertulis yang dimana setiap orang dihrapkan untuk memenuhinya.
Tindakan ini contohnya di Indonesia seseorang wajib untuk selalu berpakaian rapih dan layak
tidak menampilkan terlalu banyak kulit karena dianggap tabu dan tidak baik.

Selanjutnya adalah moral, moral dalam bahasa singkat dapat dijelaskan sebagai nilai
dari tindakan seseorang apakh tindakannya buruk atau baik di masyarakat. Jika seseorang
bertindak buruk maka dapat dikatakan moralnya tidak baik.

Mengikuti perkembangan jaman dan lancarnya informasi yang mudah kita dapatkan
ini, kita semua mengalami globalisasi (proses mendunia) dalam segala bidang kehidupan,
dalam ekonomi, budaya, cara pandang terhadap sesuatu dan lainnya. Globalisasi membuat
kita memiliki pandangan yang lebih terbuka akan segala sesuatu dan membuat kita dapat
menoleransi semua hal-hal yang berkaitan dengan cara pandang, budaya, ekonomi dari
negara lain bahkan negara yang berada di benua lain.

Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai


media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas inisemua orang
dapat dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan
kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat.

Hal-hal seperti ini dapat kita jumpai dengan mudah akhir-akhir ini. Seperti pada kasus
bullying ala gladiator yang menyebabkan seorang anak remaja tewas karena berkelahi dengan
teman-temannya atau pada jaman boomingnya adegan smackdown di Indonesia pada tahun
2006 yang menyebabkan banyak anak kecil dan remaja tewas hanya karena meniru tontonan
di televisi lalu ada juga beberapa remaja yang belakangan ini menjadi sorotan netizen atau
para pengguna internet karena tindakan mereka yang secara sadar memberi minum minuman
keras yang mereka lakukan kepada beberapa satwa di Taman Safari Indonesia membuat
netizen geram dan melaporkan mereka ke pihak taman safari.

Dari beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh era globalisasi
tersebut, maka tugas pendidiklah yang harus berperan aktif untuk mengatasi permasalahan-
permasalah yang akan menyebabkan bangsa kita menjadi bangsa yang tidak berakhlak.

Etika dan moral merupakan panduan universal yang merawat cita-cita kehidupan
bernegara untuk mencapai tujuan asasinya, yaitu kehidupan yang berjalan di atas nilai-nilai
budaya bangsa. Setiap sikap dan perilaku di ruang publik, harus mencerminkan nilai-nilai itu,
agar cita-cita dan keutuhan masyarakat tetap terjaga.

Etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dapat digali
dari Pancasila yang merupakan dasar negara. Pancasila memancarkan nilai-nilai etika dan
moral yang harus ditumbuhkembangkan dan diimplementasikan oleh setiap individu warga
negara Indonesia.

Etika dan moral berbangsa dan bernegara perlu dianggap sebagai etika terapan karena
aturan normatif yang bersifat umum, diterapkan secara khusus sesuai dengan kekhususan dan
kekhasan bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai etika khusus, etika dan moral
berbangsa merupakan kontekstualisasi aturan moral umum dalam situasi konkret.

Sejak tahun 2001, MPR-RI mengeluarkan Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001


tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Lahirnya TAP ini, dipengarui oleh lemahnya
pemahaman terhadap etika berbangsa, bernegara, dan beragama.

Latar belakang munculnya kekahwatiran para wakil rakyat di MPR tersebut terungkap
sejak terjadinya krisis multidimensi yang memunculkan ancaman yang serius terhadap
persatuan bangsa, dan terjadinya kemunduran pelaksanaan etika kehidupan berbangsa.

Hal itu tampak dari konflik sosial yang berkepanjangan, berkurangnya sopan santun
dan budi luhur dalam pergaulan sosial, melemahnya kejujuran dan sikap amanah dalam
kehidupan berbangsa, pengabaian terhadap ketentuan hukum dan peraturan, yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri.

Oleh sebab di atas, sebagai seorang remaja yang berpendidikan dan bernurani, kita
harus selektif memilih dan menentukan tindakan kita demi kebaikan bersama dan demi
kemajuan bangsa dan negara kita, Indonesia.

Sumber : https://www.kompasiana.com/feco13/5cd97ae36db8432b1245d802/etika-moralitas-
generasi-muda-dalam-berbangsa-dan-bernegara?page=all

Anda mungkin juga menyukai