DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5B
ANNISA FITRIA AGUSTINA
(03011281621051)
CITRA AMALIA (03011181621035)
DWI ASMARANI (03011181621153)
HAURA SITI MAULIDA (03011281621043)
ROBIAH TULADAWIAH (03011181621033)
DOSEN PENGASUH :
198001042003122005
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikut
prosedur dan telah diatur sesuai dengan standar yang telah diujicobakan. Dalam setap pelaksanaan konstruksi
dibutuhkan inovasi teknologi supaya kegiatan pembangunan dapat berjalan secara efisien dan efektf, serta
diperoleh produk konstruksi yang lebih berkualitas. Pelaksanan konstruksi meliput rangkaian kegiatan dan urutan
kegiatan pembangunan yang dipadukan dengan persyaratan kontrak, ketersediaan sumber daya dan kondisi
lingkungan sepert cuaca, kondisi tanah, dan lainnya.
2. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya
segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah
memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
2.1 Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan
pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Mobilisasi Pekerja
Mobilisasi pekerja merupakan hal penting yang harus diorganisasi secara sistematik
berdasarkan tingkat keahlian yang dibutuhkan. Kebutuhan akan tenaga kerja yang diperlukan
tergantung dari besar kecilnya ruang lingkup pekerjaan dan berpengaruh pada waktu dalam
pengerjaan proyek.
Mobilisasi Peralatan
1. Total Station
Total station merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk pemetaan dan kostruksi
bangunan, output yang dihasilkan dari total station ini adalah dapat menghasilkan jarak, dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu. Total station yang digunakan dalam pekerjaan
pemancangan dan pile cap untuk menentukan elevasi bangunan agar tidak jadi kesalahan.
2. Dump Truck
Dumpt truck
merupakan mobil yang
diperuntukan untuk
mengangkut material, dalam hal ini untuk mengangkut tanah sisa galian untuk pekerjaan pile
cap dan basement.
4. Excavator
5. Bar Cutter
Bar Cutter Manual, adalah Bar Cutter yang dioperasikan secara manual oleh pekerja untuk
memotong baja tulangan tambahan di lokasi pemasangan tulangan.
Gambar 2.5
Bar cutter
6. Bar Bender
Bar bender
adalah alat
untuk
membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan . Cara
kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros
pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.
Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan
mudah dan rapi.
Bar Bender Manual, adalah Bar Bender yang dioperasikan secara manual oleh pekerja untuk
membengkokkan baja tulangan tambahan di lokasi pemasangan tulangan apabila besi tulangan
tdak dapat dipasang karena ukurannya tdak tepat.
7. Ready Mixer
Truck
Concrete
mixer truck
yang mengaduk
beton ready mix
yang telah di
pesan dari pabrik hingga ke lokasi proyek. Selama di perjalanan concrete mixer harus terus
berputar agar beton tidak mengeras dan tetap homogen.
8. Compressor
Concrete vibrator alat penggetar yang digunakan proyek untuk menggetarkan campuran
beton pada saat pengecoran agar seluruh ruang terisi.
12. Cangkul
Berfungsi sebagai
penahan agar sheet pile tetap tegak ketika dipukul oleh hammer, jika setelah sheet pile telah
terpasang dengan ketinggian yang telah di tentukan maka guide beam dapat segera dilepas.
Sedangkan Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton
pada saat pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah concrete bucket sehingga
beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran.
Usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan permukaan beton lama, hal ini dilakukan
untuk menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton. Pipa tremie yang digunakan pada
umumnya adalah jenis hoist tremie pipe dengan diameter 8”.
Gambar 2.18
Scaffolding
Gambar
2.20 Alat
pemotong
ubin
Mobi
lisasi
material
Mobilisasi material adalah proses penyediaan material dan bahan-bahan apa saja yang
digunakan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Material adalah komponen utama dalam
proses pelaksanaan konstruksi, tanpa adanya material maka pekerjaan tidak akan dapat
terlaksana. Sebelum material datang ke lokasi proyek, harus dipikirkan dimana material itu
diletakkan agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak mengalami gangguan akibat lokasi
material terlalu jauh dari tempat pengerjaan ataupun material itu diletakkan di tempat lokasi
yang akan dikerjakan untuk suatu pekerjaan proyek. Material atau bahan bangunan harus
diletakkan pada tempat yang terlindungi dalam lingkungan proyek. Hal ini dikarenakan tempat
penyimpanan akan sangat memengaruhi kualitas material.
1. Besi tulangan
Besi tulangan yang di pakai pada proyek besi berupa besi ulir dan besi polos .
Besi
Ulir
`
Besi
Polos
Gambar
3.1. Besi ulir dan besi polos
2. Material bekisting
Material bekisting yang digunakan pada proyek umumnya adalah papan plywood .
Pada beton, semen berfungsi sebagai bahan pengikat hidrolik yang bersama air menyatukan
agregat halus dan agregat kasar. Jenis-jenis semen yang dijual di Indonesia meliputi PCC
(Portland Composite Cement), PPC (Portland Pozzoland Cement), dan OPC (Ordinary Portland
Cement). Dari ketiga jenis semen tersebut, PPC merupakan jenis semen yang paling banyak
digunakan. Alasannya semen ini lebih mudah digunakan, menghasilkan ketahanan yang awet,
tahan terhadap sulfat, bersifat kedap, dan tidak gampang retak. Paling cocok semen PPC
dipakai dalam pembuatan beton cor bervolume besar sebab tingkat panas hidrasinya cenderung
lebih rendah.
Agregat Halus
Agregat Kasar
Dalam pembuatan beton,
agregat kasar yang dipakai
biasanya berupa batu kerikil atau batu split. Batu ini merupakan batu cadas atau batu kali yang
dipecah dengan ukuran split 1/2 atau split 3/4 yang disesuaikan dengan ukuran tulangan baja.
Standar agregat kasar yang kualitasnya baik meliputi tidak gampang tergores, bentuknya tidak
pipih sebab rentan pecah, dan tidak pula terlalu bulat karena bakal licin yang menyebabkan
semen sukar merekat.
Admixtures
Admixtures adalah
bahan kimia yang
ditambahkan ke dalam adukan beton untuk mengubah sifat beton yang dihasilkan. Sebagai
contoh yakni water reducer admixture digunakan untuk mengurangi kebutuhan air, retarder
admixture dipakai untuk memperlambat pengerasan beton, dan accelerator admixture ditujukan
untuk mempercepat pengerasan beton. Perlu diketahui, admixture bukanlah bahan utama yang
menyusun beton, melainkan sebatas bahan tambahan sehingga penggunaannya bersifat tidak
mutlak.
2. Kawat Bendrat
Kawat
Bendrat merupakan
kawat yang berdiameter kecil tapi ukurannya panjang. Fungsi daripada kawat bendrat adalah
untuk mengikat besi beton ulir atau polos yang dijadikan sebagai tulangan untuk kolom,
shearwall, floor deck, atau lainnya. Pengikatan dilakukan agar rangkaian tidak lepas saat akan
diberikan adukan semen & pasir. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat
bendrat yang digunakan harus dengan kualitas yang baik agar tidak mudah putus.
Gambar 3.7 Kawat bendrat
3. Beton Decking (Beton
Tahu)
Beton decking atau beton
tahu adalah campuran antara
semen, agregat halus dan air,
yang berfungsi untuk memberi
jarak antara tulangan dan bekisting pada pelat lantai dan tangga. Beton ini diberi kawat
ditengah-tengahnya dengan tujuan untuk mengikatkan beton decking pada tulangan.
4. Tiang pancang
Pondasi tiang
digunakan untuk
mendukung struktur/
bangunna bila lapisan kuat terletak sangat dalam. Tiang pancang yang biasa digunakan adalah
tiang pancang pracetak, yakni tiang dari beton yang dicetak disuatu tempat dan kemudian
daingkut ke lokasi rencana bangunan.
5. Batako
Batako merupakan
matrial konstruksi yang terbuat dari agregat halus dan semen yang di cetak membentuk kubus,
yang biasanya digunakan untuk matrial pembuat dinding. Tetapi pada pekerjaan pembuatan
pile cap, batako ini diperuntukan untuk bekisiting pile cap.
Gambar 3.10
Batako
6. Kayu
Kayu disini
merupakan kayu balok
yang digunakan untuk
bekisting, penahan beban dan juga pekerjaan lainnya seperti membuat bowplank.
Gambar 3.11
Kayu
Sheet pile
beton adalah salah satu
jenis sheet pile yang
terbuat dari beton bertulang. Sheet pile sendiri merupakan bahan bangunan yang dipasang di dalam
tanah untuk menahan tanah yang berbeda ketnggian agar tdak terjadi longsor, atau bisa juga
digunakan untuk menahan air agar tdak masuk ke dalam lubang galian.
Gambar 3.12
Sheet pile beton
9. Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu
bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.
10. Keramik
Keramik adalah ubin lantai yang terbuat dari tanah liat dan dilapisi dengan glazur.
Proses pembuatan keramik berglazur dimulai dengan mencampur bahan tanah liat dengan
kaolin kemudian dibakar hingga 1000 derajat Celcius di mana keramik yang dihasilkan tidak
hancur bila direndam dalam air. Setelah itu baru dilakukan pelapisan dengan proses pencetakan
di atas ubin.
Tile Grout adalah pengisi nat keramik untuk menghasilkan ketahanan terhadap bakteri
dan jamur.
Gambar 3.16 Tile
grout
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi
yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara
rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran
ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank
agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari
As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan
kedalam tanah.
Letak direksikeet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
5. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke
dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut
terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan
kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini
dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang
dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi
proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang
ada di lokasi.
Pemasangan sheet pile ini diperuntukan untuk menahan dinding yang telah digali agar
tidak terjadi longsor dan tidak mengganggu dan membahayakan pekerja yang ada di area
tersebut. Jadi sebelum tanah digali sheet pile ditancapkan di pinggir area tanah yang akan digali
untuk dibuat besement.
Sebelum melakukan pemancangan, peratam kita perlu menentukan titik yang tepat dimana
sheet pile akan dipasang. Untuk melakukannta, kita dapat menggunakan alat seperti theodolit
atau waterpass
Pemasangan angkur
Setelah titik didapatkan, metode pemacangan sheet pile beton selanjutnya adalah
memasang angkur. Angkur sendiir merupakan sejenis potongan besi yang berfungsi
mengokohkan atau merapikan suatu struktur bangunan. Pemasangan angkur disini
diperuntukan untuk meletakkan guide beam agar dapat berdiri tegak dan sejajar dengan garis
tingkat kelurusan yang telah ditentukan sebelumnya.
Guide beam merupakan alat penyanggah agar sheet pile dapat berdiri tegak.Pemasangan
guide beam ini juga berfungsi untuk membantu pemsangan sheet pile dan mempermudah
proses pemasangan ketika sheet pile dipukul menggunakan hammer atau vibro agar posisi
sheet pile tetap stabil.
Dalam metode pemancangan sheet pile beton,posisi pemasangan tiang pancang harus
diperhitungkan berdasarkan momen berat tiang itu sendiri.Apabila tiang pancang berukuran
panjang,perlu diambil beberapa titik untuk mengurangi panjang tiang yang tidak
terdukung.Prose pengangkatan tiang pancang untuk sheet pile beton biasanya menggunakan
Crane HP55 tetapi sebelumnya,perlu diukur terlebih dahulu posisi titik angkat supaya tidak
terjadi kerusakan atau patah pada tiang pancang saat pengangkatan.
Proses Pemancangan
Proses pemancangan sheet pile beton tidak mungkin bisa dilakukan secara
manual.Biasanya,alat yang digunakan untuk memancang dan memukul sheet pile beton adalah
diesel hammer,hydraulic hammer,atau vibratory hammer.
Hal ini dilakukanuntuk memastikan bahwa letak pancang sesusai dengan analisa
perhitungan sheet pile beton sebelumnya.Karena apabila posisi tidak sesuai akan berpeluang
terjadinya sleding atau bergesernya posisi pancang.
Fungsi pemasangan alat ini yaitu untuk antisipasi agar pancang tetap berdiri ditempat dan
tidak bergeser karena sifat tanah dapat berubah kapan saja.
Tahap terakhir dalam metode pemancangan sheet pile beton adalah memotong sisa panjang
sheet pile beton yang tidak seragam atau yang berada diatas ketinggian yang
direncanakan.Walaupun ukuran semua sheetpile sama,tetapi struktur tanah di setiap tempat
berbeda,sehingga ada kemungkinan jarak menuju tanah keras pada masing-masing tempat
berbeda.
Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan ini akan dilakukan penentuan segmen dan tahapan yang akan
digali. Penentuan penempatan pompa, penempatan saluran air, dan penempatan lobang
penampungan air.
Penggalian akan dilakukan per segmen, dengan menggunakan excavator. Dari pembagian
segmen yang sudah ditentukan, penggalian akan dimulai dari segmen yang tempatnya paling
didalam dari jalur akses masuk yaitu dari segmen 1 kesegmen 4.
Pembagian Zona 2.
Penggalian untuk tempat penampungan air dibuat terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
penggalian untuk pembuatan saluran air sementara.
Pada penampungan air dipasang pompa submersible dengan kapasitas 250 lt/m
sejumlah 6 buah.
Pembuatan Lobang penampungan air dan saluran sementara
Pada proses pembuatan selokan/saluran sementara yang perlu diperhatikan adalah elevasi
selokan yang menuju lubang penampungan air dibuat lebih rendah dari elevasi ujung/elevasi
dasar galian lantai basement.
Diharapkan air bisa mengalir ke penampungan air dengan lancar. Endapan lumpur akan
tertampung pada lobang yang sudah direncankan.
Pompa yang sudah terpasang pada lobang penampungan air, akan menyedot air
genangan dan akan dibuang kejalur saluran drainase kota.
Setelah lobang penampungan air dan saluran sementara sudah jadi, penggalian
untuk zona 1 bisa dilakukan. Penggalian dimulai dari ujung saluran sementara,
dengan demikian air rembesan tanah akan mengalir menuju penampungan air.
Penggalian basement dilanjutkan pada zona 2.
Pada saat penggalian zona 2, kondisi pada area zona 1 bisa dilanjutkan dengan pekerjaan
rabatan, pembuatan pondasi, pembesian hingga pengecoran pada lantai dan dinding basement
tersebut. Pengerjaan lantai dan Dinding Basement Pada Zona 1. 9.
penyebaran pasir
pemadatan pasir sampai ketebalan 50 mm
penyebaran sirtu setebal 200 mm
Pemotongan tiang pancang yang menjorok dari dalam ke permukaan tanah yang
melebihi elevasi yang diiinginkan. Hanya bagian beton yang di bobok dan tulangan besi dari
pancang masih tetap tersisa, dan perangkaian dengan tulangan pile cap.
Beton ready mix dimasukan kedalam bekisting yang sudah dipasang pembesian
Perataan permukaan dengan alat vibrator guna mengeluarkan udara yang tersekap dan
membuat beton lebih padat.
Penggalian dilanjutkan pada zona 3 dan pada zona 2 dilanjutkan dengan pembuatan
lantai dan dinding basement. Metode pelaksanaan penggalian dan pengerjaan lantai dan
dinding basement pada zona-zona berikutnya sama seperti pengerjaan zona-zona sebelumnya.
Jika penggalian, pengerjaan lantai dan dinding basement pada semua zona sudah
selesai, terkhir yang dikerjakan adalah pada lobang galian penampungan air. Pada lubang
tersebut airnya disedot, setelah kering langsung dilakukan pemasangan tulangan dan
pengecoran. Dengan metode pelaksanaan seperti di atas muka air tanah dapat diatasi dan
pekerjaan-pekerjaan pada basement bisa dilaksanakan.
Setelah seluruh pekerjaan struktur kolom selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan
struktur sloof. Adapun tahapan dari pekerjaan struktur balok sebagai berikut:
1. Pemasangan scaffolding
Scaffolding dipasang pada seluruh lantai kerja. Scaffolding ini dapat digunakan untuk
membantu menopang bekisting sloof dan plat lantai pada lantai atasnya. Selain itu scaffolding
juga digunakan sebagai akses jalan dan naik bagi para pekerja saat memasang bekisting balok
Pekerjaan pabrikasi pembesian pada sloof dikerjakan sama seperti pekerjaan pabrikasi
kolom. Yang membedakan hanyalah ukuran dan tulangan pada sloof sesuai dengan gambar
rencananya.
4. Pengecoran sloof
Setelah semua bekisting dan pembesian sloof terpasang semua dilanjutkan ke tahap
pengecoran. Adapun tahap pengecoran sloof sebagai berikut:
Beton ready mix diangkut menggunakan truck mixer sampai ke lokasi proyek
dengan mutu sesuai dengan perencanaan .
Beton ready mix yang berada dalam truck mixer dipindahkan ke conrete pump agar
beton ready mix dapat dialirkan ke lokasi pengecoran sloof.
Pada saat pengecoran dilakukan proses pemadatan dengan vibrator dan juga secara
manual dengan meratakan beton dengan kayu yang telah dibentuk.
Setelah pengecoran, bekisting tetap dibiarkan selama waktu yang telah di tentukan,
setelah itu bekisting dibuka kembali.
sloof yang bekistingnya telah di buka dilakukan curing. Curing dilakukan dengan
cara menyemprotkan air ke sloof. Setelah proses curing maka dilanjutkan pada
pekerjaan selanjutnya.
5. Pembongkaran Scaffolding dan Bekisting
Setelah 14 hari dari proses pengecoran sloof, bekisting dan scaffolding mulai dilepas.
Pastikan beton benar-benar kering dan mampu menahan berat sendiri sebelum melpas bekisting
dan scaffolding. Pelepasan bekisting dan scaffolding dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak beton. Bekisting dan scaffolding yang telah dilepaskan dapat digunakan kembali untuk
pekerjaan selanjutnya.
3. Pekerjaan Struktur Kolom
Adapun tahapan dari pekerjaan struktur kolom pada proyek yaitu pekerjaan pembesian,
pemasangan bekisting kolom, dan pengecoran kolom.
1. Pekerjaan pembesian
Adapun tahapan dari pekerjaan pembesian kolom yaitu pabrikasi pembesian dan
pemasangan tulangan.
Pekerjaan pabrikasi pembesian meliputi pekerjaan pemotongan, pelurusan dan
pembengkokan besi agar sesuai dengan kebutuhan .
Besi yang telah dipabrikasi akan dipasang pada kolom yang telah ditentukan sesuai
perencanaan dan pekerja akan menyambung besi yang telah dipabrikasi dengan kolom yang
berada di lapangan
2. Pemasangan bekisting kolom
Setelah pemasangan tulangan selesai, selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting.
Bekisting kolom pada proyek pembangunan seluruhnya dibuat langsung di proyek oleh
pekerja. Bekisting dirangkai sesuai dengan bentuk kolom yang akan di pasang dan sesuai
dengan gambar rencana
3. Pengecoran Kolom
Setelah bekisting terpasang, dilanjutkan ke tahap pengecoran kolom. Berikut adalah
tahapan pengecoran pada kolom:
Beton diaduk dengan menggunakan molen dengan mutu sesuai dengan perencanaan
Pengecoran kolom dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan
concrete pump .
Pada saat pengecoran digunakan alat vibrator untuk memadatkan beton yang masih
basah.
Setelah pengecoran bekisting tetap dibiarkan selama waktu yang telah di tentukan,
setelah itu bekisting dibuka kembali.
Kolom yang bekistingnya telah di buka dilakukan curing. Curing dilakukan dengan
cara menyemprotkan air ke kolom. Setelah proses curing maka dilanjutkan pada
pekerjaan selanjutnya.
Setelah seluruh pekerjaan struktur kolom selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan
struktur balok. Adapun tahapan dari pekerjaan struktur balok sebagai berikut:
1. Pemasangan scaffolding
Scaffolding dipasang pada seluruh lantai kerja. Scaffolding ini dapat digunakan untuk
membantu menopang bekisting balok dan plat lantai pada lantai atasnya. Selain itu scaffolding
juga digunakan sebagai akses jalan dan naik bagi para pekerja saat memasang bekisting balok
Gambar Pemasangan
Bekisting
Balok
3. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian
balok sama seperti
pekerjaan pada kolom,
yaitu dikerjakan langsung di proyek. Tahapan pengerjaan pembesian balok pada proyek ini
yaitu pabrikasi pembesian dan instalasi pembesian.
Pekerjaan pabrikasi pembesian pada balok dikerjakan sama seperti pekerjaan pabrikasi
kolom. Yang membedakan hanyalah ukuran dan tulangan pada balok sesuai dengan gambar
rencananya.
4. Pengecoran balok
Setelah semua bekisting dan pembesian balok terpasang semua dilanjutkan ke tahap
pengecoran. Adapun tahap pengecoran balok sebagai berikut:
Beton ready mix diangkut menggunakan truck mixer sampai ke lokasi proyek
dengan mutu sesuai dengan perencanaan .
Beton ready mix yang berada dalam truck mixer dipindahkan ke conrete pump agar
beton ready mix dapat dialirkan ke lokasi pengecoran balok.
Pada saat pengecoran dilakukan proses pemadatan dengan vibrator dan juga secara
manual dengan meratakan beton dengan kayu yang telah dibentuk.
Setelah pengecoran, bekisting tetap dibiarkan selama waktu yang telah di tentukan,
setelah itu bekisting dibuka kembali.
Balok yang bekistingnya telah di buka dilakukan curing. Curing dilakukan dengan
cara menyemprotkan air ke balok. Setelah proses curing maka dilanjutkan pada
pekerjaan selanjutnya.
5. Pembongkaran Scaffolding dan Bekisting
Setelah 14 hari dari proses pengecoran balok, bekisting dan scaffolding mulai dilepas.
Pastikan beton benar-benar kering dan mampu menahan berat sendiri sebelum melpas bekisting
dan scaffolding. Pelepasan bekisting dan scaffolding dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak beton. Bekisting dan scaffolding yang telah dilepaskan dapat digunakan kembali untuk
pekerjaan selanjutnya.
5. Pekerjaan Shearwall
Adapun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dinding geser antara lain:
Penentuan as dinding geser diperoleh dari hasil pekerjaan pengkuran pematokan, yaitu
penandaan berupa huruf atau angka yang digunakan sebagai dasar dari penentuan letak dinding
geser. Alat yang digunakan untuk menentukan as tersebut adalah theodolite, yaitu dengan
menentukan jarak as awal kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah
disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak
mungkin karena suatu hal posisi as akan berubah.
5.2 Penulangan Dinding Geser
Gambar
Perakitan
Tulangan
Dinding Geser
5.3 Pemasangan
Bekisting Dinding
Geser
Pembuatan papan bekisting ini dibuat di los kerja dengan menggunakan peralatan tukang.
Cetakan yang telah selesai dibawa ke lokasi pekerjaan dan dipasang sesuai dengan posisi
tulangan yang telah terpasang sebelumnya. Setelah itu, permukaan bagian dalam bekisting
diberi oli agar mudah dilepaskan saat dibongkar, selanjutnya dipasang bandul/pemberat supaya
kolom bisa dibuat tegak lurus terhadap lantai.
Adapun langkah-langkah pelurusan bekisting dinding geser sebagai berikut:
a. Membuat titik tengah pada bagian atas dan bawah sebagai titik patokan.
b. Memasang paku pada bagian atas dinding geser dan diujungnya diikatkan seutas
benang sebagai tempat untuk mengikatkan unting-unting atau bandulan.
c. Memasang unting-unting atau bandulan pada sisi yang bersebelahan dan mengikatkan
pada benang yang telah dipasang dengan jarak tertentu dari sisi bekisting.
d. Setelah pemeriksaan selesai, bekisting dirapatkan sisinya dengan dipasang penyangga
yaitu besi yang diangkut pada pelat lantai sekaligus berfungsi untuk memastikan
bekisting tidak bergeser pada saat pengecoran melakukan pemeriksaan kembali
terhadap bekisting dinding geser untuk mengetahui tegak atau tidaknya dinding geser.
e. Setelah pemeriksaan selesai dan bekisting kolom dinyatakan tegak, maka selanjutnya
bekisting dinding geser dikencangkan dan dirapatkan keempat sisinya untuk
menghindari keluarnya beton pada saat pengecoran.
Gambar
Pemasangan
Bekisting
Dinding Geser
5.4 Pengecoran
Dinding Geser
Adapun langkah-langkah pengecoran dinding geser adalah sebagai berikut:
a. Seluruh permukaan bekisting dibersihkan dengan menggunakan compressor untuk
menghilangkan sampah dan debu di bekisting.
b. Beton dipesan dari batching plant dibawa menggunakan mixer truck. Kemudian beton
dibawa ke lokasi pengecoran menggunakan concrete bucket dengan bantuan tower
crane.
c. Katup concrete bucket dibuka oleh salah satu pekerja yang berada diatas concrete
bucket untuk menyalurkan beton ke dalam bekisting.
d. Setelah dinding geser terisi 1/3 tinggi dinding geser adukan dipadatkan dengan
menggunakan besi. Hal ini tidak boleh terlalu lama dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi. Setelah pemadatan dilakukan adukan kembali dimasukkan
sampai 2/3 dinding geser dan pemadatan kembali dilakukan. Pengisian kembali
dilakukan sampai dinding geser penuh pada batas yang telah ditentukan.
Gambar
Pengecoran
Dinding Geser
5.5 Pelepasan
Bekisting Dinding
Geser
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 2 hari. Pembongkaran bekisting
dilakukan dengan melepas balok-balok pengunci, tie rod, dan tiang-tiang penyangga. Kegiatan
ini dibantu dengan menggunakan palu karet dan harus dilakukan secara cermat serta hati-hati
agar tidak merusak struktur beton pada dinding geser.
Gambar Pelepasan
Bekisting Dinding Geser
Pelaksanaan struktur pelat lantai terbagi menjadi beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
Marking dan Leveling adalah pekerjaan pengukuran di lapangan agar ukuran dan posisi
yang dikerjakan sesuai dengan gambar yang ada. Alat yang digunakan pada pekerjaan ini
adalah Theodolite dan Waterpass. Marking dan Leveling bertujuan untuk menentukan elevasi
dari tiap lantai, ketinggian tangga dan lainnya. Pada tahap pekerjaan ini, surveyor didampingi
konsultan pengawas untuk memastikan pembacaan alat benar dan sesuai dengan gambar
rencana.
Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan alat scaffolding. Scaffolding adalah alat yang
berguna sebagai struktur pendukung sementara pekerjaan struktur pelat lantai dan tangga.
Scaffolding harus dipasang sedemikian rupa agar kokoh karena harus menopang beban di
atasnya. Untuk mendapatkan kekokohannya, scaffolding harus dirangkai terlebih dahulu.
Rangkaian scaffolding diawali dari jack base sebagai kakinya yang dipasang pada main
frame. Kemudian pemasangan cross brace pada main frame agar saling mengikat. Terakhir
adalah u-head untuk menjadi kayu melintang untuk meletakkan bekisting pelat lantai nantinya.
Ketinggian scaffolding ini dapat diatur pada u-head.
Pada pekerjaan pelat lantai dan tangga digunakan plywood dengan ketebalan 12 mm.
Sebelum dipasang, plywood dialasi terlebih dahulu dengan kayu melintang sebagai penahan
beban saat pengecoran sehingga tidak terjadi penurunan. Plywood disesuaikan dengan ukuran
dan bentuk luasan pelat lantai yang akan dikerjakan. Pada tempat sambungan, baik pada pelat
lantai ataupun balok dan kolom, harus dilakukan dengan seksama agar tidak terjadi kebocoran
pada saat pengecoran nanti.
b) Bekisting Tangga
Pemasangan bekisting pada tangga agak berbeda dengan pelat lantai karena terdiri dari
beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut adalah pelat tangga, anak tangga, dan
pelat bordes. Kemudian tangga juga memiliki kemiringan tertentu, tidak seperti pelat lantai
yang datar.
Sama halnya dengan pemasangan bekisting pelat lantai, tangga juga harus dipasangi
scaffolding terlebih dahulu dan disesuaikan dengan elevasi yang telah ditentukan. Scaffolding
sendiri berguna untuk menahan beban di atasnya hingga bekisting dilepas. Setelah pemasangan
scaffolding, dilanjutkan pemasangan kayu sebagai gelagar melintang. Penempatannya tepat
berada di atas U-head.
Selanjutnya adalah pemasangan plywood yang merupakan bekisting utama sebagai tempat
menampung beton segar pada saat pengecoran. Pada sisi kanan dan kirinya juga dipasang
plywood dengan lebar sesuai ukuran. Kemudian diberi tulangan dan dilanjutkan dengan
pemasangan bekisting anak tangga sesuai dengan ukuran. Bagian anak tangga yang ditutup
dengan plywood adalah bagian optrade.
Tulangan besi adalah komponen yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada beton.
Dengan fungsi sebagai penahan gaya tarik, maka tulangan adalah komponen yang penting
sehingga pelaksanaannya tidak boleh dilakukan sembarangan. Pelaksanaan perakitan tulangan
harus diawasi agar tulangan dipotong, disambung, dan dirakit sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Besi tulangan yang digunakan untuk pelat lantai adalah besi polos yang sudah dirangkai
dan disebut wiremesh. Proses perangkaian tulangan pada pelat lantai dilakukan di suatu tempat
dan setelah selesai lalu dihamparkan di atas bekisting. Pada proyek ini, pelat lantai terdiri dari
dua lapis tulangan. Langkah yang pertama adalah memasang tulangan lapis pertama terlebih
dahulu. Setelah terpasang, tulangan harus terikat kuat dan tidak bergeser sehingga pada saat
pengecoran nanti tetap pada tempatnya. Langkah kedua adalah pemasangan tulangan pada
lapis kedua atau bagian atas. Hal pertama yang diperhatikan adalah menentukan jarak antara
tulangan atas dan bawah. Jarak antara tulangan atas dan bawah dibatasi oleh beton tahu. Beton
tahu ini berfungsi sebagai pemberi jarak antara tulangan atas dan bawah. Sama seperti
tulangan bawah, tulangan atas juga harys diikatkan dengan kuat dan tidak bergeser pada saat
pengecoran.
Besi yang digunakan dalam penulangan tangga adalah besi polos dan ulir. Besi ulir
digunakan untuk arah y (besi utama) sedangkan besi polos digunakan untuk arah x dan
tulangan pada anak tangga. Setiap ujung besi utama disambungkan pada tulangan pelat lantai
dan dinding geser. Penulangan tangga menggunakan dua lapis tulangan seperti pelat lantai.
Setelah rangkaian besi lapisan pertama terpasang, selanjutnya dilakukan untuk lapisan
kedua atau lapisan atas.
Pada pekerjaan ini, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan. Adapun tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut.
Slump test adalah pengujian yang bertujuan untuk mnegetahui seberapa kental beton segar
yang telah dimix. Pengujian slump ini dilakukan dengan cara memasukkan beton segar pada
suatu cetakan yang berbentuk kerucut terpancang. Beton segar dimasukkan per tiga lapisan
dengan masing-masing lapisan dilakukan penumbukan sebanyak 25 kali. Kemudia setelah
cetakan penuh, angkat cone dan lihat berapa selisih tinggi cone dengan beton segar yang jatuh
setelah yang dilepaskan dari cetakan. Semakin kecil selisih nilainya maka semakin kental
campuran beton.
Beton ynag digunakan dalam pengecoran pelat lantai dan tangga adalah beton ready mix.
Ketika sebuah pelaksana memesan beton ready mix, mereka telah memberikan spesifikasi
beton yang harus dicampurkan seperti nilai uji slump, mutu beton, spesifikasi material dan
lainnya.
Tujuan dari dilakukannya pembuatan benda uji adalah untuk mengecek apakah beton
ready mix yang didatangkan benar-benar memiliki mutu yang telah ditentukan. Apabila
ternyata benda uji menunjukkan angka mutu kurang dari yang telah ditentukan, maka ulang
pemesanan atau dengan membongkar kembali beton yang dicor dan menggantikannya dengan
campuran beton dengan mutu yang dipesan.
c) Pengecoran Beton Pelat Lantai dan Tangga
Pengecoran pelat lantai dan tangga dilakukan setelah pemasangan tulangan dan bekisting.
Namun, sebelum dilakukan pengecoran, terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran dengan
cara menyemprotkan air ke area yang akan dicor.
Pekerjaan pengecoran beton bertulang dilakukan menggunakan alat concrete pump truck.
Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan mutu yang telah ditentukan. Beton ready
mix yang berasal dari truck mixer dituangkan ke concrete pump dan kemudian beton segar
dialirkan melalui pipa menuju lokasi pengecoran. Selanjutnya mulai diratakan oleh para
pekerja. Pengecoran pelat lantai dilakukan dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya. Pelat
lantai dicor sesuai dengan ketebalan rencana.
Untuk pengecoran tangga, beton yang digunakan adalah beton yang berbeda dengan yang
digunakan pada pengecoran pelat lantai karena perbedaan mutunya. Pengecoran tangga juga
menggunakan tower crane. Beton segar dituangkan ke dalam concrete bucket dan disalurkan ke
bekisting tangga melalui pipa tremi.
Setelah dilakukan pengecoran, beton harus dirawat dengan baik agar mutu yang diinginkan
dapat tercapai. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan dengan cara membasahi beton dengan
air. Pembasahan beton ini bertujuan agar tidak mengalami perubahan suhu yang mendadak.
Proses reaksi hidrasi yang terjadi antara air dan semen menyebabkan suhu beton meningkat.
Perubahan suhu beton yang tiba-tiba dapat menyebabkan beton menjadi retak.
Bekisting pelat lantai dan balok dilepas secara bersamaan. Pelepasan bekisting diikuti
bersamaan dengang pelepasan scaffolding. pada saat pelepasan, bekisting harus dilepaskan
dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi beton yang telah dicor dan bagian-bagian
bekisting tetap utuh sehingga bekisting dapat digunakan kembali.
Setelah semua scaffolding dan bekisting dibongkar maka dilanjutkan dengan pekerjaan
finishing berupa pembersihan. Pelat dibersihkan dari sisa-sisa kayu bekisting yang menempel,
penambahan bagian yang keropos dan lain-lain.
Pasir diayak halus dengan ayakan ± 4 mm. Pembuatan adukan dapat dilakukan secara
manual atau dengan molen. Adukan harus plastis atau pulen.
Sebelum dipasang, batu bata disiram air, sehingga air yang terkandung dalam spesi
tidak diserap oleh batu bata
Tarik panduan pasangan dari benang pada setiap lapis atau kalau sudah ahli maka
tarikan dapat dibuat per 3 lapis
Begitu pasangan mencapai ketinggian 1,50 m maka segera kolom praktis di cor agar
ikatan bata terkunci/tidak bergerak. Berikutnya pemasangan yang lebih dari 1,50 m
digunakan perancah atau andang.
Pasangan batu bata akan lebih sempurna bila selesai dipasang kemudian ditutup dengan
plastik. Setelah plastik dibuka sebaiknya dinding bata dibasahi sebagai proses
perawatan (curing) terutama pada saat akan diplester sebaiknya dinding bata dibasahi
agar tidak menyerap air plesteran
Setelah diplester sebaiknya plesteran dinding dirawat dengan membasahi agar plesteran
tidak retak-retak.
1. Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan
garis yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya.
2. Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
3. Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4
ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya pada
keramik tidak bagus.
4. Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan
palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda
mengecek suara yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak
merekat pada keramik. Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan
pengadukan perekat hingga merata dan tempelkan pada posisi semula.
5. Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya.
7. Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan memberi
ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
9. Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mengering.
10. Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang digunakan
untuk mengisi kekosongan atau celah keramik.
9. Pekerjaan Atap
Kuda – Kuda
Profil Baja Sesuai Perencanaan
Palu
Gergaji
Pensil
Meteran
Golok/parang
Linggis
Kuas
Ember sebagai tempat campuran.
Tang
Benang
Alat pemotong genteng
Sendok semen
Waterpas
1. Pekerjaan Kuda-Kuda
Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk
pada atapnya.
Tahapan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
a) Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek
b) Pekerjaan pengecatan rangka kuda.
c) Pekerjaan perangkaian kuda-kuda
d) Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap.
e) Pekerjaan pemasangan kuda-kuda
a) Persiapan pemasangan.
b) Pekerjaan menaikan balok nok ke atap.
a) Persiapan pemasangan
Untuk memindahkan gording dari lantai bawah ke lantai atas dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan tenaga manusia. Material gording sebelumnya
disiapkan dilantai atas untuk dilakukan pengecatan dan persiapan pemasangan
b) Pengecatan
Sebelum gording dipasang terlebih dahulu dilakukan pengecatan anti karat. Cat
yang digunakan: cat baja zinkromat dicampur dengan thinner sebagai pengencer.
c) Pemasangan gording
Setelah gording sudah berada diatas atap dilakukan pemasangan gording.
Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda.
Penyambungan dilakukan dengan pengelasan.
1. Pekerjaan Pemasangan Ikatan Angin Horisontal (IAH)
IAH berfungsi sebagai pengikat antara kuda-kuda yang dipasang secara horizontal.
Masing-masing kuda-kuda pada kedua titik buhul bagian bawah terlebih dahulu
dipasang tul baja pada ujungnya dibuat seperti kait yang berfungsi untuk
mengaitkan panskrup,
setelah pengait panskrup dipasang selanjutnya yaitu pamasngan panskrup,
panskrup dikaitkan pada baja tul.
Pada bagian atas masing-masing kuda-kuda dipasang baja tul pada ujungnya
dibuat seperti kait sebagai pengait panskrup, kedua baja ini ditarik secara silang.
Penyambungan dilakukan dengan pengelasan.
Tahap selanjutnya, baja tul yang telah dipasang ditarik secara menyilang ujung
baja pada kuda-kuda A dikatkan pada panskrup kuda-kuda B demikianpula
sebaliknya.
Setelah itu dilakukan pengancingan pada panskrup.
2. Pekerjaan Pemasangan Sagrod.
Sagrod berfungsi sebagai pengikat antar gording, Sagrod adalah batang besi bulat
terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi
bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).
Rangka konsol sebelunya sudah jadi dibengkel, pada lokasi proyek konsol
kemudian dipasang
Setelah konsol sudah terpasang dengan baik dan lurus maka dlakukan
pengancingan antara angkur dan konsol dengan baut.
5.2. Pekerjaan Penutup Atap
Pekerjaan penutup atap terdiri dari pekerjaan :
.
1. Pekerjaan Pemasangan Papan Ruiter
Papan ruieter dipasang diatas nok yang berfungsi sebagai pertemuan antara balok
usuk.
Tahap pemasangan :
papan ruiter ditempatkan digaris tengah konsol antara plat jengger, papan ruiter
dipasang secarah berurutan dari bawah keatas.
Setelah itu dilakukan pemasangan, untuk lebih kuat dilakukan pemakuan antar
plat jengger dengan papan ruieter .
Pada pertemuan antara usuk dan papan ruiter ujung pada usuk dipotong miring
agar dapa tersambung baik dengan papan ruiter, pada sambungan antar papan
ruiter dan usuk dilakukan pemakuan.
3. Pekerjaan Pengecatan Anti Rayap Pada Usuk
Pengecatan anti rayap pada usuk dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan
pada saat usuk belum terpasang. Dan pada tahap kedua pengecatan dilakukan setelah usuk
terpasang.
Berikut adalah beberapa peralatan dan bahan yang umumnya dipakai dalam proses
pengecatan yaitu:
Cat
Spatula (Kape), alat ini digunakan untuk mengangkat permukaan cat lama pada dinding dan
untuk mengaplikasikan plamur pada celah atau retakan dinding.
Meteran, untuk mengukur luas area ruangan yang akan dicat sehingga kita dapat mengetahui
berapa banyak cat yang dibutuhkan.
Amplas, digunakan untuk membersihkan permukaan dinding.
Dinding lama, amplas dipakai untuk menghilangkan kotoran pada dinding yang pernah dicat.
Sedangkan untuk Dinding baru, amplas dipakai untuk menghilangkan dan meratakan acian,
debu, kotoran, minyak dan lain-lain sebelum di cat.
Bak Cat untuk menampung cat dan mengurangi jumlah cairan cat yang berlebihan pada roller
sebelum diaplikasikan pada dinding.
Ember dan Alat Pengaduk, ember digunakan sebagai tempat untuk mengaduk atau
mencampur cat yang masih kental dengan air (sesuai petunjuk pemakaian). Sedangkan alat
pengaduk dipakai untuk mengaduk cat yang masih kental dengan air agar pengencerannya
merata.
Obeng, alat ini dapat dipakai untuk membuka kaleng cat
Kuas Dan Roller, kuas lebih banyak dipakai untuk pengaplikasian cat kayu dan besi. Untuk cat
tembok, kuas hanya dipakai pada bagian tertentu saja sepert untuk mengecat pada bagian
pinggir dinding yang berbatasan dengan kusen jendela atau pintu. Sedangkan roller dipakai
untuk mengaplikasikan cat pada dinding yang permukaannya luas, biasanya dipakai untuk cat
tembok emulsion.
Spectacles, alat ini dipakai untuk melindungi mata dari percikan cat saat mengaplikasikan cat
pada dinding.
AH
A. Pengecatan Dinding
Cara pemakaiannya adalah; encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik, jangan berlebihan,
karena dapat menghilangkan fungsi cat dasar.
b. Langkah Pengecatan
Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna, minimal harus
ditunggu selama 28 hari.
Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat pengukur kadar air.
Kadar air harus sudah di bawah 18 %.
Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH (derjat
keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih pH 8.Kalau lebih dari
pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat.
Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih ada semen
bebas yang belum beraksi karena kekurangan air.
Basahkan permukaan tembok dengan air bersih.
Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari bekas
percikan semen, Efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan
minyak. Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat sambil
permukaan tembok dibasahi air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap yang
bersih.
Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-15% untuk
menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih
kasar sehingga daya lekat lebih baik.
Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit10-15%
c. Pemberian Cat Akhir
Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember, pengaduk,
tangga, dan lain-lain.
Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat nomor batch (lot)nya.
Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetap
sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.
Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat Pengecatan dilakukan waktu
cuaca terang dan kering.engenceran cat jangan langsung didalam kalengnya, kecuali
kalau dapat habis pada hari itu juga.
Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk menghindari
pembusukan.
d. Pengecatan Ulang
Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil digosok
dengan kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan ditergent, kemudia bilas
dengan air bersih.
Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur, cuci
dengan larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih.
Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan lap yang
dibasahi air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur.
Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai kedasar
tembok.
Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah larut dengan air,
sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar tembok.
Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutankaporit 10-15%.
B. Pengecatan Plafon
Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada tembok.
Bahan cat yang digunakan juga adalah cat untuk tembok/dinding. Perbedaan mendasar yang
ada adalah bahwa plafon terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan
cara khusus dalam menyapukan cat pada plafon.
C. Pengecatan Genteng
Fungsi umum dari cat genteng adalah untuk melindungi genteng dari pengaruh cuaca
luar seperti lumut dan jamur sekaligus untuk memberikan keindahan dengan warna-warna
sesuai pilihan.
Sebaiknya pengecatan dilakukan dibawah (sebelum genteng dipasang), hal ini untuk
memungkinkan seluruh permukaan genteng terlapisi oleh cat dan untuk menghindari
menempelnya debu pada saat cat belum kering sempurna.
Untuk genteng yang kurang padat (porus) dianjurkan pemberian lapisan lem sesuai
yang direkomendasikan (lem index) agar pori-pori genteng tertutup rapat sehingga cat
genteng tidak banyak terserap kedalam genteng.
Beri lapisan cat secara merata setelah cat diencerkan dengan air bersih dengan
penambahan air sebesar 30 – 40 % dari volume cat.
Biarkan kering sempurna (2–3 jam) sebelum diberikan lapisan berikutnya dan ulangi
sampai permukaan genteng tertutup sempurna.
Untuk hasil lebih sempurna beri lapisan akhir dengan vernis genteng (glassure) Untuk
pengecatan genteng lama, langkah pengecatan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
Bersihkan genteng lama dari debu dan kotoran lain seperti lumut atau jamur yang
mungkin telah tumbuh. Bila perlu gunakan sikat dan air sabun.
D. Pengecatan Kayu
Permukaan kayu yang tidak rata perlu ditambal dengan undercoat, bila diperlukan
sapukanlah undercoat pada seluruh permukaan setelah kering kemudian digosok dengan
ampelas.
Terakhir, berikan lapisan anti gores pada kayu yang telah dicat.
Untuk pengecatan ulang pada kayu, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung
mengecat di atas permukaan cat yang lama atau dengan terlebih dahulu menghilangkan
cat lama, kemudian baru melakukan pengecatan ulang. Langkah pekerjaan pengecatan
juga sama dengan pengecatan kayu yang baru dicat.
E. Pengecatan Besi
Pengecatan pada bahan yang terbuat dari besi menggunakan bahan cat dengan solvent
base (pelarut minyak). Kegunaan cat pada umumnya berfungsi sebagai pelindung suatu
substrat (media) dari karat, pengaruh cuaca, lumut, bakteri, jamur, dan lain-lain. Juga berfungsi
sebagai dekorasi. Langkah pekerjaan pengecatan pada bahan besi prinsipnya hampir sama
dengan mengecat bahan dari kayu. Aplikasi pengecatan bahan besi pada bangunan gedung
banyak dilakukan untuk konstruksi pagar, teralis, dan pegangan tangga.