Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINI PROJECT

PUSKESMAS

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER, BIDAN DESA DAN PETUGAS


PUSKESMAS TERHADAP PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TANJUNG AGUNG PERIODE AGUTUS 2019

Oleh :
1. dr. Rolando Agustian Halim
2. dr. Destrianti
3. dr. Dera Apriyunita
4. dr. Nadiyah Zhafirah Luvi
5. dr. Niken Widyahadi
6. dr. Retno Widyastuti

Pembimbing :
dr. Nurul Iswahyuni

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
KABUPATEN MUARA ENIM
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan mini project yang berjudul “Gambaran Pengetahuan
Kader, Bidan Desa dan Petugas Puskesmas terhadap Penyakit Tuberkulosis di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Agung Periode Agutus 2019”. Adapun
penulisan laporan mini project ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu tugas Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Tanjung Agung.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dokter


pembimbing, dr. Nurul Iswahyuni, yang telah bersedia memberikan bimbingan
dalam penyusunan laporan mini project ini, juga kepada semua pihak yang telah
turut serta dalam membantu penyusunan laporan mini project ini sehingga dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya laporan mini project ini


masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
laporan mini project ini. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi kita semua.

Tanjung Agung, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan paling sering mengenai paru-paru.
Selain menyerang paru-paru, bakteri ini dapat menyerang beberapa organ
lainnya seperti tulang, kelenjar limfoid, lapisan meningen dan organ tubuh
lainnya. TB menular dari satu orang ke orang lain melalui droplet di udara
yang berasal dari saluran pernafasan penderitanya. Penyakit ini dapat
dicegah dan diobati.1
Tuberkulosis menjadi satu dari 10 penyebab kematian utama di
dunia. Pada tahun 2017, terdapat 10 juta temuan TB baru dan 1.6 juta
penderita meninggal dunia.1 Penyakit Tb sudah menjadi masalah terutama di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia
mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan
110.000 kasus setiap tahunnya. Jumlah kasus baru TB di Indonesia pada
tahun 2017 menurun menjadi 420.994 kasus.2,3 Bentuk khusus dari TB,
Multidrug-resistant TB (MDR-TB), menjadi ancaman kesehatan masyakat
masa kini. Secara global, insidensi TB menurun 2% tiap tahun, namun
jumlah ini perlu ditingkatkan untuk mencapai target kesehatan pada
Sustainable Development Goals di tahun 2030.1,2,3
Program penanggulangan TB paru dengan strategi Directly
Observed Treatment Short-course (DOTS) telah diterapkan di puskesmas
dan rumah sakit pemerintah dengan baik dan pada strategi ini difokuskan
pada penemuan suspek TB dan menyembuhkan pasien sehingga akan dapat
mencegah penularan penyakit TB.3 Pengendalian TB juga dilaksanakan
melalui Gerakan TOSS TB guna mewujudkan Indonesia Bebas TB tahun
2035.4 Eliminasi TB menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di
bidang kesehatan selain penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan
mutu imunisasi.2

1
Di kabupaten Muara Enim tahun 2015, terdapat 884 kasus TB yang
terbanyak ditemukan di kecamatan Tanjung Enim (169) dan kecamatan
Tanjung Agung (100). Tahun 2016, temuan kasus baru TB BTA+ di
kabupaten Muara Enim meningkat menjadi 534 kasus, dari 406 kasus di
2015. Secara nasional, target penanggulangan TB adalah tercapainya
penemuan pasien TB BTA+ (case detection rate/CDR) paling sedikit 70%.
Capaian CDR di kabupaten Muara Enim pada tahun 2015 adalah 43% dan
meningkat menjadi 60% di tahun 2016. Namun capaian ini masih jauh
dibandingkan dengan capain CDR nasional di tahun 2012 sebesar 82,4%.5
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di poliklinik TB
Puskesmas Tanjung Agung, temuan penderita baru TB di puskesmas
Tanjung Agung di tahun 2018 mencapai 84 orang, dan diperkirakan jumlah
ini akan semakin meningkat, terlihat dari peningkatan jumlah kasus baru
dalam dua triwulan awal tahun 2019 sebanyak 77 kasus. Selain itu juga
terjadi peningkatan temuan kasus TB resisten obat, dimana di tahun 2018
tidak ditemukan kasus TB resisten obat dan menjadi 2 kasus di tahun 2019.
Walaupun penemuan kasus TB resisten obat meningkat tiap
tahunnya, tetapi jumlah masih rendah dibandingkan dengan jumlah kasus
yang diperkirakan. Tahun 2017, diperkirakan 37% pasien belum memulai
pengobatan akibat under reporting, meninggal, dan menolak diobati.
Beberapa upaya penanggulangan tuberkulosis adalah dengan menemukan
pasien secara aktif dan terintegrasi, melakukan surveilance aktif/penyisiran
data, peningkatkan kapasitas pengawasan minum obat dan pelacakan kasus
mangkir, serta meningkatkan promosi dan pengendalian faktor risiko.
Dalam menjalankan upaya ini, kader, bidan desa, petugas puskesmas, dan
pejabat pemerintahan memainkan peranan yang besar dalam mewujudkan
eliminasi TB di tahun 2030 dan tidak ada temuan kasus baru di tahun 2050.6
Menurut Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI, kader
adalah warga masyarakat setempat yang dipilih oleh masyarakat dan dapat
bekerja secara sukarela. Kader merupakan salah satu kunci keberhasilan
program peningkatan pengetahuan dan keterampilan bidang kesehatan
dalam masyarakat. Keberadaan kader dalam pengendalian kasus TB sangat

2
strategis, kader dapat berperan sebagai penyuluh, membantu menemukan
kasus secara dini, merujuk penderita dan sekaligus mengawasi menelan obat
bagi penderita TB secara langsung.7,8
Kader TB berperan sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) dengan
cara mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan, memberi motivasi kepada pasien agar berobat teratur,
mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri
ke unit pelayanan kesehatan.9 Kader merupakan perpanjangan tangan dari
puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Namun demikian, dari penelitian sebelumnya didapatkan bahwa tingkat
pengetahuan, sikap dan motivasi kader kesehatan dalam pengendalian kasus
tuberkulosis masih sangat rendah.10
Melihat masih besarnya jumlah penderita TB, target eliminasi dan
eradikasi TB dan peran besar berbagai pihak untuk mencapai target tersebut,
penulis menganggap penting dilakukan penelitian mengenai gambaran
pengetahuan kader, bidan desa, petugas puskesmas, dan pejabat
pemerintahan terhadap tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Agung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah penelitian
sebagai berikut:
 Bagaimana gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap penyakit tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Agung?

1.3 Pertanyaan Penelitian


1.3.1 Bagaimana prevalensi dan karakteristik penderita tuberkulosis di
Puskesmas Tanjung Agung?
1.3.2 Bagaimana gambaran pengetahuan kader terhadap tuberkulosis?

3
1.3.3 Bagaimana gambaran pengetahuan bidan desa terhadap tuberkulosis?
1.3.4 Bagaimana gambaran pengetahuan petugas puskesmas terhadap
tuberkulosis?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan kader, bidan desa dan petugas puskesmas
terhadap tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui prevalensi dan karakteristik penderita tuberkulosis di
Puskemas Tanjung Agung.
b. Mengetahui gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap penyakit tuberkulosis secara umum.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap penularan tuberkulosis.
d. Mengetahui gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap diagnosis tuberkulosis
e. Mengetahui gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap pengobatan tuberkulosis.
f. Mengetahui gambaran pengetahuan kader, bidan desa dan petugas
puskesmas terhadap pencegahan tuberkulosis.
g. Mengetahui gambaran pengetahuan kader terhadap peran kader TB
dalam pencegahan, penemuan kasus dan pengendalian
tuberkulosis.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Diharapkan menjadi masukan dan referensi bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian serupa atau penelitian lanjutan dalam
memperoleh informasi tentang gambaran pengetahuan kader, bidan
desa dan petugas puskesmas terhadap penyakit tuberkulosis.
1.5.2 Diharapkan menjadi masukan bagi dinas kesehatan dan puskesmas
dalam meningkatkan pengetahuan kader, bidan desa, dan petugas
puskesmas terhadap tuberkulosis.

4
1.5.3 Diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengevaluasi program TB
yang dijalankan di Puskesmas Tanjung Agung
1.5.4 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi tenaga
kesehatan, kader, dan tokoh masyarakat tentang pengetahuan terhadap
tuberkulosis sehingga diharapkan dapat ikut bekerja sama secara aktif
dengan pihak puskesmas terkait dalam pencegahan dan pengendalian
penderita tuberkulosis.
1.5.5 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang tuberkulosis secara umum, penularan, diagnosis,
pengobatan, pencegahan dan peran kader sehingga dapat ikut
berperan aktif dalam pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di
Puskesmas Tanjung Agung.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. 2018.Tuberculosis. diakses dari


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
2. Kemenkes RI.2018. Infodatin Tuberkulosis. Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Selatan.
3. Kementrian Kesehata RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Tuberkulosis di Fasilitas Pelayanan kesehatan. Jakarta;2012
4. Depkes RI. 2016. TOSS TB: Temukan TB Obati Sampai Sembuh.
Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/view/16040400008/toss-tb-temukan-
tb-obati-sampai-sembuh.html
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim. 2017. Profil kesehatan
Kabupaten Muara Enim Tahun 2016. Diakses dari
http://www.depkes.go.id
6. Sugihantono, Anung. 2018. Kebijakan dan Langkah Operasional
dalam Eliminasi Tbc, Penurunan Stunting dan Peningkatan
Imunisasi Tahun 2018. Direktur Jenderal Pencegahan Dan
Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/

5
7. Fadhilah, Nur, dkk. 2014. Perilaku Kader dalam Penemuan Suspek
Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
8. Wahyudi, Eko. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi
Kader dengan Penemuan Suspek Tuberkulosis Paru di Puskesmas
Sanankulon. Diakses dari http://www. digilib.uns.ac.id
9. Depkes RI. 2007. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis edisi ke-
2. Jakarta : Depkes RI.
10. Wijaya, I Made Kusuma, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap,
dan Motivasi Kader Kesehatan dengan Aktivitasnya dalam
Pengendalian Kasus Tuberkulosis di Kabupaten Buleleng. Jurnal
Magister Kedokteran Keluarga, diakses dari
https://eprints.uns.ac.id/1862/

Anda mungkin juga menyukai