sejak jaman sebelum Masehi proses perlakuan panas (heat treatment) pada baja telah ada. Proses untuk mendapatkan beragam sifat mekanik yang dibutuhkan dengan mengatur parameter yang terjadi selama proses perlakuan panas. Penyepuhan (quenching) merupakan salah satu proses perlakuan panas yang sangat penting dan dilakukan dalam proses manufakturing di industri logam. Totten (1997), menjelaskan bahwa quenching dapat memperbaiki sifat mekanik baja, tetapi di sisi lain akan menyebabkan tegangan dalam (internal stress) yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran sehingga bisa mengakibatkan adanya retakan (cracks) (Bates, 1992). Proses perlakuan panas dapat didefnisikan sebagai suatu proses kombinasi pengaturan pemanasan dan pendinginan pada suatu logam dalam kondisi padat (solid state). perubahan mikrostruktur pada logam terjadi akibat proses perlakuan panas. Quenching pada baja merupakan salah satu dari beberapa proses perlakuan panas yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan baja dengan cara memanaskan logam tersebut pada temperatur tertentu, biasanya antara 845- 870 C, kemudian didinginkan secara cepat pada media pendingin untuk mendapatkan struktur martensit. Quenching dilakukan untuk mencegah terjadinya pembentukan struktur perlit dan ferrit serta untuk memudahkan pembentukan struktur bainit atau martensit (Bates, 1992). . Quenching dapat mempengaruhi tingkat kekerasan, tegangan sisa, dan distorsi pada baja. Tujuan utama quenching adalah meningkatkan kekerasan logam, sedangkan kunci utama dalam proses quenching adalah pengaturan laju pendinginan pada logam. Jika laju pendinginan terlalu lambat, logam menjadi lebih getas dan kekerasan akan berkurang. Jika laju pendinginan terlalu cepat, maka akan terjadi distorsi dan retak pada logam. Faktor-faktor penting dalam proses quenching antara lain, desain peralatan, media pendingin, konsentrasi pendingin, temperatur bak, dan laju gerakan pendinginan. Masing masing faktor tersebut dapat mempengaruhi sifat akhir dari bahan logam sehingga harus diatur selama proses 2
pendinginan berlangsung. Terdapat beragam media pendingin yang digunakan
dalam dunia industri antara lain : air, larutan/air garam, minyak/oli, polimer encer, dan bak garam. Air dan oli merupakan media pendingin yang paling banyak dipakai untuk mengeraskan baja karena mudah dalam proses pencelupannya (Wachid Sucherman ;1987). Kemampuan pendinginan pada proses quenching berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan penggolongan tentang sifat fisik dan kimia dari pendingin yang dapat mempengaruhi hasil akhir proses quenching. Penggunaan media seperti oli/minyak sebagai pendingin terdiri dari oli/minyak mineral dan oli/minyak tumbuhan. Biasanya oli/minyak tersebut sudah ditambah dengan zat aditif. Penggunaan oli/minyak mineral maupun tumbuhan sebagai cairan pendingin dalam proses quenching menunjukkan bahwa kedua minyak tersebut menunjukkan hasil akhir yang relatif sama (Totten,1993). sedangkan pada penggunaan Pendinginan air akan memberikan daya pendinginan yang cepat. Biasanya ke dalam air tersebut dilarutkan garam dapur sebagai uasaha mempercepat turunya temperatur benda kerja dan mengakibatkan benda kerja menjadi keras. (kekerasan) setelah mengalami proses quenching. Pendinginan udara dilakukan untuk perlakuan panas yang membutuhkan pendinginan lambat. Untuk keperluan tersebut udara yang disirkulasikan ke dalam ruangan pendingin dibuat dengan kecepatan yang rendah. Udara sebagai pendingin akan memberikan kesempatan kepada logam untuk membentuk kristal - kristal dan kemungkinan mengikat unsur unsur lain dari udara (Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55 – 102). Dari (Jurnal POROS TEKNIK, Volume 6, No. 2, Desember 2014 : 55 – 102) akan melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kekerasan dan sifat mekanik pada ST 60 dengan variasi pendinginan (air, udara, air garam dan oli) pada uji kekerasan dan mikrostruktur 3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas permasalahan utama yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah : 1.Bagaimana pengaruh media pendingin air, udara, air garam, dan oli terhadap sifat kekerasan baja ST 60. 2. Bagaimana pengaruh media pendingin air, udara, air garam, dan oli terhadap struktur mikro baja ST 60 yang meliputi uji mikrostruktur dengan medapatkan foto mikro ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan yang akan dicapai, yaitu : 1. Memperoleh pengaruh media pendingin air, udara, air garam, dan oli terhadap sifat kekerasan baja ST 60 ? 2. Memperoleh pengaruh media pendingin air, udara, air garam, dan oli terhadap struktur mikro baja ST 60 yang meliputi uji mikrostruktur dengan medapatkan foto mikro.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: • Sempel yang di gunakan adalah baja ST 60. • Pemanasan pada temperatur 750 C. • Menggunakan holding time 15 menit. • Menggunakan 4 pendingin yang berbeda (air, air garam, oli, dan udara). • Pengujian baja yang dilakukan adalah uji kekerasan dan uji mikrostruktur. 4
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat terhadap ilmu pengetahuan yaitu: 1. Memberikan manfaat terhadap pengetahuan tentang karakteristik sifat fisis yaitu struktur mikro dan mekanis yaitu kekerasan dan muai panas pada bahan baja ST 60 yang dihasilkan dari proses temper dengan beberapa bahan quenching oli, air, air garam, udara. 2. Dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang ada pada industri nasional, khususnya yang berhubungan dengan elemen - elemen mesin dan industri logam. 3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu bahan dan konstruksi untuk mengetahui seberapa bagusnya pendingin yang di gunaakan terhadap kekerasan suatu baja. 4. Memberikan wawasan baru bagi perancangan suatu produk yang membutuhkan kekuatan suatu bahan yang tinggi.