net/publication/316878343
CITATION READS
1 2,820
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Karakteristik fisik-sosial dan kriteria kamar yang membuat betah View project
All content following this page was uploaded by Hanson E. Kusuma on 12 May 2017.
(1)
Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.
(2)
Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.
Abstrak
Di Indonesia kafe tidak lagi hanya menjadi tempat untuk menjual makanan dan minuman saja. Kafe
telah berkembang menjadi gaya hidup masyarakat modern. Kafe menjadi salah satu tujuan melepas
penat setelah seharian bekerja atau sekedar berinteraksi dengan teman.Seseorang dapat merasa
betah berada di sebuah kafe hanya untuk menikmati secangkir kopi dalam waktu berjam-
jam.Tentunya kondisi fisik, lingkungan, dan interaksi sosial yang terjadi didalam kafe ini dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi kebetahan seseorang ditinjau dari gender. Artikel penelitian ini
bertujuan mengungkap faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kebetahan seseorang untuk
berada di sebuah kafe bila gender berbeda. Masyarakat umum akan dipilih menjadi subjek penelitian.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei kuesioneronline yang dibagikan secara bebas
(non-random sampling). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif.Hasil analisis mengungkapkan daya tarik desain bangunan merupakan faktor dominan
yang me-nyebabkan kebetahan seseorang berada di kafe.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menge- Sampel dipilih dengan metode non-random
tahui faktor terbesar seseorang merasa betah sampling yaitu menggunakan accidental sam-
berada di dalam sebuah kafe.Diharapkan hasil pling (Kumar, 2005). Pengumpulan dengan
penelitian ini dapat memberikan manfaat seba- menggunakan kuesioner online ini dilakukan
gai dasar pemilik kafe dalam mempertimbang- karena pertimbangan bahwa yang akan menjadi
kan elemen-elemen pendukung kafe yang mem- responden adalah kalangan remaja sampai
pengaruhi kebetahan pengunjung yang datang. dewasa yang fasih mengakses internet. Selan-
jutnya responden diminta untuk menjawab
Metode pertanyaan-pertanyaan terbuka mengenai moti-
vasi mereka pergi ke kafe hingga opini mereka
Penelitian ini menggunakan metode penelitian mengenai faktor fisik maupun non-fisik dari
kualitatif (Creswell, 2008) dengan kategori sifat sebuah kafe yang membuat mereka betah.
penelitian eksploratif (Groat & Wang, 2002) Dengan begitu responden dapat menjawab lebih
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeks- bebas dan tepat sesuai dengan kondisi yang
plorasi faktor-faktor penting yang mempengaru- mereka rasakan masing-masing.
hi kebetahan seseorang berada di sebuah kafe.
Metode Analisis Data
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat 3 tahapan analisis
Metode yang di gunakan adalah melalui pende- yaituopen coding, axial coding dan selective co-
katan Grounded Theory (Creswell, 1998). ding (Creswell, 1998). Berikut 3 tahapan ter-
Datadikumpulkan melalui kuesioneronlineyang sebut :
berisi pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka
(open ended) yang disusun dengan tujuan - Tahap open coding, yaitu merupakan tahap
untuk menggali lebih dalam apa yang dirasakan mengidentifikasikan kata kunci yang didapat dari
dan dipikirkan oleh responden tentang kebe- jawaban para responden mengenai faktor kebe-
tahan (Creswell,2008). tahan di kafe.
Pengambilan data melalui kuesioner online, - Tahap axial coding, yaitu membuat kategori-
disebarkan pada hari Kamis, 17 September 2015 kategori dari kata kunci yang didapat dari taha-
dan berakhir pada hari Minggu, 27 September pan sebelumnya. Untuk mengurangi kemungkin-
2015. Data yang didapat 85 responden, 36 res- an bias dalam pengategorian, pengategorian
ponden laki-laki dan 49 responden perempuan dapat dilakukan bersama-sama dengan orang
(Lihat pada diagram 1). Rentang umur yang di lain misalnya dengan teman (lihat gambar 1).
dapat 97,6% berumur 20-30 tahun, sisanya <20
tahun.
Gambar 1. Proses Analisis Axial Coding yang dilaku- Kata Kunci Kalimat yang diwakili
kan bersama-sama dalam workshop. - Mengobrol
- Nongkrong
- Tahap selective coding, yaitu mendeskripsikan Berinteraksi - Hang out
hubungan antar kategori yang memiliki kedeka- dengan teman - Meet up dengan teman
tan. Hubungan antar kategori ini dilakukan de- - Bercengkrama
ngan analisis korespondensi. - Bertemu pacar
- Makan
Makan dan Minum
Analisis dan Interpretasi - Minum
- Mengerjakan tugas
Motivasi Pergi ke Kafe Belajar - Baca buku
- Berdiskusi
Dari hasil dari open coding mengenai motivasi
seseorang pergi ke kafe dapat diketahui bahwa Dari hasil mengidentifikasi kata kunci, berdasar-
terdapat 11 kata kunci yang teridentifikasi kan hasil sebelumnya, kata kunci tersebut dapat
dengan total frekuensi 177(diagram 2). Kata dikategorikan kembali.Pengategorian kata kunci
kunci yang paling banyak muncul adalah berin- ini disebut tahap analisis axial coding. Pengate-
teraksi dengan teman (71 kata kunci) dan moti- gorian ini mengacu pada kedekatan makna yang
vasi untuk makan dan minum (24 kata kunci).
sama.
Selain itu terdapat beberapa kata kunci yang
sering muncul yaitu belajar (20 kata kunci),
refreshing (13 kata kunci), mengerjakan Faktor Penyebab Betah
pekerjaan (12 kata kunci), dan pertemuan (12
kata kunci). Selanjutnya, dari hasil analisis alasan penyebab
betah, faktor apa yang membuat seseorang
merasa betah berada di sebuah kafe diketahui
terdapat 67 kata kunci dari 13 kategori. Kategori
Menggunakan Internet 10
yang teridentifikasi paling banyak adalah
Kegiatan Hiburan 4
kenyamanan (51 responden) kemudian pemilih-
Eksperimen 4
an menu (39 responden), daya tarik desain (36
Refreshing 13 responden), adanya fasilitas tambahan (30
Makan dan Minum 24 responden) dan fasilitas hiburan (23
Berfoto 3 responden). (lihat pada diagram 3)
Pertemuan 12
Belajar 20 Responden 18 : “Tidak terlalu bising, ruang-
Mengerjakan Pekerjaan 12 an yang nyaman atau view yang bagus, ma-
Berinteraksi dengan Keluarga 4
kanan yang enak dan murah, adanya fasilitas
toilet atau mushola, koneksi internet gratis”.
Berinteraksi dengan Teman 71
Aksesibilitas (9)
validitas dan relibilitas yang baik.Karena data
Fasilitas Ruang (7) yang diambil dalam penelitian masih secara non-
Pemilihan Menu (39) random sampling alangkah baiknya jika pene-
Kualitas Pelayanan (19)
litian selanjutnya digunakan metode pengum-
Berinteraksi dengan Teman (71)
Kenyamanan (51)
pulan data secara random sampling, sehingga
Fasilitas Tambahan (30) ada batasan yang jelas misalnya responden
Belajar (20) yang diambil pada pengunjung kafe tipologi
Bereksperimen (4)
tertentu.
Berinteraksi dengan Keluarga (4)
Berfoto (3)
Mengerjakan Pekerjaan (12) Daftar Pustaka
Daya Tarik Desain Bangunan (36)
Menggunakan Internet (10) Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research
Privasi (16) Design: Choosing Among Five Tradition. California:
Perempuan SAGE Publication, Inc.
Desain Perabot (14) Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative,
Makan dan Minum (24) Quantitative, and Mixed Methods Approaches .
Fasilitas Hiburan (23) California: Sage Publications, Inc.
Pertemuan (12)
Groat, L. & Wang, D. (2002).Architectural Research
Laki-laki
Refreshing (13)
Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Unsur Alam (12) Indra C, R.D. 2001. Evaluasi Pasca Huni Rumah Susun
Skala Akrab (3) Sederhana Kota Baru Bandar Kemayoran (Ditinjau
Keberadaan Orang Lain (3) dari Aspek Arsitektur, Lingkungan dan Perilaku).
Kegiatan hiburan (4) Tesis Magister Sains Ilmu Lingkungan (Tidak
dipublikasi). Jakarta: Universitas Indonesia
Kumar, Ranjit. 2005. Research Metodology, A Step by
Step Guide for Beginner. London: Sage Publications.
Diagram 6. Dendogram Faktor Motivasi Pergi ke Purwantini, Julianti. 1988. Faktor-faktor yang
Kafe, Faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe, Mempengaruhi Kebetahan Penghuni Rumah Sususn
dan Gender Sewa Harian. Tesis Magister Sains Ilmu Lingkungan
(Tidak dipublikasi). Jakarta: Fakultas Paskasarjana
Kesimpulan Universitas Indonesia.
Rachman, R.A. & Kusuma, H.E. (2014). Definisi
Dari penelitian yang dilakukan maka disimpulkan Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan-
bahwa kebetahan seseorang berada di sebuah Perilaku.Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014, Program
Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwi-jaya, Nov.
kafe merupakan suatu kondisi psikologis sese-
2014.
orang karena merasa nyaman, senang, dan
puas dengan segala suasana dan fasilitas yang
ada sehingga seseorang tanpa sadar telah
menghabiskan waktunya lama di kafe tersebut.