Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA”. Makalah ini berisi tentang Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara, Argumen tentang Tantangan terhadap
Pancasila, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara, Hubungan
Pancasila dengan Proklamasi, Implementasi Pancasila dalam Perumusan
Kebijakan.
Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
2. Orang tua kami, yang selalu memberikan dukungan dan doa restunya
yang tak pernah berhenti,
3. Teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan masukan serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat
membuat suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
Argumen Tentang Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara ....................... 3
Argumen Tentang Tantangan terhadap Pancasila ............................................ 8
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara ...................................... 10
Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dan UUD 1945 ............................... 15
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Negara .......................................... 17
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 21
Saran ................................................................................................................. 21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ketika Negara-bangsa tersusun, maka sebenarnya telah ada berbarengan
dengan eksistensi negara itu, suatu perjanjian bersama “Kontrak Sosial”, sebagai
kebulatan pikiran atau cita-cita dalam mendirikan negara bangsa tersebut,
perjanjian ini sebagai pengejawantahan dari kemauan bersama untuk menyusun
hidup bersama dalam suatu wadah yang disebut negara. Selanjutnya, bangunan
negara yang didirikan itu tegak di atas sebuah “keyakinan kokoh bersama suatu
komnitas politik” yang kemudian biasa disebut sebagai kepercayaan politik
(political belief) milik seluruh bangsa yang kemudian menjadi sebuah “Ideologi”.
Yang dijadikan sebagai landasan, pedoman, serta cita-cita suatu bangsa. Maka
keyakinan politik itu akhirnya menajdi gagasan abadi untuk diaktualisasikan dalam
kehidupan perpolitikan komunitas sebuah negara.
Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui
perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para
pendiri negara. Kita sebagai masnyarakat Indonesia memiliki kewajiban untuk
tunduk pada pancasila serta mempertahankannya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) memiliki tiga implikasi, yakni
implikasi politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi politis
adalah menjadikan pancasila sebagai ideologi nasional. Implikasi etis adalah
menjadikan pancasila sebagai sumber norma etik bernegara. Implikasi yuridis
adalah menjadikan pancasila sebagai sumber hukum negara, pancasila merupakan
unsur pokok dari UUD 1945, yang selanjurnya unsur tersebut terjabar dalam pasal-
pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara. UUD 1945 sebagai norma
hukum dasar negara selanjutnya dijabarkan lagi dalam undang-undang dan
seterusnya pada peraturan perundangan di bawahnya secara hierarkis.
Pancasila sebagai dasar negara, berarti pula pancasila sebagai Norma Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkataan “Norma Dasar” teridiri dari kata
1
“Norma”, yang berarti hukum atau “kaidah” dan kata “Dasar”, yang berarti “pokok”
atau “Fondamen”, jadi norma dasar berarti hukum pokok atau kaidah pokok.
Karena itu yang dimaksud dengan pancasila sebagai Norma Dasar Negara Republik
Indonesia ialah pancasila yang menjadi hukum pokok dalam negara bangsa
Indonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang berlaku dalam negara
bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika tidak bertentangan
dengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila merupakan “sumber
dari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap warganegara yang menjalankan
dan mematuhi semua peraturan yang ada secara terortis telah mengamalkan
pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar Negara, pengalaman pancasila pada
hakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila di dalam berbagai kesatuan
negara guna mengatur pelaksanaan berbagai macam pola dan bidang kehidupan,
agar benar-benar sesuai dan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
1.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara?
2) Apa saja esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara?
3) Bagaimana hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD 1945
dan pasal pasal UUD 1945?
4) Apa saja implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan?
1.3.Tujuan
1) Mengetahui dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara
2) Membuat argumen tentang tantangan terhadap pancasila
3) Mengetahui esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara
4) Memahami hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD
1945, dan pasl-pasal UUD 1945.
5) Mengetahui implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yang
sangat panjang. Pada awalnya pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang ada dalam adat istiadat, agama, serta dalam pandangan
hidup bangsa. Oleh karena itu nilai pancsila telah diyakini kebenarannya, kemudian
diangkat menjadi dasar negara sekaligus sebagai ideologi bangsa.
Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal
1 juni 1945 pada sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut
baik oleh para anggota rapat. Dengan demikian dicapailah kesepakatan bahwa
Indonesia akan dibangun atas dasar lima sila yang disebut Pancasila.
3
Pada tanggal 9 maret 1942. Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa
syarat kepada Jepang dan sejak saat itu dimulailah penjajahan Jepang terhadap
Indonesia. Tidak berbeda dengan penjajah-penjajah lain, Jepang pun melakukan
penindasan dan kekejaman yang mengakibatkan penderitaan rakyat, karena itu
mulai timbul perlawanan-perlawanan rakyat terhadap Jepang baik secara legal
maupun ilegal, misalnya pemberontakan PETA di Blitar.
4
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat
itulah bangsa Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945
BPUPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan
demikian, maka pancasila yang dalam artian lima dasar negara resmi menjadi dasar
negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
5
D. Perkembangan Pancasila Selama Masa Berlakunya UUDS 1950
a. Membubarkan Konstituante
b. Menyatakan berlakunya kemnbali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)\
6
integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu nasionalis, agama, dan komunis
(NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering dibandingkan dengan dasar negara
Indonesia sendiri.
7
atau bahkan masih ada orang yang dengan sengaja memaksakan kehendak demi
kepentingannya sendiri.
Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan refomasi di Indonesia ini
masih belum lama, atau bahlam masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain itu
gerakan reformasi ini juga tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui gerakan
ini banyak muncul tokoh-tokoh yang unggul, berkompeten dan memihak pada
rakyat.
Pada era globalisasi ini banyak hal yang akan merusak mental dan nilai
moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia. Dengan
demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan mental-ideologi
bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa menjadi benteng moral
dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara
yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.
8
Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-
paham yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat dilihat
dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam kehidupan
bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia yang memiliki sifat
religius, santun, dan gotong-royong.
9
secara masif serta sistematis dalam membudayakan nilai-nilai
Pancasila bagi para aparatur negara.
10
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
hukum) sekaligus.
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
bukanlah penganut liberalisme, melainkan secara ideologis menganut
prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan titik berat
pada
kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
4. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip
toleransi beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama
sehingga tidak boleh melahirkan kebijakan atau politik hukum yang
berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu atas nama apapun,
tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang hampa agama sehingga
setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai oleh ajaran
berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
11
Republik Indonesia Tahun 1945. Perumusan Pancasila yang menyimpang dari
pembukaan secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah atas
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Kaelan, 2000: 91 -92).
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib
hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian
hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang Negara
Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan
negara, para pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena
semangat tersebut adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara karena masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat (Kaelan, 2000:
198--199)
12
kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja
Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 88).
13
tanggung jawabnya sehingga formulasi kebijakan negara akan menghasilkan
kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan rakyat. Demikian pula halnya pada
tahap implementasi yang harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip good
governance, antara lain transparan, akuntabel, dan fairness sehingga akan terhindar
dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme); dan warga negara yang berkiprah
dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika
bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak
terjadi monopoli dan monopsoni; serta warga negara yang bergerak dalam bidang
organisasi kemasyarakatan dan bidang politik (infrastruktur politik). Dalam
kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang sosial maupun bidang politik
seyogyanya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan kaidah penuntun. Dengan
demikian, Pancasila akan menjadi etika politik yang mengarahkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam suasana kehidupan yang harmonis.
14
2.4. Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dam Pembukaan UUD 1945
c. Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi
Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia sebagai asas kerohanian dan
dasar filsafat negara merupakan unsur penentu daripada ada dan berlakunya tertib
hukum bangsa Indonesia dan pokok kaidah negara yang fundamental. Sedangkan
proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang bertekat
untuk merdeka yang disemangati oleh jiwa Pancasila. Perjuangan bangsa indonesia
ini kemudian di jiwai, disemangati, didasari oleh nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai-nilai dalam pancasila yang
mendasari perjuangan bangsa indonesia untuk merebut kemerdekaan yang
puncaknya ditandai dengan proklamasi. Pada peristiwa proklamasi juga dilakukan
penegakan, penyelamatan, dan pengangkatan derajat nilai-nilai pancasila yang
mana pada saat penjajahan nilai-nilai tersebut telah direndahkan, dilecehkan, serta
diinjak-injak.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah pencerminan Falsafah hidup / pandangan hidup, rahasia hidup
dan tujuan hidup kita sebagai bangsa. Lepasnya nilai-nilai pancasila dari belenggu
penjajahan juga tidak lepas dari besarnya keinginan rakyat Indonesia pada saat itu
untuk merdeka, persatuan dan kesatuan juga berperan penting dalam proses
pemerdekaan Indonesia. Dimana persatuan dan kesatuan juga merupakan salah satu
nilai yang terkandung dalam pancasila.
a. Hubungan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
Suasana kebatinan UUD 1945 bersumber pada dasar filsafat negara yaitu
pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia. Keduanya juga membentuk suatu
hubungan yang dapat dibedakan menjadi hubungan formal dan material, seperti
berikut:
15
A. Hubungan formal
Pancasila sebagai norma dasar hukum positif yang dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian cara kehidupan, tata negara tidak hanya
bertopang kepada asas-asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduanya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak pada pancasila.
Berdasarkan tempat terdapatnya pancasila dalam UUD 1945 secara formal dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2) Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental
3) Bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai sesuatu
yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum nya berbeda
dengan pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah
pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai
sumber.
4) Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah yang terlekat pada
kelangsunagn hidup negara republik indonesia.
B. Hubungan material
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana yang dijelaskan di atas juga hubungan secara material
sebagai berikut:
1) Ditinjau dari proses perumusan Pancasila secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila
baru kemudian pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urut-urutan tertib
hukum Indonesia pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang
tertinggi, dan tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila.
Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber nilai,
16
sumber materi sumber bentuk dan sifat. Dalam pancasila terdapat
penjabaran tertib hukum Indonesia yang mana hal ini menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum Indonesia berhubungan secara
material dengan pancasial.
2) Selain UUD 1945 masih ada hukum dasar tidak tertulis yang juga
merupakan sumber hukum. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa hukum
tidak tertulis ini merumerupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, inilah yang
dimaksuk denagn konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan,
oleh karena itu tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
17
Di bidang ekonomi, ekonomi neoliberal yang bertumpu pada kapalitisme
global menjadi arus utama. Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang telah mulai berkenalan dengan kapitalisme global seiring
dengan perekonomian global tersebut. Hal demikian berlangsung sejak
pemerintahan Orde Baru.
Namun demikian, krisis devaluasi rupiah yang lantas menjelma menjadi
krisis moneter sepanjang 1997-1998 telah membutakan mata bahwa pondasi
perekonomian Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar negeri
tidaklah kokoh. Sistem ekonomi kita bertumpu pada eknomi liberal. Padahal
sistem ekonomi di Indonesia secara normatif telah memiliki pijakannya,
yakni sistem ekonomi yang berdasar pancsaila. Sistem ekonomi yang
bersandar pada kerakyatan dan keadilan.
Upaya-upaya dalam rangka membudayakan Pancasila di dalam aspek
kehidupan ekonomi, yaitu dengan mengadakan pengkajian, diskusi, dan
dialog tentang ekonomi pancasila dan penerapannya di Indonesia baik di
tingkat nasional maupun di daerah-daerah . Sistem ekonomi yang bermoral,
manusiawi, nasionalitis, demokratis, dan berkeadilan jika diterapkan secara
tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu terwujudnya
keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
3. Membudayakan Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Sosial-Budaya
Sosial dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah berubah,
yang disebabakan oleh adanya perkembangan zaman, seperti globalisasi
yang memudahkan budaya bangsa luar masuk ke negara kita, yang membuat
hilangnya rasa bangga terhadap negara sendiri.
Berikut ini beberapa contoh singkat dalam membudayakan Pancasila di
dalam aspek kehidupan sosial-budaya.
- Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup
bermsyarakat dan bernegara dapat dilakukan khususnya pada
masyarakat dan wilayah yang sering mengalami konflik antar warga.
18
- Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya
kasus perselisihan yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat
beragama. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa menghargai antara umat
beragama dalam kehidupan sosial mereka. Diharapkan dengan adanya
aktualisasi dapat menghilangkan perselisihan yang ada.
- Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya
mempersatukan umat manusia di seluruh dunia. Namun demikian,
jangan sampai meniggalkan budaya yang sudah mendarah daging dalam
tubuh kita dan mneggantinya dengan budaya bangsa lain.
19
- Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
- Komponen cadangan, adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
- Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indoneisa.
22
23