Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DEFINISI

Pengembangan pelatihan diperlukan langkah-langkah penyusunan yang harus ditempuh


oleh seorang penyusun program pelatihan. Salah satu yang harus ditempuh diantara langkah
tersebut adalah melakukan training need analysis ( TNA). Pelaksanaan analisis kebutuhan
pelatihan (TNA), tidak hanya terbatas kepada penyusunan program pelatihan berbasis
kompetensi saja, tetapi juga untuk menyusun program latihan yang bersifat pesanan (Trainer
made) maupun program pelatihan yang berorientasi kepada pemenuhan keterampilan untuk
jabatan-jabatan tertentu di perusahaan.
Secara umum, Training Need Analys ( TNA) adalah proses analisa yang dilakukan untuk
mengetahui faktor apa saja yang harus diperbaiki, dikembangkan atau bahkan ditingkatkan di
dalam perusahaan agar kinerja karyawan dan perusahaan meningkat. Selain itu TNA merupakan
suatu proses identifikasi dan analisis tentang kebutuhan pelatihan atau program pengembangan
potensi sumber daya manusia dalam suatu organisasi, yang tujuan akhirnya terjadi peningkatan
performa. Faktor tersebut dapat berupa masalah-masalah saat ini, tantangan-tantangan di masa
mendatang yang akan dihadapi, maupun kesenjangan atau gap antara kinerja yang terjadi
dengan kinerja yang diharapkan pada karyawan.
Dalam praktek pelaksanaan program pelatihan, masih banyak ditemui program pelatihan
yang disusun tidak berdasarkan TNA, sehingga hasil pelatihannya seringkali tidak memenuhi
kebutuhan pasar kerja. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pelaksanaan TNA,
merupakan hal yang sangat penting/strategis dalam penyusunan program pelatihan baik
pelatihan yang berbasis kompetensi maupun pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk disusun pedoman TNA yang dirancang seminimal
mungkin untuk menjadi pedoman oleh pihak-pihak terkait dalam Melaksanakan TNA.

A. Tujuan
Tujuan Pedoman Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis /TNA) adalah agar
dapat disusun program pelatihan yang tepat berdasarkan hasil analisis kebutuhan pelatihan,
sehingga setelah selesai mengikuti pelatihan peserta pelatihan memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan kebutuhan pasar kerja/lowongan kerja.

1
B. SASARAN
Sasaran Pedoman Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis /TNA) adalah
memberikan panduan dan kemudahan bagi tenaga pelatihan dalam melakukan kegiatan analisis
kebutuhan pelatihan, sehingga dapat diperoleh hasil analisis kebutuhan pelatihan yang akurat.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari analisis kebutuhan pelatihan antara lain meliputi:


1. Prinsip dasar dan Fungsi analisis kebutuhan pelatihan
a. Konsep TNA
Dalam melaksanakan pelatihan hal yang paling utama dan pertama adalah analisis
kebutuhan pelatihan. Analisis kebutuhan pelatihan akan mencerminkan keadaan
yang sesungguhnya yang dihadapi oleh para calon peserta pelatihan dalam
melaksanakan tugasnya, jika dibandingjkan dengan sesuatu yang menjadi standar.
Dalam menganalisis kebutuhan pelatihan dicoba dibandingkan antara hasil
pekerjaan (kinerja) sekarang yang sedang mereka kerjakan dengan apa yang
diinginkan (kinerja yang diharapkan) sesuai dalam standar operasi yang telah
ditetapkan. Adanya perbedaan antara kedua kinerja tersebut merupakan petunjuk
tentang adanya permasalahan yang dihadapi oleh karyawan dan organisasi.
Perbedaan atau masalah itu merupakan petunjuk apa yang perlu disiapkan bagi
pemilihan strategi (pelatihan atau non pelatihan) dan pemilihan program pelatihan.
b. Fungsi TNA
Training Need Analysis adalah suatu proses membandingkan kemampuan individu
dengan standar operasional kerja untuk menghasilkan kebutuhan pelatihan yang
sebenarnya. TNA memiliki berbagai fungsi yang meliputi antara:
1). Mengumpulkan informasi kemampuan keterampilan, pengetahuan dan sikap.
2). Mengumpulkan tentang uraian kerja dan uraian kerja yang sebenarnya.
3). Mendefenisikan/menetapkan secara terperinci manfaat kemampuan yang
sebenarnya.
4). Mengembangkan dukungan dengan melibatkan pengambil keputusan.
5). Menyediakan data untuk perencanaan.
2. Identifikasi Kebutuhan pelatihan
Memperoleh, mengenal dan memformulasikan kebutuhan pelatihan serta aspek-aspek
pendukungnya.
3. Mekanisme Analisis Kebutuhan Pelatihan

3
Panitia Diklat membagikan selebaran form yang dibagikan kepada setiap unit kerja
untuk menulis dan mengumpulkan usulan pelatihan yang dibutuhkan dari masing-
masing unit kerja tersebut.
Kemudian bagian diklat akan mengevaluasi pelatihan yang dibutuhkan oleh masing-
masing unit, lalu mengajukan kepada pihak manajemen agar bisa
dilaksanakan/dikabulkan oleh pihak RS.
4. Penetapan program pelatihan
Setelah ditetapkan kebutuhan pelatihan selanjutnya dapat disusun program pelatihan
yang diatur dalam pedoman tersendiri.

4
BAB III
TATA LAKSANA

Adapun tata laksana untuk pelaksaan Training Need Analysis (TNA) di RS Mitra Sehat
Medika :
1. Metode Interview
Bagian diklat mendatangi setiap unit di RS Mitra Sehat Medika, kemudian menemui
kepala ruangan atau kepala unit dari masing-masing unit. Melakukan wawancara
secara personal untuk mengetahui kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan oleh masing-
masing unit tersebut, baik pelatihan yang belum pernah diluar ataupun pelatihan yang
memerlukan proses refreshment.
2. Metode Sebar Formulir TNA/Angket
Bagian diklat menyebarkan angket kosong/formulir kepada setiap kepala ruangan atau
kepala unit dari masing-masing unit untuk melakukan screening dan evaluasi kepada
anak buahnya/timnya agar mengetahui kebutuhan pelatihan apa aja yang dibutuhkan
dari masing-masing anak buahnya ataupun unitnya tersebut. Setelah melakukan
pengisian data angket tersebut, masing-masing kepala ruangan atau kepala unit
diminta untuk mengembalikan ke bagian diklat atau ke HRD, agar bisa diserahkan
kepada pihak manajemen untuk meminta ijin pelaksaan diklat sesuai dengan ketentuan
rumah sakit.

5
Berikut ini contoh angket atau formulir Training Need Analysis (TNA) yang telah
dibagikan:

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi Training Need Analysis (TNA) dilaksanakan melalui:


1. Dokumentasi dari kebutuhan pelatihan dari masing-masing unit dilakukan melalui
engumpulan angket atau formulir Training Need Analysis (TNA) kepada bagian Diklat.
2. Bagian diklat mengevaluasi sesuai kebutuhan masing-masing unit pelatihan mana yang
urgent untuk dilaksanakan.
3. Bagian diklat mengajukan kepada pihak manajemen RS agar bisa dilaksanakan
pelatihan tersebut.

7
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan ini dibuat sebagaimana digunakan sebagai acuan penyusunan Training
Need Analysis (TNA) di lingkungan Rumah Sakit Mitra Sehat Medika. Diharapkan dengan
adanya panduan ini bisa memudahkan proses berlangsungnya diklat di Rumah Sakit Mitra
Sehat Medika.

Ditetapkan di Pandaan
Pada 08 Februari 2019
Direktur RS. Mitra Sehat Medika

dr. Iqbal Sayyidil Affan Purba


NIK. M. 100.004

Anda mungkin juga menyukai