NIM : 161810201074
1. Struktur Kristal
- Amorf
Contoh bahan amorf meliputi silikon amorf, plastik, dan kacamata. Silicon
Silikon amorf dapat digunakan dalam sel surya dan transistor film tipis.
Bahan amorf tidak memiliki urutan jangka panjang, tetapi memiliki berbagai
tingkat urutan jarak pendek. Bahan amorf hanya memiliki urutan dalam
beberapa dimensi atom atau molekul. Zat Amorf (Non-kristal) tersusun atas
atom, ion, atau molekul yang berorientasi acak yang tidak membentuk pola
atau struktur kisi yang ditentukan. Perbedaan Utama – Amorf vs
Kristal. Semua bahan dapat dikategorikan menjadi tiga keadaan utama
berdasarkan sifat agregasi molekulnya; kategori ini disebut benda padat,
cairan, dan gas. Gas dan cairan sangat berbeda dari padatan karena mereka
tidak memiliki bentuk yang pasti dan mengambil bentuk wadah di mana
mereka ditempatkan. Tidak seperti gas dan cairan, padatan memiliki bentuk
tiga dimensi yang pasti dengan bentuk agregat molekul paling kompleks.
- Pollycrystal
Polikristal dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari kristal-kristal tunggal
yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk
benda padat. Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal,
akan tetapi pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang
dimiliki tidak teratur dengan jangka yang pendek. Amorf terbentuk karena
proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat
dengan tepat menempati lokasi kisinya. Bahan seperti gelas, nonkristalin
ataupun vitrus yaitu memiliki struktur yang identik dengan amorf. Susunan
dua-dimensional simetris dari dua jenis atom yang berbeda antara kristal dan
amorf ditunjukan pada berikut :
- Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu
atom ke atom lain. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan
electron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam).
Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif.
Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi
ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik
(gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa
yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya
terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam.
- Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena adanya pasangan
elektron (e–) yang dipakai secara bersama-sama oleh atom-atom yang
berikatan.
3. Elektronegativitas
Elektronegativitas (Simbol: χ) adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan
kemampuan sebuah atom (atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk
menarik elektron (atau rapatan elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan
kovalen. Konsep elektronegativitas pertama kali diperkenalkan oleh Linus
Pauling pada tahun 1932 sebagai bagian dari perkembangan teori ikatan valensi.
Elektronegativitas tidak bisa dihitung secara langsung, melainkan harus
dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Beberapa metode kalkulasi
telah diajukan. Walaupun pada setiap metode terdapat perbedaan yang kecil
dalam nilai numeris elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode
yang sama di antara unsur-unsur. Elektronegativitas merupakan salah satu sifat
periodisitas unsur, selain afinitas elektron, jari-jari atom, dan energi ionisasi.
- Ikatan ion
Dalam ikatan ionik, perbedaan elektronegatif antara dua atau lebih atom begitu
besar sehingga elektron dilucuti dari atom yang kurang elektronegatif.
Ikatan ini bersifat polar, seperti magnet kecil. Mereka dapat memisahkan diri
dalam air atau pelarut lain menjadi dua atau lebih ion yang terpisah.
- Ikatan kovalen
Dalam kajian ini kita diperkenalkan tentang konsep kristal dinamik yang
diperbolekan dalam frekuensi terntentu dan frekuensi yang dilarang, dan
padatan spektrum elektronik. Pada pembahasan bab sebelumnya kita dapat
mengansusikan atom berada pada posisi yang setimbang. Hal ini tidak
sepenuhnya benar yang bertentangan dengan HUP. Bahwa atom bergetar
tentang posisi setimbangnya yang bernilai absolut nol.energi yang dimiliki
atom sebagai hasil dari energi titik nol. Amplitudo yang berada di atom
meningkat seiring bertambahnya panas dengan suhu yang lebih tinggi. Dalam
bab ini kita akan membahas sifat gerakan atom yang biasanya disebut gerakan
kisi, dalam hal ini akan menggunakan dengan pendekatan dinamika kisi
harmonik, ampitudo getaran kisi yang kecil dan tinggi dan beberapa getaran
harmonis tidak terjadi.
Perhitung getaran kisi akan dibatan pada amplitudo kecil, karena padatan
dengan posisi setimbang stabil dan geraknya dapat dihitung dengan metode
analisis osilator harmonik sederhana. Batas amplitudo yang kecil dikenal
dengan batas harmonik. Hukum berkaitan dengan wilayah linear atau wilayah
deformasi elastis dan gaya pemulihan pada setiap atom kira-kira sebanding.
Beberapa efek dari non-linear atau tidak harmonis terjadi perpindahan yang
besar. Efek pada keidakharmonisan ini peting untuk interaksi antara fonon dan
foton.
Gerakan atom diatur oleh gaya yang diberikan ketika terjadi perpindahan
posisi kesetimbangannya. Pada perhitungan gaya perlu untuk menentukan
fungsi gelombang elektron dalam kristal. Lebih udahnya dalam perhitungan
gerakan atom dapat disimpulkan tanpa melakukan perhitungan.
Hukum Hooke merupakan salah satu hukum dengan sifat elastisitas
dengan kekuatan sekitar dua kali untuk dapat meregangkan sebuah pegas.
Ketergantungan perpindahan secara linear pada regangan disebut sebagai
hukum Hooke.
Berdasarkan titik yang telah ditentukan daerah akhir dengan nama batas
limit dari elastisitas. Batas dari deformasi terjadi setelah melebihi batas
normal akan tetapi ketika melebihi batas maka ukuran dari suatu sampel tidak
daptkembali normal lagi. Batas juga tidak dapat berjalan dengan panjang yang
telah di aplikasikan dengan berdasarkan hukum Hooke.
Semakin besar modul elastis dan semakin kecil densitasnya lebih cepat
gelombang suara bisa menyebar.
Getaran kisi pada kristal 1D
Interaksi atom dengan nilai potensial (V) dapat dinyatakan dengan deret Taylor’s
Contoh kristal paling sederhana pada 1D adalah pada ikatan monoatomik dengan
ikatan ion
Rantai dari dua tipe atom
Dua jenis atom dengan massa M dan m saling terikat satu sama lain
dengan sebuah pegas yang identik dihubungkan dengan konstanta pegas K
Ini adalah model dari kristal ionik yang sederhana, karena a adalah jarak
yang diulang oleh pegas sebelahnya denga pemisahan a/2. Dalam hal ini
hanya mempertimbangkan interaksi pegas sebelah yang pertama dalam
perkiraan kristal ionik karena a merupakan interaksi yang terdapat jarak.
CHAPTER 6
1.1 Thermal Conductivity
perpindahan panas oleh elektron konduksi
vF adalah rata – rata kecepatan dari elektron dari konduksi panas tentang ksT dari
εF. maka induksi panas menjadi,
Ini adalah setengah dari 3R yang kami temukan untuk kapaktasi panas kisi pada
T. Tinggi percobaan menunjukkan bahwa total C untuk logam hanya sedikit
lebih tinggi daripada untuk isolator — yang bertentangan dengan teori klasik.
Efek Hall merupakan peristiwa dimana ketika arus listrik (I) mengalir
pada sebuah bahan logam dan logam tersebut memliki medan magnet (B)
yang tegak lurus dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang
bergerak pada logam tersebut akan mengalami pembelokan oleh medan
magnet tersebut. Akibat dari proses itu akan terjadi penumpukan muatan pada
sisi-sisi logam tersebut setelah beberapa saat. Penumpukan atau pengumpulan
muatan tersebut dapat menyebabkan sisi tersebut menjadi lebih elektropositif
ataupun elektronegatif bergantung pada pembawa muatannya. Perbedaan
muatan di setiap sisi-sisinya mengakibatkan perbedaan potensial dikeduanya,
beda potensial pada peristiwa tersebut dikenal sebagai Potensial Hall (VH).
gaya yang dibelokkan akan dihitung dengan menggunakan perubahan dari
“Medan hall” EH , sehingga gayanya berlawanan dengan gaya Lorentz,
sehingga dapat dirumuskan dengan:
FE = qEH
Keterangan:
FE : Gaya yang dibelokkan
q : muatan partikel
EH : madan hall
Kedua rumus tersebut dapat dituliskan dengan penyederhanaan sebagai berikut :
FB = FE
qvB = qEH
karena dikedua ruas terdapat q, maka q akan saling menghilangkan, rumus akan
menjadi:
qvB = qEH
vB = EH
𝐸𝐻
v= 𝐵
𝐸𝐻
kecepatan gerak dari muatan partikel akan menjadi sama dengan v = Apabila
𝐵
Sedangkan dari persamaan kerapatan arus tadi didapat rumus sebagai berikut:
𝑛𝑞𝐸𝐻
J= 𝐵
1 𝐸𝐻
=
𝑛𝑞 𝐽𝐵
Apabila tegangan Hall (VH) dan arus (I), dirumuskan sebagai berikut:
- VH = EH w
𝑉𝐻
EH = 𝑤
- I = JA = Jwt
𝐼
J = 𝑤𝑡
8.
Tingkat energi diskrit dalam atom akan terisolasi tunggal atau dalam
kesenjangan energi antara dua tingkat energi yang berbeda. Tingkat energi
diskrit secara berkala pada atom-atom yang tersusun membentuk sebuah pita
energi ( celah energi mungkin berada di antara pita-pita energi.
Pada kasus 1 : Logam alkali seperti Li, Na, K, Rb,Cs – BCC dan Cu, Ag,
Au – FCC memiliki satu elektron valensi per satuan sel. Setengah dari band
akan diisi oleh elktron valensi. Bahan yang dipakai harus konduktror yang
bagus. Pada kasus 2 : Logam alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba memiliki dua
elektron valensi per satuan sel. Satu pita harus terisi penuh dengan elektron
valensi namun, pita energi akan saling tumbang tindih dengan pita band
logam. Hal ini akan mengakibatkan konduktor menjadi buruk. Pada kasus 3 :
Si ini memiliki 2 atom per sartuan sel pada setiap atom memiliki elektron
valensi yang menempati 4 pita valensi dan bagian atas terendah adalah pita
konduksi dan dipisahkan oleh pita gap pada isolator 0K. Apabila terdapat
kondisi dimana pita valensi ataupun pita konduksi terdapat kebocoran atau
melebihi dari kapasitas hal ini disebut sebagai daerah terlarang dari
semikonduktor.
Tingkat energi diskrit secara berkala atom yang tersusun membentuk pita-pita
energi (celah energi mungkin ada di antara pita-pita energi)
Tingkat energi diskrit dalam atom akan terisolasi tunggal atau dalam
kesenjangan energi antara dua tingkat energi yang berbeda. Tingkat energi
diskrit secara berkala pada atom-atom yang tersusun membentuk sebuah pita
energi ( celah energi mungkin berada di antara pita-pita energi.
Pada kasus 1 : Logam alkali seperti Li, Na, K, Rb,Cs – BCC dan Cu,
Ag, Au – FCC memiliki satu elektron valensi per satuan sel. Setengah dari
band akan diisi oleh elktron valensi. Bahan yang dipakai harus konduktror
yang bagus. Pada kasus 2 : Logam alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba memiliki
dua elektron valensi per satuan sel. Satu pita harus terisi penuh dengan
elektron valensi namun, pita energi akan saling tumbang tindih dengan pita
band logam. Hal ini akan mengakibatkan konduktor menjadi buruk. Pada
kasus 3 : Si ini memiliki 2 atom per sartuan sel pada setiap atom memiliki
elektron valensi yang menempati 4 pita valensi dan bagian atas terendah
adalah pita konduksi dan dipisahkan oleh pita gap pada isolator 0K. Apabila
terdapat kondisi dimana pita valensi ataupun pita konduksi terdapat kebocoran
atau melebihi dari kapasitas hal ini disebut sebagai daerah terlarang dari
semikonduktor.
CHAPTER 8
8.1 Temperaure Currie
Suhu Curie adalah suhu di mana material tertentu kehilangan sifat
magnetik permanennya untuk digantikan oleh magnet yang induksi. Suhu
Curie dapat juga dikatakan suhu critis terjadinya transisi fase feromagnetik
suatu bahan padat menjadi paramagnetik akibat pemanasan.
Momen magnetik :
Grafik Temperatur Curie M vs H (10 -6 Square)
8.3 Magnetisasi
Magnetisasi adalah sebuah proses ketika sebuah materi yang
ditempatkan dalam suatu bidang magnetik akan menjadi magnet.Proses ini
ditentukan oleh jenis bahan yang disesuaikan dengan kekuatan medan
magnet.Pada sebagian besar bahan, proses magnetisasi sangat kecil. Bahan
yang menghasilkan magnetisasi kuat sekalipun berada di medan magnet yang
lemah disebut feromagnetik. Bahan feromagnetik terdiri dari dua bidang kecil
yaitu kompleks weiss dan bidang-bidang elementer.Bahan tersebut akan
mengalami magnetisasi tinggi karena sumbu-sumbu perputaran elektronnya
sejajar. Faktor lain yang melemahkan magnetisasi adalah pengarahan
kompleks weiss pada bahan yang sembarangan. Misalnya terjadi pada sebuah
batang besi yang dimagnetisasi namun arah kompleks weiss sembarangan
maka besi tersebut tidak akan menjadi magnet atau tidak mengalami
magnetisasi. Pengarahan kompleks weiss yang benar adalah terarah sejajar
dengan medan bahan yang akan dimagnetisasi.Magnetisasi akan terjadi jika
semua bidang bahan sudah terbentuk dan bahan tersebut sudah dikatakan
jenuh.
Karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat elektron valensi
mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan atom silikon sedangkan elektron
valensi yang kelima tidak mendapatkan pasangan. Oleh karena itu ikatan elektron
kelima ini dengan inti menjadi lemah dan mudah menjadi elektron bebas. Karena
setiap atom depan ini menyumbang sebuah elektron, maka atom yang bervalensi
lima disebut dengan atom donor. Dan elektron “bebas” sumbangan dari atom
dopan inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya. Meskipun bahan
silikon type n ini mengandung elektron bebas (pembawa mayoritas) cukup
banyak, namun secara keseluruhan kristal ini tetap netral karena jumlah muatan
positip pada inti atom masih sama dengan jumlah keseluruhan elektronnya. Pada
bahan type n disamping jumlah elektron bebasnya (pembawa mayoritas)
meningkat, ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas) menurun. Hal ini
disebabkan karena dengan bertambahnya jumlah elektron bebas, maka kecepatan
hole dan elektron ber-rekombinasi (bergabungnya kembali elektron dengan hole)
semakin meningkat. Sehingga jumlah holenya menurun.
Level energi dari elektron bebas sumbangan atom donor dapat digambarkan
seperti pada gambar dibawah. Jarak antara pita konduksi dengan level energi
donor sangat kecil yaitu 0.05 eV untuk silikon dan 0.01 eV untuk germanium.
Oleh karena itu pada suhu ruang saja, maka semua elektron donor sudah bisa
mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.
- Arus Difusi
Pada difusi, partikel akan bergerak dari daerah dengan konsentrasi yang tinggi
menuju daerah dengan konsentrasi yang rendah. Ini adalah fenomena
statistikal dan berhubungan dengan teori kinetik. Untuk menjelaskannya, baik
elektron maupun hole pada semikonduktor selalu berada pada pergerakan
yang kontinyu. dengan kecepatan rata-rata yang ditentukan oleh suhu, dan
dalam arah yang acak oleh pengaruh struktur kristal. Secara statistik, kita
dapat mengasumsikan bahwa untuk setiap instan manapun, sekitar setengah
dari partikel pada daerah dengan konsentrasi tinggi akan bergerak keluar dari
daerah tersebut menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Kita
juga dapat mengasumsikan bahwa pada saat yang bersamaan, sekitar setengah
dari partikel dari daerah dengan konsentrasi rendah bergerak menuju daerah
dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga, oleh definisi,
terdapat lebih sedikit partikel pada daerah dengan konsentrasi rendah
daripada yang terdapat pada daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi,
Karenanya, aliran partikel akan bergerak dari daerah dengan konsentrasi
tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Ini adalah proses
difusi yang paling dasar.
Arus drif adalah arus yang ditimbulkan oleh mengalirnya muatan-muatan
yang disebabkan oleh perbedaan potensial. Contohnya adalah arus yang
terjadi pada bahan resistif yang dipasang pada suatu tegangan listrik.
Contohnya pada sebuah medan listrik diberikan pada suatu semikonduktor.
Medan listrik ini akan menghasilkan gaya yang bekerja baik pada elektron
bebas ataupun hole, yang lalu akan mengalami pergerakan dan kecepatan
drift. Medan listrik E lalu diberikan pada semikonduktor ini pada suatu arah
tertentu sehingga menghasilkan gaya pada elektron – yang karena bermuatan
negatif – dalam arah yang berlawanan. Elektron tersebut akan memperoleh
kecepatan drift vdn (dalam cm/s) yang besarnya dimana μn adalah konstanta
mobilitas elektron dan diukur dalam cm^2/V-s. Mobilitas ini dapat dipandang
sebagai sebuah parameter yang mengindikasikan seberapa baik sebuah
elektron dapat bergerak didalam semikonduktor. Tanda negatif pada
persamaan menandakan bahwa kecepatan drift elektron berlawanan arah
dengan medan listrik yang diberikan.