PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Leprae
Lepra disebabkan oleh kuman mycobacterium leprat, kuman ini dapat menyerang semua
umur, akan tetapi sangat rentan terhadap anak-anak dibandingkan dengan dewasa. Lepra searing
dihubungkan dengan latara belakanag social ekonomi yang rendah dan keadaan lingkungan yang
buruk.
Secara umum penularan terjadi melalui kontak langsung kulit dan otot. Jadi kita tidak perlu
takut bila kita berdekatan dengan penderita lepra karena penyakitnya tidak akan menular. Orang
yang hidup sehari-hari denagan penderita lepra tidak akan tertular, karena jika ketahuan
tubuhnya baik maka kuman lepra tidak dapat menyerang, dan perlu diketahui sekitar 95% orang
terinfeksi kuman lepra tidak mengalami sakit lepra.
Jika melihan bentuk penyakit lepra yang sudah berat orang awampun dapat menduga, gejala
awalnya sulit dikenali karena hanya berupa bercak pada kulit, dapat lebih putih dari pada kulit,
lebih hitam, atau kemerahan. Biasanya lebih mudah membedakan adalah berkurangnya sensasi
pada daerah bercak tersebut. Jika pada daerah rangsang tersebut rangsangan rabaan, panas atau
dingin bahkan nyeri tusukan jarum tidak terasa sama seperti kulit yang normal. Seperti sedang
mencakar dan kaki terkulai. Karena itu lepra tampak seperti mengerikan.
Penderita juga memiliki luka di telapak kakinya, kerusakan pada saluran dihidung bisa
menyebabkan hidung tersumbat, keruskan mata dapat menyebabkan kebutaan. Penderita
leprotomosa dapat menjadi impotent dapat mandul karena infeksi ini dapat menurunkan kadar
testseron dan jumlah seperma yang disebabkan oleh testis.
Lepra (disebut juga penyakit Kusta / penyakit Hansen / Penyakit Morbus Hansen) adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang menyebabkan kerusakan
pada kulit dan sistem saraf perifer. Penyakit ini berkembang perlahan-lahan (dari enam bulan
sampai 40 tahun) dan dapat menyebabkan lesi pada kulit hingga menjadikan seseorang menjadi
cacat. Penyakit Lepra biasanya didapatkan pada tempat yang paling sering lebih dingin dari pada
tubuh (misalnya, mata, hidung, telinga, tangan, kaki, dan testis).
Lesi kulit dan cacat pada lepra (kusta / Morbus hansen) bisa dianggap aib bagi beberapa orang
dan menjadi alasan secara historis bahwa orang yang terinfeksi dianggap sebagai orang buangan
dalam banyak kebudayaan. Meskipun penularan dari manusia ke manusia adalah sumber utama
infeksi, tiga spesies lainnya dapat membawa (walaupun jarang) transfer M. leprae manusia yaitu
simpanse, monyet, dan armadillo. Penyakit ini disebut penyakit granulomatosa kronis, mirip
dengan TBC, karena menghasilkan nodul inflamasi (granuloma) di kulit dan syaraf dari waktu ke
waktu.
Saat ini ada beberapa wilayah di dunia dimana WHO dan lembaga lainnya (misalnya,
Leprosy Mission) yang bekerja untuk mengurangi jumlah kasus klinis penyakit lepra (termasuk
penyakit lainnya seperti rabies dan schistosomiasis) yang terjadi di daerah terpencil. Meskipun
peneliti berharap untuk memberantas penyakit lepra seperti halnya penyakit cacar, wilayah
endemik lepra / kusta / morbus hansen yang cukup banyak membuat pemberantasan masih sulit
dilaksanakan. Gejala pada penderita lepra bisa bervariasi pada setiap orang yang terinfesi bakteri
penyebab. Pengobatan penyakit lepra (kusta/morbus hansen) haruslah dilakukan secara cepat,
sebab jika dibiarkan dapat membuat kecacatan penderita semakin terus bertambah.
2.2. Patogenesis
Pada tahun 1960 Shepard berhasil Menginokulasikan M .Leprae kedalam
Telapak kaki Mencit, yang berkembang biak disekitar tempat suntikan. Ternyata tidak ada
perbedaan spesies dari dari manapun bahanitu didapat dari negeri manapun, dan dari macam lesi
apapun. Untuk tumbuhnya diperlukan jumlah minimum M.Leprae yang disuntikan dan kalau
melampaui jumlah maksimum, tidak akan meningkatkan perkembangbiakan.
Inokulasi pada mencit yang telah diambil timusnya diikuti oleh Irradiasi (goor) sehingga
kehilangan respon imun selulernya, akan menghasilkan Granuloma penuh basil yang
menyeluruh, terutama pada daerah yang dingin yaitu : hidung, cuping telinga, kaki & ekor. Basil
tersebut umtuk lanjut dapat Diinokulasikan lagi. Berarti memenuhi salah satu Postulat Koch,
meskipun belum dipenuh.
M.leprae berproduksi di daerah-daerah yang lebih dingin. Sebenarnya M.Leprae mempunyai
Patogenetas dan daya Invasif yang rendah, sebab penderita yang mengandung kuman jauh lebih
banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih berat,bahkan dapat sebaliknya,
ketidakseimbangan antara derajat infeksi dan derajat penyakit, tidak lain disebabkan oleh sistem
imun yang berbeda yang mencegah timbulnya reaksi Granuloma setempat dan menyeluruh yang
dapat sembuh sendiri /Progresif. Oleh karena itu penyakit kusta dapat disebut penyakit
Imunologik. Gejala-gejala klinisnya lebih sebanding dengan tingkat reaksi selularnya daripada
intensitas infeksinya.
2.7. Pemberantasan
Mengingat bahwa pengobatan dapat menghentikan penularan maka pemberantasannya dapat
dilakukan dengan 3 usaha pokok yaitu:
1. Mencari dan menemukan semua penderita (case finding) dalam masyarakat untuk diberikan
pengobatan yang sebaik-baiknya.
2. Mengobati dan mengikuti penderita (case holding)
a. Pengobatan dilaksanakan di poliklinik yang semudah mungkin dicapai penderita.
b. Bila penderita tidak datang berobat ke poliklinik, dilakukan kunjungan rumah untuk diberikan
pengobatan dan penerangan
3. Pendidikan kesehatan tentang penyakit lepra kepada masyarakat:
a. Agar masyarakat mempunyai pengertian yang wajar tentang pengertian lepra tanpa membesar-
besarkannya atau mengecilkannya
b. Agar masyarakat dapat mengenal gejala penyakit lepra pada tingkat awal, sehingga
pengobatan dapat segera diberikan supaya memudahkan penyembuhan dan mencegah terjadinya
kecacatan
2.8. Diagnosa
Bahan Pemeriksaan
Sampel yang paling baik untuk diperiksa adalah jaringan kulit dari cuping telinga kanan dan kiri
serta bercak yang paling aktif pada kulit.
Pembuatan Preparat
•Siapkan objek glass yang bersih dan bebas lemak diberi tanda tentang nomor lab, sampel yang
diambil, daerah yang akan di pulas dengan sampel tersebut.
•Bubur jaringan yang sudah diambil dipulaskan pada objek glass yang sudah siap sedemikian
rupa sehingga diperoleh smear yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis dengan Ø 1-1,5 cm
•Biarkan kering dengan sendirinya diudara atau di atas api dengan teknik khusus.
•Setelah kering difiksasi, setelah dingin baru boleh di cat
Pengecatan
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini
akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak
ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksisputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksisputum dapat diperkirakan sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC (Anonim d, 2010).
Buatlah suspensi koloni yang akan diperiksa secukupnya dengan 0,5 ml phosphate
buffer pH 7,0 didalam tabung reaksi.
Panaskan didalam waterbath 68oC 20 menit
Dibaca ada tidaknya gelembung gas, kalau sampai 20 menit tidak ada gelembung gas
berarti negative.
Hydrolisa Reduction
Reagensia:
Cara pemeriksaan
• Masukkan 2 ml sodium nitrate buffer dalam tabung reaksi
• Tambahkan 1 ose penuh koloni bakteri yang akan diperiksa, umur 4 minggu buat suspensi
• Kocok dan inkubasikan dalam waterbath 370 C selama 2 jam
• Tambahkan 1 tetes larutan asam klorida
• Tambahkan 2 tetets larutan sulfanilamide dan 2 tetes larutan N-naphthyl-ethylene-diamine
• Baca terbentuknya warna kemerah-merahan sampai merah (+)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. LEPRA
Secara umum penularan terjadi melalui kontak langsung kulit dan otot. Jadi kita tidak perlu
takut bila kita berdekatan dengan penderita lepra karena penyakitnya tidak akan menular. Orang
yang hidup sehari-hari denagan penderita lepra tidak akan tertular, karena jika ketahuan
tubuhnya baik maka kuman lepra tidak dapat menyerang, dan perlu diketahui sekitar 95% orang
terinfeksi kuman lepra tidak mengalami sakit lepra.
Kusta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen adalah sebuah
penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak
ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota
gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan
pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah
2. TBC
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin
atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada
dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana
memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan adalah penderita Tuberculosis (TB) yang
dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA (+)). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan
melalui udara (air borne, droplets infection).