Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA BAHAYA NIFAS


DI RUANG 8 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RSU Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA BAHAYA NIFAS
DI RUANG 8 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Tanggal 5 Juli 2019

Oleh :
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( ) ( )

Kepala Ruang 8

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ TANDA BAHAYA NIFAS ”

Topik : Tanda Bahaya Nifas


Peserta : Keluarga pasien di ruang 8 Rumah Sakit dr Saiful Anwar
Tempat : Ruang tunggu keluarga di ruang 8, Rumah Sakit dr Saiful Anwar
Waktu : Jum’at, 5 Juli 2019

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
dan memahami tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas termasuk infeksi dan perdarahan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu:
a. Menyebutkan pengertian nifas
b. Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifa
3. Sasaran
Keluarga Klien di Ruang 8 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

4. Materi (Terlampir)
Konsep Tanda Bahaya Nifas

5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Media
Leaflet, Laptop dan LCD

Seting tempat :
Layar proyektor

XXXXXXXXXXXXXXXX
Peserta
XXXXXXXXXXXXXXXX
Penyajian :

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media


Kegiatan
Pembukaan 2 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Ceramah -
dan memperkenalkan 2. Mendengarkan materi Pre test
diri penyuluhan dan post
2. Menjelaskan topik yang 3. Tanya jawab test
akan disampaikan pada
penyuluhan
3. Mengkaji pengetahuan
awal peserta
Pelaksanaan 15menit 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan Ceramah Leaflet,
tentang pengertian nifas memperhatikan materi dan Powerpo
2. Menjelaskan macam- penyuluhan Tanya int
macam atau jenis 2. Mengajukan pertanyaan Jawab
bahaya nifas bila kurang mengerti
Penutup 8 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Memperhatikan dan Ceramah
dengan memberikan menjawab pertanyaan
pertanyaan 2. Menjawab salam
2. Menyimpulkan tentang
materi yang telah
disampaikan
3. Menutup dan
mengucapkan salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Kesiapan materi
 Kesiapan media meliputi : Leaflet.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu ruang 8 RSSA
b. Evaluasi Proses
Pada saat penyuluhan peserta aktif mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
LAMPIRAN
TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas


Tanda Bahaya Nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu
diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu.
Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda bahaya
yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam keselamatan
ibu. ( Rustam Mochtar , 2002).

B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan


1. Perdarahan Post Partum
Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah
bersalin didefinisikan sebagai perdarahan parca persalinan.
Klasifikasi perdarahan postpartum berdasarkan waktu terjadinya:
1. Perdarahan Postpartum Primer (Early Hemorrhagic Postpartum)
Perdarahan postpartum primer adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan per vaginam.
Perdarahan postpartum primer disebabkan oleh 4T, yaitu atonia uteri (Tonus),
retensio plasenta dan bekuan darah (Tissue), lesi/robekan jalan lahir (Trauma),
dan gangguan pembekuan darah (Thrombin).
2. Perdarahan Postpartum Sekunder (Late Hemorrhagic Postpartum)
Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang terjadi lewat dari 24 jam
pertama hingga 12 minggu setelah persalinan. Perdarahan postpartum sekunder
disebabkan oleh infeksi uterus, dan retensi sisa plasenta

2. Lochea Berbau Busuk (Purulenta)


Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat
lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi
dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).
Menurut Rustam Mochtar (2012), Lochea dibagi dalam beberapa jenis,:
 Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
 Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7
pasca persalinan.
 Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
 Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
 Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
 Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan
adanya :
 Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.
 Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena
kontraksi uterus dengan cepat.
 Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah
kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok
septik (Mochtar, 2012).

3. Sub Involusi
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari
1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan
ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Mochtar, 2012). Faktor penyebab
sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri
(Prawirohardjo, 2010).
Tanda dan gejala
a) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c) Terdapat bekuan darah
d) Lochea berbau menyengat
e) Uterus tidak berkontraksi
f) Terlihat pucat
g) Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
h) lemah
4. Nyeri perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti :
Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi. Gejala klinis
peritonitis dibagi 2 yaitu :
a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerahpelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap
baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
b) Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat
muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.

5. Pusing dan Lemas yang berlebih


Menurut Manuaba (2007), pusing merupakan tanda bahaya pada nifas , Pusing bisa
disebabkan oleh karena tekanan darah rendah. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat
juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin 9 . Lemas yang berlebihan juga
merupakan tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya
istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat , tekanan darah
rendah. Pencegahan dan penanganan :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamine
yang cukup.
c. Minum sedikit 3 liter setiap hari
d. Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitamin
kepada bayinya
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih
g. Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan memperlambat proses
involusi uterus
6. Suhu Tubuh ibu > 38◦C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,2 ˚C -
37,8 ˚C oleh karena reabsopsi benda benda dalam rahim dan mulainya laktasi , dalam
hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi
peningkatan berlebih 38˚C secara berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi . (Mochtar , 2012).
Penyebab demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan dibagi
menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non infeksius
 Penyebab Infeksius
a. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi setiap saat
pada awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau persalinan dan lebih dari
42 jam postpartum atau lebih dimana terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
b. Nyeri pelvik
c. Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja.
d. Rabas-vagina yang abnormal
e. Rabas vagina yang berbau busuk.
f. Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus
g. Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut , abses payudara
h. Infeksi saluran kemih
i. Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)
j. Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial dan
thrombosis vena dalam
 Penyebab Non-infeksius
Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum
selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam
seperti antara lain dehidrasi , luka / trauma pada jaringan , reaksi terhadap protein
janin , pembengkakan payudara . Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan dianggap tidak berkaitan dengan infeksi , suhu sekitar
38,5⁰C atau lebih selama 24 jam pertama harus menyiagakan bidan akan
kemungkinan terjadinya sepsis puerperalis. Penanganan umum bila terjadi demam :
a. Istirahat baring
b. Rehidrasi per pral / infuse
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d. Jika ada syok segera beri pengobatan , untuk menilai berkala karena kondisi ini
dapat memburuk dengan cepat (WHO, 2012)

7. Sakit kepala
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala adanya tekanan darah tinggi saat
hamil, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan
kematian.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
 Sakit kepala hebat
 Sakit kepala yang menetap
 Tidak hilang dengan istirahat
 Depresi post partum

8. Payudara bengkak
Menurut Bahiyatun (2009) payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat
menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis.
Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental. Bila payudara ini tidak
disusukan dengan adekuat, dapat terjadi mastitis. Kelainan pada payudara pada masa
nifas diantaranya:
 Bendungan ASI
Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosngkan secara sempurna atau karena kelainan
pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu
badan meningkat. Penanganan sebaiknya dimulai sejak hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi
simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu atau
dipompa sehingga sumbatan hilang.
 Mastitis dan abses mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama
staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran darah.
Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah
ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara
membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah
dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu.
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami infeksi.
Gejala gangguan ini meliputi :
a. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal
b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
c. Payudara keras dan berbenjol-benjol
d. Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan :
a. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit
selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong.selanjutnya,
susukan bayi pada payudara yang normal.
b. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat
atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
c. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk,
atau posisi memegang bola (football position).
d. Pakai BH longgar.
e. Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.
f. Banyak minum (2 liter per hari).
Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan menghilang setelah 48
jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara tersebut tidak
ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan analgesik
(Bahiyatun, 2009).

9. Nyeri berkemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,
pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau katerisasi yang
sering (sulaiman,2004). Retensi urin ini bisa diakibatkan oleh trauma pada saluran kemih
saat persalinan yang mengakibatkan peradangan (inflamasi) atau hipotonia (tonus otot
yang menurun) otot kandung kemih. Urin yang mengalami statis (terbendung) dalam
saluran kemih berpotensi menggumpal membentuk batu atau juga membuat bakteri di
dalamnya berkembang biak. Akibatnya, sering muncul gejala-gejala, seperti:
 Nyeri saat BAK
 BAK tidak lancar, tidak lampias
 BAK sedikit-sedikit tapi sering
 Urin berwarna keruh, atau bahkan berdarah
 Nyeri perut bawah
 Demam, menggigil
 Mual, dsb

a. Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas


1. Masa kehamilan
 Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,
malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita
ibu.
 Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
 Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.(Nugroho,2010)

2. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya
kuman-kuman dalam jalan lahir :
 Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
 Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
 Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus
segera diganti dengan tranfusi darah.
 Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril
 Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah. (Nugroho,2010)

3. Selama nifas
 Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan
harus steril.
 Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak bercampur dengan ibu sehat.
 Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama
dibatasi sedapat mungkin.(Nugroho,2010)

10. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama


Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas dan karena kehabisan
tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, atau teh yang bergula. Apabila
ibu menghandaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan. walaupun dalam
persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses
persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga
alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali. Oleh karena itu
tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyak nya walaupun ibu
menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu
makan pun terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu
hilang.(Sunarsih,2011)

Menurut Sunarsih (2011) Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :
a. Ibu post partum blues
b. kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)
c. Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh
d. Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.
e. Kurang istirahat.

Penatalaksanaan
a. Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri
b. Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :
 Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-
kacangan dan ayam.
 Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.
 Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya,
pisang dan mangga)
c. Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering
d. Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah
sakit (Sunarsih,2011)

Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :


a. Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya
menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.
b. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa
mineral seperti zinc, kalium, magnesium.
c. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.
 Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.
 Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-
kacangan.
 Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan, daging,
susu, daging.
 Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon,
sayuran.
 Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis,
kembang kol.
d. Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak
menurut ibu, (mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya).
(Bahiyatun,2009)

11. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri
(Post Partum Blues)
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post partum
cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya seperti
merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang di
alami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
b. Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan
di rumah sakit
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit
e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Bahiyatun, 2009)

C. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas


1. Stabilisasi pasien dalam mengatasi masalah masa nifas
2. Kolaborasi yaitu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan baik dengan kien atau
keluarga
3. Rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi dan memadai untuk mengatasi masalah pasien masa
nifas (Bahiyatun,2009)
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
TANDA BAHAYA NIFAS
DI RUANG 8 RUMAH SAKIT dr SAIFUL ANWAR
……………, ………………… 2019

No. Nama Peserta Alamat TandaTangan


1

10

11

12

13

14

15

16

17

18
LEMBAR KONSULTASI PENGESAHAN ASKEP

KASUS : KLIEN DENGAN:


DEPARTEMEN : RUANGAN: RS:

Tanggal Saran Pembimbing Tanda Tangan

Hari, .......................................2019
Mahasiswa,

(Andin Ajeng Komala Dewi)

Telah direvisi dan disetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai