Anda di halaman 1dari 4

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DEPRESI


(MANAJEMEN DEPRESI)
RS Lavalette Malang STIKES Majapahit
No. Dokumen No. revisi Halaman

MANAJEMEN Tanggal terbit Ditetapkan


DEPRESI

( )

Pengertian Merupakan suatu standar dalam memberikan asuhan keperawatan pada


pasien dengan depresi.
Depresi merupakan gangguan kesehatan jiwa yang dapat dialami oleh
siapapun terutama kelompok rentan.
Tujuan Sebagai pedoman bagi perawat di Rumah Sakit dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan depresi sesuai dengan standar dalam
layanan depresi Kementerian Kesehatan RI tahun 2021.
Deteksi dan intervensi dini merupakan upaya terbaik untuk mencegah
dampak penyakit yang lebih berat termasuk kematian akibat bunuh diri, yang
dapat dilakukan di Rumah Sakit yang merupakan pintu utama penemuan
kasus gangguan depresi, terutama pada individu dengan kelompok rentan
seperti pasien dengan penyakit kronis, penyakit terminal maupun pasien
dengan pengobatan jangka Panjang seperti menjalani hemodialisis
Kebijakan Setiap perawat diharapkan mampu memberikan layanan manajemen depresi
sesuai dengan standar
Prosedur Pengkajian
1. Identitas
• Berusia ≥ 15 tahun
• Bukan penderita gangguan mental organik, penyalahgunaan zat,
psikotik dan mania
• Untuk mengetahui skor depresi/tingkatan depresi dapat
menggunakan instrument BDI II (Beck Depression Inventory II)
2. Keluhan utama, terjadi minimal 2 minggu
• Kasus depresi yang ditemui sering bersamaan dengan gangguan
fisik, atau mungkin datang dengan keluhan fisik dan bukan keluhan
psikologis
• Pasien lazimnya datang dengan keluahan kelellahan, insomnia,
nyeri, gejala gastrointestinal atau gejala somatic lain, bukan
mengatakan “saya depresi atau ada yang tidak beres dengan mental
saya”
• Gejala utama/gejala mayor (diagnosis depresi ditentukan jika ada 2
dari 3 gejala utama):
a. Afek depresif
b. Kehilangan minat
c. Kehulangan energi yang ditandai dengan cepat lelah
• Gejala tambahan/gejala minor (diagnosis depresi ditentukan jika
terdapat minimal 3 dari 7 gejala tambahan):
a. Konsentrasi/ perhatian berkurang
b. Harga diri maupun kepercayaan diri berkurang
c. Rasa bersalah atau rasa tidak berguna
d. Memiliki pandangan tentang masa depan yang suram serta
pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang
Diagnosis keperawatan
1. Ketidakberdayaan
2. Keputusasaan
3. Resiko bunuh diri
Perencanaan
1. Ketidakberdayaan
a. Latih cara mengendalikan situasi kehidupan yang tidak dapat
dikendalikan dan yang dapat dikendalikan
1) Diskusikan situasi kehidupan yang tidak dapat dikendalikan dan
yang dapat dikendalikan
2) Latih cara mengendalikan situasi hidup yang dapat
dikendalikan, beri penguatan dan pujian
3) Latih cara mengendalikan pikiran negatif dan pikiran yang tidak
rasional dengan mengantikan dengan pikiran positif dan
rasional
4) Latih cara mengembangkan harapan positif dan melakukan
afirmasi positif, beri penguatan dan pujian
b. Latih peran yang dimiliki dan yang dapat dilakukan dan tidak dapat
dilakukan
1) Diskusikan peran yang dimiliki dan yang dapat dilakukan dan
tidak dapat dilakukan
2) Latih peran yang dapat dilakukan, beri penguatan, dan pujian
2. Keputusasaan
a. Diskusikan kemampuan yang dimiliki, sistem pendukung yang
dimiliki dan harapan kehidupan
b. Latih hubungan sosial dengan lingkungan dengan cara bercakap
cakap dengan system pendukung dan lingkungan
c. Latih kegiatan sehari hari dengan cara memenuhi kebutuhan makan,
istirahat / tidur, merawat diri dan melakukan kegiatan spiritual
d. Latih membangun harapan yang realistis dengan cara mendiskusikan
harapan dan keinginan masa depan
e. Bantu membuat rencana harapan secara bertahap. Berikan motivasi
dan pujian.
3. Resiko bunuh diri
a. Menemani pasien terus menerus sampai dia dapat dipindahkan ke
tempat yang aman
b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,
gelas, tali, dll)
c. Membangun harapan dan masa depan diri sendiri, dan orang yang
berarti dalam kehidupan
d. Mendiskusikan cara dan tekad untuk mencapai harapan dan masa
depan
e. Latih untuk mencapai harapan dan masa depan
f. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri dengan cara
mendiskusikan aspek positif diri sendiri, orang lain yang berarti
dalam hidup, lingkungan dan lakukan afirmasi positif
g. Latih mengevaluasi keberhasilan mengendalikan keinginan untuk
bunuh diri
h. Berikan motivasi untuk membangun harapan dan mengendalikan
dorongan bunuh diri
i. Minta pasien menghubungi care giver (keluarga) dan tenaga
Kesehatan jika tidak dapat mengendalikan dorongan bunuh diri
j. Berikan pengawasan ketat dan terkendali jika pasien tidak dapat
mengendalikan dorongan bunuh diri (perawatan intensif)
k. Kolaborasi dengan dokter : edukasi 8 benar obat
Evaluasi
1. Mengungkapkan harapan masa depan yang positif
2. Mengungkapkan keyakinan
3. Mengungkapkan keinginan untuk hidup
4. Mengungkapkan alasan keinginan untuk hidup
5. Mengungkapkan makna dan tujuan hidup
6. Mengungkapkan optimisme
7. Mengungkapkan kepercayaan diri
8. Mengungkapkan kepercayaan pada orang lain
9. Mengungkapkan perasaan damai dan tenang
10. Mengungkapkan kemampuan mengontrol diri sendiri
11. Memperlihatkan semangat untuk hidup
12. Menggunakan dukungan social
13. Menysuun tujuan masa depan
Unit terkait Ruang Hemodialisis,
Ruang Rawat Inap RS
Semua Unit Poli di RS
dll

Referensi :
Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA. (2021). Petujuk Teknis Layanan Depresi.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai