TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian COVID 19
keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala
dari unta ke manusia. Di akhir tahun 2019 telah muncul jenis virus
disebabkan oleh virus Corona jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
2020).
2. Tanda Gejala
setelah paparan, tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas,
2020).
hingga berat, gejala klinis utama yang muncul demam diatas 38 C, batuk
dan kesulitan bernapas, selain itu dapat disertai dengan sesak memberat,
fatigue, mialgia, gejala gastro intestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain, sesak selama satu minggu, pada kasus berat perburukan secara
cepat dan progresif seperti ARDS, syok septic, asisdosi metabolic yang
beberapa hari, pada beberapa pasien gejala yang muncul ringan bahkan
3. Pervelansi
(worlddometers, 2021).
(KEMENKES, 2021).
4. Patogenesis
tidak jauh berbeda dengan lainnya. Pada umumnya, virus ini menginfeksi
lalu membuat jalan dan masuk ke dalam sel. Glikoprotein yang terdapat
dalam envelope spike virus akan berikatan juga dengan reseptor selular
seperti ACE2 pada SARS-CoV-2. Di dalam sel, virus ini akan melakukan
diketahui saat setelah virus masuk di dalam sel, genom RNA virus juga
dalam golgi sel atau membran retikulum endoplasma. Hal ini, akan
masuk kedalam sel pejamu. Dan telah diketahui bahwa SARS- CoV
masuk ke dalam sel dimulai dengan fusi antara plasma membran dengan
kelelawar, musang, dan babi, tetapi tidak dapat berikatan dengan sel-sel
merupakan ciri umum pada pasien Covid-19 dan dapat menjadi faktor
(Ruslin, 2020).
(droplet) yang keluar saat berbicara, batuk atau bersin dan kontak pribadi
seperti bersentuhan atau berjabat tangan. Selain itu penyebaran virus juga
dekat dari orang ke orang meski pada Orang Tanpa Gejala (OTG).
seseorang yang telah terinfeksi dengan jarak sekitar satu meter. Ilmuan
Cina telah menemukan jejak virus Corona pada tinja atau feses sejumlah
dkk, 2020)
7. Faktor Resiko
a. Usia 65 Tahun dan Lebih Tua Tingkat keparahan dan hasil dari
usia pasien. Orang lansia dengan usia 65 tahun keatas mewakili 80%
rawat inap dan memiliki risiko kematian 23 kali lipat lebih besar daripada
penelitian adalah 1,41%, yang jauh lebih tinggi dari 0,86% yang diamati
19 yang lebih tinggi pada pasien asma, manifestasi dari penyakit pada
populasi klinis ini tidak terlalu parah, dengan angka rumah sakit yang
rendah penerimaan. Selain itu, proporsi ini lebih rendah daripada yang
yang memiliki penyakit lebih parah. Dalam 1 kohort dari 191 pasien dari
19% (31% tidak bertahan), dan CVD pada 8% (13% dari tidak bertahan).
Dalam kohort dari 138 dirawat di rumah sakit pasien dengan COVID-19,
pada pasien yang membutuhkan perawatan ICU), CVD pada 15% (25%
2020).
2020) .
gejala klinis dengan risiko gangguan pernapasan yang lebih tinggi dan
hal ini seri (25%) lebih besar dari pada populasi umum dengan COVID-
karena penyakit terkait PID atau penyakit penyerta lainnya yang sudah
ada sebelumnya.
umum adalah demam (165 dari 223, 74,0%), batuk (130 dari 223,
58,3%), dan dispnea (68 dari 223, 30,5%). Kurang umum adalah sakit
kepala (44 dari 223, 19,7%), artralgia / mialgia (33 dari 223, 14,8%), dan
di 141 kasus 212 (66,5%), parah pada 46 pasien (21,7%), dan kritis pada
2020).
yang parah 95%. Selain itu, ditemukan hubungan antara riwayat merokok
saat ini dan COVID-19 yang parah 95%. kemudian 10,7% (978/9067)
aktif, COVID-19 yang parah terjadi pada 21,2% (65/305) kasus (Gülsen
et al., 2020).
k. Diabetes Melitus Pasien dengan diabetes melitus memiliki
yang lebih tinggi dari infeksi yang parah. Dalam sebuah meta-analisis
al., 2020).
m. Penyakit Hati Selain itu menurut Susilo et al. (2020) beberapa faktor
risiko lain seperti jenis kelamin laki-laki yang diketahui berkaitan erat
dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi, orang yang memiliki kontak
erat, orang yang tinggal serumah dengan pasien yang terkonfirmasi virus
lingkungan yang sama tapi tidak pernah kontak dekat atau jarak 2 meter
termasuk resiko rendah, dan terakhir tenaga kesahatan menjadi salah satu
takut tertular oleh virus covid 19, adanya isu beredar jika kerumah sakit
waktu tertentu di unit rawat inap. Data Bed Occupancy Rate (BOR) ini
Maryati, 2018) :
Keterangan :
tidur yang digunakan di Rumah Sakit Jumlah hari pada periode yang
rumah sakit tersebut dalam kurun waktu tertentu. Angka Bed Occupancy
Rate (BOR) disuatu rumah sakit dapat meningkat dan menurun, angka ini
Rate (BOR) bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor anatra lain faktor
internal dan faktor eksternal rumah sakit. Didalam faktor internal adalah
meliputi faktor internal dan faktor eksternal rumah sakit. Namun, faktor
faktor internal yang meliputi faktor input dan faktor proses pelayanan,
Faktor internal rumah sakit adalah faktor yang asalnya dari dalam
rumah sakit, ada dua faktor internal rumah sakit yaitu faktor input dan
a. Sarana umum
Sarana umum rumah sakit adalah segala fasilitas yang digunakan
oleh rumah sakit. Kewajiban rumah sakit dalam menyediakan sarana dan
prasarana umum yang layan meliputi sarana ibadah, tempat parkir, ruang
lanjut usia. Sedangkan sarana untuk ruang rawat inap meliputi: tempat
tidur pasien, lemari, nurse call, meja, kursi, televise, tirai pemisah bila
b. Sarana medis
rumah sakit kelas C untuk ruang rawat inap yaitu bed side monitor,
d. Tarif
e. Ketersediaan pelayanan
f. Tenaga medis
keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa terutama
(Turn Over Internal), BTO (Bed Turn Over), GDR dan NDR (Gross
utilisasi fasilitas (satu diantaranya persentasi hunian rawat inap yaitu Bed
Occupancy Rate (BOR) akan menjadi lebih tinggi, nilai efisiensi akan
bertambah.
C. Kerangka Konsep
Gambar
Faktor Internal
a. Budaya Rumah sakit
b. Sistem Nilai
c. Kepemimpinan
d. Sistem manajemen
e. Sistem informasi
f. Sarana Prasarana
g. Citra
Faktor Eksternal
a. Sarana Umum a. Letak geografis
b. Sarana Medis b. Keadaan sosial ekonomi
c.Sarana Penunjang Medis c. Budaya Masyarakat
d. Tarif d. Pemasok
e. Ketersediaan Pelayanan e. Pesaing
f. Tenaga Medis f. Kebijakan pemerintah daerah
g. Para Medis Perawatan g. peraturan
h. Sikap Dokter
i. Sikap Perawat
j. Komunikasi Pelayanan
Pandemi Covid 19
BOR
: Diteliti
: Tidak diteliti
Berdasarkan kerangka konsep diatas maka dapat dijelaskan bahwa
tertentu.
anatra lain faktor internal dan faktor eksternal rumah sakit. Didalam
(BOR) adalah faktor internal yang meliputi faktor input dan faktor proses
takut tertular oleh virus covid 19, adanya isu beredar jika kerumah sakit