Anda di halaman 1dari 5

.2.

Hipertensi
21.1. Definisi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi pada


seseorang melebihi ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg, untuk batas
tekanan darah yang dapat dikategorikan normal adalah jika tekanan darah
kurang dari 130/85 mmHg, apabila tekanan darah sudah melebihi 140/90
mmHg maka dikategorikan hipertensi (batas yang disebutkan adalah untuk
umur diatas 18 tahun) (Adib, 2018).

21.2. Etiologi Hipertensi

Untuk etiologi terbagi menjadi dua yang pertama adalah hipertensi


esensial atau disebut juga idiopatik merupakan hipertensi tanpa kelainan
dasar patologis, faktor yang menyebakan adalah genetik dan lingkungan
(Nafrialdi, 2015).

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi dari penyakit


komorbid ataupun obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah,
dalam banyak kasus disfungsi pada renal yang diakibatkan penyakit ginjal
kronis adalah penyebab paling sering hipertensi sekunder (Aisyah., 2014).

21.3. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi


sistolik, hipertensi diastolik dan hipertensi campuran, hipertensi sistolik
adalah hipertensi yang terjadi peningkatan tekanan darah pada sistoliknya
saja, hipertensi diastolik merupakan hipertensi yang terjadi peningkatan
tekanan darah pada diast0liknya tanpa di ikuti peningkatan siastolik, dan
yang terakhir adalah hipertensi campuran merupakan hipertensi yang terjadi
peningkatan tekanan darah pada siastolik dan diastolik (Weber, 2014).

2.2.4. Faktor-faktor Resiko Hipertensi


Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya
hipertensi pada seseorang antara lain:

1. Usia, tekanan darah seseorang cenderung akan meningkat dengan


bertamhnya usia, untuk laki-laki cenderung akanterjadi peningkatan pada
usia 45 tahun sedangkan untuk wanita cenderung mengalami peningkatan
tekanan darah pada usia lebih dari 45 tahun

2. Ras/etnik walaupun hipertensi dapat terjadi pada siapa saja namun


hipertensi cenderung terjadi pada etnik Afrika dan Amerika daripada Asia

3. jenis kelamin, hipertensi cenderung terjadi pada jenis kelamin pria


daripada wanita

4. gaya hidup, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan
resiko seseorang untuk menderita hipertensi

5. merokok, merokok merupakan suatu faktor yang dapat membuat


seseorang menderita hipertensi, kandungan-kandungan yang ada dalam
rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah

6. kurang aktivittas fisik, aktivitas fisik sangat mempengaruhi kesetabilan


tekanan darah seseorang, seseorang yang tidak aktif melakukan aktivitas
akan cenderung mengalami peningkatan tekanan darah (Weber, 2014).

2.2.5 Diagnosis Hipertensi

Untuk menegakkan diagnosis hipertensi, paling akurat di periksa


menggunakan sphygmomanometer air raksa, untuk pengukurannya sebainya
dilakukan lebih dari satu kalipengukuran dengan posisi duduk dengan siku
pada lengan menekuk diatas meja untuk posisi telapak tangan menghadap
keatas setinggi jantung, pengukuran harus dilakukan saat keadaan tenang
dan jangan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan
tekanan darah (Weber, 2014).

2.2.6 Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tidak akan ditemukan kelainan
kecuali pada peningkatan tekanan darah, akan tetapi dapat juga di temukan
perubahan pada retina, ada beberapa gejala yang kemungkinan dapat timbul
yaitu sakit kepala bagian belakang, sulit tidur, kaku kuduk, sesak nafas,
kepala pusing, dada berdebar dan berkeringat (Weber, 2014).

Namun gejala-gejala pada seseorang yang mengalami hipertensi juga


dapat timbul pada seseorang yang tidak menderita hipertensi, untuk gejala
komplikasi dari hipertensi yang pernah di temukan antara lain gangguan
penglihatan, gangguan jantung, saraf, gangguan serebral dan gangguan
fungsi ginjal (Cahyono, 2017).

Sebagian besar gejala hipertensi akan muncul ketika seseorang telah


menderita hipertensi bertahun-tahun lamanya seperti nyeri kepala, mual
bahkan muntah yang disebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah
(Corwin, 2016).

2.2.7 Patofisiologi Hipertensi

Awal terjadinya hipertensi di mulai dari terbentuknya angiotensin


II dari angiotensin I, oleh angiotensin I coverting enzime (ACE), ACE
sangat berperan dalam mengatur tekanan darah, terdapat angiotensin dalam
darah yang di produksi oleh hati, dan oleh hormon renin akan diubah
menjadi angiotensin I, ACE yang ada di paru-paru mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II. renin disentesis dan menyimpan dalam bentuk
inaktif yang dinamakan pronin dalam sel-sel jukstaglomerular (sel- jg)
dalam ginjal, apabila terjadi penurunan tekanan arteri, reaksi intrinsik
intrinsik pada ginjal mengakibatkan molekul protein dalam sel JG berurai
dan melepaskan renin. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang
kuat serta mempunyai efek lainnya yang mempengaruhi sirkulasi. Saat
angiotensin II ada dalam darah menyebabkan dua hal yang utama
meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh yang pertama vasokonstriksi
timbul dengan cepat, kedua angiotensin II menyebabkan peningkatan
tekanan arteri dengan cara bekerja pada ginjal sehingga menurunkan
ekskresi garam dan air. Vasopresin, disebut juga antidiuretic hormone
(ADH), lebih kuat dibandingkan angiotensin sebagai vasokonstriktor,
dibenntuk dalam hipotalamus namun diangkut menuruni pusat akson saraf
ke glandula hipofise posterior yang pada akhirnya di ekskresi kedalam
darah. Aldosteron yang di ekskresikan adalah suatu regulator penting
untuk reabsorbsi natrium (Na+) dan sekresi kalium (K+) oleh tubulus
ginjal. Mekanisme aldesteron meningkatkan sekresi kalium dengan
merangsang pompa natrium kalium ATPase pada bagian basolateral dari
membran tubuluskoligentes kortaliks, aldesteron dapat meningkatkan
permeabilitas natrium pada bagian luminal membran. Hingga saat ini
pengetahuan mengenai patogenesis hipertensi primer terus dikembangkan
karena belum ada jawaban yang optimal menerangkan terjadinya
peningkatan tekanan darah, tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung
dan tahanan perifer (Sylvestris, 2014)

2.2.8 Komplikasi Hipertensi

Ada beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh hipertensi


antara lain :

1. stroke merupakan gangguan yang terjadi pada fungsional otak fokal


maupun global,

2. Infark miokardium, infark miokard merupakan kondisi dimana arteri


koroner bagian arterosklerotik tidak mendapatkan suplai oksigen yang
mencukupi atau jika terdapat trombus yang menyumbat aliran darah, hal
tersebut dapat diakibatkan oleh hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel

3. Gagal ginjal, adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan yang


progresif dan irreversibel yang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab
salah satunya adalah pada bagian kardiovaskular, terjadinya pada gagal
ginjal kronik dikarenakan penimbunan garam dan air atau sistem renin atau
angiostensin aldosteron
4. Ensefalopati, dapat timbul terutama pada seseorang yang menderita
hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat) (Weber, 2014).

DAFTAR PUSTAKA
XAdib, M. (2018). Cara Mudah Memahami Dan Menghindari Hipertensi, Jantung, Dan Stroke,

Yogyakarta: dianloka.

Aisyah., P., Purbasari, E., (2014). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sartivus L)

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Wanita Usia 40-60 Tahun.

Journal Of Nuttrition College, 3 (4).

Cahyono., (2017). Gaya Hidup dan Penyakit Modren, Jakarta: kanisius.

Corwin., (2016). Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC.

Nafrialdi., (2015). Antihipertensi Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta; FKUI.

Sylvestris, A., (2014). Hipertensi Dan Retinopati Hipertensi, Saintika Medika Jurnal Kesehatan

Dan Kedokteran Keluarga, 10 (1), 1-9.

Weber, M.A., (2014). Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the

Community: A Statement by the American Society of Hypertension and the International

Society of Hypertension. Of Hypertension. Journal of Clinical Hypertension (Greenwich,

Conn.), 14 (1), 14-26).

Anda mungkin juga menyukai