Anda di halaman 1dari 54

SEMESTER II

BAB V
MENGEMBANGKAN SEMANGAT WIRAUSAHA

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Perilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Mengembangkan Semangat Wirausaha
MATERI PEMBELAJARAN:
1. Inovatif
2. Kreatifitas
3. Motivasi
4. Sikap Bekerja Efektif dan Efesien

A. INOVATIF
Kiat Mengembangkan Sikap Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Beberapa orang kalah bertindak karena terlalu lama berpikir atau terlalu banyak teori.
Sebaliknya Wirausaha yang sukses umumnya tanggap, berpikir praktis, dan cepat mengambil
keputusan untuk bertindak. Keterlambatan bertindak dapat berarti kerugian yang tidak ternilai,
hal ini berlaku bagi semua orang yang ingin maju. Waktu, momentum, dan kesempatan benar-
benar sangat penting dan menentukan perjalanan seseorang. Kegagalan sering dialami oleh
seseorang atau perusahaan karena ketika usul diajukan momennya telah berubah akibat
keterlambatan. Oleh karena itu, kecakapan sangat diperlukan dalam keadaan yang mendesak.
Ciri utama Wirausaha. Menurut Peter Drucker yang dimuat dalam bukunya innovation
dan entrepreneurship (1985), adalah mereka yang selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti
dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu
memilih dan mengambil keputusan alternatif yang paling tinggi memberikan produktivitas.
Terdapat beberapa ciri pokok keberhasilan, dan bukan merupakan ciri-ciri pribadi (personal
traits). Ciri-ciri tersebut, yang umum dijumpai pada Wirausaha yang berhasil di seluruh dunia
adalah sebagai berikut:
a. Dorongan berprestasi yang tinggi.
b. Bekerja keras, tidak pernah tinggal diam.
c. Memperhatikan kualitas produknya, baik berupa barang maupun jasa.
d. Bertanggung jawab penuh.
e. Berorientasi pada imbalan wajar.
f. Optimis, berkewajiban akan berhasil.
g. Wirausaha hidup dengan pedoman bahwa semua waktu baik
h. Berorientasi pada hasil kerja yang baik (excellence oriented).
i. Mampu mengorganisasikan.
j. Berorientasi pada uang.
k. Uang yang dikejar oleh para Wirausaha tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan
keberhasilan.
Seorang Wirausaha yang kreatif dan inovasi akan mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang. Wirausaha meningkatkan inovasi yang lahir dari
hasil penelitian serius dan terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang bisnis. Inovasi
yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovasi produk dan pelayanan harus
terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan dengan kebaradaan
inovasi itu sendiri. Yang dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi di bidang
produk dan pelayanan adalah sebagai berikut :
a. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman,
b. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi,
c. Berorientasi kepada tindakan untuk berinovasi,
d. Menentukan tujuan dalam berinovasi,
e. Buatlah produk dengan penuh inovasi dengan proses secara sederhana,
f. Mulailah membuat produk dengan inovasi yang terkecil,
g. Menjalankan uji coba dan merevisinya,
h. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan di dalam berinovasi,
i. Bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dan dengan penuh inovasi dan resiko.
Kemampuan inovasi seorang Wirausaha merupakan proses mengubah peluang suatu
gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Oleh karena itu, jika seorang Wirausaha ingin sukses di
dalam usahanya, ia harus membuat produk-produknya dengan inovasi-inovasi baru karena
inovasi faktor penting dalam proses produk dan pelayanan. Dalam dunia bisnis pada zaman
sekarang produk-produk dan pelayanannya tanpa adanya inovasi tidak akan berkembang, bahkan
tidak akan sukses dalam berwirausaha. Pada prakteknya, produk yang dibuat seorang Wirausaha
dari tahun ke tahun begitu-begitu saja tidak ada inovasi, juga peralatannya sudah tua. Wirausaha
tersebut akan mengalami kegagalan dan kehancuran dalam menjalankan usahanya.

2. Penerapan Berinovasi
Inovasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses kewirausahaan.
Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan-gagasan dan ide-ide yang
dapat dijual. Dalam prosesnya, penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1955) ada
empat jenis inovasi :
a. Penemuan ( Invensi),
b. Pengembangan (Eksistensi),
c. PenggAndaan (Duplikasi), dan
d. Sintesis.
Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan
inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1955) adalah sebagai berikut :
a. Iklim inovasi dan visi . Perusahaan yang inovasi mempunyai visi yang singkat dan jelas
serta memberi dukungan nyata untuk terwujudnya suasana inovasi.
b. Orientasi pasar. Perusahaan yang inovasi melAndaskan visi mereka yang ada pada pasar.
c. Organisasi yang tetap datar dan kecil. Kebanyakan perusahaan yang inovasi berusaha
menjaga keseluruhan perusahaan tetap datar serta tim proyek yang kecil.
d. Proses belajar interaktif. Di dalam suatu lingkungan yang inovasi, proses belajar dan
penelitian ide-ide mengabaikan garis fungsi tradisional dalam suatu perusahaan.
Dalam pembentukan proses kewirausahaan, perusahaan perlu memberikan kebebasan dan
dorongan kepada para karyawan, agar mereka berani mengembangkan ide dan gagasan yang
mereka miliki. Maka, perlu adanya pengembangan kebijaksanaan yang akan membantu orang–
orang yang inovasi dapat mewujudkan ide, gagasan yang benarbenar kreatif, potensial dan
inovasi.

3. Sumber Penerapan Sikap Inovasi


Dorongan untuk berinovasi merupakan alat spesifik bagi seorang Wirausaha. Oleh karena
itu, perusahaan harus memahami dan dapat mengembangkan inovasi-inovasi sebagai elemen
utama dalam strategi bisnis.
Prakteknya di dalam dunia bisnis, sebagian besar gagasan inovasi muncul lewat analisis
metodologi peluang-peluang yang ada, baik yang terdapat di dalam, maupun di luar perusahaan
(F.Drucker). Peluang-peluang tersebut dapat berupa peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan,
keganjilan, kebutuhan proses, perubahan industri, perubahan demografis, perubahan persepsi,
dan adanya pengetahuan baru.
Tahap-tahap inovasi dapat dikelompokkan menjadi dua fase:
a. Penciptaan inovasi
Adalah kreasi gagasan dan pemecahan masalah bagi produk atau solusi produk.
b. Adopsi inovasi
Adalah akuisisi atau implementasi inovasi yang menjadikan sumber peluang dari
inovasi itu.
Berikut ini ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan kemampuan inovasi
(Howel dan Heggins,1990) sebagai berikut:
 Kejadian yang tidak diharapkan
Ada dua hal yang sering muncul dalam usaha, yaitu kesuksesan dan kegagalan yang lahir
begitu saja tanpa pernah diantisipasi dan diramalkan sebelumnya Kegagalan dan kegagalan
biasanya tidak diharapkan Wirausaha, akan tetapi hal ini sama pentingnya karena bisnis
sering mengabaikannya, bahkan membencinya. Kegagalan ini sebenarnya dapat menjadi
sumber peluang inovasi. Hal inilah yang akan menjadi dasar kuat bagi perusahaan.
Contohnya: Teh botol sosro keberhasilannya tidak pernah diduga banyak orang, bahkan
mula-mula diawali dengan adanya cemoohan.
 Ketidakharmonisan
Peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan dapat menjadi sumber peluang yang mudah dan
disederhanakan. Hal ini bisa terjadi karena ada jurang pemisah antara yang diharapkan
dengan yang sebenarnya terjadi.
 Proses sesuai dengan kebutuhan
Hal ini dapat terjadi jika permintaan khusus terhadap Wirausaha untuk menciptakan inovasi
tertentu, karena ada kebutuhan khusus. Contohnya: Perusahaan minyak goreng tanpa
kolesterol tinggi berdasarkan kebutuhan khusus.
 Perubahan pada industri dan pasar
Industri selalu berkembang berdasarkan perkembangan pasar yang selalu berubah-ubah
secara struktural, desain, dan definisi. Di sini seorang Wirausaha harus peka mengantisipasi
untuk menarik kesempatan yang akan muncul. Contohnya: Dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap produk-produk yang ramah terhadap lingkungan, akan terlahirlah
kertas, plastik, dan sampah yang didaur ulang.
 Perubahan demografi
Perubahan demografis merupakan sumber peluang inovasi yang paling hAndal di luar
perusahaan. Di sini inovasi akan muncul karena adanya perubahan pada masyarakat tentang
jumlah penduduk, umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, lokasi geografis, dan faktor-
faktor lainnya.
 Perubahan persepsi
Adanya sumber peluang inovasi, berbagai rupa keganjilan, dapat menjadi sumber peluang
inovasi. Di sini inovasi akan muncul karena adanya perubahan interpretasi yang terjadi di
masyarakat akan fakta-fakta yang ada dan konsep yang berlaku. Contohnya: Ber-
munculannya pusat-pusat kebugaran jasmani (fitness center) dan aerobik di kota-kota besar.
 Konsep pengetahuan dasar
Pengetahuan baru, apakah itu pengetahuan ilmiah, teknis atau sosial merupakan sumber
peluang yang paling produktif. Di sini ada beberapa prinsip yang mendasari kreasi dan
inovasi, serta Invensi. Invensi merupakan salah satu konsep pengetahuan dasar karena
adanya produk dari hasil pemikiran baru. Contohnya: industri, video, dan robot.
Rasa ingin tahu menurut Schon (1963), servo (1988), yang dimiliki seorang Wirausaha
akan mendorong untuk melakukan penelitian dan percobaan. Seorang Wirausaha sering me-
nemukan sesuatu yang baru. Hal ini disebut inovasi. Konsepsi penemuan dan pemanfaatan
adalah elemen-elemen yang ada di dalam inovasi. Inovasi hampir selalu melibatkan pertarungan
antara banyak orang dan dibutuhkan stamina serta kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat men-
jadi pemenang. Inovasi telah dikenal sebagai salah satu fungsi penting di dalam proses
kewirausahaan. Inovasi merupakan suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan yang dapat
diperjualbelikan.

4. Dimensi inovasi
Tujuan awal inovasi adalah menjadi pembuat norma dan menciptakan bisnis yang berada
di depan. Akan tetapi, terutama di dalam dunia bisnis, sering kali inovasi yang efektif adalah
inovasi yang sederhana dan fokusnya melakukan atau membuat satu hal.
Inovasi adalah merupakan hasil kerja keras yang memerlukan pengetahuan dan
kemurnian berwirausaha. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak seorang pun Wirausaha dapat
memastikan, apakah inovasi itu akan mengakhiri sebuah bisnis besar, mengubah aturan main,
atau hanya sebuah prestasi biasa.
Dimensi tipe-tipe inovasi, tahapan-tahapan inovasi, dan level analisisnya adalah sebagai
berikut:
a. Inovasi produk, adalah hasil dari organisasi perusahaan.
b. Inovasi administrasi, adalah inovasi yang terkait dengan manajemen, serta berorientasi
dengan proses struktur, manajemen sumber daya manusia (SDM), dan sistem akuntansi.
c. Inovasi kontinum, adalah sebagai inkremental ke radikal menurut tingkat perubahan yang
diinginkan untuk melaksanakan inovasi.
d. Inovasi proses, adalah upaya untuk menghasilkan produk atau pelayanan yang baik.
e. Inovasi teknik, adalah inovasi yang terkait langsung dengan produksi produk.
Inovasi merupakan proses yang terus menerus dan tidak pernah berakhir sebab selalu ada
potensi pengembangan. Inovasi terhadap produk akan membawa perkembangan dan perubahan
dalam ekonomi
Tugas 1
Siswa mengklasifikasikan contoh-contoh dari jenis-jenis inovasi
( Tujuan : Siswa mampu membedakan contoh-contoh dan jenis-jenis inovasi)
Jawaban.
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
B. KREATIFITAS
1.Mengembangkan Sikap Kreatif
Perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang gagal letaknya di bidang rohani.
Apa yang biasa orang pikirkan, oleh seseorang menentukan apa yang akan dicapainya. Ini
berlaku di lapangan niaga maupun lapangan-lapangan lain.
Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, maka orang tersebut akan
mendapat hasil-hasil tertentu. Jika pikiran-pikirannya tidak menentu dan tidak diarahkan kepada
suatu tujuan tertentu, maka hasilnya pun akan mengecewakan. Bandingkanlah kalau ada dua
orang Wirausaha. Yang satu sibuk dan gelisah, namun tidak menghasilkan sesuatu yang penting.
Hal ini karena pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak dipikirkan
dengan serius. Yang lain melaksanakan pekerjaannya sehari- hari dengan tenang dan tertib,
memperhatikan setiap bagian, menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat
hasil yang baik.
Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang sering disebut dengan daya khayal,
melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai kemauan yang tinggi dan kesanggupannya
dalam menemukan segala hal. Daya khayal dapat dibedakan menjadi 2, yaitu daya khayal
sintesis dan daya khayal kreatif. Daya khayal sintesis adalah untuk tidak menciptakan hal yang
baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru. Sedangkan
daya khayal kreatif adalah menciptakan hal-hal baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak
bisa bekerja dalam memecahkan suatu masalah.
Melalui daya khayal kreatif ini alam pikiran manusia yang terbatas dapat berhubungan
langsung dengan alam pikiran halusnya. Barangkali alam pikiran inilah yang menyalurkan
inspirasi atau ilham dan menyampaikan gagasan baru sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia
untuk menyesuaikan getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri orang lain. Daya khayal
biasanya bekerja secara otomatis dan hanya
bekerja jika alam pikiran yang sadar bergerak dengan kecepatan yang luar biasa seperti
mendapatkan dorongan dari suatu emosi yang ditimbulkan oleh keinginan yang kuat. Dalam
hubungan ini, berpikir kreatifnya seorang Wirausaha dapat merombak dan kemudian
mendorongnya dalam pengembangan lingkungan menjadi berhasil.

2. Pengertian Kreativitas
Manusia Wirausaha memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya
yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi
dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai
macam permasalahan.
Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah dan ragam masukan ke
otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya ingat, daya khayal dan daya
serap dari otak akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas.
Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian
proses yang panjang dan harus digarap terlebih dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu
karya. Rangkaian tersebut antara lain meliputi fiksasi (pengikatan, pemantapan) dan formulasi
gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah disusun untuk mewujudkan
gagasan tersebut.
Beberapa pengertian kreativitas itu adalah sebagagai berikut :
a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau melihat hubungan-
hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.
b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Conny Semiawan (1984).
c. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.
Pola pemikiran kreatif juga dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan, di
mana seorang Wirausaha akan beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat
dihasilkan oleh eksplorasi terhadap trend masa kini.
Untuk memacu kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan menurut Edward de Bono (1970)
dalam proses kreatif, yaitu:
a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan
b. Proses Inkubasi
c. Melahirkan Ide
d. Evaluasi dan Implementasi

3. Keterampilan Berpikir Kreatif


Seharusnya setiap manusia Wirausaha memiliki jiwa interpreneurship, hal ini didukung
oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu
pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Dengan pemikiran yang kreatif kita bisa
memecahkan berbagai macam permasalahan.
Ada beberapa hambatan mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita diantaranya:
a. pandangan hidup yang sempit, e. Kesombongan
b. kepercayaan terhadap takhayul, f. kedengkian dan iri hati
c. keputusasaan, g. Kebodohan
d. kurangnya kepercayaan pada diri sendiri, h. Kekwatiran akan kegagalan
Menurut Solomom dan Winslow (1988) ada beberapa cirri Wirausaha kreatif,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pintar tetapi tak harus brilian karena kreativitas tidak selalu secara langsung berhubungan
dengan tingginya intelegensi seseorang.
b. Berkemampuan baik dalam menjalankan ide-ide yang berbeda dalam waktu yang singkat.
c. Memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri.
d. Cenderung kaya kehidupan fantasi.
e. Termotivasi oleh masalah-masalah yang menantang.
f. Dapat memendam keputusan sampai cukup fakta terkumpul.
g. Menghargai kebebasan dan tidak hanya memerlukan persetujuan rekan lainnya.

4. Mengembangkan Sikap Kreativitas


Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu mengembangkan kemampuan pribadi
dalam program peningkatan kreativitas sebagaimana dikemukakan oleh James L. Adams (1986) :
a. Mengenali hubungan
b. Pengembangan Perspektif Fungsional
c. Gunakan Akal
d. Hapus Perasaan Ragu-ragu
5. Bagaimana Mengembangkan Sikap Kreatif
Banyak diantara kita yang merasa dirinya sangat tidak kreatif, bagaimana juga, dalam
lingkungan bisnis global, di mana perubahan begitu cepat, organisasi dipaksa membutuhkan
orang-orang kreatif yang dapat secara efektif mengantisipasi dan tanggap terhadap perubahan.

Para peneliti yang mempelajari kreativitas mengatakan bahwa menjadi kreatif adalah
menyangkut keputusan-keputusan pribadi tentang :
 Di dalam berwirausaha apa yang Anda inginkan?
 Bagaimana Anda melakukan usaha tersebut?
 Dan bagaimana Anda melakukannya dengan lebih baik?

Hal ini jelas melibatkan suatu proses, bukan saja hasil akhir. Melainkan pula
keuletan dalam menerapkan pola-pola tersebut.
Menurut para peneliti ada tiga tipe kreatif yang berbeda :
 Jenis pertama adalah membuat atau “menciptakan.”
 Jenis yang kedua adalah “mengombinasikan atau menyentensiskan” dua hal atau lebih yang
sebelumnya tidak saling berhubungan.
 Jenis yang ketiga adalah “memodifikasi” sesuatu yang memang sudah ada.

Adapun kiat atau saran-saran khusus yang bisa digunakan untuk dapat membantu
mengembangkan sikap kreatif Anda adalah sebagai berikut :
 Tentukan Apa Yang Anda Inginkan,
 Rileks, (mendengarkan alunan suara yang indah, meditasi, mendengarkan humor, dll).
 Latihlah Otak Anda,
 Mencari Cara melakukan sesuatu dengan lebih baik,
 Carilah Cara untuk Mengatasi Masalah

Dari hasil observasi menunjukkan bahwa para Wirausaha yang melakukan bisnisnya
dengan kreatif tidak terbenam dalam cara kerja yang bertele-tele serta tidak menghabiskan waktu
untuk perencanaan yang tidak perlu.

6. Bagaimana Menerapkan Pemikiran Kreatifitas


Untuk pembentukan manusia yang memiliki sikap, prilaku dan jiwa wirausaha, sebaiknya
pendidikan keWirausahaan dimulai pada tahun-tahun pembentukan manusia di tingkat SMK dan
juga harus diperluas dengan kegiatan-kegiatan berwirausaha di rumah dan di masyarakat luas.
Sedangkan manusia yang memiliki pemikiran kreatif, menurut A. Roe (Kao, 1989),
memilki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa,
b. Keingintahuan,
c. Menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan,
d. Percaya pada diri sendiri,
e. Tekun,
f. Dapat menerima perbedaan,
g. Keterbukaan pada pengalaman,
h. Independen dalam pertimbangan, pemikiran, dan tindakan,
i. Membutuhkan dan menerima otonomi,
j. Tidak hanya tunduk pada stAndar dan pengawasan kelompok,dan
Berikut ini ada beberapa contoh untuk melatih pemikiran kreatifitas melalui kegiatan
yang lebih jelas dan dapat dilakukan seorang siswa/siswi atau calon Wirausaha baik disekolah
maupun di lapangan usaha yang sudah ada. Menurut; H. Ating Tedjasutisna (2004), adalah
sebagai berikut:
 Seorang siswa SMK membuat bungkus kado yang menarik dengan penuh hiasan baru dan
model baru.
 Seorang siswi sekolah SMK di sekolah membuat kejutan dengan membuat kue atau masakan
dengan resep baru sebagai hasil eksperimennya.
 Siswa SMK membuat guntingan kertas untuk dijadikan hiasan, misalnya seekor burung,
layangan, sebuah topi, perahu, pesawat terbang, sebuah rumah, dan lain-lain.
 Di laboratorium komputer seorang siswi SMK mencoba berbagai penelitian dan eksperimen.
 Seorang sisiwa SMK menyusun batang korek api menjadi gedung, piramida, mobil, motor,
dan sebagainya.
 Para siswa membuat sepatu roda yaitu gabungan sepatu dan roda.
 Para siswa SMK membuat karangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
 Seorang siswa SMK membuat berbagai bentuk susunan balok yang tadinya belum ia kenal.
 Seorang Wirausaha di sekolah membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usaha, seperti
membuat susunan barang, pengaturan rak pajangan, membuat promosi, dan lain sebagainya.
 Seorang Wirausaha membuat patung burung garuda dari kayu bekas atau kayu yang sudah
tidak terpakai lagi.
Orang kreatif umumnya suka bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. Untuk
menciptakan momentum yang positif dan terlibat dalam kancah saling menukar gagasan, ide-ide,
maka seorang Wirausaha akan terpacu menjadi seorang pemikir, inovasi dan kreatif.

Tugas 2:
Siswa membuat hasil karya dari barang yang tidak terpakai lagi menjadi barang
yang memiliki nilai, serta tuliskan alat dan bahan serta cara membuatnya.
( Tujuan : Agar siswa mampu menggali daya kreatifitas yang dimilikinya)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
C. MOTIVASI
a). Pengertian Motivasi
Produktivitas suatu pekerjaan sangat tergantung kepada keamuan para pekerja untuk
bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu diberi
motivasi dengan berbagai cara. Pada umunya tingkah laku manusia dilakukan secara sadar,
artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Disinilah letaknya peran
penting dari motivasi.
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan,
keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya.
Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif
yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui
kegagalan.
Jadi kekuatan motif ini dapat berubah karena :
 Terpuaskan kebutuhan
Bila kebutuhan telah terpuaskan maka motif akan berkurang, dan beralih kepada kebutuhan
lain dan seterusnya.
 Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya kearah lain
Di Indonesia motivasi seseorang untuk menekuni bidang kewirausahaan agak lain,
menurut Winarto (2002), ada beberapa alasan yang dikemukakan ketika sesorang memilih
menjadi wirausaha, yaitu :
1. Ingin lebih kaya secara materi
Setinggi-tinggi gaji di suatu perusahaan, tetap bersifat terbatas. Meskipun kinerja seorang
pegawai sangat baik dan membuat perusahaan untung besar, gaji pegawai tersebut tidak akan
meningkat seperti meningkatnya laba perusahaan. Tidak heran jika ada ungkapan “gaji
berapapun tidak akan pernah cukup”. Hal ini disebabkan kerana dua hal yaitu pertama, makin
tinggi gaji gaya hidup makin meningkat, kedua persentase kenaikan harga rata-rata barang
tiap tahun di Indonesia umumnya melebihi persentase kenaikan gaji.
Menurut Kiyosaki (2000), hidup dengan bekerja hanyalah solusi jangka pendek. Solusi
jangka panjangnya adalah membangun bisnis sendiri untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran adalah berapa lama kita dapat bertahan hidup dengan gaya hidup yang sama
jika kita besok berhenti bekerja.
2. Ingin Lebih bebas
Dengan berwirausaha, seorang wirausahawan bisa lebih leluasa, ia bisa bebas dari jam
kantor, sikap like and dislike atasan, dan memiliki lebih banyak waktu luang. Apabila
perusahaanyang telah dimilikinya sudah mempunyai sistem yang bagus, ia bahkan tidak
perlu lagi datang setiap hari dikantornya.
3. Ingin mewujudkan impiannya
Dengan berwirausaha, seseorang dapat secara langsung mengaplikasikan ide atau ilmu yang
dimilikinya dengan lebih leluasa tanpa takut pada peraturan perusahaan. Ia dapat lebih bebas
mengaktualisasikan ide-ide kreatifnya untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.
4. Kepepet
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “ orang yang kepepet cenderung menjadi kreatif”.
Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan pada bulan Mei 2002 ada 58,7 juta pencari
kerja, satu juta diantaranya adalah golongan sarjana. Oleh karena itu berwirausaha adalah
salah satu pilihan yang menarik, alasan terakhir inilah yang menjadi penyebab terbesar
seseorang menekuni bidang kewirausahaan.
b). Motivasi spiritual dalan berbisnis
Meskipun tidak dipungkiri bahwa di dalam berbisnis segala upaya diarahkan untuk
mencapai keuntungan materi, namun kalau hanya itu yang menjadi tujuan utama dalam bisnis
maka, mungkin suatu saat kita akan kehilangan semangat manakala bisnis kita merugi. Motivasi
yang semata-mata untuk mengejar materi itu sifatnya sangat temporer (sementara), dan tidak
abadi. Motivasi yang mungkin lebih abadi adalah motivasi yang berbasis spiritual, adapun
keuntungan materi itu hanya merupakan akibat saja. Beberapa macam motivasi yang lebih
bersifat spiritual adalah :
1. Niatkan dalam hati kita bahwa kita berbisnis supaya dapat hidup mandiri dan tidak menjadi
beban orang lain.
2. Kita berbisnis dilandasi niat untuk pengabdian kita kepada Allah SWT, sebagai bentuk rasa
syukur kita kepadaNya,
3. Niatkan dalam membuka usaha ini untuk memberikan pekerjaan kepada orang lain.
Kenikmatan di dalam hidup adalah ketika kita memberi, bukan ketika kita menerima.
Memberi disini bisa diartikan secara luas, termasuk diantaranya adalah memberi pekerjaan.

c). Tidak ada istilah terlambat memulai berwirausaha


Tidak ada kata terlambat untuk memulai menekuni bidang kewirausahaan. Bidang ini
terbuka lebar bagi siapapun, pada umur berapapun. Mungkin pepatah bijak yang menyatakan
“lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali” dapat diterakan disini. Kewirausahaan bukan
hanya milik mereka yang muda dan belum mempunyai penghasilan, tetapi juga untuk mereka
yang mungkin sudah terlanjur menjadi pegawai atau mereka yang mungkin dari pekerjaan
sebagai pegawai sekalipun. Masih ingat Kentucky Fried Chicken yang terkenal itu ?
Kolonel Harland sanders, seorang pria dengan rambut yang sudah memutih memulai
usahanya dengan membuka KFC telah berusia lebih dari 65 tahun, padahal ia sebernarnya telah
memperoleh jaminan hari tua dari pemerintah Amerika Serikat. Walaupun demikian ia masih
punya keinginan menjadi wirausahawan. Sekarang Sanders adalah seorang yang kaya raya,
contoh wirausahawan Indonesia yang memulai usahanya pada usia lebih mendekati 50 tahun
adalah Betty S yang membuka usaha MM Juice di Jakarta, dan sekarang telah mempunyai
karyawan berjumlah ratusan orang.
Untuk menjadi seorang wirausahawan tidak perlu mempertimbangkan faktor usia.
Berapapun usia seseorang tidak menjadi batasan untuk memulai wirausaha, pekerjaan apapun
yang sebelumnya telah ditekuni tentu menjadi modal yang sangat berharga ketika kita
memutuskan untuk memulai usaha, seiring dengan berlalunya waktu, seseorang makin
bertambah usianya, akan semakin mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya, dengan demikian
akan menjadi semakin tahu kira-kira bidang usaha yang manakah yang sebaiknya dimasuki.
Tugas 3 :
Siswa diminta untuk menuliskan beberapa motivasinya dalam mengambil jurusan
yang dipilihnya.
( Tujuan : Agar siswa mampu lebih memhamami dari jurusan yang dipilihnya)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
4. Sikap Bekerja Efektif dan Efesien
Waktu yang kita terima, bukanlah untuk dihabiskan begitu saja atau bukan untuk
dihambur-hamburkan, tetapi untuk dimanfaatkan. Berikut adalah landasan pokok konsepsi atau
gagasan bekerja secara prestatif, efektif, dan efisien.
1. Kesadaran memanfaatkan waktu yang benar jangan ditunggu sampai hari esok.
2. Kemampuan menabung waktu unuk masa depan adalah menggunakan waktu yang ada
sekarang secara efektif dan efisien.
3. Kuasai dan aturlah waktu yang ada secara efektif dan efisien.
Para wirausaha harus dapat memanfaatkan waktu yang relative pendek itu. Kemampuan
berpikir dan bekerja, hanya akan bermanfaat apabila para wirausaha dapat memanfaatkan waktu
untuk menghasilkan sesuatu. Para wirausaha dapat memandang waktu sebagai berikut.
1. Waktu adalah organisasi keseluruhan dari aktivitas kegiatan usaha untuk mencapai sesuatu
tujuan. Waktu merupakan landasan pokok untuk membuat konsep-konsep dan gagasan-
gagasan dalam organisasi bisnis.
2. Waktu adalah sesuatu kekuasaan yang dimiliki sekarang, dan akan menentukan kejadian-
kejadian pada masa yang akan datang.Menguasai waktu sekarang, akan menentukan tujuan
usaha selanjutnya. Para wirausaha yang dapat memanfaatkan waktu sekarang, tanpa
bermalas-malasan, akan sukses di dalam bisnisnya.
3. Waktu adalah ukuran untuk menentukan berapa lama harus bekerja hingga menghasilkan
sesuatu.
4. Waktu adalah nilai uang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.

Berikut ini adalah beberapa petunjuk untuk menggunakan dan mendayagunakan waktu
secara efektif dan efisien.
1) Buatlah perencanaan usaha atau bisnis dan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
2) Biasakanlah untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan sehari-hari.
3) Sadarilah bahwa waktu sangat berharga untuk mengisi kehidupan dengan berkarya dan
berprestasi.
4) Renungkanlah hal-hal yang menjadi tujuan dalam hidup.
5) Janganlah suka menunda-nunda pekerjaan.
6) Kenalilah kondisi penyesuaian diri terhadap waktu.
7) Melatih kedisiplinan di dalam setiap melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan.
8) Konsentrasi penuh dalam bekerja.
9) Manfaatkanlah waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang berguna
10) Bekerjalah di dalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis.
11) Manfaatkanlah jam waktu makan sebaik-baiknya.
12) Sedapat mungkin hindarilah kesalahan-kesalahan di dalam melaksanakan tugas
Tugas 4 :
Buatlah perencanaan jadwal kegiatan sehari-hari mulai dari pagi sampai malam
(Tujuan : Agar siswa mampu menggunakan waktu secara efektif dan Efesien)
Jawaban :
…………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………....…………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………....……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………....……
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………....………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………....…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....…………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
BAB VI
MENUNJUKKAN SIKAP PANTANG MENYERAH DAN ULET

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Prilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Menunjukkan Sikap Pantang Menyerah dan Ulet
MATERI PELAJARAN :
1. Mengetahui Hakikat Sikap Pantang Menyerah dan Ulet
2. Melakukan Sikap Pantang Menyerah dan Ulet dalam Kegiatan
Usaha

1. Mengetahui Hakikat Sikap Pantang Menyerah dan Ulet


Orang bukannya gagal, tetapi berhenti mencoba, untuk meraih sukses dalam karier dan
bisnis adalah orang harus punya keberanian mencoba. Seorang entrepreneur yang handal dalam
situasi sesulit apapun akan semakin tertantang untuk tidak berhenti mencoba. Itulah pada
akhirnya akan meraih kemenangan. “Untuk memenangi pemilu di lima tahun mendatang
dibutuhkan perjuangan mulai hari ini”.
Berdasarkan pengalaman orang-orang gagal, bahwa seorang entrepreneur dan politikus
adalah orang yang tidak mudah percaya sebelum mencoba. Jarang sekali kita menemukan sosok
politikus handal yang muncul dalam waktu singkat. Mereka rata-rata menanam dari bawah,
menabur dan akhirnya menuai. Dibutuhkan perjalanan panjang untuk bisa muncul di muka bumi.
Apa yang kita pelajari dari kegagalan sebuah usaha adalah kenyataan bahwa masih
banyak kelemahan bisnis yang mesti kita perbaiki. Kabar baiknya, kita belajar banyak dari
kegagalan tersebut dan kita siap membangun bisnis yang lebih besar lagi.
Tegasnya, keberhasilan dalam pekerjaan, karier, bisnis dan politik memang sangat
ditentukan oleh semangat tinggi. Dengan demikian sikap berani mencoba dan mencoba terus
akan menjadi sebuah kebiasaan yang memotivasi anda untuk bergerak tanpa batas. Life unlimited
demikian sebuah slogan iklan muncul untuk menggambarkan begitu luasnya pengaruh sebuah
operator komunikasi. Tetapi dalam kasus ini, life unlimited merupakan hidup tanpa batas diri
anda, kekuatan tanpa batas dari pribadi seseorang untuk bertindak dan bergerak dengan luas.
Sikap berani mencoba merupakan salah satu perwujudan life unlimited-nya anda.
Pada akhirnya sikap berani mencoba akan membuat anda tidak mudah terpuruk dengan
keputusasaan. Apalagi sampai menghancurkan bisnis anda yang telah anda rintis. Jika pikiran
masih diracuni oleh sisi negatif dan ketakutan mengajak anda tidak memulai, kemungkinan
untuk tidak mencoba menjadi sangat besar. Bergeraklah memulai, jangan menunggu
kesempurnaan. Faktor penyebab kegagalan mungkin terjadi karena anda berhenti. Tetapi jika
anda tidak memulai bekerja dan meniti karier atau bisnis, anda telah menjerumuskan diri ke
dalam kehancuran jangka panjang.
Dalam bisnis modern, kita tidak akan dapat hidup tanpa memiliki sikap berani mencoba.
Lihatlah begitu banyak orang yang gagal dalam usaha yang akhirnya putus asa tanpa mampu lagi
berbuat sesuatu. Sesungguhnya seseorang tidak ada yang gagal dalam bisnis/usaha. mereka yang
gagal hanya karena berhenti mencoba, berhenti berusaha. Seandainya mereka punya nyali untuk
mencoba lebih banyak bisa dipastikan mereka akan meraih sukses.
Janganlah mau cepat menyerah, apa yang menjadi keinginan anda untuk menuju
kesuksesan, berusahalah untuk meraihnya tampa melihat kegagalan terlebih dahulu, yakinlah
bahwa anda bisa menjadi pemenang. Berusaha disertai sika pantang menyerah anda dan sikap
ulet dalam menerima apapun resiko yang akan anda terima merupakan modal utama dalam
mencapai keberhasilan.

Tugas 5 :
Jelaskan kembali menurut pemahaman anda tentang hakikat sikap pantang menyerah
dan ulet ( Tujuan : Agar siswa mampu memahami hakikat sikap pantang menyerah
dan ulet)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
2. Melakukan Sikap Pantang Menyerah dan Ulet dalam Kegiatan Usaha
Sikap pantang menyerah dan ulet dalam kegiatan usaha merupakan faktor yang sangat
mendukung keberhasilan seseorang, wirausahawan yang mau berusaha terus dan mencoba apa
yang belum dihadapinya biasanya lebih cepat berhasil dibandingkan wirausaha yang hanya diam
ditempat tampa mau berusaha mencoba dan yang selalu takut untuk gagal.
Beberapa faktor kegagalan bukan dari sisi luar manusia, melainkan dari dalam diri
sendiri. Sikap dan perilaku berperan penting menentukan tingkat kegagalan seseorang. Seseorang
yang selalu mengingat kegagalannya akan menyebabkan tidak berani bergerak kembali dan
mengambil jalan pintas dengan mengikuti apa adanya. Akibatnya tidak berani bertindak untuk
mengendalikan keadaan sehingga akan selalu terpuruk dan tidak bisa kembali bangkit.
Hal apa yang harus anda miliki untuk berhasil, jawabannya adalah kemauan untuk
bertindak. Ada banyak sumber daya yang bisa anda gunakan. Pengetahuan anda, ilmu yang
selama ini dipelajari, entah itu yang sifatnya pendidikan formal maupun pengetahuan yang
berdasarkan pengalaman. Kita semua dibekali kemampuan untuk bertahan hidup yang luar biasa,
tidak seorang pun memiliki kekurangan. Jika anda menemukan seseorang yang secara fisik cacat,
itu bukan kekurangan. Karena kekurangan sesungguhnya adalah sikap mental.
Kita mungkin pernah menemukan orang-orang cacat secara fisik, namun mereka
memiliki mental yang bagus, kehendak berjuang yang kuat. Mereka rata-rata orang yang
berhasil, mereka memiliki semangat untuk maju, ini merupakan contoh-contoh sikap yang
pantang menyerah dan ulet walau mereka dalam kekurangan.
Dengan melihat sikap orang-orang yang kurang sempurna secara fisik tersebut, maka
tidak ada alasan bagi orang yang sempurna untuk tinggal diam dan tidak mau berusaha berbuat
sesuatu demi kemajuan dirinya.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus anda miliki untuk berhasil sebagai berikut:
1. Miliki mental positif untuk sukses.
2. Jangan takut gagal.
3. Beranilah memulai hal baru.
4. Terus menjadi manusia pembelajar.
5. Miliki tujuan yang jelas dalam hidup.
Kegagalan bukan merupakan suatu hal yang patut untuk ditangisi dan disesali terus
menerus. Karena tangis tidak akan mengubah kegagalan yang telah menimpa kita. Namun kita
harus berbesar hati, karena kita telah memiliki pengalaman yang mungkin tidak dimiliki oleh
orang lain. Bangkit kembali dari kegagalan memang bukan hal yang mudah, namun juga bukan
merupakan hal yang mustahil. Yakinlah dan niscaya kita akan berhasil.

Beberapa sikap positif dalam menghadapi kegagalan sebagai berikut :


a. Selalu berpikir positif dalam hidup
Sebagai manusia kita harus selalu berikir hal-hal yang positif agar tindakan dan perilaku kita
juga mengarah kepada hal-hal yang positif. Dengan demikian diharapkan hasil dari tindakan
dan perilaku tersebut dapat menghasilkan buah-buah yang positif juga.
b. Renungkanlah kegagalan untuk pelajaran hari esok
Kita boleh menyesali, menangisi, merana, tapi, merenungi kegagalan dan kesalahan yang
telah kita lakukan, namun berikan batas waktu dan ambil hikmahnya. Berhentilah meratapi
kesalahan dan kegagalan yang telah kita lakukan. Mengapa demikian?, karena sedalam-
dalamnya kita meratap, sekeras-kerasnya kita menangis kesalahan dan kegagalan yang telah
kita perbuat tidak akan bisa ditarik kembali. Kita harus melakukan tindakan untuk
memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan.
c. Hapus air mata dan bangkitkan kembali
Setelah kita memahami apa makna dari kesalahan dan kegagalan yang kita lakukan, kita
harus bangkit kembali dengan semangat dan energi yang baru. Untuk memcoba kembali
meraih apa yang telah kita cita-citakan sebelumnya. Setiap kita melakukan kesalahan
dankegagalan, kita harus percaya bahwa kita hanya perlu mencoba sekali lagi untuk meraih
keberhasilan yang telah menanti kita. Jangan berputus asa, hapuslah kenangan buruk akan
kegagalan itu dan bangkitlah memulai lagi.
Berikut ini beberapa sikap yang perlu diperhatikan dalam melakukan sikap pantang
menyerah dan ulet dalam mencapai keberhasilan berwirausaha :
 Jangan mudah menyerah dan jangan takut pada resiko apapun
 Jadikan kegagalan sebagai pembelajaran
 Berani memulai sesuatu yang baru
 Berpikir dan bersikap positif
 Memiliki keterampilan dan pengetahuan
 Memiliki etos kerja yang baik
 Disiplin diri dan fokus pada tujuan
 Pintar dan berani bertindak.
Ada banyak hal yang sebetulnya bisa membuat anda gagal maupun sukses. Pada
dasarnya hal itu harus kita kembalikan ke diri masing-masing orang. Pada kenyataannya gagal
dan sukses adalah proses dari sebuah keutusan yang anda ambil. Sukses memang menjadi bagian
termanis dalam hidup. Orang-orang yang sukses selalu mengambil keuntungan dari kesalahan
masa lalu dan mencoba melakukan lagi dengan cara yang berbeda. Ketika anda rugi, jangan
kehilangan pelajaran dari sana. Orang yang tertarik pada kesuksesan harus belajar memandang
kegagalan sebagai proses yang sehat dan tak ternilai untuk mencapai puncak.

Tugas 6 :
Permainan
Guru menuliskan pertanyaan dibeberapa lembar kertas, kemudian siswa menjawab
pertanyaan tersebut secara bergiliran/Berebutan dengan batas waktu yang telah
ditentukan. ( Tujuan : Agar guru dapat mengetahui siapa yang memiliki sikap pantang
menyerah dan ulet dalam melakukan sebuah pekerjaan)
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
BAB VII
MENGELOLA KONFLIK

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Prilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Mengelolah Konflik
MATERI PELAJARAN :
1. Mengetahui Penyebab, tipe, manfaat, dampak, jenis,
pengelompokan, tahap terjadinya, penanggulangan dan
cara mengelola konflik
2. Mengetahui dampak negatif dan positif dari konflik
3. Memanfaatkan konflik positif
4. Mengatasi konflik negatif

A. Mengetahui Penyebab, Manfaat, Dampak, Jenis/tipe, Pengelompokan, tahap


terjadinya, Penanggulangan dan cara mengelolah konflik
a.Penyebab Konflik
Memahami konflik, sebab akibatnya penting sekali untuk sukses dalam kehidupan dan
professional. Kemampuan berinteraksi secara efektif dengan orang lain untuk membangun kerja
sama dalam segala situasi, sangat penting di masa sekarang ini dibandingkan di masa lalu.
Setelah mempelajari bab ini, anda akan mampu mendefenisikan konflik secara lebih tepat,
membedakan akibat yang buruk dari yang baik, dan membuang jauh-jauh lima anggapan salah
mengenai konflik.
Apakah konflik itu dan mangapa konflik begitu sering terjadi?, Daniel Webster
mendefenisikan konflik sebagai berikut :
 Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain
 Keadaan atau perilaku yang bertentangan (misalnya: pertentangan pendapat, kepentingan,
atau pertentangan antarindividu).
 Perselisihan akibat kebutuhan, dorongan, keinginan, atau tutntutan yang bertentangan
 Perseteruan.
Pada dasarnya, konflik terjadi bila dalam satu peristiwa terdapat dua atau lebih pendapat
atau tindakan yang dipertimbangkan. Konflik tidak harus berarti berseteru, meski situasi ini
dapat menjadi bagian dari situasi konflik.
Defenisi ini mungkin terlalu sederhana. Dalam masyarakat sekarang yang bergerak
dengan dinamika yang serba cepat dan penuh persaingan, timbullah konflik tidak dapat
dielakkan. Dimana pun kita berada, selalu ada “pilihan-pilihan yang saling bertentangan”.
Contoh kalau kalian alergi terhadap parfum, maka kalian setiap hari berada dalam situasi konflik
dengan banyak orang, Pekerjaan yang ingin kalian selesaikan banyak sekali, tetapi kalian tidak
tahu harus mulai dari mana.
Tentunya keadaan-keadaan ini tidak asing bagi kalian, akan tetapi, ada yang lebih parah.
Konflik akan makin sering terjadi karena kegiatan kehidupan sehari-hari yang berjalan cepat,
kemajuan teknologi yang luar biasa membawa gelombang perubahan yang luar biasa pula.
Namun, ada kabar baik, konflik berbeda dengan pendapat umum masyarakat, tidak selalu berarti
buruk. Konflik bila dihadapi dengan bijaksana dapat memberikan manfaat bagi kita semua pihak
yang terlibat dan perusahaan tempat mereka bekerja.
b. Manfaat Konflik
Adapun manfaat konflik sebagai berikut :
 Motivasi meningkat
 Identifikasi masalah/pemecahan meningkat
 Ikatan kelompok lebih erat
 Penyesuaian diri pada kenyataan
 Pengetahuan / keterampilan meningkat
 Kreatifitas meningkat
 Membantu upaya mencapai tujuan
 Mendorong pertumbuhan
Semua manfaat ini tidak akan terwujud jika konflik dibiarkan saja atau dicoba diatasi
dengan cara-cara yang tidak tepat, karena konlik bisa berdampak buruk bahkan merusak.
c. Dampak Konflik
Dampak buruk konflik sebagai berikut :
 Produktivitas menurun
 Kepercayaan merosot
 Pembentukan kubu-kubu
 Informasi dirahasiakan dan arus komunikasi berkurang
 Timbul masalah moral
 Waktu terbuang sia-sia
 Proses pengambilan keputusan tertunda
d. Jenis Konflik
Mengelompokkan konflik, penyebab konflik, dan reaksi terhadap konflik ke dalam
kategori tertentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Setelah mempelajari bab ini, kalian akan dapat
memahami kategori konflik berikut ini: konflik diri, konflik antar individu, konflik dalam
kelompok dan konflik antar kelompok.
 Konflik diri
Konflik diri adalah gangguan emosi yang terjadi dalam diri seseorang karena dituntut
menyelesaikan suatu pekerjaan atau memenuhi suatu harapan, sementara pengalaman, minat,
tujuan dan tata nilainya tidak sanggup untuk menilainya. Hal ini menjadi beban baginya. Konflik
ini pun bisa terjadi apabila pengalaman, minat, tujuan dan tata nilai pribadinya bertentangan satu
sama lain. Konflik diri mencerminkan perbedaan antara apa yang anda katakana, inginkan, dan
apa yang anda lakukan untuk mewujudkan keinginan itu. Konflik diri menghambat kehidupan
sehari-hari dan bahkan dapat mengakibatkan orang kehilangan akal sehingga tidak tahu harus
mengerjakan apa.
Pada tahap paling ringan, konflik diri menimbulkan pusing kepala dan nyeri punggung.
Konflik diri tahap kedua ditandai oleh stress yang sudah “parah”. Kalau orang punya pikiran
lebih baik mati daripada hidup, ia sudah berada pada konflik diri tingkat tinggi.
Cara seseorang mengatasi konflik dirinya akan menentukan apakah konflik antarindividu
dapat diatasi dengan efektif. Anda tidak akan dapat mengatasi konflik dengan orang lain bila diri
anda sendiri saja tidak dapat anda kontrol.
 Konflik antarindividu
Konflik antarindividu adalah konflik antara dua individu, setiap orang mempunyai empat
kebutuhan dasar psikologis yang bisa mencetuskan konflik bila tidak terpenuhi, sebagai berikut:
 Keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia. Kita semua menginginkan
orang lain mengakui martabat kita, serta menghargai kita dan jerih payah yang kita berikan.
Itulah sebabnya penghargaan merupakan alat motivasi yang ampuh. Kita senang sekali jika
dipuji setelah menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan baik, dan dihargai atas sumbangan
pikiran yang kita berikan. Bila kita merasa tidak dihargai atau dianggap dapat diperlakukan
sekehendak hati orang lain, atau dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang lain, ini berarti
keinginan kita untuk dihargai telah dialnggar, pelanggaran itu memicu reaksi kita, berupa
rasa takut atau amarah
 Keinginan untuk memegang kendali. Memegang kendali adalah keinginan semua orang dan
pada beberapa orang keinginan ini bisa besar sekali. Orang yang memiliki keinginan yang
sangat berlebihan untuk memegang kendali pada dasarnya tidak punya rasa percaya diri.
Semakin besar rasa percaya diri anda, semakin kecil keinginan anda untuk mengendalikan
orang lain. Ingatlah hal ini selalu ada bila di masa datang anda berhadapan dengan orang
yang selalu ingin mengendalikan sesuatu
 Keinginan untuk memiliki harga diri. Rasa harga diri yang tinggi adalah landasan yang
kokoh untuk menghadapi berbagai jenis situasi. Harga diri kunci bagi kemampuan kita untuk
memberi jawaban, bukan untuk bereaksi. Menjawab suatu persoalan adalah pendekatan
positif, terkendali, dan berorientasi memecahkan masalah. Reaksi adalah langkah negative,
dan sering kali tidak tepat, penuh emosi, dan tana piker panjang (misalnya, pasien yang
mengikuti perintah dokter vs pasien yang rewel bila disuruh minum obat).
 Keinginan untuk konsisten.Bila anda sudah mengambil sikap tegas mengenai suatu masalah
dan tidak mengubah pendirian anda lagi, akan sulit bagi anda untuk mengubah sikap dan
mengakui anda salah. Keinginan untuk konsisten bersama dengan keinginan untuk benar
demi menyelematkan muka, menjadi faktor penting dalam stiap konflik.
Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, manusia akan memberikan reaksi, membalas,
menguasai, mengucilkan diri atau mengajak bekerja sama.
 Konflik dalam kelompok
Konflik dalam kelompok adalah konflik yang terjadi antara individu dalam suatu
kelompok (tim, departemen, perusahaan, dsb). Aspek kelompok menambah kerumitan konflik.
Setiap orang tidak hanya harus mengatasi konflik dalam dirinya dan konflik antara dia dengan
orang lain, tetapi juga harus berhadapan dengan keseluruhan interaksi dengan semua pelaku yang
terlibat.
Saat yang paling baik untuk mengatasi konflik adalah pada saat ketika jumlah orang yang
terlibat masih kecil. Langkah pertama yang terbaik adalah memilah-milah konflik itu dan
mengidentifikasi akibatnya bagi anda pribadi, individu yang terlibat, dan perubahan skala konflik
dari situasi yang terfokus menjadi tersebar, dan dari local menjadi konflik yang lebih luas dan
melibatkan banyak orang.
 Konflik antar kelompok
Sedangkan konflik antar kelompok adalah konflik yang melibatkan lebih dari satu
kelompok (beberapa tim, depaetemen, perusahaan, dsb). Konflik antarkelompok sering kali terus
berjalan sendiri dan persoalan menjadi tambah besar karena politik, desas desus, dan hasutan.
Persoalan yang bertambah banyak ini menciptakan lapisan kerumitan baru bagi setiap konflik.
Konflik antar kelomok adalah konflik yang paling rumit dan serius bagi perusahaan.
Setiap kali konflik bertambah panas dan menyebar di antara kelompok, desas desus dan
gunjingan akan membawa kekacauan yang akhirnya merusak anda dan perusahaan.
Jadi semakin banyak orang dalam suatu konflik semakin sulit untuk mencari cara
penyelesaiannya. Anda bisa menyimpulkan, kalau jumlah orang yang terlibat semakin banyak,
biasanya akan menyebabkan persoalan semakin rumit dan tak menentu, dan menuntut banyak
pemecahan pula. Bila pihak yang terlibat bertambah banyak, bertambah besar pula kemungkinan
terjadi kehancuran dan kerugian pada pihak lain.

e. Tahap Terjadinya Konflik


Konflik dapat ditangani secara efektif bila anda mengembangkan dan mene rapkan
strategi penanganan tertentu yang efektif. Cara yang aling efektif ditentukan oleh intensitas
konflik bersangkutan. Konflik terdiri atas berbagai tahap, dan setiap tahap melibatkan emosi
pada tingkat dan intensitas tertentu.
Ketika intensitas konflik meningkat, setiap orang akan berusaha membela diri dan ingin
menang. Pada konflik tahap tinggi, menyelematkan muka semakin penting artinya. Dalam situasi
konflik yang makin panas, orang sabar sekalipun bisa marah dan tersinggung.
Jika konflik diidentifikasi sejak dini dan langkah-langkah segera diambil untuk
memperbaiki situasi dan menenangkan emosi, hamper setiap konflik dapat menjadi peluang. Bila
dibiarkan tidak ditangani, konflik berpotensi menimbulkan bahaya pada semua pihak yang
terlibat. Tiga tahap konflik sebagai berikut :
 Tahap Pertama : Persoalan dan perselisihan kecil sehari-hari
Inilah konflik yang paling tidak menimbulkan rasa terancam pada diri kita. Untuk
menanganinya, berbagai cara mengatsi konflik dapat digunakan. Pada tahap ini ditandai oleh
hal-hal kecil yang menjengkelkan yang terjadi setiap hari.
 Tahap Kedua : Tantangan yang lebih besar
Konflik pada tahap kedua ini dalam jangka panjang membawa dampak dan mimicu emosi
yang lebih besar. Untuk menanganinya diperlukan latihan dan keahlian tertentu pada tahap
kedua ini mengandung unsur persaingan, yang dilandasi oleh sikap menang atau kalah.
 Tahap Ketiga : Pertarungan terbuka
Orang baik pun bisa menimbulkan kerugian pada orang lain bila ia dikuasai emosi, dan bila
keinginannya untuk menang lebih besar daripada keinginannya untuk menghukum. Pada
tahap ini, tujuan bergeser dari ingin menang ke ingin menyakiti. Motivasinya adalah
melenyapkan pihak lawan. Mengubah suasana dan mencari pemecahan tidak lagi
memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat. Bersikukuh berada di pihak yang benar dan pihak
yang salah menjadi motivasi utama.
Konflik merayap naik tahap demi tahap, tetapi tidak selalu mengikuti garis lurus. Konflik
tahap satu pada hari senin pagi, bila tidak diatasi, dapat berubah menjadi konflik tahap tiga pada
petang harinya. Sebaliknya, konflik tahap tinggi tanpa disadari dapat mencair sejalan dengan
waktu.

f. Penanggulangan konflik
Dengan memahami 3 tahapan konflik tersebut dapatlah kita memberikan penang
gulangannya sebagai berikut :
 Untuh tahap pertama menghindar adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi konflik.
Anda secara sadar menghindari orang yang menjadi sumber konflik. Anda sebaiknya
menutup mulut daripada membawa persoalan tersebut kearah pembicaraan yang bisa
memanas, jika hubungan anda dengan orang tersebut selama ini tidaklah terlalu dekat atau
tidak penting, kemungkinan besar cara ini sudah sangat tepat. Tapi hati-hati kalau banyak hal
kecil menjengkelkan yang dibiarkan menumpuk, maka timbul masalah baru dimasa datang,
hal-hal yang menumpuk itu dapat menyebabkan situasi makin rumit.
 Untuk tahapan kedua sebaiknya ciptakanlah iklim yang menimbulkan rasa aman, rasa
percaya diri pada semua orang. Giat menggali fakta, tetapi perlakukan orang dengan lemah
lembut, jangan kikir dengan waktu, gunakan kesempatan yang ada untuk mendapatkan fakta
serinci-rincinya. Lakukan semua ini bersama-sama sebagai satu tim bagi tanggung jawab
untuk mencari jalan keluar dari sebuah masalah. Pihak yang bertikai hendaknya duduk
berdampingan, jangan berhadap-hadapan. Bahkan lebih baik gunakan meja bundar.
 Untuk tahap yang lebih parah, pada tahapan ketiga sebaiknya bentuklah tim intervensi (juru
Runding) yang bersikap netral yang akan meleraikan diantara kedua orang yang terlibat
dalam konflik, tim ini harus mampu menghasilkan jalan keluar untuk keduanya. Para anggota
tim ini tidak boleh memihak dan harus mampu mendengarkan semua pihak, tim ini juga
harus menyaring fakta dari tumpukan emosi dari pihak-pihak yang bertikai, dan harus
memberikan arah yang jelas pada akhir pencarian fakta.

g. Cara Mengelolah Konflik


Emosi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari konflik. Anda perlu memahami emosi
agar dapat lebih mudah menentukan langkah tepat dalam menangani konflik. Dalam konflik ada
lima larangan yang perlu anda patuhi selama konflik berlangsung, yaitu :
1. Jangan turut campur dalam pertarungan kekuasaan
Ada kaitan penting antara kekuasaan dan wewenang. Satu respon kreatif yang dapat
anda pakai dalam konflik adalah kemampuan untuk tidak menggunakan kekuasaaan. Biarkan
pihak lain mengendalikan perasaan mereka dan peristiwa yang bersangkutan. Wewengang
anda bertambah bila anda memberikan kekuasaan pada pihak lain, dibandingkan anda beradu
kekuasaan. Kekuasaan cenderung memaksa orang dan wewenang melibatkan perasaan
menghargai orang lain. Jika nada menemukan jalan untuk menjauhkan pertarungan
kekuasaan, anda akan bisa lebih efektif selama konflik.
2. Jangan memisahkan diri dari konflik.
Sepintas, perintah ini tampak bertentangan dengan larangan nomor 1, tetapi sebenarnya
inilah cara memantau konflik dan mengendalikannya. Maka anda perlu menunjukkan
perhatian besar, baik pada orang maupun persoalan. Perusahaan tidak bisa jalan tanpa
karyawan dan tidak dapat berjalan efisien kalau konflik besar tidak diatasi. Perhatian adalah
motivasi yang mendorong kita untuk mencari peluang dalam konflik.
3. Jangan biarkan konflik menentukan langkah anda.
Terkadang konflik atau masalah biasanya menghambat kegiatan-kegiatan yang lain.
Berikut ini beberapa kiat untuk mengatasi hal-hal tersebut :
 Jangan biarkan waktu dan tenaga anda pada satu persoalan saja
 Waspadai perangkap waktu. Apakah ada tugas yang selalu menyita waktu dan sebelum
anda sadari waktu telah habis?
 Identifikasi persoalan mendesak, terutama persoalan yang negative atau persoalan yang
menimbulkan konflik. Jika ada masalah yang jelas-jelas menyita waktu, benahi masalah
itu dengan segera.
4. Jangan memperburuk keadaan
Memperburuk keadaan sebagai kecenderungan membuat keadaan yang sudah buruk
menjadi seburuk-buruknya.. Intensitas konflik menentukan strategi paling efektif untuk
menangani konflik. Kita akan mudah sekali terperangkap pada persoalan yang sangat parah
begitu dihadapkan pada konflik tahap kedua atau ketiga. Orang yang terlibat dalam konflik
tahap tinggi kehilangan kemamuan mengukur intensitas konflik.
5. Jangan terkecoh oleh proyeksi.
Proyeksi adalah pelepasan emosi. Kita secara tidak sadar melekatkan kekurangan dan
kelemahan kita sendiri pada orang lain. Agar bisa efektif selama konflik. Anda harus
perhatikan penggunaan simpulan kata dan tuduhan mengenai pihak lain, terutama pernyataan
mengenai motivasi seseorang. Kita mungkin mengerti orang lain, dan kita mungkin dapat
meramalkan dengan tepat tindakan mereka. Namun, berbahaya sekali bila anda percaya bisa
mengetahui isi kepala orang lain.

Tugas 7 :
Siswa menuliskan beberapa konflik yang sering terjadi dalam lingkungan sekolah
dan bagaimana cara penanggulangannya. (Agar siswa mampu mengetahui konflik
apa yang sering muncul di lingkungannya dan mengetahui cara menyelesaikannya)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
B. Mengetahui Dampak Negatif dan Positif dari Konflik
Karena konflik berakar dalam emosi, konflik bisa membawa pengaruh positif dan negatif.
Konflik menawarkan peluang perkembangan atau kerugian. Bila anda berhasil mengatasi konflik
dengan efektif, anda akan berkembang dalam tiga aspek yang diuraikan sebagai berikut :
Dampak positif Konflik yaitu :
 Kepribadian. Sukses yang anda peroleh dalam menangani konflik menambah rasa ercaya
diri anda., dan kepercayaan diri meningkatkan harga diri. Orang yang punya harga diri yang
tinggi memiliki kepribadian yang positif
 Kekuatan. Kekuatan pribadi atau kepercayaan terbentuk antara satu orang dengan yang lain
bila mereka berhasil mengalahkan rsa takut bila kelemahan masing-masing terungkap. Bila
anda berhasil mengatasi konflik, anda kemungkinan besar akan membuka diri, sehingga
menambah kepercayaan orang lain pada anda dan menambah kekuatan anda.
 Perspektif. Bila anda mengalami konflik dengan seseorang, ini biasanya karena ada
perbedaan persepsi mengenai kenyataan. Jika anda berhasil mengatasi konflik ini, berarti
anda telah memperluas persektif.
Dampak negatif Konflik yaitu :
 Momentum. Konflik dapat menjadi hambatan sehingga semua orang mati langkah
 Harga diri. Orang yang terlibat konflik dengan anda mungkin mencoba membuat anda
merasa bersalah, tidak cakap, atau bodoh. Ingat, satu-satunya orang yang dapat mengizinkan
anda dimanipulasi orang lain adalah anda sendiri.
 Hubungan antarindividu. Hal menyedihkan dan benar-benar terjadi adalah ketika kawan
dan keluarga kita, orang-orang yang seharusnya memunyai garis komunikasi paling jernih
dengan kita, tercerai berai karena konflik.
Jadi sekali banyak yang anda pertaruhkan, hasil akhir konflik tergantung pada diri anda sendiri.

Tugas 8 :
Dari beberapa konflik yang siswa tulis di tugas 7, maka siswa memilih salah satu
konflik tersebut kemudian menjabarkan apa dampak negatif dan dampak positif
dari konflik yang dihadapinya. (Tujuan : Siswa mampu menganalisa dampak negatif
dan positif dari sebuah konflik)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
C. Memanfaatkan Konflik Positif
Manajer membangun suasana bagi bawahannya. Kepercayaan, keterbukaan dan tanggung
jawab bersama penting untuk mengatasi konflik secara efektif. Amarah dalam perusahaan data
mendorong perusahaan melangkah lebih jauh ke depan atau dapat menghancurkan semangat
kerja. Cara manager mengatasi konflik dan amarah memainkan peranan penting atas berhasil
tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan
Untuk mengambil keputusan terbaik pada saat konflik, pemimpin perusahaan perlu
memahami hubungan antaramanusia dalam perusahaan. Ada lima prinsip yang dapat
dimanfaatkan untuk memelihara hubungan yang positif selama konflik :
 Mendorong semua orang berpartisipasi
Tanggung jawab bersama dapat meningkatkan rasa turut memiliki, konflik tahap tinggi
memicu nafsu merusak, kepentingan pribadi didahulukan sedangkan perusahaan diabaikan.
Rasa turut memiliki dapat dibangkitkan dengan mudah: ingatkan semua pihak bahwa “kita”
adalah Tim. Selain itu, anda juga dapat melimpahkan tanggung jawab pada semua pihak
dengan cara mewajibkan semua anggota kelompok untuk menempatkan diri dan berpikir
sebagai seorang manager, serta mencari jalan keluar kreatif yang mendorong kerjasama.
Tanggung jawab bersama penting artinya karena dimaksudkan untuk menekankan bahwa
suatu masalah bukan milik satu orang, dan setiap orang bertanggung jawab untuk turut
mencari jalan keluar bila ada masalah yang sulit dipecahkan.
 Mendengar secara aktif
Banyak mempelajari keterampilan mendengar itu murah, namun harganya tidak ternilai
bila telah dimiliki. Orang berbicara dan terus berbicara, namun tidak mampu berhenti sejenak
pun untuk mendengarkan orang lain. Kelemahan ini adalah penyebab utama konflik. Inilah
penyebab nomor satu mengapa pekerjaan harus diulang kembali sebelum memenuhi syarat
yang telah ditentukan. Mendengarkan mengalir timbal balik. Seseorang manajer tidak akan
didengarkan oleh anak buhanya jika ia sendiri bukan pendengar yang baik.
 Sediakan waktu untuk meninjau ulang
Pembicaraan mengenai suatu persoalan, masalah atau keputusan dapat ditangguhkan.
Waktu digunakan oleh manager sebagai sumber daya. Dia menjelaskan maksud
menangguhannya dan bekerja di balik layer untuk mencari pemecahan terbaik.
Menangguhkan pembicaraan adalah alat yang penting, menyediakan waktu untuk
meninjau ulang segala sesuatu memberikan kesempatan pada semua pihak untuk meraih
kembali objektivitas, merenungkan kembali pendapat mereka, dan mempertimbangkan
dampak jangka panjang konflik pada hubungan kerja mereka dengan rekan dan bawahan.
 Bedakan fakta dari pendapat
Kita mudah sekali yakin pendapat kitalah yang paling benar, namun pendapat
mencerminkan persepsi, bukan kenyataan. Jika anda cenderung menolak pendapat yang kaku
dan lebih mendorong kebenaran bersyarat, anda akan lebih efektif dalam konflik tahap tinggi,
karena persoalan pada konflik tahap kedua dan ketiga memang berhubungan dengan
persepsi.
Memisahkan pendapat dari fakta juga meningkatkan kreativitas. Orang yang biasa
memerhitungkan pilihan pendapat tidak mau cepat puas. Selama permusuhan/konflik,
mereka kemungkinan besar akan menilai berbagai pilihan sebagai bagian dari prosedur baku.
 Fokus pada masalah, bukan orang
Strategi ini sangat penting agar konflik dapat diatasi dengan tepat pada tahap manapun.
Bila orang dan masalah dicampur, masalah menjadi jauh berbeda dan biasanya mudah
berubah-ubah.
Memisahkan orang dari masalah sering kali sangat sulit. Tetapi seorang manajer seperti
anda harus bisa melakukannya! Berikut beberapa kiat yang dapat membantu anda
memisahkan orang dari masalah :
 Bicaralah dalam bahasa yang spesifik, bukan umum
 Tantang segala asumsi (anggapan,pikiran)
 Hadapi pihak yang terlibat konflik seolah-olah mereka tidak punya informasi
 Ciptakan iklim yang aman
 Gunakan kalimat pasif bila berbicara
 Tukar peran.

Tugas 9 :
Dari konflik yang siswa tulis di tugas 8, maka siswa menjabarkan/menguraikan
bagaimana cara memanfaatkan dari konflik yang dihadapinya. (Tujuan : Siswa
mampu menganalisa bagaimana cara memanfaatkan sebuah konflik)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
D. Mengatasi Konflik Negatif
Pimpinan yang lemah seringkali pasif. Masalah dengan manajemen pasif adalah suka
menutupi persoalan dan tidak dihargai oleh rekan sekerja. Gaya pasif lebih efektif hanya untuk
mengatasi konflik ringan karena strategi menghindar dam menyerah dalam mengatasi masalah
konflik cenderung bersifat pasif. Jika anda punya reputasi sebagai orang yang ragu-ragu dan
punya gaya manajemen pasif, langkah-langkah yang anda ambil selama konflik tahap lebih
tinggi barangkali akan terlihat lemah dalam pandangan orang lain.
Lima kiat berikut ini dapat membantu mengubah gaya pasif menjadi gaya yang lebih
efektif :
 Setiap ada kesempatan, berbicaralah dengan bertatapan muka. Hal ini menunjukkan anda
penuh perhatian
 Jangan cepat-cepat memberi respon setuju, tunggulah sebentar, meski anda sebenarnya tidak
perlu menunggu.
 Potong pembicaraan dan ajukan pertanyaan untuk meminta penjelasan atau menggali
informasi, jadikan diri anda bagian dari peristiwa yang bersangkutan.
 Perhatikan apakah ada pihak awal yang merasa bersalah
 Evaluasi apakah konflik sejalan dengan sasaran yang dituju perusahaan.

Tugas 10 :
Dari konflik yang siswa tulis di tugas 9, maka siswa menjabarkan/menguraikan
bagaimana cara mengatasi konflik negatif (Tujuan : Siswa mampu menganalisa
bagaimana cara mengatasi konflik negatif)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
BAB VIII
MEMBANGUN VISI DAN MISI USAHA

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Prilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Membangun Visi dan Misi Usaha
MATERI PELAJARAN :
1. Mengetahui visi dan misi perusahaan
2. Mengetahui kegiatan yang dapat digunakan untuk
mencapai visi dan misi perusahaan

1. Mengetahui Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi Perusahaan
Dalam melaksanakan usahanya, seorang wirausaha harus mempunyai visi. Visi
perusahaan adalah wawasan yang menjadi sumber arah bagi perusahaan dan digunakan untuk
memandu perumusan misi. Dengan kata lain, visi perusahaan adalah pandangan jauh kedepan,
kemana perusahaan tersebut akan dibawa atau gambaran apa yang diinginkan oleh perusahaan.
Visi perusahaan sebenarnya merupakan gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan
diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan (strategic planning & management, J.B. Whittaker).
Visi perusahaan itu akan menunjukkan suatu kondisi ideal tentang masa depan yang
realistis, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Pernyataan visi perusahaan,
akan memberikan petunjuk kearah mana perusahaan akan menuju dan seperti apa keadaan yang
dijumpai pada saat itu.
Perumusan visi perusahaan, harus merupakan shared vision dari seluruh komponen
organisasi. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan itu adalah sebagai berikut :
a. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan
b. Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan
c. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
d. Menjamin kesinambungan kepemimpinan orhanisasi perusahaan.
Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
b. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahan
c. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
d. Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
e. Memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan
f. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi.
Visi ibarat benang merah yang tidak terlihat, yang ditarik sejak awal hingga keadaan
terakhir. Visi pada hakikatnya merupakan pencerminan komitmen-komitmen, kompetensi dan
konsistensi.
Seorang wirausahawan yang mempunyai visi, keinginan ditujukan pada masa depan
pribadi dan perusahaannya. Visi yang paling penting adalah perusahaan yang mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan impiannya. Pada umumnya perusahaan yang mempunyai atau
memiliki visi untuk masa depannya, selalu mengarahkan segala potensinya untuk mencapai
keberhasilan.
Langkah awal dalam merencanakan strategi kewirausahaan dalam perusahaan adalah
penyebaran visi dari inovasi yang ingin dicapai oleh seorang wirausahawan. Adapun pentingnya
visi bagi perusahaan dalah sebagai elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian
hasil yang lebih tinggi. Penyebaran visi perusahaan, membutuhkan identifikasi dari sasaran-
sasaran yang spesifik dan program-program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
1. Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah tindakan untuk merealisasikan visi perusahaan. Karena visi harus
mengakomodasikan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan perusahaan, maka misi
dapat diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi semua kelompok kepentingan terkait.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan perusahaan, setiap organisasi perusahaan
harus mempunyai misi yang jelas arahnya. Pernyataan misi perusahaan, akan membawa
organisasi perusahaan kepada suatu fokus tujuan dan sasaran. Misi perusahaan akan
menjelaskan, mengapa organisasi perusahaan itu harus ada dan apa yang dilakukannya, serta
bagaimana melakukannya.
Dalam konteks organisasi perusahaan, pernyataan misi yang telah tersusun dengan baik
akan menetapkan tujuan yang unik dan dapat membuat suatu usaha yang berbeda dengan usaha-
usaha lainnya. Maka dari itu, misi perusahaan harus dilaksanakan agar tujuan organisasi
perusahaan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan :
a. Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, pegawai perusahaan, masyarakat, mitra kerja,
akademisi dan birokrasi.
b. Menyelaraskan kegiatan proses utama memungkinkan sumber daya yang ada, untuk
memungkinkan perusahaan melaksanakan dengan lebih baik dan dengan biaya seefisien
mungkin.
c. Menilai lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan, apakah misi organisasi
perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi perusahaan, yaitu
sebagai berikut :
a. Produk atau pelayanan jasa apa yang dihasilkan dan yang akan ditawarkan kepada
konsumen?
b. Kualitas apa yang diinginkan pada masa mendatang yang berhubungan dengan manfaat dan
keuntungan masyarakat terhadap produk atau pelayanan jasa?
c. Apakah produk atau pelayanan jasa tersebut, memang dibutuhkan oleh masyarakat?
d. Sasaran publik mana yang akan dilayani?
Misi perusahaan merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh perusahaan. Misi perusahaan berfungsi sebagai pernyataan cita-cita serta merupakan
landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh seluruh personil perusahaan.

Tugas 11 :
Siswa diminta menuliskan Visi dan Misi Sekolahnya dan menuliskan Visi dan
Misi jurusan masing-masing ( Agar siswa mampu mengetahui apa visi dan misi
sekolah dan jurusan masing-masing)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
2. Mengetahui kegiatan yang dapat digunakan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan
Visi dan misi sebuah usaha merupakan kombinasi harmonis antara yang pragmatis
sekaligus futuristis. Misi usaha menerjemahkan apa yang diharapkan dari visi usaha dalam waktu
tertentu. Sebuah visi usaha menjabarkan identifikasi suatu unit bisnis yang strategis dari badan
usaha, serta interaksinya dalam pengelolaan sumber daya dan kepentingan bersama.
Mengandung falsafah badan usaha dalam kebijaksanaan usaha dan nilai-nilai sosial.
Visi usaha perlu diimplementasikan dalam garis-garis besar kebijakan usaha yang jelas
yang abstrak sifatnya, yang harus dibumikan agar bisa menjadi penuntun praktis bagaimana
sebuah usaha selayaknya dijalankan. Akhirnya, serealistis dan sebagus apapun sebuah misi,
konsistensi dalam penerapannya menjadi kata kunci suksesnya sebuah usaha.
Berikutnya, misi usaha harus jelas dan mencakup ruang lingkup yang diharapkan dari
kegiatan usaha, baik saat sekarang maupun untuk waktu tertentu di masa depan. Mampu
memberi gambaran arti penting produk, pasar dan cakupan saat kini dan masa datang. Dengan
demikian, suatu pernyataan dari misi sebuah badan usaha dinyatakan dalam bentuk produk,
pasar, geografis, dan suatu pernyataan bagaimana cara menjadi pemimpin dalam kompetisi.
Visi dan misi yang tepat sangat membantu memberi arahan praktis sebuah usaha.
Dibawah ini empat komponen pokok yang lazim termuat dalam sebuah misi usaha :
Kelompok usaha
Memuat tujuan spesifik usaha tertentu yang hendak dicapai, misaaal kelompok usaha
otomotif,kelompok usaha perangkat lunak komputer, kelompok usaha jamu, atau kelompok
usaha makanan olahan.
Ruang lingkup produk
Mengandung penjelasan atas produk sesuai kelompok usaha, untuk kelompok industri
otomotif tentu menghasilkan komponen-komponen otomotif, suku cadang, dll. Kelompok
industri jamu, memfokuskan diri pada produksi jamu dalam berbagai jenis dan kegunaan.
Ruang lingkup pasar
Merupakan deskripsi segmen konsumen secara garis besar, misalkan untuk target konsumen
wanita atau pria, dewasa atau anank-anak, dan lain-lain
Ruang lingkup geografis
Menjabarkan ruang lingkup wilayah pemasaran lokal atau ekspor, kemudian lebih mendetail
lagi. Misalnya, jawa, Kalimantan, Asia, Eropa, AS,dll.
Berikut kisah-kisah yang bisa menginspirasi anda dalam membentuk visi dan yang lebih
rasional :
1. Membidik Misi Sosial
PT. Jamu Sido Muncul dengan visi “Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui jamu dengan kualitas dan standar kesehatan Internasional”, menjabarkannya dalam
misi usaha sebagai berikut :
 Misi Kelompok industri jamu, adalah pengembangan dan produksi obat tradisional
berbahan baku alami yang memenuhi standar kesehatan untuk membantu meningkatkan
kesehatan konsumen di seluruh Indonesia
 Ruang lingkup produk ditekankan pada produksi jamu dalam berbagai jenis dan
kegunaan
 Ruang lingkup pasar adalah konsumen secara umum serta pasaran ekspor
 Ruang lingkup geografis misalnya, jawa sebagai basis pemasaran, kemudian sumatera,
Kalimantan. Serta beberapa negara Asia, Eropa dan Afrika.
Agar usahanya efisien dan kompetitif, Sido Muncul mengoptimalkan pemanfaatan bahan dan
sumberdaya lokal daripada menggantungkan pada bahan baku impor. Untuk itu ia
membangun lahan plasma guna menghasilkan beberapa komoditas penting bahan baku jamu.
Langkah ini sekaligus membidik misi sosial dengan melibatkan penggerakan ekonomi rakyat
melalui petani-petani empon-empon (bahan baku jamu) yang menjadi plasma binaan.
2. Tindakan Usaha Membentuk Visi
Lain lagi juragan Ayam Goreng Wong Solo, Puspo Wardoyo. Ia mengaku hampir tak
memiliki visi untuk usaha ayam gorengnya nun lebih dari dua dekade silam di sebuah sudut
kota Medan “Laku tiga ekor ayam saja sudah syukur”, ujarnya dengan pandangan mata
menerawang. Kini dengan belasan outlet di beberapa kota serta ratusan karyawan yang turut
membesarkannya, Puspo termasuk pengusaha makanan berbahan baku ayam yang cukup
diperhitungkan. Terlebih di tengah masih terbiusnya sebagian masyarakat dengan merek
waralaba asing. “sulit untuk merangkai kembali apa sebenarnya visi saya waktu memulai
usaha. Yang jelas seluruh tindakan usaha saya hingga seperti yang anda lihat sekarang inilah
bentuk visi saya sesungguhnya”, ujar Puspo dalam suatu kesempatan.
3. Meraih Citra Sejajar
Nyaris serupa dengan pola penjabran misi PT. Sido Muncul, PT Mustika Ratu dibawah
pimpinan BRAy. Mooryati Soedibyo. Mempunyai visi usaha agar produk jamu tradisional
memiliki citra sejajar dengan produk medis dan farmasi modern. Untuk merealisasikannya, ia
memiliki misi untuk menjadikan produk jamu popular di masyarakat dengan kualitas dan
higienis.
Mooryati juga membuka lahan plasma untuk budidaya beberapa komoditas bahan baku jamu
di beberapa daerah. Juga membina ribuan mbok bakul jamu dan pengusaha kecil kios jamu
sebagai salah satu ujung tombak menjalankan misi itu. Edukasi mengenai teknik usaha yang
baik, kebersihan, serta mutu dijadikan menu dalam pembinaan. Selain itu juga
mengembangkan produk-produk kosmetiknya berangkat dari kultur jawa yang disejajarkan
dengan kualitas kosmetik merek Internasional.
Sebagai pembanding, setidaknya visi yang anda bangun memiliki beberapa hal berikut :
 Visi sebaiknya unik dan menantang. Visi yang terlalu umum menjadikan anda tak tertantang
untuk membuktikan bahwa anda memiliki keunikan.
 Visi merupakn ekspresi keyakinan diri. Mengekspresikan keyakinan kuat anda terhadap
kemampuan menciptakan sesuatu, menjadi sesuatu lebih baik atau terbaik.
 Visi tak perlu dituangkan panjang lebar. Rumuskan secara singkat, padat dan inspiratif.

Tugas 12:
Siswa diminta merumuskan visi dan misi usaha yang akan direncanakan kelak.
(Agar siswa mampu merencanakan apa yang akan dilakukan setelah selesai sekolahnya
dengan merencanakan visi dan misi usaha apa yang akan dikerjakan kelak)
Jawaban :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………....
BAB IX
MEMBANGUN KOMITMEN BAGI DIRINYA DAN BAGI ORANG LAIN

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Prilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Membangun Komitmen bagi dirinya dan bagi orang lain
MATERI PELAJARAN :
1. Faktor-faktor yang menunjukkan komitmen tinggi
2. Menerapkan perilaku tepat waktu
3. Menerapkan perilaku tepat janji
4. Menerapkan kepedulian terhadap mutu hasil kerja
5. Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri

1.Faktor-faktor yang Menunjukkan Komitmen Tinggi


Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang mentaati atau
memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil. Mereka yang mempunyai
komitmen tinggi selalu menggunakan sumber daya secara lebih efisien yang akan mendorong
perusahaan kearah pola tingkah laku kewirausahaan.
Wirausaha yang mempunyai pola tingkah laku kewirausahaan mencakup kemampuan
untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki orang lain seperti keahliannya, ide-idenya,
bakat-bakatnya serta sumber dayanya. Bisa jadi kamu adalah seorang yang hebat, cerdas,
menguasai aspek teknis sesuatu bisnis dan mempunyai komitmen tinggi untuk memajukan
bisnis. Memiliki komitmen tinggi adalah salah satu sisi dari adanya charisma seorang wirausaha.
Menunjukkan komitmen tinggi bukan semata-mata menjual ide, melainkan terkait adanya
faktor-faktor pendukung yang betul-betul memanfaatkan komitmen tinggi. Faktor-faktor terkait
tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Konsisten, tegas dan fair
Seorang wirausahawan yang memutuskan sesuatu di hari ini, kemudian diubah lagi
pada keesokan harinya maka wirausahawan itu tidak konsisten. Lebih spesifik lagi, jika
seorang wirausahawan yang memperlakukan bawahannya dengan cara tertentu, lalu berubah
lagi pikirannya dengan memperlakukan lain bawahannya secara berbeda pada keesokan
harinya.
Wirausahawan tersebut adalah termasuk wirausahawan yang selalu mengundang
masalah. Beda lagi dengan wirausahawan yang mempunyai kharisma. Kharisma adalah ciri
seorang wirausahawan yang konsisten,tegas, dan fair. Karena wirausahawan itu konsisten,
maka mereka mampu mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa diharapkan, sedangkan yang
dimaksud dengan pola perlakuan fair dan tegas untuk semua pihak yaitu akan meningkatkan
respek dan kharisma bagi seorang wirausahawan
b. Mercusuar
Mercuasuar akan memberikan penerapan wirausahawan yang kharismatik yang sangat
berguna dan sangat baik. Seorang wirausahawan yang berkharisma bukan sekedar menerangi
dari kejauhan, tetapi mempraktekkan apa yang dibicarakan dan disampaikannya. Bahkan
wirausahawan tersebut mempraktekkannya dengan rajin sekali. Tidak akan ada hasilnya
penerapan yang menggebu-gebu, jika wirausahawan sendiri selalu muncul terlambat, tidak
konsisten, tegas dan fair. Seorang wirausahawn yang berkharisma, selalu bersedia melakukan
sebanyak yang dia tuntut dari orang-orang lain.
c. Konsentrasi pada manusia
Seorang wirausahawan yang selalu menginginkan pada tujuan saja, berarti dia tidak
berkharisma. Akan tetapi jika seorang wirausahawan yang usahanya berkonsentrasi pada
manusia, maka dia akan lebih berhasil daripada mereka yang berkonsentrasi pada tujuan dan
hasil saja. Seorang wirausahawan yang mau memperhatikan kepada masalah, keinginan dan
perkembangan bawahannya akan berhasil menciptakan atmosfir kerja yang lebih
menyenangkan dan menggairahkan. Seorang wirausahawan yang berkharisma pada
umumnya selalu menaruh perhatian dan antusiasme pada manusia. Dengan demikian,
siapapun yang mendapat tugas sekecil apapun, akan selalu berusaha untuk menyelesaikan
tugas tersebut secara komitmen tinggi dengan sebaik-baiknya.

2. Menerapkan Perilaku Tepat Waktu


Dalam waktu yang relatif sangat pendek kita akan menemukan kemungkinan-
kemungkinan untuk maju atau mendapat suatu keberhasilan. Seorang siswa yang ingin menjadi
wirausahawan yang berhasil harus dapat memanfaatkan dan memandang waktu, sebagai berikut :
a. Tepat waktu adalah organisasi
Tepat waktu merupakan organisasi, artinya keseluruhan dari aktivitas untuk mencapai suatu
tujuan. berhasil tidaknya perjuangan hidup yang hendak kita capai terdapat dalam
kesempatan yang relatif pendek. Perilaku tepat waktu merupakan landasan pokok untuk
membuat konsep-konsep dan gagasan-gagasan.
b. Tepat waktu adalah kekuasaan
Maksudnya waktu yang kita hadapi sekarang akan menentukan kejadian-kejadian pada masa
yang akan datang. Menguasai waktu yang sekarang akan menentukan pula waktu
selanjutnya. Dengan hasil yang kita peroleh sekarang akan dapat menguasai waktu-waktu
yang akan datang.
c. Tepat waktu adalah nilai uang
Maksudnya, waktu yang diberikan seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat
dinilai dengan uang
d. Tepat waktu adalah ukuran
Maksudnya, menentukan berapa lama harus bekerja untuk menghasilkan sesuatu dan berapa
lama waktu yang kita abaikan sehingga dapat menimbulkan kerugian
Para siswa dituntut untuk mendayagunakan tepat waktu kehadiran disekolah secara
efisien untuk kegiatan-kegiatan yang produktif dan yang bermanfaat. Berikut ini ada beberapa
petunjuk untuk membagi dan menerapkan tepat waktu bagi para siswa dilingkungan sekolah,
sebagi berikut :
1) Biasakanlah untuk membagi dan tepat waktu dalam kehadiran disekolah. Dalam hal ini akan
lebih efektif apabila siswa menyusun jadwal kegiatan belajar, baik harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan
2) Membiasakan diri belajar dan bekerja dengan konsentrasi penuh
3) Pemborosan waktu akan menghambat kemajuan belajar untuk mencapai prestasi yang lebih
tinggi. Sadarilah bahwa budaya tepat waktu kehadiran di sekolah adalah sangat berharga
untuk mengisi kehidupan berkarya, belajar dan berprestasi
4) Renungkanlah hal-hal yang menjadi tujuan didalam hidup, setelah itu coba rumuskan tujuan-
tujuan itu secara operasional dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang memperlancar
dan yang menghambat suatu tujuan.
5) Latihan disiplin diri didalam setiap melaksanakan tugas yang telah dijadwalkan sekolah.
6) Buatlah perencanaan tepat waktu dalam belajar dan kegiatan-kegiatan lainnya
7) Memanfaatkan waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang berguna, baik untuk
belajar maupun untuk mengerjakan tugas sekolah
8) Manfaatkan budaya kehadiran tepat waktu yang lebih produktif
9) Jangan suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sekolah
10) Kenalilah kondisi penyesuaian diri terhadap tepat waktu belajar dan bekerja di sekolah
11) Belajarlah dan bekerjalah di dalam batas-batas kemampuan fisik dan psikis
12) Hindarilah kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan kegiatan belajar dan tugas, kerana
kesalahan-kelasalahan sama saja dengan membuang-buang waktu.
Dengan membagi dan menerapkan budaya tepat waktu, kehadiran para siswa di sekolah
akan memperoleh kemajuan yang pesat didalam memenuhi kehidupan proses belajar,
mengerjakan tugas-tugas dan berprestasi.

Mereka yang dapat mengatur dan menggunakan waktu adalah mereka yang berhasil dalam
berwirausaha (Atedja). Apa yang dapat kita kerjakan sekarang harus kita lakukan dan jangan
diunggu sampai hari esok

Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat ditabung, semakin sore sungguh semakin kehilangan
waktu. Uang dapat dicari dan diperoleh kembali tetapi waktu berlalu terus dan tidak dapat
kembali lagi (Atedja)

3. Menerapkan Perilaku Tepat Janji


Manusia baru dapat bertingkah laku ekonomis, apabila mampu mendayagunakan potensi
pribadinya dan mendayagunakan budaya tepat janji didalam berwirausaha. Potensi-potensi
kepribadian dan perilaku tepat janji dapat menentukan kualitas tingkah lakunya. Adapun ciri-ciri
potensi kepribadian seorang siswa sebagai calon wirausaha adalah sebagai berikut :
a. Bermoral tinggi dalam menepati janji
b. Bersikap mental tinggi dalam menepati janji
c. Terampil didalam belajar dan dalam berusaha
Penerapan perilaku tepat janji para siswa dilingkungan sekolah, sebagai berikut :
a. Para siswa diajar dibiasakan sehari-harinya untuk mendayagunakan tepat janji waktu
bersekolah
b. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar dan jangan berbohong
c. Merenungi kelengahan-kelengahan dan kelemahan-kelemahan yang terdapat didalam pribadi
serta cara-cara untuk mengatasinya
d. Merenungkan keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalannya didalam belajar,
berkarya dan berprestasi
e. Sadarilah bahwa budaya menapati janji itu sangat berharga untuk mengisi kehidupan dalam
belajar, berkarya dan berprestasi
f. Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya menepati janji.
Didalam pelajaran agama, dilingkungan sekolah sering diajarkan dan dianjurkan untuk
berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, diantaranya kebiasaan menepati janji. Didalam
berusaha, banyak muncul pikiran tidak tenang, putus asa dan stress yang terjadi pada setiap saat.
Hal ini disebabkan ada pola usaha yang tidak benar yaitu selalu ingkar janji. Maka dari itu, obat
yang paling mujarab agar di dalam usahanya berhasil adalah dengan berbuat baik, baik berdusta,
perilaku selalu tepat janji, dekat dengan Allah bagaimanapun sibuknya.
Mentaati tepat janji terhadap diri sendiri adalah sangat penting dan harus dijalankan oleh
para siswa di lingkungan sekolah. Berjanji pada diri sendiri sangat penting sekali, sebagaimana
dalam peribahasa mengatakan “Janji adalah hutang dan hutang harus dibayar”,”Hutang uang
harus dibayar, hutang janji wajib ditepati”. Ingat dan camkamlah ungkapan-ungkapan di atas.
Para siswa di sekolah sebagai calon wirausaha harus memulai mau disiplin diri dan dapat berjanji
dalam diri sendiri. Perilaku tepat janji ini adalah sesuatu kekayaan yang ikut memodali usaha
para siswa menuju keberhasilan dalam belajar dan berwirausaha.

Sangat mustahil untuk menjadi manusia jujur apabila kita tidak menerapkan perilaku tepat
janji. Perilaku tepat janji dapat menenangkan pribadi dan kepercayaan bagi semua pihak

Tugas 13 :
Siswa diminta memberikan contoh kasus tentang sikap komitmen tinggi, perilaku tepat
waktu dan perilaku tepat janji. (Tujuan : Agar siswa menganalisis tentang perilaku komitmen
tinggi, tepat waktu dan tepat janji)
Jawaban :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
4. Menerapkan Kepedulian Terhadap Mutu Hasil Kerja
Menerapkan kepedulian terhadap mutu (kualitas) dalam bentuk hasil kerja merupakan hal
yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Apa sebabnya mutu (kualitas) hasil kerja perlu
diperhatikan? Memang perlu diperhatikan, karena mutu (kualitas) hasil kerja berkaitan erat
dengan masalah keputusan konsumen. Mutu (kualitas) harus menunjukkan ukurannya, tahan
lamanya dan dapat dipercaya oleh konsumen, pembeli dan langganan. Mutu (kualitas) produk
yang tinggi dan dapat meningkatkan suatu keuntungan bagi perusahaan.
Sikap perusahaan harus dapat memilih mutu(kualitas) dengan mempertimbangkan pasar
sasaran dan segmen tertentu serta strategi para pesaingnya. Setiap perusahaan di dalam
mengembangkan produknya diharuskan menentukan dan mempertimbangkan mutu (kualitas).
Dengan adanya kepedulian dan bisa dipertanggungjawabkan, akan membawa perusahaan kearah
kemajuan dan menguntungkan.
Mutu (kualitas) produk ditentukan oleh daya tarik produk, teknik pembuatannya, bahan-
bahannya dan adanya spesifikasi. Untuk bisa menjamin mutu (kualitas) produk, setiap
perusahaan harus mengadakan pengujian dan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dengan
membandingkan mutu (kualitas) dan standar produk melalui pengetesan di laboratorium
perusahaan.
Kepedulian terhadap mutu (kualitas) tertanam dari semua warga perusahaan, sehingga
setiap perilaku selalu didasari oleh profesionalisme. Kepedulian terhadap mutu (kualitas)
memiliki elemen-elemen, sebagai berikut :
a. Informasi mutu (kualitas) harus digunakan untuk perbaikan, bukan untuk mengawasi orang
b. Imbal jasa harus sepadan dengan nilai pekerjaannya
c. Warga perusahaan harus merasa memiliki perusahaan
d. Kewenangan harus sebatas tanggungjawab
e. Kaloborasi, senergi, bukan kompetensi, harus merupakan basis kerjasama
f. Warga perusahaan merasa aman dan senang terhadap pekerjaannya
g. Rasa keadilan harus ditanamkan.
Menerapkan kepedulian terhadap mutu dalam bentuk hasil kerja dan penampilannya
dapat difokuskan kepada produk dan pada para petugasnya atau orangnya. Seorang wirausaha
haruslah menunjukan penampilan yang baik, sopan santun, mempunyai tata karma, jujur dengan
tujuan agar disenangi, dipercayai. Di dalam penampilannya, seorang wirausahawan diharpkan :
1. Bermoral atau berakhlak baik dan jujur
2. Melaksanakan tatakrama yang baik
3. Melaksankan sopan santun
4. Memberi contoh suri teladan yang baik
5. Tolong menolong dengan sesama anggota masyarakat
6. tenggang rasa dengan sesama anggota masyarakat
7. Melaksanakan norma-norma anggota masyarakat
8. Hormat menghormati sesama anggota masyarakat
9. Berbusana yang sopan
10. Berbicara yang baik.
Selain penampilan produknya seorang wirausahaan juga harus memperhatikan
penempilan produknya, tujuan perusahaan menampilkan produk yang baik adalah sebagai
berikut :
1. Menciptakan hasil produk yang sesuai dengan selera konsumen
2. Menciptakan hasil produksi yang berfaedah dan disenangi konsumen
3. Menciptakan produk yang mudah pemeliharaannya.
Seorang wirausahawan yang ingin sukses dalam usahanya, ia harus dapat menampilkan
produknya dengan menciptakan penampilan yang menarik yang dapat mempengaruhi selera
konsumen seperti warna, merek dan kemasannya.
5. Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
a. Ketabahan
Ketabahan artinya tetap dan kuat hati didalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup
dalam berusaha. Semua kesulitan dan gangguan itu kita kembalikan kepada kekuasaan Tuhan,
karena semuanya dianggap berasal dari Tuhan semata. Para wirausahawan diharapkan memiliki
ketekunan dan keuletan dalam berusaha. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha
kerja keras, keyakinan, perjuangan, pengorbanan dan ketabahan.
“Hadapilah kesukaran dan rintang hidup ini dengan penuh ketabahan dan keuletan”
(Atesuna), janganlah kita berputus asa dalam menghadapi situasi yang bagaimanapun buruknya.
Ketabahan dan keuletan adalah senjata yang paling ampuh dari senjata manapun.
b. Keuletan
Keuletan artinya tangguh, kuat dan tidak mudah berputus asa. Seorang wirausaha yang
mempunyai cita-cita tinggi, misalnya ingin menjadi orang yang terkenal dan berhasil, biasanya
sangat ulet di dalam mencapai cita-citanya itu. Cita-cita yang tinggi akan menjadi pendorong dan
daya tahan dalam menghadapi segala rintangan, hambatan, cobaan dan kendala yang
dihadapinya. Segala macam kekurangan tidak merupakan alasan untuk mundur atau berhenti
berusaha dan berjuang untuk mencapai cita-cita.
Keuletan adalah sinar terang keberhasilan dalam menjalankan kehidupan di dalam usaha
untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Hadapilah setiap perbuatan atau kegagalan dengan
sikap obyektif yaitu bebas dari perasaan-perasaan negatif.
“Rajin, tekun, ulet dan tabah belajar, meskipun menghadapi cobaan dan godaan demi kesuksesan
dalam berwirausaha” (Atedja). “ Ubahlah pikiran-pikiranmu, maka kamu akan mengubah
duniamu” (Norman Vincent Peale).
c. Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘disciple” yang berarti pengikut atau murid.
Perkataaan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada peraturan. Dengan
melaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan dan kelancaran
kegiatan belajar, bekerja, dan berusaha. Salah satu kewajiban terhadap diri sendiri adalah untuk
menempa dan melatih diri, sifat dan tingkah laku harus dapat menyertai kesabaran ketekunan,
kerajinan dan kemauan bekerja. Disiplin pribadi merupakan kewajiban moral yang dibebankan
kepada diri sendiri.
Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan mental yang kuat
dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan yang sulit. Disiplin diri sendiri memberikan
kekuatan-kekuatan, yaitu :
1. Menolong kita unttuk mengontrol sikap mental
2. Menguasai keadaan penghidupan
3. Mengatasi kegagalan, kemelaratan dan nasib buruk
4. Membentuk pola berpikir logis
5. Mengamankan dari perasaan takut
6. Mengontrol batin dan mengarahkan pada tujuan
7. Mengembangkan kebiasaan melalui rencana dan tujuan
8. Menentukan keberhasilan dalam hal memimpin.
BAB X
MENGAMBIL RESIKO USAHA

KOMPETENSI : Mengaktualisasikan Sikap dan Prilaku Wirausaha


SUB KOMPETENSI : Mengambil Resiko Usaha
MATERI PELAJARAN :
1. Prinsip dasar resiko meliputi pengertian, macam/jenis,
unsur, manfaat dan tujuan
2. Manajemen Resiko.

1. Prinsip Dasar Resiko Meliputi Pengertian, Macam/jenis, Unsur, Manfaat dan Tujuan
a. Pengertian Resiko Usaha
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati.
Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olahraga yang penuh tantangan,
seperti balap motor di jalan raya, kebut-kebutan, balap mobil milik orang tuanya, tetapi contoh-
contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat tebing, mendaki
gunung, arung jeram, motor cross, karate atau olahraga bela diri, dan sebaginya.
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalm wirausaha yang juga penuh dengan resiko
dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan sebaginya. Namun
semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang,
membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak lupa
berlindung kepada-Nya.
Resiko adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan datang, baik
yang dapat atau tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, dan bila terjadi dapat memberikan
pengaruh negatif pada jalannya perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Banyak arti mengenai resiko ini, namun pada dasarnya bahwa resiko merupakan sesuatu,
dalam hal ini yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang sebagai konsekuensi atau
akibat dari suatu tindakan.
Berikut ini diberikan beberapa arti lain dari resiko:
 Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian
 Resiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian
 Resiko adalah ketidakpastian
 Resiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
 Resiko adalah suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan.

b. Macam/jenis Resiko Usaha


Untuk mengelolah resiko usaha, maka perlu ada pengetahuan yang mempelajari tentang
hal-hal tersebut seperti:
a. Jenis-jenis resiko
1. Resiko dinamis, yaitu resiko yang berhubungan dengan dinamika atau perubahn keadaan
ekonomi, seperti tingkat harga, selera dan teknologi
Resiko dinamis dapat berupa sebagai berikut.

 Resiko manajemen, yang terdiri atas sebagai berikut:


 Resiko pasar
 Resiko keuangan
 Resiko produksi
 Resiko politik, yaitu resiko yang berhubungan dengan terjadinya perubahan politik yang
diambil oleh pemerintah.
 Resiko inovasi, yaitu resiko yang berhubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan
produk, baik berupa bentuk, isi, cara-cara, metode baru dalm pembuatannya.
2. Resiko statis, yaitu resiko yang berhubungan dengan keadaan ekonomi yang statis.
Resiko statis dapat berupa sebagi berikut :
 Resiko fundamental, yaitu resiko yang menyangkut rakyat banyak
 Resiko khusus, yaitu resiko yang menyangkut perorangan
 Resiko murni, yaitu resiko yang sifatnya alami (murni)
 Resiko spekulatif, yaitu resiko yang sifatnya untung-untungan
 Resiko perorangan, yaitu resiko yang dapat menimpa orang
 Resiko kebendaan, yaitu resiko yang menyangkut harta benda.
Resiko usaha dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Resiko lingkungan eksternal, yaitu ancaman yang berasal dari faktor eksternal terhadap usaha
yang antara lain mencakup : produk subsitusi, bencana alam, persaingan bisnis, lingkungan
politik, hukum, ketersediaan modal dan tenag kerja.
2. Resiko Proses usaha, yaitu ancaman karena proses usaha yang tidak efektif dan efisien dalam
memperoleh, membiayai, dan mentransformasikan dan memasarkan barang dan jasa, serta
ancaman kerugian aktiva termasuk reputasi perusahaan.
3. Resiko informasi, yaitu ancaman karena informasi yang bermutu rendah sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, serta informasi salah yang diberikan kepada
pihak luar.
b. Sumber-sumber Resiko
1. Masyarakat (resiko sosial), berupa tindakan orang-orang yang menciptakan kejadian yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan yang merugikan dari harapan kita.
2. Fisik (resiko fisik), berupa fenomena alam dan kesalahan manusia
3. Ekonomi (resiko ekonomi), berupa keadaan ekonomi yang mungkin mengalami perubahan
atau tidak.
c. Unsur Resiko Usaha
Resiko adalah suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Berdasarkan komponennya/unsurnya, resiko dapat dilihat secara terpisah menjadi 3 hal yang
terkait, yaitu :
1. Kejadian, yaitu wujud nyata dari resiko itu sendiri
2. kemungkinan timbulnya, sering tidaknya peristiwa itu terjadi.
3. Akibat dari kejadian, besarnya kerugian yang menjadi beban perusahaan apabila kejadian itu
terjadi.
d. Manfaat Resiko Usaha
Kalau berbicara mengenai manfaat resiko usaha pastilah tidak ada manfaat atau
keuntungannya, tetapi dengan memprediksi adanya resiko usaha maka seorang wirausaha akan
lebih berhati-hati dalam mengelolah usahanya. Seorang wirausaha akan melihat jauh kedepan
apa yang akan dikerjakannya sehingga dimungkinkan wirausaha tersebut belajar dari
kemungkinan resiko yang bisa timbul.
Seperti dengan adanya resiko usaha, maka akibat yang mungkin akan ditimbulkan antara
lain sebagai berikut :
1. Timbul kerugian, artinya dengan adanya resiko maka hasil positif yang akan diperoleh atau
diharapkan nantinya, dalam hal ini keuntungan akan berkurang dari semestinya.
2. Adanya ketidakpastian, artinya bahwa dengan adanya resiko, maka tidak mungkin lagi dapat
dipastikan hasil positif yang mungkin akan diterima, karena resiko tidak bisa dihitung secara
pasti.
Jadi dengan adanya kejadian diatas dapatlah ditarik kesimplulan bahwa resiko tidak akan
mungkin dihilangkan 100%, tetapi hanya dapat diminimalkan atau dibuat sekecil mungkin
sampai pada batas-batas tertentu, yaitu dengan jalan mengelolah resiko secara baik (manajemen
resiko)
Tugas 15 :
Siswa diminta untuk menuliskan beberapa resiko apabila menjalankan sebuah
usaha (Tujuan : Agar siswa dapat menganalisis resiko-resiko yang terjadi dalam sebuah
usaha)
Jawaban :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
2. Manajemen resiko
a. Pengelolaan Resiko
Ketidakpastian dalam dunia bisnis, merupakan suatu keadaan yang pasti akan terjadi,
baik yang memiliki daampak positif, maupun sebaliknya. Resiko bisnis adalah suatu
ketidakpastian yang memiliki dampak negatif. Oleh karena itu untuk meniadakan atau
memperkecil dampak negatif tersebut, resiko bisnis harus dikelolah secara tepat.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya resiko tersebut antara lain :
 Inovasi dan kompleksitas teknologi
 Perubahan sifat dan karakter persaingan
 Kebutuhan untuk menjadi berbeda
 Ketidakpastian pasar
 Globalisasi bisnis
 Daya tanggap terhadap masalah social dan budaya
 Kecepatan perubahan lingkungan
 Peraturan perundangan
Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan resiko tersebut adalah
1. Memantau resiko
Sejalan dengan ketidakpastian yang merupakan potensi terjadinya resiko, maka secara terus
menerus harus dilakukan pengamatan terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam
perusahaan. Pengamatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: pengamatan
langsung, berdasarkan pengalaman, dan lain-lain.
2. Mengidentifikasi resiko
Menentukan jenis resiko dan menetapkan sumber terjadinya resiko. Resiko yang tidak dapat
diidentifikasi tentu saja tidak dapat dikelolah. Semua informasi yang terkait dengan
kemungkinan terjadinya resiko, dikumpulkan kemudian dilakukan analisis untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan sebagai berikut :
 Apa yang menyebabkan sesuatu menjadi tidak tepat?
 Apa yang dapat diperbuat untuk mengantisipasi hal tersebut?
 Berapa besarnmya pengorbanan untuk menjalankan langkah tersebut?
 Berapa besarnya kerugian yang ditanggung perusahaan apabila langkah tersebut tidak
dilakukan?
3. Mengukur resiko
Kemampuan untuk mengukur resiko sangat bervariasi, tergantung dari tipe resiko yang
dihadapi. Hasil pengukuran tersebut adalah dapat diprediksinya seberapa besar dampak dari
resiko tersebut serta berapa besar kemungkinan terjadinya resiko.
4. Mengelola resiko
Adalah langkah yang akan diambil sesudah resiko diidentifikasi dan diprediksikan, yang
dapat berupa :
 Menerima resiko, memperkenankan terjadinya resiko dalam batasan tertentu untuk
menghindari pengeluaran yang lebih besar dalam pengelolaan resiko dibandingkan
dengan potensi resiko yang ada.
 Mengurangi resiko. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
adalah
 Memecah resiko, yaitu memecah suatu kondisi menjadi beberapa bagian untuk
mengurangi akibat yang mungkin terjadi pada masing-masing bagian tersebut.
 Mengendaliakan resiko, yaitu dengan merencanakan disain aktifitas tertentu untuk
menghindari, mendeteksi, dan menghasilkan langkah yang berlawanan untuk
menghasilkan output yang positif, misalnya: melakukan hedging dalam transaksi
valas, dan lain-lain.
 Membagi resiko, yaitu membagi sebagian resiko melalui hubungan dengan pihak
ketiga di luar perusahaan, misalnya dengan pihak asuransi.
 Memindahkan resiko dengan mengadakan kontrak dengan pihak ketiga,
misalnya:outsourcing, joint venture, dan lain-lain.
 Menolak resiko, yaitu merencanakan kembali proses yang menimbulkan potensi tertentu
dengan rencana lain untuk mengurangi resiko secara keseluruhan.
5. Mengevaluasi pengelolaan resiko yang sudah dilakukan
Proses ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar resiko dalam bentuk aslinya tanpa
aktivitas perlakuan dan pengendalian apapun, dan berapa besar resiko setelah dilakukan
aktifitas pengelolaan resiko.
b. Prediksi dan antisipasi resiko
Banyak sekali ketidakpastian yang memiliki potensi menimbulkan kerugian bagi
perusahaan, yang diantaranya dapat diprediksi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
antisipasi untuk menanggulangi dampak negatif yang akan terjadi. Berikut ini disajikan
beberapan contoh resiko yang dapat diprediksi dan langkah antisipasi yang dapat diambil.
Jenis Resiko Prediksi Antisipasi
 Peningkatan mutu produk
Adanya produk Penurunan permintaan  Penekanan harga pokok
subsitusi pelanggan  Peningkatan pelayanan
 Promosi
 Asuransi
Prediksi dari lembaga/
Bencana alam  Penyesuaian kondisi asset dan
instansi terkait
aktifitas usaha
Perubahan minat Penurunan penjualan  Peningkatan mutu produk
pelanggan  Peningkatan pelayanan
 Promosi
Persaingan Penurunan penjualan  Peninjauan harga jual
 Peningkatan pelayanan
 Promosi
Lingkungan politik Perubahan pemerintahan  Penyesuaian secara cepat
 Komunikasi yang baik
Lingkungan hukum Perubahan peraturan  Penyesuaian secara cepat
perundangan  Komunikasi yang baik
Ketersediaan modal Perubahan kebijakan sektor  Efektifitas penggunaan modal
perbankan kerja
 Kerjasama dengan investor lain
Ketersediaan tenaga Kesulitan memperoleh  Mempertahankan tenaga kerja
tenaga kerja yang ada
 Meningkatkan produktifitas
 Memberikan pelatihan
 Meningkatkan kesejahteraan
Produk baru Pemasaran gagal  Observasi pasar secara cermat,
baik dari aspek minat pelanggan,
Jenis Resiko Prediksi Antisipasi
produk pesaing, harga dan lain-
lain.
 Meningkatkan promosi
Kepemilikan asset  Kecurian  Asuransi
 Kebakaran  Kelengkapan sarana pengamanan
 Kerusakan karena  Kelengkapan pedoman
pengoperasian pelaksanaan tugas
Kecurangan  Penjualan tak disetor  Asuransi
karyawan  Mengambil  Penyempurnaan sistem dan
uang/barang dengan prosedur kegiatan
sengaja  Pembinaan mental karyawan
 Menolak cuti  Penerapan sanksi yang mendidik
 Penjualan dibawah
harga
 Menolak untuk
diperiksa
 Menaikkan harga beli
Transaksi besar  Perhitungan kurang  Hedging
cermat  Sub kontrak
 Prediksi meleset  Patungan
 Faktor eksternal
lainnya
Nama baik  Pemberitaan negatif di  Peningkatan hubungan baik
perusahaan media massa dengan pers
 Ulah pesaing nakal  Peningkatan pelayanan pada
pelanggan
Laporan salah  Pengambilan  Perbaikan sistem pencatatan dan
keputusan salah pelaporan
 Reaksi negative pihak  Pelatihan karyawan
eksternal  Penerapan sanksi yang mendidik

Tugas 16 :
Dari tugas 15, Siswa diminta memilih beberapa resiko kemudian memprediksi apa
dampak dari resiko tersebut/ prediksi kerugiannya dan memberikan antisipasi yang
kira-kira bisa mengantisipasi hal tersebut.( Tujuan : Agar siswa mampu mengetahui
masalah-masalah yang sering timbul dalam sebuah usaha, dan mengetahui bagaimana
mengatasinya)
Jawaban :
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

Ating Tedjakusuma, H., Drs. Msc. 2004, Memahami Kewirausahaan SMK Tingkat I,
Bandung; Armico

Ating Tedjakusuma, , H., Drs. Msc. 1999. Membuka Usaha Kecil,


Bandung; Armico

Alma Buchari, Drs, 2005. Kewirausahaan, Bandung; Alfabeta

Mardiyatmo, Drs, 2005, Kewirausahaan, Surakarta; Yudhistira

Muh. Awal Satrio Nugroho, Ir, MM, 2006, Kewirausahaan Berbasis Spritual,
Yogyakarta; Kayon

Muh. Iqbal Hasan, Ir. MM, 2002, Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta; Ghalia
Indonesia

Nistains Odop, 2006, Gagal Itu Baik, Yogyakarta, Media Pressindo

Jackie Ambadar, Miranty Abidin & Yanti Isa, 2005, Rencana Usaha yang Rasional,
Jakarta; Yayasan Bina Karsa Mandiri

Phil Clements, 2006, Be Positive, Sukses Menjadi Manajer yang Positif, Jakarta,
Esensi

Peg Pickering, 2006, How To Manage Conflict, Kita Menangani Konflik, Jakarta,
Esensi

Saparuddin, Dr. H. M.Sc & Haris Iskandar, Dr. M.Sc, 2003, Kegiatan Memulai
Usaha Sendiri, Jakarta, Dikmenjur & ILO

Anda mungkin juga menyukai

  • ATP Bahasa Inggris X-Dikonversi
    ATP Bahasa Inggris X-Dikonversi
    Dokumen10 halaman
    ATP Bahasa Inggris X-Dikonversi
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.10
    RPP 3.10
    Dokumen3 halaman
    RPP 3.10
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.8
    RPP 3.8
    Dokumen3 halaman
    RPP 3.8
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • Modul 3-6
    Modul 3-6
    Dokumen21 halaman
    Modul 3-6
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.9
    RPP 3.9
    Dokumen3 halaman
    RPP 3.9
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.7
    RPP 3.7
    Dokumen2 halaman
    RPP 3.7
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • KD 3.21 & 4.21
    KD 3.21 & 4.21
    Dokumen30 halaman
    KD 3.21 & 4.21
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • ATP & MODUL - Announcement
    ATP & MODUL - Announcement
    Dokumen14 halaman
    ATP & MODUL - Announcement
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • ATP Complimenting
    ATP Complimenting
    Dokumen1 halaman
    ATP Complimenting
    nurul fadhilah mustari
    100% (2)
  • MODUL AJAR Complimenting
    MODUL AJAR Complimenting
    Dokumen6 halaman
    MODUL AJAR Complimenting
    nurul fadhilah mustari
    100% (2)
  • KTSP Modul
    KTSP Modul
    Dokumen88 halaman
    KTSP Modul
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • Soal Ulangan Harian
    Soal Ulangan Harian
    Dokumen26 halaman
    Soal Ulangan Harian
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • KTSP Modul
    KTSP Modul
    Dokumen106 halaman
    KTSP Modul
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat
  • KTSP Modul
    KTSP Modul
    Dokumen101 halaman
    KTSP Modul
    nurul fadhilah mustari
    Belum ada peringkat