Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PATIENT SAFETY TOPIK 9-11

KELOMPOK 3 :

Elmira Nita Qainy G1A114073

Mutia Ramadhani S.L G1A114081

Wulan Reksa Fortuna G1A114085

Hanifa Azzahra G1A114089

Desy Permatasari G1A114090

Melan Justari G1A113065

Egy Zella Hasnesia G1A113067

Sela Nursa G1A113070

Khairunnisa G1A113076

Iltamaisari G1A113083

Deta Fitriana G1A113103

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017

1
Skenario 1

Pertanyaan:
Penyebab utama timbulnya efek samping dalam tindakan invasif adalah buruknya
pencegahan infeksi, manajemen pasien, serta koordinasi dan komunikasi.
1. Berdasarkan gambar diatas, temukan masalah-masalah yang dapat menimbulkan
efek samping tindakan invasive!
Jawab:
1) Seorang dokter yang sedang melakukan tindakan operasi tidak
menggunakan gaun pelindung operasi dengan benar
2) Seorang petugas tidak menggunakan Alat Pelindung Diri Masker dan
batuk di dalam ruang operasi
3) Seorang petugas tidak memasang Alat Pelindung Diri Topi dengan benar

2
4) Pintu yang menghubungkan antar ruang scrub-up dengan ruang operasi
tidak tertutup hal ini dapat meningkatkan risiko ruang operasi menjadi
tidak steril
5) Ventilasi udara dalam keadaan kotor
6) Suatu rak dinding penyimpanan terbuka disaat operasi sedang berlangsung
sehingga dapat meningkatkan risiko alat terpapar mikroorganisme dan
menjadi tidak steril
7) Tindakan prosedur operasi kurang aman, terdapat asap hitam yang banyak
8) Alat operasi yang telah digunakan tidak direndam dengan air steril
sehingga meningkatkan resiko timbulnya mikroorganisme
9) Ruang operasi dalam keadaan kotor, darah dan cairan berceceran dilantai
10) Seorang petugas bermain gadget saat operasi sedang berlangsung
11) Seorang petugas membuang sampah operasi tanpa menggunakan sarung
tangan
12) Meja operasi yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pasien
2. Setiap masalah yang ditemukan, diskusikan dengan kelompok anda, bagaimana
cara menyelesaikan masalahnya!
Jawab:
 Masalah 1 : Seorang dokter operasi tidak menggunakan gaun pelindung
operasi dengan benar
Solusi:
Setiap petugas yang berperan dalam tindakan operasi harus memakai gaun
pelindung dengan benar. Pemakaian alat pelindung diri yang benar merupakan
salah satu dari universal precaution dalam keselamatan pasien. Salah satu alat
pelindung diri, yaitu gaun pelindung. Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah
untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau
cairan tubuh lain. Gaun pelindung harus dipakai apabila ada indikasi seperti
halnya pada saat membersihkan luka, melakukan irigasi, melakukan tindakan
drainase, menuangkan cairan terkontaminasi ke dalam lubang wc, mengganti
pembalut, menangani pasien dengan perdarahan masif. Gaun pelindung harus

3
segera diganti bila terkena kotoran, darah atau cairan tubuh. Cara menggunakan
gaun pelindung sebagai berikut :
1) Hanya bagian luar saja yang terkontaminasi, karena tujuan pemakaian
gaun untuk melindungi pemakai dari infeksi.
2) Gaun dapat dipakai sendiri oleh pemakai atau dipakaikan oleh orang
lain.

 Masalah 2 : Seorang petugas tidak menggunakan Alat Pelindung Diri Masker


dan batuk di dalam ruang operasi
Solusi:
Alat pelindung diri lainnya yang sangat penting adalah masker. Maka, petugas
harus menggunakan masker baik untuk melindungi diri sendiri serta pasien.
Pemakaian masker dimaksudkan untuk melindungi selaput lendir hidung, mulut
selama melakukan perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah
dan cairan tubuh lain. Masker tanpa kaca mata hanya digunakan pada saat tertentu
misalnya merawat pasien tuberkulosa terbuka tanpa luka bagian kulit atau
perdarahan. Masker kaca mata dan pelindung wajah secara bersamaan digunakan
petugas yang melaksanakan atau membantu melaksanakan tindakan beresiko
tinggi terpajan lama oleh darah dan cairan tubuh lainnya antara lain pembersihan
luka, membalut luka, mengganti kateter etau dekontaminasi alat bekas pakai. Bila
ada indikasi untuk memakai ketiga macam alat pelindung tersebut, maka masker
selalu dipasang dahulu sebelum memakai gaun pelindung atau sarung tangan,
bahkan sebelum melakukan cuci tangan bedah.

Dan sebaiknya petugas tidak batuk di dalam ruangan operasi. Karena ruangan
operasi harus steril bagi pasien agar mencegah resiko infeksi. Jika petugas ingin
batuk sebaiknya keluar dari ruangan operasi.

 Masalah 3: Seorang petugas tidak memasang Alat Pelindung Diri Topi dengan
benar
Solusi:

4
Sama halnya dengan pemasangan masker dan gaun pelindung, topi juga harus
dipasang dengan benar. Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit
kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama
pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi
tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan
tubuh yang terpercik atau menyemprot.

 Masalah 4 : Pintu yang menghubungkan antar ruang scrub-up dengan ruang


operasi tidak tertutup hal ini dapat meningkatkan risiko ruang operasi menjadi
tidak steril
Solusi:
Pintu yang menghubungkan ruang operasi dengan ruang scrub-up tidak boleh
dibiarkan terbuka baik selama pembedahan maupun diantara pembedahan-
pembedahan, untuk itu pintu dilengkapi dengan “alat penutup pintu (door
closer). Disarankan menggunakan door seal and interlock system.

 Masalah 5 : Ventilasi udara dalam keadaan kotor


Solusi:
Dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi bahwa
Ventilasi di ruang operasi harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan
terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan
mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan. Ruang operasi harus
mempunyai ventilasi kamar terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui
filter. Ventilasi ruang operasi sebaiknya menggunakan AC window beserta
saringan yang pemasangan minimal 2 m dari lantai, dengan arah udara bersih
yang masuk ke dalam ruang operasi dari atas dan bawah. Serta tekanan positif
harus dipertahankan agar mencegah mikroorganisme masuk ke dalam
ruangan.

5
 Masalah 6 : Suatu rak dinding penyimpanan terbuka disaat operasi sedang
berlangsung sehingga dapat meningkatkan risiko alat terpapar
mikroorganisme dan menjadi tidak steril
Solusi :
Sebaiknya rak dinding tempat penyimpanan alat-alat ditutup bahkan jika ada
diperlukan adanya pintu untuk membatasi ruang operasi dengan tempat
penyimpanan alat-alat.

 Masalah 7 : Tindakan prosedur operasi kurang aman, terdapat asap hitam yang
banyak
Solusi :
Pengumpulan asap hitam ini terjadi karena filter ventilasi yang buruk. Dan
kemungkinan adanya kesalahan dalam tindakan operasi. Sehingga diperlukan
komunikasi yang baik antara petugas. Dan sebaiknya petugas langsung
mengatasi adanya asap hitam ini.Bilamana terjadi kebakaran di ruang operasi,
peralatan yang terbakar harus segera disingkirkan dari sekitar sumber oksigen
dan mesin anestesi atau outlet pipa yang dimasukkan ke ruang operasi untuk
mencegah terjadinya ledakan.Api harus dipadamkan di ruang operasi, jika
dimungkinkan, dan pasien harus segera dipindahkan dari tempat berbahaya.
Peralatan pemadam kebakaran harus dipasang diseluruh rumah sakit . Semua
petugas harus memahami ketentuan tentang cara-cara proteksi kebakaran.
Mereka harus mengetahui persis tata letak kotak alarm kebakaran dan mampu
menggunakan alat pemadam kebakaran tersebut.

 Masalah 8: Alat operasi yang telah digunakan tidak direndam dengan air steril
sehingga meningkatkan resiko timbulnya mikroorganisme
Solusi:
Sebaiknya ada petugas lain yang mengelola alat kesehatan bekas pakai di
ruangan terpisah. Sehingga alat tersebut tidak diletakkan di dekat meja
operasi. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan cara melakukan
dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi. Dekontaminasi dan desinfeksi dilakukan

6
di ruang perawatan dengan menggunakan cairan desinfektan chlorine 0,5%,
glutaraldehyde 2%, presept atau desinfektan oleh bagian sterilisasi dengan
mesin autoclave.

 Masalah 9 : Ruang operasi dalam keadaan kotor, darah dan cairan


berceceran dilantai
Solusi :
Sebaiknya ada pembagian tugas sehingga selama operasi berlangsung
tidak ada darah maupun cairan yang berceceran dilantai. Semestinya ada
petugas yang bertanggung jawab dalam kebersihan ruangan selama
operasi berlangsung. Karena hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi udara ruang operasi dan sangat berbahaya bagi pasien
maupun petugas yang ada didalam ruang operasi tersebut.

 Masalah 10 : Seorang petugas bermain gadget saat operasi sedang


berlangsung
Solusi:
Sebaiknya selama operasi berlangsung tidak ada petugas yang bermain
gadget di dalam ruangan operasi. Seharusnya petugas tersebut mengikuti
peraturan dan protokol selama operasi. Untuk mencegah terjadinya hilang
konsentrasi.

 Masalah 11 : Seorang petugas membuang sampah operasi tanpa


menggunakan sarung tangan
Solusi:
Diharuskan petugas menggunakan alat pelindung diri sarung tangan.
Karena sampah-sampah medis mengandung cairan/darah bahkan
mikroorganisme sehingga meningkatkan resiko terpapar bagi petugas
tersebut.

 Masalah 12 : Meja operasi yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pasien

7
Solusi :
Meningkatkan komunikasi antara petugas kesehatan yang bertugas
sebelum operasi dilaksanakan dengan petugas yang menerima pasien
(perbaikan informasi pada saat transfer pasien sebelum ke ruang operasi)
untuk menyesuaikan semua peralatan dan tenaga kesehatan yang sesuai.

Skenario 2

Pertanyaan:

Berdasarkan gambar diatas, jawab dan didiskusikan dengan kelompok anda mengenai
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang ditunjukkan pada gambar diatas?


Jawab : Prosedur Universal Protocol tahap II yakni Marking
2. Apa tujuan prosedur diatas dalam tindakan invasif?
Jawab : Menandai bagian tubuh yang akan diinsisi agar terhindar dari kesalahan dalam
tindakan pembedahan

8
3. Sudah benarkah prosedur yang dilakukan pada gambar diatas? Jelaskan!
Jawab :
a. Petugas medis sudah melakukan tindakan perlindungan diri dengan memakai
handscoen, sudah menggunakan duk dengan benar, dan sudah menjaga kesterilitasan.
b. Tetapi terdapat kesalahan penempatan marker pada bagian yang akan diinsisi. Menurut
Universal Protocol tahap marking yang benar adalah marker dibuat didekat daerah
pembedahan bukan tepat di daerah pembedahan serta marker tidak ambigu dan
mengikuti sesuai protokol organisasi.
4. Diskusikan dengan kelompok anda, bagaimana prinsip dan langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan dalam melakukan prosedur di atas.
Jawab :

Universal Protocol:

I. Verivication
Dilakukan pada tahap:
1) Saat perencanaan operasi
2) Saat pendaftarandan masuk ke kamar operasi
3) Setiap pasien ditransfer antar petugas medis
4) Sebelum pasien meninggalkan ruang pre operatif dan akan masuk ke kamar
operasi. Proses verivikasi sebaiknya melibatkan pasien dan dilakukan saat
pasien sadar
II. Marking
1. Dilakukan di dekat tempat yang akan diinsisi (tempat insisi tidak boleh diberi
tanda)
2. Mudah terlihat, jelas dan sesuai standar yang disepakati di Pelayanan
Kesehatan Primer
3. Tanda tidak ambigu dan cukup permanen agar mudah terlihat setelah dilakukan
persiapan kulit.
4. Dibuat sendiri oleh dokter yang akan melakukan prosedur
5. Dilakukan dengan melibatkan pasien dan saat pasien sadar

9
6. Untuk prosedur tulang belakang : perlu digunakan teknik imaging khusus
intraoperatif menandai dan melihat lokasi yang akan ditandai.

III. Time-Out

Dilakukan dengan tujuan:

 Memastikan pasien yang benar dan lokasi yang benar


 Memastikan pasien dalam posisi operasi yang benar
 Memastikan isntrumen atau implan yang akan digunakan telah tersedia

Skenario 3

10
Pertanyaan:
1. Masalah apa yang dapat timbul pada gambar di atas terkait dengan pengobatan yang
aman?
Jawab :
1. Sempitnya ruang tindakan dapat menyebabkan minimnya ruang gerak petugas
kesehatan
2. Minimnya ruang gerak dapat mengakibatkan tersenggolnya alat-alat yang ada dan
terjatuh
3. Tidak terpisahnya tempat antara wastafel atau tindakan yang menggunakan air dapat
mengakibatkan ruangan menjadi licin dan berpotensi untuk membuat petugas
kesehatan terjatuh
4. Kesalahan dalam pengambilan jenis obat akibat dari tidak tertatanya peletakan obat
5. Tercampurnya merek obat lain kedalam kardus atau tempat obat yang berbeda merk
6. Kesalahan dalam pemberian obat ke pada pasien
7. Memperlambat kerja petugas kesehatan akibat lama dalam pengambilan obat yang di
butuhkan
2. Apa penyebab timbulnya kesalahan pengobatan dalam pemberian obat-obatan di

11
atas kepada pasien?
Jawab:
1. Penyusunan dan pengaktegorian obat yang tidak terpisah sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadi kesalahan mengambil obat.
2. Tidak ditutup kembali serta tidak disusun kembali dengan benar obat-obat yang sudah
dipakai. Sehingga kemungkinan timbulnya penncampuran obat.
3. Bagaimana mengatasi masalah pengobatan yang aman terkait gambar di atas di rumah
sakit tempat Anda bekerja?
Jawab:
1. Sebaiknya obat-obat disusun secara rapi dan dikategorikan misalnya berdasarkan
abjad. Lalu disusun di dalam lemari dengan pintu lemar kaca/bening sehingga tampak
dari luar.
2. Dan sebaiknya setelah menggunakan/mengambil obat tersebut, maka ditutup dan
dirapikan kembali.
3. Selain itu sebaiknya tempat penyusunan obat dengan meja penulisan etiket obat
dipisah atau diberi jarak. Sehingga menurunkan kemungkinan etiket obat pasien tidak
tertukar dan hilang. Dan dilakukan dengan kerjasama tim. Jadi, ada tim yang terdiri
dari beberapa orang yang khusus memasukkan obat ke dalam plastic. Lalu diserahkan
resep obat dan obatnya kepada tim yang menulis etiket.

12

Anda mungkin juga menyukai