Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas Larompong Selatan adalah Salah satu pelaksanan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerja. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan
demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat pennerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.

Upanya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Larompong Selatan terdiri


dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengombangan. Upaya Kesehatan
Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di
Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ),
serta merupakan kesepakatanglobal maupun nasional.

Yang termasuk dalamUpaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan,


Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencengahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengebatan.
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

Upaya Kesehatan Pengembanagan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan


Kabupaten Luwu dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan
Kecamatan (bagi yang sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas
Kesehatan wajib menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata,
Kesehatan Usia Lanjut, Perawatan Kesehatan Masyarakat, dan sebagainya.

Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya pencatatan


dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penjunjang dari
setiap Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas .
Adapun perawatan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai
upaya pelayanan yang ada, sehingga diharapkan pelayanan Puskesmas bersifat
menyeluruh.
2

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,


yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembanga
harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggung jawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan menajemen dengan baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkain
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh
kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang salin terkait dan berkesinambungan.

Perencanaan tingkat puskesmas di susun untuk mengatasi masalah kesehatan


yang ada di wilayah kerja Puskesmas Larompong Selatan. Baik upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini
disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara
efisien, efektif dan dapat di pertanggung jawabkan.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam menyusun


perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.

b. Tujuan Khusus

1. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas Larompong Selatan


untuk tahun 2018.

2. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahun 2018.

2. MANFAAT

a. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.

b. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban.

c. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi


yang ada.
3

C. PENGERTIAN

Perencanaan Tingkat Puskesmas di artikan sebagai proses penyusunan rencana


kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang di lakukan secara sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Larompong Selatan.

D. RUANG LINGKUP

Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk


dalam Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan dan upaya
kesehatan penunjang. Perencanaan ini di susun oleh Puskesmas sebagai Rencana
Tahunan Puskesmas yang di biayai oleh pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta
sumber dana lainya.
4

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Kecamatan Larompong Selatan merupakan pemekaran dari Kecamatan


Larompong Kabupaten Luwu pada tahun 2000. Dengan luas wilayah 131 Km yang terbagi
atas 9 Desa, 1 Kelurahan yang terdiri dari 45 (empat puluh empat) dusun pada tahun
2017.

Letak Kecamatan Selatan ± 28 Km sebelah Selatan Belopa yang merupakan Ibu


Kota Kecamatan Luwu.

Adapun batas wilayahnya sebagai berikut :

- Utara : Kec.Larompong Kab.Luwu

- Timur : Teluk Bone

- Selatan : Kabupaten Wajo

- Barat : Kabupaten Sidrap

Dari sebelah Selatan ke utara Kec.Larompog Selatan dilintasi jalan poros


Trans Sulawesi Sebelah barat jalan terbentang persawahan sebelah timur terdiri dari
tambak dan usaha perikanan.

B. VISI DAN MISI

1. V i s i

“Terwujudnya Kecamatan Larompong Selatan yang sehat dan Mandiri”.

2. M i s i
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan profesional secara marata dan

berkesinambungan dalam hal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta

lingkungannya melalui upaya promotif dan preventif.

3. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat serta kerja sama lintas


sektor dan lintas program.
5

D. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas


1. Tugas Pokok
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata
pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi
pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan kegiatan kegiatan-kegiatan
termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan
kesehatan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
kepada masyarakat dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Jenis pelayanan
kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya
kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya
kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta
kemampuan puskesmas.
Program Pokok Puskesmas
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Tata Usaha
3. Bendahara BPJS dan Operasional
4. Bendahara Penyediaan Operasional Kesehatan (POK)
5. Bendahara Bantuan Operasional Puskesmas (BOP)
6. Koordinator SP2TP
7. Dokter Umum
8. Dokter gigi
9. Bidan Koordinator
10. Perawat Koordinator
11. KIA dan KB
12. Usaha Kesehatan Gizi
13. Kesehatan Lingkungan
14. Pemberantasan dan Pencegahan penyakit Menular
15. Pengobatan termasuk penanganan darurat karena kecelakaan
16. Penyuluhan kesehatan masyarakat
17. Kesehatan sekolah
18. Kesehatan Olah Raga
19. Perawat Kesehatan
20. Kesehatan kerja
21. Kesehatan gigi dan mulut
22. Kesehatan jiwa
23. Kesehatan mata
24. Laboratorium sederhana
6

25. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK


26. Pembinaan pengobatan tradisional
27. Kesehatan remaja
28. Dana sehat
Satuan Penunjang
1. Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembatu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang sederhana
dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
2. Puskesmas Keliling dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Dengan funsi dan tugas yaitu member pelayanan kesehatan daerah terpencil,
melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, penyuluhan kesehatan
dengan audiovisual.
Pengertian puskesmas keliling yaitu Unit Pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi
3. Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang
bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada
kepala puskesmas. Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a. Membina PSM
b. Memberikan pelayanan
c. Menerima rujukan dari masyarakat
2. Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan
2. Masyarakat dan Keluarga dalam pembangunan Kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam
hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
Cara-cara yang ditempuh
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien dan efektif.
3. Memberikan bantuan teknis
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Kerjasama lintas sektor.
7
8

BAB III

ANALISIS SITUASI

1. Data Umum
a. Wilayah Kerja dan fasilitas pelayanan

Jumlah Penduduk 16.078 Jiwa


Luas Wilayah 138 Km²
Kepadatan Penduduk 117 Jiwa/ Km²
Kepesertaan JKN 11.000 Jiwa
Jumlah Desa/Kelurahan 10 Desa/Kelurahan

Luas wilayah kerja Puskesmas Larompong Selatan 138 Km2, yang meliputi 1
Kelurahan dan 9 desa dengan jumlah dusun sebanyak 44 Dusun se kecamatan
Larompong Selatan. Dalam wilayah kerja Puskesmas Larompong Selatan yang terdiri dari
9 desa dan 1 Kelurahan yang ada, dengan jarak tempuh untuk desa terjauh ±3 jam (
Desa Malewong Dusun Palakka), akses menunju ke desa itu sangat sulit dijangkau
sedangkan untuk desa terdekat ± ½ jam ( Dadeko, Temboe, Babang, Bonepute dan
Batulappa) hal ini menunjukkan bahwa akses masyarakat untuk pelayanan kesehatan
dapat di jangkau dengan mudah melalui kendaraan roda 4 dan roda 2.

UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)


NO JENIS UKBM JUMLAH
1. Posyandu Balita 27
2. Posyandu Lansia 10
3. Posbindu 10
4. Pos UKK 1101
5. Desa/Kelurahan Siaga Aktif
9

DATA KS

TARGET
CAKUPAN 2017
NO INDIKATOR KS
PERSEN ABS
ABS %
1 CAKUPAN KELUARGA YANG MENGIKUTI PROGRAM KB 100% 80 80 100
2 CAKUPAN PELAYANAN PERSALINAN SESUAI STANDAR DI FASYANKES 100% 220 220 100
3 CAKUPAN BAYI YANG MENDAPATKAN IMUNISASI LENGKAP 100% 303 303 100

4 CAKUPAN BAYI YANG MENDAPATKAN ASI EKSLUSIF 100% 140 112 80

5 CAKUPAN BALITA YANG MENDAPATKAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN 100% 1625 1479 91

6 CAKUPAN PENDERITA YANG MENDAPATKAN PELAYANAN TB SESUAI STANDAR 100% 7 7 100


CAKUPAN PENDERITA HIPERTENSI YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN SESUAI
7 100% 1612 1255 78
STANDAR DAN BEROBAT SECARA TERATUR
CAKUPAN PENDERITA GANGGUAN JIWA MENDAPATKAN PENGOBATAN DAN TIDAK
8 100% 20 20 100
DITERLANTARKAN
9 CAKUPAN RT YANG ANGGOTA KELUARGA TIDAK MEROKOK 100% 16078 5315 33

10 CAKUPAN KELUARGA YANG SUDAH MENJADI ANGGOTA JKN 100% 16078 10779 67,04

11 CAKUPAN KELUARGA MEMPUNYAI AKSES AIR BERSIH 100% 4128 4315 99,5

12 CAKUPAN KELUARGA MEMPUNYAI AKSES ATAU MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT 100% 4128 3587 86,89
10

10 Penyakit Terbesar Puskesmas


Larompong Selatan 2017
713 771
800
665
600
381
400
232
200 232 208 304
225 246
0 Nama Penyakit

Berdasarkan grafik di atas menunukkan bahwa penyakit terbanyak adalah Gastritis yaitu 771
kasus dan ISPA yaitu 713 kasus.
11

CAKUPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN (SPM)


TAHUN 2017

TARGET CAKUPAN 2017


N
INDIKATOR SPM
O PERSEN ABS
ABS %
1 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL (K4) SESUAI STANDAR 100% 333 302 90,6
2 CAKUPAN PELAYANAN IBU BERSALIN SESUAI STANDAR 100% 318 320 100,6
PERSENTASE JUMLAH BAYI BARU LAHIR USIA 0-28 HARI YANG MENDAPATKAN PELAYANAN
3 100% 303 318 104
KESEHATAN BAYI BARU LAHIR SESUAI STANDAR
CAKUPAN BALITA (0-59) BULAN YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN BALITA SEHAT SESUAI
4 100% 1322 1148 86,8
STANDAR
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN DASAR SESUAI STANDAR (SKRINING
5 100% 630 522 83
KELAS 1 DAN 7 )
PERSENTASE KUNJUNGAN USIA 15-59 TAHUN YANG MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN
6 100% 10140 4443 43,8
SESUAI STANDAR
PERSENTASE KUNJUNGAN USIA 60 TAHUN KEATAS YANG MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI
7 100% 1163 1100 95,00
STANDAR MINIMAL 1 KALI SETAHUN
PERSENTASE JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI
8 100% 1612 1436 89
STANDAR
9 PERSENTASE PENYANDANG DM YANG MENDAPAT PELAYANAN SESUAI STANDAR 100% 338 305 91,3
JUMLAH ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT (PSIKOTIK) YANG MENDAPAT PELAYANAN
10 100% 30 28 93
KESEHATAN JIWA PROMOTIF PREVENTIF SESUAI STANDAR
11 PERSENTASE JUMLAH ORANG YANG MENDAPAT PELAYANAN TB SESUAI STANDAR 100% 68 12 100
PERSENTASE ORANG BERESIKO TERINFEKSI HIV YANG DATANG KE FASYANKES & MENDAPATKAN
12 100% 355 50 14
PEMERIKSAAN HIV SESUAI STANDAR
12

REKAPITULASI PERHITUNGAN CAKUPAN KOMPONEN KEGIATAN


KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2017

HASIL CAKUPAN
NO KOMPONEN KEGIATAN
(%)

I UPAYA PROMOSI KESEHATAN 65


II UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 87
III UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA 85
IV UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 78
V UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 81
VI UPAYA PENGOBATAN 51
VII UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 95

T O T A L 542
Nilai Rata- Rata 77
13

b. Sumber Daya
1. Ketenagaan
Berdasarkan hasil analisis ketenagaan maka di Puskesmas Larompong
Selatan masih di butuhkan tenaga perawat, 1 orang tenaga laboratorium
PNS. Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Larompong Selatan sebanyak 69
orang yang terdiri dari Pns 29 orang, 6 tenaga honorer dan 50 tenaga
sukarela.( Lampiran Format 2a)
2. Obat dan bahan habis pakai
Ketersedian obat di Puskesmas Larompong Selatan selama tahun 2017 pada
prinsipnya cukup dengan pemakaian terbanyak Paracetamol 500 mg. (
Lampiran Format 2a)
3. Peralatan
Keadaan peralatan yang tersedia di setiap poli masih kurang sesuai dengan
standar permenkes No.75 tahun tahun 2014
4. Sumber pembiayaan
Sumber pembiayaan terdiri dari dana kapitasi puskesmas melalui pelayanan
jaminan kesehatan nasional, jaminan persalinan, Bantuan operasional
Kesehatan. Total dana yang ada pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.523.403.781
5. Sarana dan pra sarana.
Kondisi sarana dan Prasarana di Puskesmas Larompong Selatan masih
terbatas hal ini terlihat ( format 2e ) bahwa sepeda motor, laptop, dan
printer masih kurang.

c. Peran serta masyarakat

Grafik 1 Data jumlah posyandu, kader dan dukun Tahun 2017


14

10
9
8
7
6
5 Posyandu
4
Kader
3
Dukun
2
1
0

GRAFIK PENCAPAIAN K1 BULAN DESEMBER 2017

160 145
140
120 108 106 109 109 104 104 105
96
100
80
60 50
K1 95 %
40
20
0

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa pencapaian K1 Tahun 2017 msih ada 1
Desa yang belum mencapai target yang terendah yakni Desa Gandang Batu. Hal ini
disebabkan karena masih ada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di
Tenaga Kesehatan diatas usia kehamilan 3 Bulan.
15

Adapun cakupan K4 per Desa tahun 2017 :

GRAFIK PENCAPAIAN K4 BULAN DESEMBER 2017

120 112
105 104
100 96 100
93 95
100
83
80

60 50

40 K4 90%

20

Grafik diatas menunjukkan bahwa untuk pencapaian K4 sampai Bulan Desember


2017 masih ada 1 Desa yang belum mencapai target yang terendah adalah Desa
Gandang Batu dan Bonepute. Hal ini sebabkan karena masih banyak ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya dengan konsep (1-1-2). Diharapkan agar peningkatan
pemantauan ibu hamil KIE ibu hamil tentang pentingnya K4.

GRAFIK PENCAPAIAN PERSALINAN NAKES BULAN DESEMBER


2017
120 117
120 109 108 111 108
103 100
100 86
80
60 50

40 PN 90%

20
0

Grafik di atas menunjukkan bahwa pencapaian Persalinan Nakes sampai bulan


November 2017 masih ada 2 Desa yang belum mencapai target yang terendah adalah
Desa Salusana yakni 68 % hal ini disebabkan karena masih ada ibu melahirkan di tolong
oleh tenaga Dukun sehingga perlu peningkatan kemitraan bidan dan dukun.
16

GRAFIK PENCAPAIAN KB AKTIF BULAN DESEMBER 2017


74
80 69 69
60 64
70 59
51 51 54 53
60
50
40
30
20 KB AKTIF 70%
10
0

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk pencapaian peserta KB aktif sampai
bulan Desember 2017 hanya ada 1 desa yang mencapai target, 9 desa hanya belum
mencapai target sehingga kedepan masih sangat perlu diadakan penyuluhan Keluarga
Berencana terutama metode kontrasepsi jangka panjang.

GIZI

REKAPITULASI
100 GRAFIK CAKUPAN D/S BULAN JANUARI - DESEMBER
PUSKESMAS LAROMPONG SELATAN TAHUN 2017
80

60

40

20

-
Tembo Batulap Bonepu Gd.Bat Sampa Salusan Malew
Lakloa Babang Dadeko PKM
e pa te u no a ong
D/S 94 89 85 90 90 75 89 84 74 79 85

Pada grafik cakupan D/S diatas menunjukan bahwa masih ada bebera desa yang
belum mencapai target dari target yang telah ditentukan.
17

BGM

REKAPITULASI
GRAFIK CAKUPAN BGM/D BULAN DESEMBER PUSKESMAS
LAROMPONG SELATAN TAHUN 2017
3
2
2
1
1
0
BONEP SALUS LAKLO BABAN TEMBO BATUL DADEK SAMPA MALE GD.
PKM
UTE ANA A G E APPA O NO WONG BATU
BGM 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2

d. Data penduduk dan sasaraan program

Jumlah penduduk di kecamatan Larompong Selatan 2017 yaitu 16.078 jiwa dengan
rincian laki-laki 7.884 jiwa dan perempuan 8.194 jiwa dengan kepala keluarga sebanyak
4.148 KK.
18

Jumlah Penduduk dan Sasaran Program di Puskesmas Larompong Selatan Kab.Luwu


Tahun 2017

No Kel/Desa Jumlah penduduk Sasaran Program


Laki- Perempuan KK Bayi Balita Balita Pus Bumil Bulin
laki Miskin 0-1 1-3 4-5
1 BATULAPPA 850 901 467 33 76 161 323 36 35
2 BONEPUTE 1.206 1.329 626 47 107 231 467 53 50
3 TEMBOE 1.011 1.122 586 40 106 195 393 44 42
4 SALUSANA 687 696 458 26 65 137 255 29 27
5 LAKLOA 604 560 432 28 62 108 214 24 23
6 DADEKO 703 778 481 43 103 138 273 31 29
7 SAMPANO 1.095 1.177 249 22 55 210 418 47 45
8 MALEWONG 520 401 260 18 48 86 170 19 18
9 BABANG 943 1.007 461 37 95 181 359 40 39
10 GANDANG
265 223 128 9 47 43 90 10 10
BATU
Jumlah 7.884 8.194 8.194 303 717 1.490 2962 333 318

2. Data Khusus

Pada format 7 dapat dilihat jumlah kematian yang tercatat di Puskesmas yaitu
sebanyak 19 orang, dengan penyebab kematian adalah Hipertensi, Strok, Jiwa, Tumor
Paru, SUH, Tumor, Udema, dan Ca.Rahim. Jika dilihat dari data kunjungan Puskesmas
(Format 8) dimana jumlah kunjungan lama sebesar 4131 dan kunjungan baru 6292
jumlah total 10.423. Jika dibandingkan dengan data sepuluh penyakit terbanyak yang
tertinggi adalah ISPA kedua Gastritis, (Format 9).Dari data tersebut diatas,tentunya
dapat dijadikan dasar untuk perencanaan kegiatan tahun 2018, misalnya tingginya
kasus penyakit ISPA yang secara langsung tentunya berhubungan dengan hygene
perorangan oleh karena itu perlu adanya penyebaran informasi tentang hygene
perorangan ke desa-desa demikian pula penyakit lainnya.

Cakupan program pelayanan kesehatan 1 tahun terakhir pada setiap Desa /


Kelurahan (Format 11)
19

Cakupan Rumah Tanggan Ber-PHBS per DesaTahun 2017

Cakupan RT ber-PHBS Tahun 2017


400 359
350
300 255
225 226
250
200 150
137
150
79 87
100
30 18
50
-

Grafik diatas menggambarkan bahwa belum ada Desa yang cakupan RT ber-PHBS nya
mencapai target 100 %.

Data tersebut dapat menjadi dasar bagi pengelola program untuk memilih sasaran Desa
mana yang perlu diprioritaskan untuk mengintensifkan sosialisasi 10 indikator PHBS,
sehingga kedepannya target 100 % dapat dicapai.

KESLING

Adapun cakupan rumah tangga sehat per Desa Tahun 2017 :

GRAFIK CAKUPAN RUMAH SEHAT TAHUN 2017

100
90
80
70
60
50 93 100 95 100 93 94 100
40 85
75 75
30 Rmh Sehat 85 %
49
20
10
0
20

Pada Grafik di atas bahwa dari 10 Desa/Kel yang ada, masih yang belum
mencapai target.data tersebut menjadi dasar pengelola untuk meningkatan cakupan
rumah tangga sehat sehingga kedepannya bisa mencapai target.

Cakupan pemeriksaan TTU per desa Tahun 2017

TTU MS 85%
100
80
60 100100100100100100100100100
80 96
40
20 TTU MS 85%
0 Gandang…

Malewong

Puskesmas
Batu Lappa

Babang
Bonepute

Temboe
Dadeko
Sampano

La'loa
Salusana

Pada Grafik di atas menunjukkan bahwa hanya semua desa sudah mencapai
target ini.

GIZI
Cakupan Bayi yang mendapat ASI Ekslusif per Desa tahun 2017

50 GRAFIK CAKUPAN ASI EKSKLUSIF


45 PUSKESMAS LAROMPONG SELATAN
40 TAHUN 2017
35

30

25

20

15

10

0
BONEP MALE GD.BA BABANSAMPA BATUL LAKLO DADEK SALUS TEMBO
PKM
UTE WONG TU G NO APPA A O ANA E
Asi Ekslusif 40 39 22 40 23 24 36 18 30 46 33
Pada

Grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada Desa yang mencapai target sehingga
pencapaian tingkat puskesmas sangat jauh dari target yang ditentukan.disebabkan
karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya ASI Ekslusif.diharapkan
kedepannya sosialisasi ASI Ekslusif dan promosi ASI Ekslusif ditingkatkan.
21

BAB III

PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

A. ANALISIS MASALAH
1. Upaya kesehatan Wajib
- Promosi Kesehatan
Berikut disajikan analisa kegiatan Promkes Rumah Tangga BerPHBS dengan
berdasarkan perbandingan antara pencapaian dengan target program

No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan


1. Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 60% 40%
2. Rumah Tangga ber PHBS 100% 54% 46%
3. Bayi (0 – 6 bln )Mendapat Asi Eksklusif 100% 57% 43%
4. Mendorong terbentuknya Upaya kesehatan
bersumber masyarakat
a. Posyandu Purnama + Mandiri, 100% 59% 41%

- Kesling

No Variabel Target pencapaian Kesenjangan


1 Cakupan TPM 100% 70% 30%
2 Cakupan Rumah sehat 100% 86% 14%
3 Cakupan Rumah bebas jentik 100% 75% 25%
4 Cakupan Pembinaan sanitasi tempat 100% 65% 35%
pengelolaan makanan
5 Cakupan Tempat Pembuangan sampah dan 100% 25% 75%
Limbah
6 Cakupan Sarana pembuangan Sampah 100% 45% 65%
7 Cakupan Jamban seaht 100% 89% 11%
8 Cakupan Pembinaan Pasar Sehat 100% 65% 35%
9 Cakupan TTU Sehat 100% 85% 15%

- KIA

Pencapaian
No Variabel Target Kesenjangan
(%)

1 KB Aktif 70% 56,58% 13,42%

Jumlah kunjungan K4 90 % 75 % 15 %
2
bumil

Jumlah kunjungan Balita 90 % 90 % 0%


3
lengkap

4 Cakupan MTBS 90 % 79 % 11 %

Kunjungan Resiko Tinggi 90 % 90 % 0%


5
Masyarakat
22

- GIZI

No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan


GIZI
1 Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI usia 6-24
bulan keluarga miskin 100 0 100%
2 Balita gizi buruk mendapat
perawatan 100 0.12 99,88%
3 Pemberian Kapsul Vitamin A
Pada Balita 2 Kali Setahun 95 90 5%
4 Pemberian Tablet Besi (90
Tablet) pada ibu hamil 90 0 90%
5 Balita naik berat badannya
(N/D) 80 80 Tdk ada kesenjangan
6 Balita bawah garis merah
(BGM) 100 0.69 99,31%

- P2PL

No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan


IMUNISASI
1 Upaya Imunisasi Bayi :
1. BCG
2. DPT-HB-Hib 1 100 % 98,7 % 1,3
3. DPT-HB-Hib3 100 % 98 % 2
4. Campak 100 % 100 % 0%
5. IVP 100 % 100 % 0%
100 % 47,9 % 52,1 %

2 Upaya Imunisasi BATITA :


1. DPT-HB-Hib Ljt
2. Campak lanjut 100 % 44 % 56 %
100 % 45,5 % 54,5 %

3 Upaya Imunisasi BIAS


1. Campak Kelas 1 100 % 90 % 10 %
2. DT kelas 1 100 % 100 % 0%
3. Td kelas 2 100 % 93 % 7%
4 Sasaran Bumil :
- Td 1 100 % 39,3 % 60,7 %
- Td 2 100 % 36,3 % 63,7 %
- Td 3 100 % 21,9 % 78,1 %
- Td 4 100 % 9,9 % 90,1 %
- Td 5 100 % 14,1 % 85,9 %
5 Sasaran wus tidak hamil :
- Td 1 100 % 0,2 % 99 %
- Td 2 100 % 0,2 % 99 %
- Td 3 100 % 0,2 % 99%
- Td 4 100 % 0,2 % 99 %
- Td 5 100 % 0,2 % 99 %

6 Upaya Imunisasi Bayi :


6. BCG
7. DPT-HB-Hib 1 100 % 98,7 % 1,3 %
8. DPT-HB-Hib3 100 % 98 % 2%
9. Campak 100 % 100 % 0%
10. IVP 100 % 100 % 0%
100 % 47,9 % 52,1 %
23

PTM
Kunjungan usia 15-59 tahun yang 31,1 % 68,9%
mendapatkan pelyanan skrining 100%
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita Hipertensi yang 31,7%
mendapatkan pelayanan kesehatan 100% 68,3 %
sesuai standar
Persentase penyandang DM yang 31,5%
mendapatkan pelayanan kesehatan 100% 68,5 %
sesuai standar
SURVEILANS
Kejadian Diare 100% 100% Tidak ada Kesenjangan
Kejadian ISPA 100% 100% Tidak ada Kesenjangan
Kejadian DBD 100% 100% Tidak ada Kesenjangan
TB/Kusta
Penemuan pasien Baru TB BTA Tidak ada Kesenjangan
100% 100%
positif
Pemeriksaan Sputum 100% 100% Tidak ada Kesenjangan
Persentase jumlah orang yang Tidak ada Kesenjangan
100% 100%
mendapatkan pelayanan standar
Pelayanan sesuai standar 100% 100% Tidak ada Kesenjangan
HIV/AIDS
Cakupan Pemeriksaan HIV pada 65%
100% 35%
Kelompok yang beresiko

- Upaya Pengembangan

No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan


B Upaya Kesehatan Pengembangan
1 Posyandu usila 100% 78,7% 21,3%
2 Pelayanan Kesehatan kerja 65% 29% 36%
3 Pelayanan Kesehatan Kerja Non 100% 45%% 55%
Formal
4 Cakupan pos UKK yang berfungsi 100% 65% 35%
dengan baik
5 Cakupan pos UKK menuju SiMSKER 100% 0% 100%
6 Pemantauan status pengobatan 100% 82,3% 18%
7 Pembinaan pasien gangguan 100% 82,3% 18%
kesehatan jiwa
8 Pembinaan Toga dan pemanfaatan 100% 80% 20%
pada sasaran masyarakat
9 Pembinaan Pengobat Tradisional yang 100% 100% Tidak ada
menggunakan Tanaman Obat kesenjangan
10 Pembinaan Pengobat Tradisional 100% 100% Tidak ada
dengan keterampilan kesenjangan
11 Senam lansia 100 % 100 % Tidak ada
kesenjangan
12 Pembinaan kelompok potensial/klub dalam 100 % 100 % Tidak ada
kesehatan olahraga di Desa kesenjangan
13 Penyuluhan kelompok potensial kesehatan 100 % 100 % Tidak ada
olahraga di sekolah kesenjangan
14 Penjaringan anak sekolah 100% 83% 17%
15 Pembinaan Sekolah 100% 100% Tidak ada
kesenjangan
24

- Pendataan KS
NO VARIABEL TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN
1 Cakupan Merokok 100% 33,26% 66,74%
2 Hipertensi 100% 45% 55%
3 Jamban Sehat 100% 76,65% 23,35%
4 Asi eksklusif 100% 65% 35%
5 Penimbangan bayi balita 100% 85% 15%
6 Kepemilikan JKN 100% 65% 35%

B. Penetapan Urutan Prioritas Masalah Program


a. Promkes
MASALAH
Terbentuknya Upaya
KRITERIA Desa Siaga Rumah MendapatAsi Kesehatan bersumber
Aktif Tangga Eksklusif masyarakat
Ber PHBS a. Posyandu Purnama dan
Mandiri
Urgensi ( U ) 4 4 5 3
Keseriusan ( S ) 4 4 4 4
Perkembangan ( G) 1 3 2 2
UXSXG 16 36 40 36

b. Kesling
MASALAH
Cakupan Cakupan Cakupan Cakupan Cakup Cakupan Cakup Cakupan
KRITERIA Tempat Sarana Penimbinaan Pembinaan an Bebas an Rumah
Pembuangan Pembuanga Pasar Sehat sanitasi tempat TPM Jentik TTU Sehat
Sampah n Sampah pengelolah Cakupan
Dan Limbah makanan Jamban
URGENSI (U) 5 5 3 3 5 2 5 5
KESERIUSAN ( S) 2 4 3 3 4 2 4 4
PERKEMBANGAN( G 4 3 4 4 3 4 3 3
)
UXSXG 40 60 27 36 60 8 60 60

c. KIA/KB

Masalah
Kriteri Balita Resti
KB Aktif K4 Masy
MTBS
Lengkap
Urgensi (U) 5 4 4 4 4
Keseriusan(S) 5 3 3 3 3
Perkembangan (G) 5 4 3 4 3
UXSXG 125 48 36 48 36
d. Gizi

Masalah
Kriteri Balita Naik BB
Gizi Buruk Balita BGM
(N/D)
Urgensi (U) 4 3 2
Keseriusan(S) 4 2 3
Perkembangan (G) 4 2 3
25

UXSXG 12 7 8

e. P2
- Imunisasi

Upaya
Imunisasi
Upaya Upaya Upaya
Hamil
NO KRITERIA imunisasi imunisasi imunisasi
dan Wus
bayi Batita BIAS
tidak
Hamil
Tingkat Urugenci (U)
1. 3 2 3 1

2. Tingkat keseriusan (S) 4 2 4 1


Tingkat
3. 5 3 4 2
Perkembangan (G)
4. UXSXG 60 12 48 2
- PTM

Kunjungan Persentase
Persentase
usia 15-59 penderita
penyandang
tahun yang Hipertensi
DM yang
mendapatkan yang
NO KRITERIA mendapatkan
pelyanan mendapatkan
pelayanan
skrining pelayanan
kesehatan
kesehatan kesehatan
sesuai standar
sesuai standar sesuai standar
Tingkat Urugenci (U)
1.
5 3 3
2. Tingkat keseriusan (S)
3 3 2
Tingkat Perkembangan
3.
(G) 4 3 3
4. UXSXG 48 27 18
- Surveilans

KEJADIAN KEJADIAN KEJADIAN


NO KRITERIA
DIARE ISPA DBD
Tingkat Urugenci (U)
1. 5 5 5

2. Tingkat keseriusan (S) 5 4 5

3. Tingkat Perkembangan (G) 5 4 4

4. UxSx G 125 80 100


26

- TB/Kusta

MASALAH
Persentase
jumlah orang
Penemuan
Pemeriksaan yang
KRITERIA pasien baru TB
Sputum mendapatkan
BTA positif
pelayanan sesuai
standar
Urgensi ( U ) 5 4 2
Keseriusan ( S ) 5 5 3
Perkembangan ( G) 5 1 3
UXSXG 125 20 18

- HIV/AIDS

MASALAH
KRITERIA Cakupan Pemeriksaan HIV pada Kelompk
Yang beresiko
URGENSI ( U ) 5
KESRIUSAN (S ) 4
PERKEMBANGAN ( G ) 3
UXSXG 60

- Pendataan KS
MASALAH
KRITERIA CAKUPA HEPERTE ASI KEPEMILIK PENIMBAN JAMB
N NSI EKSKLU AN JKN GAN BAYI AN
MEROK SIF BALITA SEHAT
OK
URGENSI ( U) 5 2 2 2 2 3
KESRIUSAN (S 5 1 2 2 2 2
)
PERKEMBAN 1 2 2 3 2 2
GAN (G )
UXSXG 25 4 8 12 8 12
27

f. Upaya Kesehatan Pengembangan

KRITERIA U S G TOTAL
Posyandu usila 3 3 2 18
Pelayanan
Kesehatan kerja
5 4 3 60

Pelayanan Kesehatan
Kerja Non Formal 5 5 5 75
Cakupan pos UKK yang
berfungsi dengan baik 5 5 3 75
Cakupan pos UKK
menuju SiMSKER 4 4 4 64
Pembinaan pasien
gangguan kesehatan 4 4 4 64
jiwa
Pemantauan status
pengobatan
3 2 2 12
Pembinaan Toga dan
pemanfaatan pada 5 5 5 125
sasaran masyarakat
Pembinaan Pengobat
Tradisional yang
menggunakan 3 2 1 6
Tanaman Obat
Pembinaan Pengobat
Tradisional dengan 3 2 1 6
keterampilan
Senam lansia
2 3 4 24
Pembinaan kelompok
potensial/klub dalam 1 3 3 9
kesehatan olahraga di Desa
Penyuluhan kelompok
potensial kesehatan 2 2 2 8
olahraga di sekolah
Penjaringan anak sekolah
2 3 3 18
Pembinaan Sekolah sehat
3 2 2 12

g. Pendataan KS
MASALAH
KRITERIA
CAKUPAN HEPERTENS ASI KEPEMILIKA PENIMBANGA JAMBA
MEROKO I EKSKLUSI N JKN N BAYI BALITA N
K F SEHAT
URGENSI ( U) 5 2 2 2 2 3
KESRIUSAN (S ) 5 1 2 2 2 2
PERKEMBANGA 1 2 2 3 2 2
N (G )
UXSXG 25 4 8 12 8 12
28

C. Alternatif Pemecahan Masalah

No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Ket
1 RUMAH TANGGA BER PHBS - Kebiasaan masyarakat masih susah dirubah - Penyuluhan tentang PHBS Sekolah dan - Penyuluhan tentang PHBS Sekolah
- Kemauan dan kemampuan masyarakat untuk Rumah Tangga dan Rumah Tangga
berubah masih kurang - Survey Mawas Diri (SMD) - Survey Mawas Diri (SMD)
- Masih kurang Pengetahuan Masyarakat tentang - MMD - MMD
Pola hidup Ber PHBS - Sosialisasi Germas - Sosialisasi Germas
2 Desa Siaga aktif - Kurang aktif nya Ibu Tim Penggerak PKK - Pelatihan kader desa siaga aktif - Pelatihan kader desa siaga aktif
- sumber daya manusianya, - Pembinaan desa Siaga Aktif - Pembinaan desa Siaga Aktif
- Pemberdayaan mayasrakat tidak berjalan dengan - Evaluasi Desa Siaga Aktif - Evaluasi Desa Siaga Aktif
maksimal dan Fasilitas sarana dan prasana
3 ASI Eksklusif - Kurangnya pengetahuan tentang mamfaat ASI dan - Tingkatkan penyuluhan tentang 1. Tingkatkan penyuluhan tentang
gencarnya promosi sus formula membuat ibu pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada pentingnya pemberian ASI Eksklusif
gagal menyusui bayi pada bayi
- Belum semua bayi memperoleh IMD (Inisiasi - Semua Lintas program Khususnya Di 2. Semua Lintas program Khususnya Di
Menyusui Dini ) bidang kesehatan memahami tentang bidang kesehatan memahami
- Belum semua kantor dan Fasilitas umum membuat IMD tentang IMD
Ruang Asia tau pojok Asi - Perlu Pengadaan Konselor di Fasilitas 3. Perlu Pengadaan Konselor di
- Kurangnya konselor menyusui Pelayanan kesehatan Fasilitas Pelayanan kesehatan
- Diharuskan setiap tenaga kesehatan 4.. Diharuskan setiap tenaga kesehatan
memahami tentang Inisiasi Menyusui memahami tentang Inisiasi
Dini agar mampu meng edukasi keapada Menyusui Dini agar mampu meng
ibu yang mempunyai bayi. edukasi keapada ibu yang
- Melaksankan konselor pada pelayan mempunyai bayi.
kesehatan 5. Melaksankan konselor pada pelayan
kesehatan

4 Masih Kurangnya Sarana 1. Tidak adanya tempat Pembuangan Akhir 1. Pengadaan TPA 1. Pengadaan TPA
Pembuangan Sampah dan limbah 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang 2. Perlu diberikan Pelatihan kepada 2. Perlu diberikan Pelatihan kepada
pengelolaan sampah atau pendaur ulang sampah . masyarakat terutama kader kesling masyarakat terutama kader kesling
3. Kurangngya kesadaran masyarakat tentang tentang pengelolaan sampah dan limbah tentang pengelolaan sampah dan
keberadaan sampah 3. Tingkatkan penyuluhan kepada limbah
masyarakat tentang sampah dan Limbah 3. Tingkatkan penyuluhan kepada
masyarakat tentang sampah dan
29

Limbah
5 Cakupan Pembinaan sanitasi 1. Kurang dukungan lintas Sektor tentang saniatsai 1. Perlu di berikan pelatihan atau 1 .Perlu di berikan pelatihan atau
tempat pengelolaan makanan Pengelolaan makanan. penyuluhan terhadap pengeglolaan penyuluhan terhadap pengeglolaan
masih rendah makanan . makanan .
2. Petugas Kesling Harus memonitring 2. Petugas Kesling Harus memonitring
Pada pengelola Makanan Pada pengelola Makanan
3. Pembinaan pengelolaan makanan 3. Pembinaan pengelolaan makanan

6 Cakupan Pembinaan pasar sehat 1. Masih Kurangnya pengetahuan anggota pokja 1. Perlu diberikan pelatihan anggota pokja 1. Perlu Pembinaan Pasar Sehat
masih rendah pasar Tentang pasar sehat pasar tentant pasar sehat. Melalui Kegiatan Inspeksi sanitasi
2. Kurangnya dukungan lintas sector tentang pasar 2. Perlu dukungan dari semua pihak Dasar.
sehat pemerintah 2. Perlu ada aturan dari pihak
Pemerintah .
7 Cakupan Rumah bebas jentik 1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang
Masih rendah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta pentingnya pemberantasan jentik pentingnya pemberantasan jentik
gerakan 3 M nyamuk nyamuk
2. Kurangnya dukungan pemerintah desa untuk 2. Melakukan penyelidika Epidemiologi 2. Melakukan penyelidika Epidemiologi
menggerakkan masyarakat dalam memberantas pada desa yang terkena wabah pada desa yang terkena wabah
jentik nyamuk 3. Melakukan pemeriksaan jentik secara 3. Melakukan pemeriksaan jentik
berkala. secara berkala.
4. Melaksanakan abatesasi 4. Melaksanakan abatesasi
8 Cakupan TTU Sehat masih 1. Kurangnya kesadaran Masayarakat tentang 1. Melakukan Monitoring Lewat inspeksi 1. Melaksanakan Monitoring lewat
rendah Pemeliharaan TTU sanitas dasar inspeksi sanitasi dasar.
9 Cakupan Rumah sehat masih 1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang
rendah Pentingnya rumah sehat pentingnya rumah sehat terutama pentingnya rumah sehat terutama
masalah Pencahayaan dan Masalah masalah Pencahayaan dan Masalah
sanitasinya sanitasinya
2. Mensosialisasi tentang PHBS 2. Mensosialisasi tentang PHBS
10 Cakupan Jamban sehat Masih 1. Masih kurang kesadaran masyarakat tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang 1. Meningkatkan penyuluhan tentang
Rendah jamban jamban jamban
2. Masih ada beberapa masyarakat 2. Mengavokasi pemerintah setempat 2. Mengavokasi pemerintah setempat
Kurang mampu untuk membuat jamban untuk mengalokasikan dana desanya untuk mengalokasikan dana
3. Masih ada kepala desa belum menganggarkan pada masyarakat yang tidak punya desanya pada masyarakat yang tidak
dana desanya untuk membuat jamban bagi jamban. punya jamban.
masyarakat tidak mampu. 3. Perlu dukungan pemerintah tetang 3. Perlu dukungan pemerintah tetang
30

penggunaan jamban. penggunaan jamban.


- Melakukan Pemicuan - Melakukan Pemicuan
11 Cakupan Sarana pembuangan - Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap saran - Memberikan edukasi masyarakat - Melakukan pemberdayaan
Sampah Masih rendah pembuangan sampah tentang sarana pembuangan sampah masyarakat untuk pengadaan
pembuangan sampah.
12 Bayi (0 – 6 bln )Mendapat Asi - Kurangnya kesadaran masyarakat tentang - Peningkatan penyuluhan mengenai - Pendampingan
Eksklusif masih rendah pentingnya penerapan AsI Eksklusif kegunaan ASI Esklusif - Pendampingan Asi Eksklusif
- Pendampingan Asi Eksklusif
13 Cakupan Sarana pembuangan - Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap saran - Memberikan edukasi masyarakat - Melakukan pemberdayaan
Sampah Masih rendah pembuangan sampah tentang sarana pembuangan sampah masyarakat untuk pengadaan
pembuangan sampah.
KB Aktif 1. Anggapan bahwa anak banyak rejeki dan anak - Penyuluhan kepada pasangan usia - Penyuluhan KB Pasca salin dengan
adalah jaminan di hari tua subur tentang bahaya 4T (Terlalu muda, metode kontarsepsi jangka panjang
tua, sering dan rapat melahirkan)
- Sosialisasi dan konseling MKJP bagi PUS
4T
2. Kurangnya pengetahuan PUS tentang jenis-jenis
alat kontrasepsi - Penyuluhan KB disetiap desa
- Kurangnya tenaga penyuluh KB - Pengadaan media penyuluhan
- Kurangnya Poster-poster alat kontrasepsi - Demonstrasi setiap jenis alat
- Terbatasnya persediaan alat kontrsepsi kontrasepsi
3. Rendahnya cakupan peserta KB baru pasca salin
IUD
- Sosialisasi dan konseling B baru metode
4. Kurangnya peserta KB metode kontrasepsi jangka pasca salin IUD sejak mulai dari hamil
panjang (IUD, inplant,MOW, MOP) melalui kelas ibu hamil

- Sosialisasi dan konseling metode


kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
- Pelatihan IUD inflant bagi bidan
puskesmas dan bidan desa
5. Rendahnya cakupan peserta KB aktif - Pelayanan safari keluarga berencana
MKJP (IUD, inflant, MOW, MOP)
- Penyuluhan KB Pasca salin dengan
metode kontarsepsi jangka panjang.
31

K4 - Ibu malu memeriksakan kehamilannya karena - MOU KUA - MOU KUA


jarak kehamilanya < 2 th - memberdayakan ibu PKK / kelompok - Kerjasama lintas sector
- Ibu merasa sehat ( tidak ngidam) dasa wisma - Kelas Ibu Hamil
- Hamil luar nikah - kerjasama lintas sektor
- Tingkat pengetahuan kurang terutama ibu hamil - Kelas Balita
pertama
Balita Lengkap - bu malas membawa anaknya ke posyandu bila - Kerjasama lintas sektor - Kelas Balita
iminisasinya sudah lengkap terutama ibu yang - Arisan balita - Pemantauan pertumbuhan &
mempunyai balita lebih dari 3 - Kelas Balita Perkembangan Balita
- Pemantauan pertumbuhan & Perkembangan
Balita

MTBS - Tenaga kurang - Penambahan tenaga medis - Penambahan tenaga medis


- Kurang sosialisasi tentang MTBS - Pembinaan bidan desa/Pendampngan
- Kurang rujukan dari pustu tingkat puskesmas

Balita Gizi Buruk mendapat - Tempat tinggal kurang memadai - Penyuluhan tentang contoh pemberian - Penyuluhan tentang contoh
Perawatan - Kurangnya pemanfaatan pekarangan makanan tambahan pemberian makanan tambahan
- Pola asuh anak yang kurang - Pemanfaatan toga percontohan gizi
- Kebiasaan makan idak mencuci tangan
- Factor ekonomi memadai
Cakupan distribusi TTD - Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan ke - kunjungan rumah untuk memastikan - Pemberian TTD
BPS/dr.swasta ibu hamil dapat TTD
- melakukan pendataan sasaran ibu
hamil
Pemberian Vitamin A - Jarak dari rumah keposyandu cukup jauh - sweeping vitamin A - sweeping vitamin A
- kurangnya peran serta ibu untuk membawa
anaknya keposyandu sampai umur 5 tahun
- Kurangnya informasi terhadap ibu hamil dan wus - Sweeping Bumil dan Wus,melakukan - Peningkatan sweeping Bumil dan wus
- Kesadaran ibu ibu kunjungan ke posyandu masih pendekatan intensif kepada pemerintah dan arisan ibu ibu bumil da wus
Upaya imunisasi hamil dan wus tidak rendah setempat,Arisan Ibu Bumil dan
hamil - Kurangnya dukungan pemerintah setempat Wus,Tingkatkan kerjasama dengan aparat
- Letak Geografis sebagian desa apabila hujan masih sulit desa untuk mewajibkan Catin Ke
Puskesmas
- Kurangnya informasi Kepada Ibu batita - Peningkatan Sweeping batita - Peningkatan Sweeping batita
Upaya Imunisasi BATITA
- Kesadaran ibu ibu kunjungan ke posyandu masih
32

rendah apabila imunisasi bayi sudah lengkap


- Letak Geografis sebagian desa masih sulit kalau
Hujan
- Jarak ke posyandu dengan sebagian rumah penduduk
berjauhan
- Letak Geografis sebagian sekolah masih sulit apabila - Sweeping imunisasi - Sweeping imunisasi
hujan
Upaya imunisasi BIAS
- Siswa Tidak hadir pada saat pelaksanaan
-
- Kurangnya Informasi tentang Jenis vaksin IVP - Imunissi rutin - Imunisasi rutin
Upaya Imunisasi BAYI - Letak geografis desa kalau hujan sulit untuk di jangkau - Peningkatan Sweeping batita - Peningkatan Sweeping batita
-
- Jarak posbindu terlalu jauh - Penambahan posbindu - Penambahan posbindu
- Penduduk musiman - Sosialisasi deteksi dini - Sosialisasi deteksi dini
- Kesadaran masyarak deteksi dini Masih kurang - Pembentukan kader posbindu - Pembentukan kader posbindu
- Masih kurangnya kader posbindu kader posbindu - skrining ke sekolah - skrining ke sekolah
Persentase kunungan usia 15-59 thn - Usia 15-18 thn,adalah anak usia sekolah,pada saat - Penyuluhan bahaya rokok disekolah - Penyuluhan bahaya rokok disekolah
yang mendapatkan pelay anan jadwal posbindu anak-anak sekolah - Pengadaan Strip Gula darah - Pengadaan Strip Gula darah
kesehatan sesuai satndar - Anak usia remaja banyak yg merokok - Pengadaan alat pemeriksaan IVA - Pengadaan alat pemeriksaan IVA
- Sangat rendahnya cakupan pemerik saan Iva 3% (Spekulum) (Spekulum)
- Pola makan secara umum belum se imbang
- Terbatasnya strip gula darah
- Terbatasnya spekulum untuk pemeriksaan IVA
KEJADIAN DIARE - Masih ada masyarakat yang tidak memperhatikan hidup - Penyuluhan - Penyuluhan
ber-PHBS - Abatesasi - Abatesasi
- Ada beberapa Desa yang sulit mendapatkan Air bersih
KEJADIAN ISPA - Masih ada masyarakat yang tidak memperhatikan hidup - Penyuluhan - Penyuluhan
ber-PHBS
- Ada beberapa Desa yang sulit mendapatkan Air bersih
- Masih banyak masdyarakat merokok sembarang tempat
KEJADIAN DBD - Kesadaran masyarakat terhadap peduli lingkungan - Penyuluhan - Penyuluhan
masih kurang - Survei Jentik berkala - Survei Jentik berkala
- Gerakan memberantas jentik nyamuk di rumah tangga - Sosialisasi dan Implementasi Gerakan 1 - Sosialisasi dan Implementasi Gerakan 1
masih kurang perhatiaan rumah 1 jumantik (G1R1J) rumah 1 jumantik (G1R1J)
- PE - PE
Penemuan pasien baru TB BTA - Masih kurangnya pengetahuan masyarakat - Penjaringan suspek TB - Penjaringan suspek TB
positif Tentang gejala penyakit TB - Konseling pencegahan penularan - Konseling pencegahan penularan
- Kunjungan pasien mangkir - Kunjungan pasien mangkir
33

- Kurangnya kepedulian tentang status kesehatan - Pemantauan Minum obat (PMO) - Pemantauan Minum obat (PMO)
masyarakat - Penyuntikn kategori 2 - Penyuntikn kategori 2

Pemeriksaan Sputum - Ketidakpatuhan pasien TB untuk mengikuti - Investigasi Kontak - Investigasi Kontak
Tahap-tahap pemeriksaan TB
-
Persentase jumlah orang yang - ketidakpatuhan pasien melakukan - Ketuk Pintu TB - Ketuk Pintu TB
mendapatkan pelayanan TB pengobatan secara teratur
sesuai dengan standar - Rendahnya cakupan peserta KB aktif
- Tidak melakukan deteksi dini - Melakukan deteksi dini pada kelompok - Melakukan deteksi dini pada
- Tidak Valid data yang Beresiko terkena Virus HIV yang beresiko. kelompok yang beresiko.
- Masih terbatasnya alat pendeteksi HIV - Melakukan pengadaan alat pendeteksi - Melakukan pengadaan alat
diPelayanan kesehatan. HIV. pendeteksi HIV.
- Tingkat Pengetahuan masyarakat tentang HIV - Meningkatkan penyuluhan tentang HIV - Meningkatkan penyuluhan tentang
Cakupan Pemeriksaan HIV pada
masih kurang dan anggapan mayarakat terhadap AIDS pada mayarakat. HIV AIDS pada mayarakat.
Kelompok yang beresiko masih
penderita HIV di pandang sebelah mata. - Tingkatkan sosialisasi pada masyarakat - Tingkatkan sosialisasi pada
rendah
tentang Orang yang menderita masyarakat tentang Orang yang
penyakit IHV AIDS . menderita penyakit IHV AIDS .
- Pendataan pada Kelompok yang - Pendataan pada Kelompok yang
Beresiko Beresiko

- Pengetahuan masyarakat tentang penyakit - Pembinaan/Kunjungan rumah pasien - Pembinaan/Kunjungan rumah


gangguan jiwa masih kurang dengan gangguan jiwa pasien dengan gangguan jiwa
Pembinaan pasien gangguan jiwa
- Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah - Pemantauan penderita gangguan jiwa - Pemantauan penderita gangguan
- Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah jiwa
Pelayanan Kesehatan Kerja Non - Masih ada kelompok kerja non formal belum - Melakukan sosialisasi / sisialisasi tentang - Melakukan penyululuhan atau
Formal masih rendah berjalan dengan semestinya pelayanan kesehatan kerja pada sosialisasi pelayanan kesehatan kerja
- Belum ada kepedulian pemerintah pada pekerja kelompok Non Formal pada kelompok non pormal
non formal
Cakupan pos UKK masih rendah - Kelompok pos UKK tidak berjalan dengan baik. - Pembinaan POS UKK lewat kegiatan - Pembinaan POS UKK lewat kegiatan
- Keterlibatan dari pihak pemerintah setempat masih Penyuluhan PHBS Penyuluhan PHBS
kurang - Melibatkan lintas Progaram. - Melibatkan lintas Progara Melibatkan
- Melibatkan pehak pemerintah setempat pehak pemerintah setempat
Cakupan pos UKK menuju - Kelompok POS UKK yanga ada di wilayah - Perlu Keterlibatan stekholder untuk - Perlu Keterlibatan stekholder untuk
SiMSKER Puskesmsa Larompong selatan Masih jauh untuk menuju Kelompok POS UKK SIMASKER menuju Kelompok POS UKK SIMASKER
34

menuju POS UKK SIMASKER. - Mengavokasi Pemerintah setempat - Mengavokasi Pemerintah setempat
- Belum berjalan dengan semsetinya
Pelayanan Kesehatan oleh tenaga - Belum semua POS UKK dberikan pelayanan - Semua Kelompok POS UKK harus di - Memberikan pelayanan Kepada
kesehatan pada Pekerja di Pos kesehatan pada pekerja berikan pelayanan kesehatan pada kesehatan Kepada Smua Kelompok
UKK masih rendah pekerja POS UKK
Toga di Tiap desa tidak - Adanya cuaca yang menentu terkadang kemarau - Sosialisasi Toga - Pembinaan Toga dan pemanfaatan
terpelihara yang begitu panjang sehingga tanaman tidak - Lomba Toga di tingkat Kecamatan pada sasaran masyarakat
terawat sehingga banyak tanaman yang mati - Pembinaan Pengobat Tradisional yang
- Kurangnya perawatan toga dari tiap kelompok menggunakan Tanaman Obat
- Kurangnya pemanfaatan pekarangan - Pembinaan Pengobat Tradisional
- Masyarakat masih kurang mengetahui tentang dengan keterampilan
manfaat dari Toga - Pembianaan Pengobat Tadisional
lainnya
Rendahnya cakupan penjaringan - Sasaran ada yang tidak ada pada saat pelaksnaan - Penjaringan anak sekolah - Penjaringan anak sekolah
anak sekolah kegiatan - Melakukan kegiatan pra penjaringan - Melakukan kegiatan pra penjaringan
- Adanya penduduk musiman - Melaksanakan sweeping pasca - Melaksanakan sweeping pasca
penjaringan penjaringan
- Mengadakan kunjungan rumah ke - Mengadakan kunjungan rumah ke
sasaran sasaran
- Pemeriksaan berkala - Pemeriksaan berkala
Melaksanakan pembinaan - Belum ada MOU/Komitmen - Membuat MOU dengan pihak sekolah - Membuat MOU dengan pihak
sekolah sehat sekolah
- Pengadaan UKS kit
- Pelatihan SBH
- Lomba sekolah sehat
- Pemeriksaan berkala
POSYANDU LANSIA - Kesadaran masyarak deteksi dini Masih kurang - posyandu lansia - Posyandu usila
- Tdk ada pengantar (Jarak terlalu jauh) - Skrining Usila - Skrining usila
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang - Pendekatan keluarga
posyandu lansia - Meningkatkpenyuluhan pada
- Pengetahuan masyrakat masih rendah tentang masy.pentingnya poslansia
pentingnya cek kesehatan secara berkala - Penyuluhan
- Masih kurangnya pelatihan dan penyegaran kader - Mengadakan pelatihan dan
posyandu lansia penyegaran kader lansia
- SDM petugas yang kurang - pendidikan dan pelatihan
35

- Alat deteksi dini masih sangat kuang


- Tingkat pendapatan lansia yg rendah

pembinaan klub pada kesehatan - kurangnya kesadaran masyarakat mengenai - perlu dilakukan pembinaan kesehatan - perlu dilakukan pembinaan
olahraga kesehatan olahraga olahraga kesehatan olahraga
- belum adanya penyuluhantentang kesehatan - penyuluhan kesehatan olahraga - penyuluhan kesehatan olahraga
olahraga - Pelaksanaan senam dikelopok ibu hami - Pelaksanaan senam dikelopok ibu
hami
senam lansia - Tempat senam yang jauh - Pembentukan kelompok lansia tingkat - Pembentukan kelompok lansia
dusun tingkat dusun
Pendataan klub olahraga - kurangngnya kesadaran masyarakat mengenai - Lauching Kesehatan Olaharaga Tingkat - Lauching Kesehatan Olaharaga
manfaat berolahraga Kecamatan Tingkat Kecamatan
Minimnya ketersediaan obat dan - Keterbatasan petugas pustu/poskesdes untuk - Mendistribusikan obat ke sarana - Distribusi obat ke pustu/poskesdes
BMHP di pustu/poskesde mengambil obat dan BMHP yang dibutuhkan pelayanan wilayah PKM wilayah puskesmas
untuk pelayanan kesehatan
Makin banyaknya obat dan - Masih kurangnya pengetahuan masyarakat - Melakukan pemeriksaan obat dan - Pemeriksaan obat dan makanan di
kosmetik yang beredar di tentang cara penggunaan dan pemilihan obat dan makanan yang layak konsumsi di pasar pasar dan swalayan
pasaran kosmetik yang benar - Melakukan sosialisasi tentang bahaya - Sosiali2sasi tentang kosmetik,
Masih banyak masyarakay yang penggunaan kosmetik illegal / tanpa makanan dan minuman
menggunakan kosmetik yang izin BPOM
berbahaya
Adanya beberapa masalah yang - Masih kurangnya perhatian pengelola di pustu / - Bimbingan petugas pustu/poskeskel - Bimtek pengelolaan obat di
terjadi di pelayanan kesehatan poskeskel mengenai nama obat yang sama namun tentang pengelolaan sediaan farmasi pustu/poskeskel
tingkat pustu, khususnya dalam dosis berbeda yang baik
pengelolaan obat dan BHP. - Pembuatan perencanaan yang belum maksimal - Bimtek pengelolaan obat di faskes - Kontrol penggunaan obat rasional di
dalam menyiapkan sediaan farmasi pustu

Masih banyaknya siswa dan - Kurangnya poster napza di sekolah dan di desa- - Melakukan penyuluhan napza - Penyuluhan napza di sekolah dan
masyarakata yang belum desa - Mengadakan poster-poster napza masyarakat
mengetahui tentang napza - Kurangnya pengetahuan orang tua tentang bahaya
secara baik napza
36

BAB IV

TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK)

Setelah mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang diusulkan dan dibahas di dalam
lokakarya mini Puskesmas maka disususn RPK Puskesmas Larompong Selatan Tahun 2017.
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik untuk upaya kesehatan, upaya
kesehatan pengembangan, Upanya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan
secara bersama, terpadu dan terintegrasi.
37

BAB V

PENUTUP

Perencanaan Tingkat Puskesmas ini dibuat berdasarkan kesepakatan Puskesmas dan

analisa / pengusulan kegiatan dari pengelola program yang ada di tingkat Puskesmas baik
upaya wajib,dan upaya pengembangan serta upaya penunjang.

Dengan adanya dokumen PTP ini maka sangat diharapakan dapat menjadi acuan untuk
perencanaan dan alokasi pelaksanaan kegiatan di Puskesmas,sehingga proses yang di lakukan
selalu terarah dan terencana yang tentunya akan menghasilkan pencapaian tujuan yang efefktif
dan efisien, serta dapat mengangkat kinerja Puskesmas dalam pencapaian target SPM
kesehatan 2017

PTP ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan dan sangat jauh dari kriteria
dokumen PTP yang baik dan benar, akan tetapi perlahan – lahan dan pada waktu yang akan
datang akan semakin diperbaiki.

Demikian PTP ini dibuat , dan terima kasih atas kejasama semua karyawan Puskesmas
yang telah meluangkan waktu , fikiran dan tenaga dalam penyusunan PTP PKM Larompong
Selatan 2017.

Anda mungkin juga menyukai